إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Showing posts with label ODOH 4. Show all posts
Showing posts with label ODOH 4. Show all posts

Wednesday, November 16, 2016

GEMPAR GEMPA




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
Tidaklah datang hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, masa semakin berdekatan (terasa singkat), banyak terjadi fitnah, dan banyak pembunuhan sehingga banyak harta dan melimpah kepada kalian. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) berpusat di 127 km tenggara mengguncang Kabupaten Malang. Tercatat dalam Info BMKG bahwa Gempa tersebut tepatnya terjadi tanggal 16-Nov-16 22:10:11 WIB, Mag : 6.2 SR, Lok:9.32 LS,113.12 BT, Kedalaman:69 Km. Guncangan serupa juga terjadi di 136 km barat daya Kabupaten Lumajang, 142 km barat daya Kabupaten Jember, 232 km tenggara Kota Surabaya, dan 782 km tenggara Jakarta. [Situs BMKG]

Saturday, November 12, 2016

ANTI SELINGKUH




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Jubair bin Abdillah RA, Rasul SAW bersabda:
إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا أَقْبَلَتْ أَقْبَلَتْ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا
Sesungguhnya wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan ke belakang dalam bentuk syetan (pula). Apabila salah seorang dari kalian melihat wanita dan mengaguminya, maka hendaknya ia mendatangi istrinya. Sebab, apa yang ada pada wanita tersebut seperti apa yang ada pada istrinya.” [HR Turmudzi]

Catatan Alvers

KAYA BUKANLAH DOSA




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Muadz Bin Abdillah bin Khubayb, dari Ayahnya, dari Pamannya bahwa ia berkata : Kami sedang berada dalam satu majelis dan Rasul SAW datang dengan keadaan kepala beliau terdapat sisa bekas air maka kami berkata : YA Rasulallah, Kami melihat negkau bahagia? Rasul SAW menjawab : Iya. Kemudian orang-orang membicarakan tentang kekayaan maka Rasul SAW bersabda :
لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَالصِّحَّةُ لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ خَيْرٌ مِنْ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنْ النِّعَمِ
”Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” [HR Ahmad]

Wednesday, November 9, 2016

PAHLAWAN MASAKINI



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar RA bahwasannya seseorang bertanya kepada Rasul SAW tentang orang yang paling disukai Allah SWT dan amalan yang paling disukai-Nya. Lalu Rasul SAW bersabda :

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا
Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. [HR Thabrani]

Monday, October 31, 2016

RELATIVITAS NASAB


ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Bahwasannya Rasul SAW dalam keadaan berdiri tatkala Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat :
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat [QS Asy-Syu’ara’ : 124], Beliau kemudian bersabda :
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ لَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ لَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ لَا أُغْنِي عَنْكَ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا
 “Wahai orang Quraisy (atau kalimat semacam itu), selamatkanlah diri kalian karena aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari Allah. Wahai Bani ‘Abdi Manaf, aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari Allah. Wahai ‘Abbas bin ‘Abdul Muthollib, aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah. Wahai Shafiyah bibi Rasulullah, aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah. Wahai Fatimah puteri Muhammad, mintalah padaku apa yang engkau mau dari hartaku, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Catatan Alvers

Nasab atau keturunan adalah salah satu perkara yang dibanggakan manusia. Hal ini terbukti, jika seseorang hendak menikah maka ia akan mempertimbangkan perihal nasab bahkan di kalangan tertentu nasab menjadi pertimbangan nomor satu dari faktor lainnya. Perkara-perkara tersebut disinggung oleh Nabi SAW dengan sabda beliau :

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Wanita itu dinikahi karena empat faktor; hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya, Maka pilihlah karena faktor agamanya niscaya engkau beruntung” [HR  Bukhari]

Hadits ini bukanlah berarti anjuran untuk menikahi wanita karena faktor- faktor tersebut selain faktor agama, sebagaimana sering disalah pahami oleh sebagian orang. Hal ini ditegaskan oleh Imam Nawawi dengan komentarnya:

"
الصحيح في معنى هذا الحديث أن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر بما يفعله الناس في العادة فإنهم يقصدون هذه الخصال الأربع ، وآخرها عندهم ذات الدين ، فاظفر أنت أيها المسترشد بذات الدين ، لا أنه أمر بذلك
Yang benar dalam memaknai hadits tersebut adalah bahwasannya Nabi SAW mengabarkan apa yang dilakukan oleh masyarakat dalam adat kebiasaannya. Mereka sengaja mencari 4 faktor tersebut. Dan faktor terakhir adalah faktor agama, maka carilah wanita yang memiliki agama kuat, wahai pencari nasehat. Hadits ini bukan berarti Nabi SAW memerintahkan untuk mencari faktor- faktor tersebut selain faktor agama [Syarah Muslim]

