إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Thursday, April 13, 2023

BERKAH AIR ZAM-ZAM

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ

Sesungguhnya Air zam-zam itu adalah air yang penuh berkah dan ia adalah makanan yang mengenyangkan. [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Air zam-zam bukan air biasa, ia adalah air penuh berkah sebagaimana pernyataan hadits di atas. Air Zam-zam digunakan malaikat jibril AS untuk mencuci hati Nabi SAW ketika hendak isra’. Abu Dzar RA meriwayatkan bahwa Rasul SAW bersabda : "Saat aku di Makkah atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril AS”.

فَفَرَجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ

“Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam”.

 

Lalu ia membawa bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. [HR Bukhari] Al-Hafidz Al-Iraqy berkata : Hikmah mencuci hati Nabi SAW dengan air zam-zam adalah agar menguatkan hati nabi untuk melihat kerajaan langit dan bumi, surga dan neraka. Hal ini dikarenakan termasuk dari keistimewaannya adalah

أَنَّهُ يُقَوِّي الْقَلْبَ وَيُسَكِّنُ الرَّوْعَ

Air zam-zam dapat menguatkan hati dan menenangkan dari ketakutan. [Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaytiyyah]

 

Nama zam-zam berasal dari perkataan Siti Hajar. Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Ibrahim AS meninggalkan siti hajar dan anaknya, Isma’il atas perintah Allah SWT sebagaimana dikisahkan Al-Qur’an, Nabi Ibrahim AS berkata :

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhan di dekat Baitullah yang dimuliakan. [QS Ibrahim : 37]

 

Maka saat itu Siti hajar dan isma’il merasa kehausan. Setelah siti hajar mencari air ke sana kemari maka Malaikat Jibril mengepakkan sayapnya dan memukulkannya ke tanah lalu seketika itu tanah tersebut mengeluarkan air dan Siti Hajar berkata : “Zam, Zam” yang artinya berkumpullah wahai air, yang penuh dengan berkah. Lalu air tersebut dikenal dengan nama zam-zam. [Hasyiyah Al-jamal]

 

Dalam versi lain, ia dinamakan air zam-zam karena keluar dari sumber dalam jumlah banyak karena arti zam-zam sendiri artinya banyak. Dan Mujahid berkata : dinamakan zam-zam yang merupakan “Isytiqaq” (turunan kata) dari kata “Hazmah” yang berarti hentakan ke tanah dengan menggunakan tumit (karena demikianlah yang dilakukan isma’il sehingga air zam-zam memancar dari tanah dibawha kakinya). [Fathul Bari]

 

Imam Nawawi mensyarahi hadits utama di atas, beliau berkata : Kata “Thu’m” dengan dibaca dlammah pada huruf tha’ dan sukun pada huruf wawunya, artinya :

تَشْبَعُ شَارِبَهَا كَمَا يَشْبَعُهُ الطَّعَامُ

air zam-zam itu dapat mengenyangkan orang yang meminumnya sebagaimana makanan. [Al-Minhaj Syarah Muslim]

 

Syeikh Sulaiman Al-Jamal berkata :

أَيْ فِيْهَا قُوَّةُ الْاِغْتِذَاءِ الأَيَّامَ الْكَثِيْرَةَ

“Artinya air zam-zam itu didalamnya mengandung energi seperti yang terdapat dalam makanan untuk beberapa hari”.

 

Namun hal itu kata beliau harus dibarengi dengan keyakinan, sebagaimana dialami oleh Abu Dzar yang berasal dari suku Al-Ghifar, beliau beberapa hari (sebulan) tidak makan, hanya minum air-zam-zam saja namun beliau bertambah gemuk badannya. [Hasyiyah Al-Jamal]  Abdullah Ibnus Shamit meriwayatkan bahwa suatu ketika Abu dzar ditanya oleh Rasul SAW : Mulai kapan engkau di sini (mekkah)? Abu dzar : Sejak 30 hari yang lalu. Rasul SAW : Lalu engkau makan apa?

Abu dzar menjawab :

مَا كَانَ لِي طَعَامٌ وَلَا شَرَابٌ إِلَّا مَاءَ زَمْزَمَ، وَلَقَدْ سَمِنْتُ حَتَّى تَكَسَّرَتْ عُكَنُ بَطْنِي، وَمَا أَجِدُ عَلَى كَبِدِي سُخْفَةَ جُوعٍ

“Aku tidak memiliki makanan atau minuman selain air zam-zam. Sungguh aku menjadi gemuk sehingga perutku berlipat dan aku tidak merasakan pada lambungku busung lapar”.

