إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ
"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]
أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ
“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]
الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص
"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]
Thursday, June 16, 2016
DZIKIR JARI VS TASBIH
AMANAT SAMPAI MATI
Tuesday, June 14, 2016
AKIBAT MEMUSUHI WALI ALLAH
Monday, June 13, 2016
MERTUA VS MENANTU
Sunday, June 12, 2016
CANDA SYAR’I
Saturday, June 11, 2016
HARGA NAIK, JANGAN PANIK
Harga kebutuhan meroket
di saat masyarakat menjalankan ibadah puasa saat ini. Harga BBM, minyak goreng,
ayam, telur, beras dan kebutuhan pokok lainnya. Kenaikan harga tersebut boleh
jadi merupakan “ritual” tahunan Ketika bulan Ramadhan dan boleh jadi kenaikan
harga yang tak biasa sehingga Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
mengungkapkan soal ancaman baru bagi Indonesia terkait kenaikan harga komoditas
yang luar biasa akibat gejolak geopolitik yang masih memanas antara
Rusia-Ukraina. “Kalau dulu tantangan masyarakat adalah pandemi, sekarang
tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah kenaikan harga barang-barang"
ungkapnya. [okezone com]
Harga naik, janganlah
panik. Meskipun kenaikan harga membuat hidup kita semakin berat namun sebagai
seorang mukmin, kita harus berpandangan bahwa hal tersebut adalah ujian bagi
kita sehingga kita menghadapinya dengan penuhn kesabaran. Allah SWT berfirman :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ
الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan Kami pasti akan
menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
[QS Al-Baqarah : 155]
Ayat ini menegaskan bahwa
jika kita bersabar maka kita akan mendapatkan kegembiraan dari Allah swt.
Kesabaran tersebut bisa dijalankan jika kita percaya dan beriman bahwa Allah
telah menjamin rizki setiap makhluknya. Demikianlah, Allah SWT berfirman :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan tidak ada suatu
binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya…[QS Hud
: 6]
Harga naik, janganlah
panik. Betapapun kenaikan harga itu memberatkan namun tetaplah bersyukur
kepada-Nya dan jauhi kufur atas nikmat-Nya. Allah SWT berfirman : “Dan Allah
telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
(penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah “
فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا
يَصْنَعُونَ
karena itu Allah
merasakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu
mereka perbuat. [QS An-Nahl : 112]
Harga naik janganlah
panik sebab rezeki itu sudah ditaqdirkan oleh Allah untuk kita namun demikian
tetaplah berikhtiyar dengan cara yang terbaik. Kenaikan harga tidaklah
mengurangi rezeki kita yang telah ditetapkan oleh Nya sebagaimana hadits utama
di atas.
Harga naik, janganlah
panik sebab hal ini bukanlah terjadi pertama kali dalam kehidupan kita, bahkan
kenaikan harga sudah terjadi sejak
dahulu di zaman Nabi SAW. Saat
terjadi kenaikan harga, Para sahabatpun mendatangi Nabi SAW dan Mereka
mengatakan,
يَا رَسُولَ اللهِ غَلَا السِّعْرُ فَسَعِّرْ لَنَا
“Wahai Rasulullah,
harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur
harga barang.”
Nabi SAW menjawab,
إِنَّ اللهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّازِقُ وَإِنِّي
لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى اللهَ وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يَطْلُبُنِي بِمَظْلَمَةٍ
فِي دَمٍ أَوْ مَالٍ
“Sesungguhnya Allah-lah
Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan melapangkan rezeki, Sang
Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa berjumpa dengan Allah dalam keadaan
tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam
urusan darah maupun harta.” [HR. Ahmad]
Rasul SAW saat itu berada
pada posisi dilematis, jika Rasul menurunkan harga maka tentu petani merugi
namun jika harga dinaikkan maka konsumen yang merugi. Rasul tidak ingin
mendzalimi salah satunya, Maka beliau berkata “Allah-lah sang penentu harga”.
Maka biarlah harga naik, karena segala sesuatu yang terjadi pastilah ada
hikmahnya. Boleh jadi dengan kenaikan harga maka kita tidak lagi berprilaku
boros dan menghambur-hamburkan harta. Yakinlah bahwa Rizki telah ditakar oleh
Allah sesuai dengan kemaslahatan kita. Allah swt berfirman :
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ
وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Andaikan Allah
melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas
di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran.
Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”
[QS. As-Syura: 27]
Manjelaskan ayat ini,
Ibnu Katsir mengatakan:
أَيْ وَلَكِنْ يَرْزُقُهُمْ مِنَ الرِّزْقِ مَا يَخْتَارُهُ مِمَّا فِيْهِ
صَلاَحُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِذَلِكَ فَيُغْنِي مَنْ يَسْتَحِقُّ الْغِنَى وَيُفَقِّرُ
مَنْ يَسْتَحِقُّ الْفَقْرَ
“Maksud ayat, Allah
memberi rezeki mereka sesuai dengan apa yang Allah pilihkan, yang mengandung
maslahat bagi mereka. Dan Allah Maha Tahu akan hal itu, sehingga Allah
memberikan kekayaan kepada orang yang layak untuk kaya, dan Allah menjadikan
miskin sebagian orang yang layak untuk miskin.” [Tafsir Al-quran al-Adzim]
Harga naik, janganlah
panik, dan janganlah membuat kita putus asa, Yakinlah Allah lebih tahu akan hal
yang terbaik buta kita semua. Bukankah Allah telah mengingatkan kita semua
dengan firmanNya:
وَعَسَى أَنْ
تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ
شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi, kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui,
sedangkan kamu tidak mengetahui.” [QS. Al-Baqarah : 216]
Terakhir, Harga naik,
janganlah panik. Tetaplah optimis dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana
ini. Yakinlah dimana ada kesulitan disitu ada kemudahan. Bukankah Allah SWT
telah menyatakannya dua kali, Ia berfirman :
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا. إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
"Karena sesungguhnya
Bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya Bersama kesulitan itu ada
kemudahan." [QS Al-Insyirah: 5-6]
Wallahu A’lam Semoga
Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bisa menyadari bahwa semua
yang terjadi adalah yang terbaik di sisi Dzat yang maha mengetahui.
-----------------------------------------------
Friday, June 10, 2016
TERIMAKASIH ISTRIKU
Tuesday, June 7, 2016
TURBULENSI KEHIDUPAN
Wednesday, June 1, 2016
MAKCOMBLANG
Tuesday, May 31, 2016
JILBAB PRODUK BUDAYA?
Sunday, May 29, 2016
MANAJEMEN INFORMASI
Wednesday, May 25, 2016
TERAPI EMOSI
Tuesday, May 24, 2016
DAHSYATNYA TURI PUTIH
Monday, May 23, 2016
INOVASI
Sunday, May 22, 2016
AKIBAT KERASNYA HATI
Monday, April 4, 2016
AMIN MALAIKAT
ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasul saw bersabda :
إِذَا قَالَ الْإِمَامُ "غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ" فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Jika Imam telah membaca “Ghairil Magdlubi Alayhim Walad dhollin” maka ucapkanlah “Amin” karena barang siapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan ucapan aminnya malaikat maka ia akan mendapatkan ampunan dari dosa yang telah lalu [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Hadits diatas merupakan salah satu tempat dimana kita mendapatkan doa para malaikat yaitu ketika ucapan amin kita bersamaan dengan aminnya para malaikat. Dalam kitab I’anatu Thalibin dijelaskan bahwa kata “aamiin” merupakan bentuk isim fi’il yang hukumnya mabni fathah “aamiina” dan ketika waqaf maka dibaca sukun “aamiin” yang artinya kabulkanlah Ya Allah. Dalam Kitab Tuhfatul Muhtaj disebutkah bahwa terdapat 5 logat bacaan amiin yaitu (1) AAmiin (Hamzah dibaca panjang; Logat yang Fasih) (2) Amiin (Hamzah dibaca pendek) (3) Aammiin (Panjang dan tasydid) (4) Ammiin (Pendek dan tasydid) (5) Æmiin (Imalah dan pendek). Penulisan madd (panjang) dalam transliterasi lazim ditulis dengan huruf dobel seperti di atas atau dengan coretan horisontal (macron).
“PENGALAMAN SOMBONG”
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud RA, Nabi SAW bersabda :
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya: Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?. Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim)
Catatan Alvers
Dari hadits ini bisa kita pahami bahwa kesombongan ada dua macam, Pertama Sombong terhadap al-haq dengan menolak dan berpaling darinya dan kedua sombong terhadap makhluk dengan meremehkan orang lain, memandang diri sendiri “lebih baik” dari orang lain. Maka kelebihan yang kita miliki sejatinya bak pisau bermata dua, dapat menjadi karunia yang berbuah pahala bahkan surga, atau bencana yang berujung dosa dan neraka.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Qatadah menyatakan sombong adalah dosa yang pertama kali muncul pada makhluq yaitu Iblis yang merasa “lebih baik” dari Adam AS, simak firman Allah Ta’ala :
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka mereka semua bersujud kecuali Iblis; ia enggan dan sombong dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ [QS. Al Baqarah : 34]