Nasab juga merupakan salah satu dari lima maqasid al-syariah Ad-Dlaruriyat yaitu (agama (ad-din);  jiwa (an-nafs); akal (al-‘aql); keturunan (an-nasl); harta (al-mal). Hal ini terbukti bahwa Islam telah mengharamkan untuk menyebut nama ayah angkat di belakang nama seseorang sebagaimana disebutkan dalam [QS Al-Ahzab :5]

Nasab juga dianggap penting dalam islam, terbukti Nabi SAW memerintahkan kita untuk mempelajarinya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ
Pelajarilah dari silsilah nasab kalian, agar kalian mengenali tali darah kalian, sebab menyambung tali darah dapat menambah kasih sayang dalam keluarga, menambah harta dan dapat menambah usia. [HR Turmudzi]

Namun demikian perlu disadari bahwa nasab saja tidak cukup menjadikan seseorang mulia di sisi Allah SWT. Bahkan nasab akan tidak berarti apa-apa jika tidak diiringi oleh Akhlak terpuji seperti yang dimiliki oleh nenek moyangnya. Hal inilah yang dipesankan oleh Nabi SAW kepada Sayyidah Fathimah RA dalam hadits utama di atas. “Wahai Fatimah puteri Muhammad, mintalah padaku apa yang engkau mau dari hartaku, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Ketahuilah alvers, Kedudukan mulia di akhirat nanti adalah timbal balik dari amal shalih dari seseorang, bukan hasil ongkang-ongkang kaki dari nasabnya. Allah SWT berfirman :
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ
“Apabila sangkakala sudah ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.” (QS. Al Mu’minun: 101)

Senada dengan ayat ini, Baginda Nabi SAW bersabda:
وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Barangsiapa yang lamban amalnya, maka nasabnya tidak bisa mengejarnya” [HR Muslim]

Imam Nawawi menjelaskan Hadits ini, Beliau berkata :
معناه : من كان عمله ناقصا ، لم يلحقه بمرتبة أصحاب الأعمال ، فينبغي ألا يتكل على شرف النسب ، وفضيلة الآباء ، ويقصر في العمل .
Makna hadits ini adalah barang siapa yang amalnya kurang, maka ia tidak akan menemui kedudukan mulia orang-orang yang beramal. Maka hendaknya orang tidak mengandalkan nasab yang mulia dan keutamaan nenek moyangnya namun ia sembrono dalam beramal. [Syarah Muslim]

Dengan demikian, hadits ini menunjukkan bahwa amalanlah yang menaikkan derajat hamba menjadi mulia di akhirat. Hal ini selaras dengan firman Allah Ta’ala :
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan” [QS Al-An’am: 132]

Bahkan nasab akan terputus di sisi Allah jika seseorang berprilaku yang tidak sesuai dengan ahlak terpuji dari nenek moyangnya. Lihatlah, tatkala Nabi Nuh ingin menyelamatkan anaknya karena Nabi nuh memperhatikan hubungan nasabnya. Allah SWT menceritakan hal ini:
وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku" [QS Hud : 45]
Namun lihat apa jawaban Allah SWT :
قَالَ يَانُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. [QS Hud : 46]

Orang yang membanggakan nasab dan garis keturunannya yang  mulia namun prilakunya kontras dengan akhlaqul karimah ayahnya atau nenek moyangnya maka mereka adalah oatng yang tertipu.

Imam Ghazali mengingatkan hal ini :
وَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يَنْجُو بِتَقْوَى أَبِيهِ كَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يَشْبَعُ بِأَكْلِ أَبِيهِ، وَيَرْوَى بِشُرْبِ أَبِيهِ، وَيَصِيرُ عَالِمًا بِعِلْمِ أَبِيهِ، وَيَصِلُ إِلَى الْكَعْبَةِ وَيَرَاهَا بِمَشْيِ أَبِيهِ.
Barang siapa yang menyangka bahwa ia akan selamat karena ketaqwaan ayahnya maka sama halnya ia menyangka akan menjadi kenyang sebab ayahnya makan, Segar sebab ayahnya minum, menjadi alim sebab ilmu yang dimiliki ayahnya, bisa mencapai ka’bah dan melihatnya sebab ayahnya pergi kesana. [Ihya Ulumuddin]