Nabi SAW lantas bersabda seperti hadits diatas : “Sesungguhnya Air zam-zam itu adalah air yang penuh berkah dan ia adalah makanan yang mengenyangkan”. Dan terdapat tambahan dalam riwayat ini :

وَشِفَاءُ سَقَمٍ

Dan obat dari segala penyakit. [Ma’rifatus Sunan Wal Atsar Lil Bayhaqi]

 

Menjelaskan lafadz terakhir ini, Imam zainuddin Al-Munawi berkata :

أَيْ حِسِّيٍّ أَوْ مَعْنَوِيٍّ مَعَ قُوَّةِ الْيَقِيْنِ وَكَمَالِ التَّصْدِيْقِ

Air zam-zam menjadi obat dari segala penyakit, baik penyakir dhahir maupun bathin disertai dengan keyakinan yang kuat dan kepercayaan yang sempurna. [Faidlul Qadir]

 

Air zam-zam dijuluki sebagai “Syarabul Abrar”. Ibnu Abbas RA berkata :

صَلُّوا فِي مُصَلَّى الْأَخْيَارِ وَاشْرَبُوا مِنْ شَرَابِ الْأَبْرَارِ

“Lakukanlah shalat di tempat sholatnya orang-orang pilihan dan minumlah kalian dari minumannya orang-orang baik”.

Lalu ada yang bertanya : dimanakah tempat sholatnya orang-orang pilihan? Beliau menjawab : Dibawahnya “mizab” (talang air) ka’bah. Lalu ada yang bertanya : Apakah minumannya orang-orang baik itu? . Beliau menjawab : Air zam-zam, minuman yang paling mulia. [Faidlul Qadir]

 

Mengingat betapa besar keberkahan dari air zam-zam maka tidak selayaknya air zam-zam diperlakukan seperti air biasa, dibuat mencuci pakaian atau menghilangkan najis. Syeikh M Hasan Abdul Ghaffar berkata : Menurut madzhab syafi’i air zam-zam itu sah digunakan untuk berwudlu namun menurut para ulama madzhab hambali hal itu tidak diperbolehkan. Mereka berkata :

هَذَا مَاءٌ مُبَارَكٌ فَلَا يَصِحُّ اِسْتِعْمَالُهُ فِي الْغُسْلِ وَلَا فِي الْوُضُوءِ وَلَا رَفْعِ الْحَدَثِ وَلَا إِزَالَةِ النَّجسِ

(Air zam-zam) Ini adalah air yang penuh barokah maka tidak sah menggunakannya untuk mandi, wudlu, menghilangkan hadas dan najis. [Syarah Matan Abi Syuja’]

 

Dan Syeikh Izzuddin Ibnu Abdis Salam berfatwa :

لَا يُكَفَّنُ الْمَيِّتُ فِي ثَوْبٍ غُسِلَ بِمَاءِ زَمْزَمَ

Tidak boleh hukumnya (makruh) mengkafani mayat dengan kain yang dicuci dengan air zam-zam. [Mawahibul Jalil]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengetahui keistimewaan dari Air Zam-zam sehingga kita memperlakukannya dengan semestinya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

Tuesday, April 11, 2023

AIR AJAIB

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA, Rasul SAW bersabda :

مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ

Air zam-zam itu tergantung niat orang yang meminumnya. [HR Al-Hakim]

 

Catatan Alvers

 

Air zam-zam bukanlah air biasa. Air zam-zam adalah air terbaik di muka bumi. Baginda Nabi SAW bersabda :

خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مَاءُ زَمْزَمَ فِيْهِ طَعَامٌ مِنَ الطُعْمِ وَشِفَاءٌ مِنَ السَّقَمِ

"Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zamzam. Air tersebut mengandung makanan yang mengenyangkan dan obat dari segala penyakit." [HR Thabrani].

 

Bahkan Air zam-zam lebih baik dari air telaga kautsar. Imam Tajuddin As-Subky berkata:

وَأَفْضَلُ الْمِيَاهِ مَاءٌ قَدْ نَبَعْ :: مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِ النَّبِيِّ الْمُتَّبَعْ

يَلِيْهِ مَاءُ زَمْزَمَ فَالْكَوْثَرِ :: فَنِيْلُ مِصْرَ ثُمَّ بَاقِي الْأَنْهُرِ

Air terbaik adalah air yang terpancar dari jari jemari Nabi SAW, lalu air zam-zam, kemudian air dari telaga kautsar, lalu air dari sungai nil mesir dan kemudian air dari sungai-sungai yang lainnya. [Ianatut Thalibin]

 

Sebagai air terbaik, Air zam-zam memiliki khasiat yang luar biasa sebagaimana disabdakan dalam hadits di atas “Air zam-zam itu tergantung niat orang yang meminumnya”. [HR Al-Hakim]

 

Didalam lanjutan hadits tersebut, Rasul SAW menjelaskan :

فَإِنْ شَرِبْتَهُ تَسْتَشْفِي بِهِ شَفَاكَ اللهُ ، وَإِنْ شَرِبْتَهُ مُسْتَعِيْذًا عَاذَكَ اللهُ ، وَإِنْ شَرِبْتَهُ لِيَقْطَعَ ظَمْأَكَ قَطَعَهُ

Jika engkau meminumnya agar supaya disembuhkan maka Allah akan menyembuhkan, Jika engkau meminumnya agar supaya meminta perlindungan maka Allah akan melindungimu, engkau meminumnya untuk supaya melegakan dahagamu maka Allah akan melegakan dahagamu. [HR Al-Hakim]

 

Lebih lanjut As-Syaukani menjelaskan :

فِيهِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ مَاءَ زَمْزَمَ يَنْفَعُ الشَّارِبَ لِأَيِّ أَمْرٍ شَرِبَهُ لِأَجْلِهِ سَوَاءٌ كَانَ مِنْ أُمُورِ الدُّنْيَا أَوْ الْآخِرَةِ ؛ لِأَنَّ مَا فِي قَوْلِهِ : لِمَا شُرِبَ لَهُ مِنْ صِيَغِ الْعُمُومِ

Hadits tersebut menunjukkan bahwa air zam-zam akan mendatangkan manfaat kepada seseorang sesuai dengan tujuan meminumnya, baik urusan dunia maupun urusan akhirat karena kata “Ma” (sesuatu) pada hadits “Lima Syuriba Lahu” itu bermakna umum. [Naylul Awthar]

 

Al-Hakim At-tirmidzi berkata : Orang yang meminum air zam-zam jika ia meminumnya agar kenyang maka Allah akan menjadikannya kenyang. jika ia meminumnya untuk mencari kesegaran maka Allah akan menjadikan badannya segar. jika ia meminumnya agar sembuh dari penyakitnya maka Allah akan menyembuhkannya. jika ia meminumnya supaya akhlak jeleknya (menjadi bagus) maka Allah akan membaguskan akhlaknya. jika ia meminumnya karena hatinya yang sempit maka Allah akan melapangkannya. jika ia meminumnya karena hatinya yang gelap maka Allah akan menjadikan hatinya terang. jika ia meminumnya supaya kaya hatinya maka Allah akan menjadikannya kaya. jika ia meminumnya karena ada satu hajat maka Allah akan memenuhi hajatnya. jika ia meminumnya karena ada satu perkara yang menimpanya maka Allah akan mencukupinya. jika ia meminumnya karena sempit hidupnya maka Allah akan melapangkannya. jika ia meminumnya karena menginginkan pertolongan maka Allah akan menolongnya.

وَبِأَيَّةِ نِيَّةٍ شَرِبَهَا مِنْ أَبْوَابِ الْخَيْرِ وَالصَّلَاحِ وَفَّى اللهُ لَهُ بِذَلِكَ؛ لِأنَّهُ اسْتَغَاثَ بِمَا أَظْهَرَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ جَنَّتِهِ غِيَاثاً

Dan dengan niat baik apa saja ketika seseorang meminum air zam-zam maka Allah akan memberikannya karena ia telah meminta pertolongan kepada Allah dengan sarana benda surgawi yang ditampakkan-Nya. [Nawadirul Ushul Fi Ahaditsir Rasul]

 

Diriwayatkan dari suwayd bin sa’id bahwasannya Ibnul mubarak mendatangi sumur zam-zam kemudian ia mengisi bejana dengan air zam-zam hingga penuh lalu ia menghadap kiblat dan berkata “Ya Allah, sesungguhnya Ibnu Abil Mawali meriwayatkan dari ibnul munkadir dari jabir RA bahwa Nabi SAW bersabda : Air zam-zam itu tergantung niat orang yang meminumnya.