Maka dari itu berprilakulah seperti prilaku nenek moyangmu yang mulia suapaya nasab ini tetap diakui di akhirat kelak. Jika Sayyidah Fatimah RA saja puteri Nabi SAW -manusia paling mulia di muka bumi- tidak bisa ditolong oleh ayahnya sendiri, lantas bagaimanakah dengan keturunan selainnya? Maka Nasab itu relatif, Orang yang mulia perangainya maka nasab akan menambah kemuliaan dirinya namun jika seseorang jelek perilakunya maka jangan harapkan nasabnya akan bermanfaat baginya. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa menjaga perilaku baik dan selalu beramal shalih sehingga setiap kita akan mulia di sisi Allah SWT.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA
(Singkat, Padat, Akurat)

READY STOCK BUKU ONE DAY#1
OPEN INDENT BUKU ONE DAY#2
Distributor : 081216742626

Friday, October 21, 2016

NILAI PLUS SANTRI




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit RA, Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya) [HR Abu Dawud]

Catatan Alvers

Dikisahkan bahwa seorang pimpinan sebuah perguruan tinggi di indonesia tidak puas dengan output pendidikan modern walaupun sudah bergonta-ganti kurikulum. Ia memutuskan untuk pergi ke Timur Tengah untuk meminta masukan dari seorang syeikh tentang bagaimana sistem pendidikan terbaik untuk mencetak output yang memiliki pekerjaan yang layak. Merespon pertanyaan sang rektor ini, syeikh berkata :   “Ceritakanlah terlebih dahulu bagaimana sistem pendidikan saat ini di Indonesia mulai jenjang paling bawah sampai paling atas?”

Rektor : “paling bawah mulai dari SD selama  6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, D3 3 tahun atau S1 4 tahun, S2 sekitar 2 tahun, dan setelah itu S3 untuk yang paling tinggi.”
Syeikh :   “Jadi untuk sampai S2 saja butuh waktu sekitar 18 tahun ya? Lalu jika seseorang hanya lulusan SD (6 tahun), pekerjaan apa yang akan ia didapat?” Rektor :   “Paling hanya buruh lepas atau tukang sapu jalanan, tukang kebun dan pekerjaan sejenisnya. Tidak ada pekerjaan yang bisa diharapkan jika hanya lulus SD di negeri Kami.”

Syeikh :   “Jika Lulus SMP bagaimana?” Rektor :   “Untuk SMP mungkin jadi office boy (OB) atau cleaning service.”
Syeikh :   “Kalau SMA bagaimana?” Rektor :   “Kalau lulus SMA masih agak mending pekerjaan nya di negeri Kami, bisa sebagai operator di perusahaan-perusahaan.”

Syeikh :   “Kalau lulus D3 atau S1 bagaimana?” Rektor :   “Kalo lulus D3 atau S1 bisa sebagai staff di kantor dan S2 bisa langsung jadi manager di sebuah perusahaan.”
Syeikh :   “Berarti untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di negeri Anda minimal harus lulus D3/S1 atau butuh pendidikan selama 15-16 tahun ya?” Rektor :   “Iya betul”

Syeikh :   “Sekarang coba bandingkan dengan pendidikan yang Islam ajarkan. Jika seseorang selama 6 tahun pertama (SD) hanya mempelajari dan menghapal Al-Qur’an sehingga menjadi hafidz, Adakah hafidz Qur’an di negeri Anda yang bekerja sebagai buruh lepas atau tukang sapu seperti yang Anda sebutkan tadi untuk orang yang hanya Lulus SD?” Rektor:  “Tidak ada”

Syeikh :   “Jika ia melanjutkan 3 tahun berikutnya sehingga ia menghapal ratusan hadits, apakah ada di negara Anda orang yang hapal Al-Qur’an 30 juz dan ratusan hadits menjadi OB atau cleaning service seperti lulusan SMP?” Rektor :  ” Tidak ada”

Syeikh : “Kalau ia melanjutkan belajar 3 tahun setelahnya hingga ia menguasai tafsir Al-Qur’an, apakah ada di negara Anda orang yang hafidz Qur’an dan hadits dan ahli tafsir yang kerjanya sebagai operator di pabrik seperti lulusan SMA?” Rektor :   “Tidak ada”
Syeikh :   “Itulah, jika Anda ingin mencetak generasi yang cerdas, bermartabat, bermanfaat bagi bangsa dan agama, serta mendapatkan pekerjaan yang layak, Anda harus merubah sistem pendidikan Anda dari orientasi dunia menjadi orientasi akhirat karena jika berorientasi pada akhirat insya Allah dunia akan didapat. Tapi jika sistem pendidikan hanya berorientasi pada dunia, maka dunia dan akhirat belum tentu akan didapat.”