وَهُوَ ذَا أَشْرَبُ هَذَا لِعَطَشِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Maka inilah, Aku meminumnya agar aku tidak kehausan di hari kiamat”.

Kemudian iapun meminumnya. [Syu’abul Iman]

 

Ibnu Khuzaimah adalah ulama yang dijuluki sebagai Al-Hujjah, Al-Faqih, Syaikhul Islam, Imamul A’immah, Ahli hadits dan fiqih hingga dikatakan:

صَارَ يُضْرَبُ بِهِ الْمَثَلُ فِي سَعَةِ الْعِلْمِ وَالْاِتْقَانِ

Ia dibuat peribahasa dalam keluasan ilmu dan kesempurnaan.

 

Abu Bakar Muhammad bin Ja’far pernah mendengar bahwa ibnu khuzaimah satu ketika ia ditanya dari mana ia mendapatkan ilmu (nya yang luas) ? Maka ia menjawab : Nabi SAW bersabda : Air zam-zam itu tergantung niat orang yang meminumnya.

وَإِنِّي لَمَّا شَرِبْتُ مَاءَ زَمْزَمَ سَأَلْتُ اللهَ عِلْماً نَافِعاً

Maka ketika meminum air zam-zam aku meminta kepada Allah agar diberikan ilmu yang bermanfaat. [Siyar A’lamin Nubala’]

 

Imam Ahmad Ad-Dinawary berkata : Ketika kami bersama Imam Sufyan Ibnu Uyainah (107 H - 197 H) maka ada seorang lelaki yang datang dan berkata : Wahai Aba Muhammad, Apakah hadits yang engkau riwayatkan mengenai air zam-zam itu derajatnya shahih? Beliau menjawab : iya. Lalu orang itu berkata:

فَإِنِّي شَرِبْتُهُ الْآنَ لِتُحَدِّثْنِي مِائَةَ حَدِيثٍ

“Sungguh aku meminum air zam-zam sekarang dengan tujuan agar engkau menyampaikan kepadaku 100 hadits”.

Beliau berkata : “Duduklah”. Lalu ibnu uyainah menyampaikan kepadanya 100 hadits sebagaimana yang diminta. [Al-Mujalasah wa jawahirul Ilm]

 

Adapun doa yang familier kita baca ketika minum zam-zam itu adalah doa dari Ibnu Abbas RA. Mujahid berkata: Ibnu Abbas RA ketika meminum air zam-zam ia berdoa :

اللهم أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ

“Ya Allah aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang luas, dan kesembuhan dari segala macam penyakit“. [Al-Mustadrak Alas Shahihayn]

 

Karena bukan air biasa maka ada tatacara khusus ketika hendak meminum air zam-zam. Dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Ibnu Abbas lalu Ibnu Abbas bertanya : kamu barusan dari mana? Ia menjawab : aku habis minum air zam-zam. Ibnu Abbas berkata : Sudahkah kamu meminumnya dengan cara yang semestinya? Ia menjawab : bagaimana caranya?. Ibnu Abbas berkata : Jika kau hendak meminum air zam-zam maka menghadaplah ke kiblat, bacalah basmalah, (di sela-sela minum) bernafaslah sebanyak tiga kali lalu minumlah dengan tadlallu’ (banyak) dan setelah selesai bacalah hamdalah karena Rasul SAW bersabda :

آيَةُ مَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْمُنَافِقِينَ أَنَّهُمْ لَا يَتَضَلَّعُونَ مِنْ زَمْزَمَ

Tanda yang membedakan antara kita dan orang munafik adalah mereka tidak mau minum air zam-zam dengan banyak [HR Ibnu Majah]

 

As-Sindy menjelaskan : maksud dari bernafas sebanyak tiga kali dalam atsar ibnu Abbas tadi adalah bernafas di sela-sela minum dengan menjauhkan gelas dari mulut. Dan yang dimaksud dengan perintah tadallu’ adalah :

أَكْثِرْ مِنَ الشُّرْبِ حَتَّى يَمْتَلِئَ جَنْبُكَ وَأَضْلاَعُكَ

Perbanyaklah minum air zam-zam sehingga ia memenuhi lambungmu dan tulang rusukmu. [Hasyiyah As-Sindy]

 

Tidak hanya sunnah meminum air zam-zam, Imam Al-mawardi berkata :

وَيُسَنُّ أَنْ يَنْضَحَ مِنْهُ عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَصَدْرِهِ وَأَنْ يَتَزَوَّدَ مِنَ مَائِهَا وَيَسْتَصْحِبَ مِنْهُ مَا أَمْكَنَهُ

Disunnahkan pula untuk memercikkan air zam-zam ke bagian kepala, wajah dan dada. Dan berbekal dengan air zam-zam serta membawanya kemanapun seseorang pergi jika dimungkinkan. [I’anatut Thalibin]

 

Al-Fakihy meriwayatkan bahwa Sayyidah A’isyah RA membawa air zam-zam dalam botol dan ia memberitahukan bahwa Nabi SAW juga membawa air zam-zam. Beliau menyimpannya dalam geriba (wadah air yang terbuat dari kulit) dan Sayyidah A’isyah RA berkata :

وَكَانَ يَصُبُّهُ عَلَى الْمَرْضَى وَيَسْقِيهِمْ

Nabi SAW menuangkan air zam-zam kepada orang-orang yang sakit dan memberi mereka minum air zam-zam. [Akhbar Makkah]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mengetahui kelebihan dari Air Zam-zam sehingga kita mengistimewakannya dari air biasa lainnya dan memperlakukannya dengan tata cara khusus yang telah diajarkan.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Friday, April 7, 2023

DUA BIDADARI BERMATA BENING

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنْ الْحُسْنِ لَا اخْتِلَافَ بَيْنَهُمْ وَلَا تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ

Setiap orang dari mereka (penghuni surga) memiliki dua istri (bidadari) yang mana sumsum tulangnya dapat kelihatan dari betis-betis mereka dari balik daging karena teramat sangat cantiknya. Tidak ada perselisihan (pertengkaran) di sana dan tidak ada pula saling benci. [HR Bukhari Muslim] 

Catatan Alvers

 

“Bidadari Bermata Bening” adalah judul novel best seller karya penulis terkenal Indonesia, Habiburahman El Shirazy yang merupakan penulis sejumlah novel best seller lainnya, seperti Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan lainnya. Novel setebal 337 halaman ini sebenarnya sudah terbit pada tahun 2017 silam, namun sekarang baru ramai diperbincangkan setelah diangkat menjadi serial web Indonesia yang ditayangkan perdana pada akhir Maret 2023 melalui aplikasi Viu.

 

Dalam resensi disebutkan bahwa novel tersebut mengisahkan tentang seorang santriwati cantik yang bernama Ayna Mardea. Ia mondok dan menjadi khadam di pesantren karena tidak memiliki biaya untuk meneruskan kuliah seperti teman lainnya. Dengan kecantikan, kepintaran dan kebaikan perilakunya, dalam perjalanan hidupnya ada tiga orang laki-laki dengan kepribadian dan latar belakang yang berbeda jatuh hati kepadanya. Ayna kebingungan untuk menentukan siapa yang harus ia pilih karena ada campur tangan keluarganya. Aynapun meminta petunjuk Allah SWT dalam menentukan pilihan dengan melaksanakan shalat istikharah dan iapun pasrah dengan takdirnya.

Nama Ayna Mardea tadi mengingatkan saya akan nama Ayna Mardea kedua, yang kalau ditulis dalam bahasa arab “al-‘Ayna’ Al-Mardliyah” yang kalau diartikan seperti judul novel di atas, artinya bidadari bermata bening lagi cantik jelita. Kisah ini yang sebutkan dalam kitab “Irsyadul Ibad ila Sabilir Rasyad” (Petunjuk Bagi Hamba Allah Menuju Jalan Kebenaran) oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari. Al-Malibari merujuk kepada nama daerah kelahiran beliau di India Selatan (bukan malioboro ya sebagaimana sering diplesetkan). Beliau adalah ulama besar yang merupakan murid dari Syekh Ibnu Hajar Al Haitami yang disebutnya dalam kitab beliau sendiri “Fathul mu’in” dengan sebutan “syaikhuna” (guru kami).

 

Di samping kitab fathul mu’in yang menjadi kitab wajib di pesantren salaf, Beliau juga memiliki karya terkenal yaitu Hidayatul Adzkiya’, yang disyarahi oleh banyak ulama diantaranya oleh Sayyid Bakri bin Muhammad Syatha dengan judul Kifayatul Atqiya’. So, kisah ayna mardea kedua ini bukan kisah kaleng-kaleng dan imaginasi belaka apalagi cerita pengantar tidur.