Syeikh mengakhiri dialognya dengan memberi nasehat kepada sang rektor, “Itulah sebabnya Anda tidak akan menemukan seorang santri yang hafidz Qur’an yang berprofesi sebagai tukang sapu atau buruh lepas walaupun orang tersebut tidak belajar sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi karena Allah yang memberikan pekerjaan langsung untuk para hafidz Qur’an. Hafidz Qur’an adalah salah satu karyawan Allah dan Allah sayang sama mereka dan akan menggajinya lewat cara-cara yang menakjubkan. Tidak perlu gaji bulanan tapi hidup berkecukupan”.

Itulah gambaran realitas santri yang didefinisikan oleh  almaghfurlah Kyai Hasani Nawawi Sidogiri dengan maqalah beliau:

السنتري بشاهد حاله هو من يعتصم بحبل الله المتين ويتبع سنة الرسول الامين صلى الله عليه وسلم ولا يميل يمنة ولا يسرة في كل وقت وحين هذا معناه بالسيرة والحقيقة لا يبدل ولا يغير قديما وحديثا. والله اعلم بنفس الامر وحقيقة الحال
Santri berdasarkan peninjauan tindak langkahnya, adalah orang yang berpegang teguh pada Alqur’an dan mengikuti sunnah Rasul SAW dan teguh pendirian. Ini adalah arti dengan bersandar sejarah dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan dirubah selama-lamanya. Allah yang maha mengetahui atas kebenaran sesuatu dan kenyataannya.

Secara umum, santri yang bertahun-tahun melewati pendidikan agama 24 Jam dengan sistem keteladanan (uswah Hasanah) secara kontinyu dari kyai dan para ustadz akan lebih baik akhlak dan perilakunya dari pada mereka yang belajar hanya sebatas teori akhlak tanpa ada keteladanan dan bimbingan secara kontinyu. Inilah nilai plus dari santri dan pendidikan pesantren di samping kemudahan dan jaminan yang terkandung dalam hadits utama di atas.

Saya teringat beberapa tahun yang lalu ada seorang wanita pengusaha beragama budha yang bertamu ke pondok an-nur 2, ia memberikan statement yang sangat mengagetkan saya. Ia berkata “Saya lebih senang memiliki karyawan yang berasal dari kaum santri dari pada kalangan profesional”. Saya sangat penasaran, lantas saya bertanya : “Kenapa demikian? Bukankah santri minim skill yang dibutuhkan di perusahaan anda dibanding seorang profesional yang sudah siap kerja?”. Ia menjawab “Santri itu memiliki tingkat kejujuran yang tidak dimiliki orang lain. Masalah skill saya bisa mentrainingnya satu sampai dua bulan di perusahaan saya namun saya tidak bisa mentraining seorang profesional untuk menjadi jujur dan amanah”. Dan ternyata memang benar, akhir-akhir ini ada beberapa santri yang minta legalisir ijazah pesantren untuk urusan pekerjaan.

Uraian ini kiranya membuka mata kita bahwa pendidikan islam (baca: pesantren) tidak kalah bagus dalam mencetak generasi yang berdaya saing dalam lapangan pekerjaan belum lagi kalau berbicara dekadensi moral yang melanda generasi muda mulai dari maraknya pornografi, pergaulan bebas, miras dan narkoba maka pesantren telah membuktikan kiprahnya sepanjang sejarah bangsa indonesia ini sebagai solusi dari semua permasalahan manusia modern di atas.  Hal ini sebagaimana kutipan pidato sahabat Umar RA:
لا يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها
Tidaklah bisa memperbaiki kwalitas ummat ini kecuali sesuatu yang telah memperbaiki kwalitas ummat terdahulu. [Kanz al-Ummal]

Kami keluarga besar One Day One Hadith Alvers dan Pondok Pesantren An-nur II Al-Murtadlo Malang mengucapkan, Selamat Hari Santri Nasional Semoga santri dan pesantren semakin eksis mengantarkan bangsa ini mencapai abad kejayaannya. Wallahu A’lam. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menyadari pentingnya pendidikan agama (pesantren) untuk kesuksesan dunia dan akhirat.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
READY STOCK BUKU ONE DAY#1
Distributor : 081216742626