 

Syekh Zainuddin Al-Malibari berkata : Al-Yafi’i menceritakan bahwa Syeikh Abdul Wahid bin Zahid bercerita : Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat al-Qur’an. Lalu salah seorang dari mereka membaca :

إنَّ الله اشْتَرَى مِنَ المُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بأنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka” [QS At-Taubah : 111]

 

Lalu seorang pemuda sekira usia 15 tahun yang mana ia mendapat harta warisan yang cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal, Ia berkata:”Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?” “Ya, benar.” kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:”Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan surga.”

Abdul Wahid berkata “tajamnya pedang itu sungguh lebih berat wahai pemuda, aku khawatir engkau tidak sanggup dan lemah nanti”. Pemuda itu meyakinkan : “Akankah aku lemah setelah aku berbaiat kepada Allah?. Pemuda itu lalu menginfakkan semua hartanya dengan menyisakan seekor kuda, pedang dan biaya keperluannya saja.

Tibalah waktu berangkat ke medan perang dan ternyata pemuda itu yang terlihat datang pertama. Dia mengucapkan salam. Abdul Wahid berkata : Semoga kau beruntung dalam “perdagangan” (peperangan) ini. Sepanjang jalan, pemuda itu siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia membantu keperluan pasukan, juga mengurus kuda-kuda perang, serta menjaga pasukan jika mereka sedang tidur istirahat.

Setibanya di Romawi dan kami sedang beristirahat, tiba-tiba dia berteriak:

وَاشَوْقَاهْ إِلَى الْعَيْنَاءِ الْمَرْضِيَّةِ

”Betapa rindunya aku kepada ‘Aina’ Al-Mardliyah”

 

Para prajurit menduga bahwa pikirannya mulai kacau (karena ketakutan menghadapi peperangan). Lalu Abdul Wahid bertanya siapakah Aina’ Al-Mardliyah itu?.

Ia menjawab: “Tadi sewaktu aku tertidur sebentar, aku bermimpi ada seseorang menyuruhku menemui Aina’ Al-Mardliyah. Lalu Ia membawaku memasuki taman yang indah dengan sungai yang jernih airnya dan dipinggirnya nampak para gadis-gadis cantik yang mengenakan perhiasan-perhiasan yang sangat indah. Manakala melihat kedatanganku, mereka bergembira seraya  berkata: “Inilah suami Aina’ Al-Mardliyah”

Akupun mengucap salam dan bertanya : “Adakah di antara kalian yang bernama Aina’ Al- Mardhiyah?” Mereka menjawab salamku dan berkata:

لَا نَحْنُ خَدَمُهَا وَإِمَاؤُهَا فَامْضِ أَمَامَكَ

“Tidak, kami ini adalah pembantu dan budaknya. Berjalanlah terus ke depan.”

 

Beberapa kali aku sampai pada taman-taman dan sungai yang lebih indah dari sebelumnya mulai sungai susu, sungai khamr dan sungai madu dengan gadis-gadis cantik yang lebih cantik dari sebelumnya tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku berjalan terus ke depan. Hingga akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang gadis dengan perhiasan yang tak bisa kuceritakan keindahannya. Tatkala ia melihat kehadiranku ia nampak gembira dan memanggil-manggil ke dalam kemah: “Hai Aina’ Al- Mardhiyah, ini suamimu telah datang.

 

Perlahan aku masuk ke dalam kemah dan kulihat seorang bidadari yang sangat sangat cantik duduk di atas ranjang emas yang ditaburi permata dan yaqut. Ia mengucapkan selamat datang atas kedatanganku. Lalu aku mendekatinya dan dia berkata: “Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu. Nanti malam kau akan berbuka puasa bersamaku”.

“Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengannya”.

 

Belum lagi percakapan itu selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan menyerang mereka. Iapun berhasil membunuh sembilan orang tadi namun ia sendiri terluka parah. Selesai pertempuran aku melihat ia nampak tersenyum lebar hingga ruhnya berpisah dari badannya dan iapun meninggal dunia. (untuk segera bertemu dengan ayna mardea). Maka jika satu bidadari bisa memotovasi pemuda tersebut maka bagaimana dengan dua bidadari sebenagaimana hadits utama di atas atau bahkan tujuh puluh dua bidadari.

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menjadikan kisah-kisah sebagai motivasi diri untuk semakin semangat dan bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah SWT dan semakin baik kepada sesama manusia.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]