إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Wednesday, November 16, 2016

GEMPAR GEMPA




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
Tidaklah datang hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, masa semakin berdekatan (terasa singkat), banyak terjadi fitnah, dan banyak pembunuhan sehingga banyak harta dan melimpah kepada kalian. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) berpusat di 127 km tenggara mengguncang Kabupaten Malang. Tercatat dalam Info BMKG bahwa Gempa tersebut tepatnya terjadi tanggal 16-Nov-16 22:10:11 WIB, Mag : 6.2 SR, Lok:9.32 LS,113.12 BT, Kedalaman:69 Km. Guncangan serupa juga terjadi di 136 km barat daya Kabupaten Lumajang, 142 km barat daya Kabupaten Jember, 232 km tenggara Kota Surabaya, dan 782 km tenggara Jakarta. [Situs BMKG]

Saturday, November 12, 2016

ANTI SELINGKUH




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Jubair bin Abdillah RA, Rasul SAW bersabda:
إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا أَقْبَلَتْ أَقْبَلَتْ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا
Sesungguhnya wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan ke belakang dalam bentuk syetan (pula). Apabila salah seorang dari kalian melihat wanita dan mengaguminya, maka hendaknya ia mendatangi istrinya. Sebab, apa yang ada pada wanita tersebut seperti apa yang ada pada istrinya.” [HR Turmudzi]

Catatan Alvers

KAYA BUKANLAH DOSA




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Muadz Bin Abdillah bin Khubayb, dari Ayahnya, dari Pamannya bahwa ia berkata : Kami sedang berada dalam satu majelis dan Rasul SAW datang dengan keadaan kepala beliau terdapat sisa bekas air maka kami berkata : YA Rasulallah, Kami melihat negkau bahagia? Rasul SAW menjawab : Iya. Kemudian orang-orang membicarakan tentang kekayaan maka Rasul SAW bersabda :
لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَالصِّحَّةُ لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ خَيْرٌ مِنْ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنْ النِّعَمِ
”Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” [HR Ahmad]

Wednesday, November 9, 2016

PAHLAWAN MASAKINI



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar RA bahwasannya seseorang bertanya kepada Rasul SAW tentang orang yang paling disukai Allah SWT dan amalan yang paling disukai-Nya. Lalu Rasul SAW bersabda :

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا
Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. [HR Thabrani]

MENOLONG ALLAH?




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA bahwa pada suatu hari ia naik kendaraan di belakang Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda kepadanya:
يَا غُلَامُ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
"Wahai anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat; Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya engkau mendapatiNya di hadapanmu. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah. [HR Ahmad]

Catatan Alvers

Al-Quran dan hadits sebagai wahyu Allah diturunkan dalam bentuk bahasa Arab (Qur’anan Arabiyyan) yang sarat dengan gaya bahasa yang tinggi dan indah. Saat itu, bangsa Arab sangat menyukai gaya bahasa yang tinggi dan indah, maka wahyupun di turunkan oleh-Nya dengan gaya bahasa yang lebih indah dari gaya bahasa yang berkembang pada saat itu bahkan tidak ada tandingannya agar menjadi perhatian mereka sekaligus melemahkan (mukjizat) gaya bahasa mereka dihadapan gaya bahasa Allah (kalamullah).

Diantara ketinggian dan keindahan gaya bahasa al-Qur'an tersebut terletak pada ungkapan-ungkapan metaforik-simboliknya dan kiasan-kiasannya atau sindiran-sindirannya. Orang yang tidak mempelajari gaya bahasa seperti ini rentan akan salah paham dalam menafsirkan al-Qur’an ataupun kebingungan dalam menjelaskan hadits. Seperti perintah nabi dalam hadits di atas, “Jagalah Allah” dalam memahami hadits ini bukan berarti Allah butuh penjagaan, maha suci Allah dari kebutuhan pada makhluknya, Allah tidah butuh dijaga karena Dia “Al-Hafidz” Maha Menjaga dan Maha sempurna penjagaan-Nya, Allah yang menjaga makhluk-Nya, Allah berfirman :
وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
“Dan Tuhanmu Maha Menjaga segala sesuatu”.[QS Saba` 21]

Maka yang dimaksud dengan menjaga Allah adalah menjaga bertauhid kita kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan selainnya, menjaga perintah-Nya, menjaga diri dari yang tidak disukai-Nya.

Di sisi lain, Gaya bahasa seperti ini rentan dimanipulasi orang-orang yang tidak senang kepada islam untuk mengelabui orang-orang islam sendiri. Mereka menjadikan wahyu sebagai bahan olok-olokan mereka.

Dalam Syarh Musykil al-Atsar, Abu Ja’far At-Thahawi meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa suatu ketika Abu bakar menasehati seorang ulama yahudi yang bernama finhash. Bertaqwalah kepada Allah, Masuklah agama islam. Demi Allah kaupun tahu bahwa Rasul SAW adalah utusan-Nya yang membawa kebenaran dariNya dan kau menemukan keterangannya dalam kitrab taurat dan injil yang ada disisimu. Finhash berkata:
يا أبا بكر , والله ما بنا إلى الله عز وجل من فقر , وإنه إلينا ليفتقر , وما نتضرع إليه كما يتضرع إلينا , وإنا عنه لأغنياء , ولو كان عنا غنيا لما استقرضنا أموالنا كما يزعم صاحبكم , ينهاكم عن الربا ويعطيناه , ولو كان عنا غنيا ما أعطانا الربا
“Wahai Abu Bakar, bukan kita yang membutuhkan Tuhan, tapi Dia yang butuh kepada kita. Bukan kita yang meminta-minta kepada-Nya, tapi Dialah yang meminta-minta kepada kita. Sesungguhnya Kita tidak memerlukan-Nya. Kalau Dia kaya, tentu Ia tidak akan minta dipinjami harta kita, seperti yang didakwakan oleh temanmu itu (Nabi SAW). Ia melarang kalian menjalankan riba, tapi Ia memberikan riba. Kalau Ia kaya, tentu Ia tidak akan memberikan riba (dengan menghutangiNya).”
Maksud Finhash ini ditujukan kepada firman Allah:
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapa yang mau meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik, Allah akan selalu membalasnya dengan berlipat ganda.“ [QS Al-Baqarah: 245]

Mendengar jawaban finhash yang melecehkan firman Allah itu maka Abu Bakar marah. Ditamparnya muka Finhash itu keras-keras. Lalu Finhash mengadukan penganiaayaan ini kepada Rasul SAW dan Rasul bertanya apa yang telah terjadi kepada Abu Bakar. Abu Bakar memberi tahukan pelecehan yang dilakukan finhash tadi namun finhash mengingkarinya. Lalu turunlah Ayat mengenai finhash :

لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar” [QS Ali Imran : 181]

Dan turunlah Ayat mengenai Abu Bakar :
وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Dan kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. [QS Ali Imran : 186] [Syarh Musykil al-Atsar]

Kesalah pahaman sebagaimana di atas terlepas disengaja atau tidak, telah terjadi pada masa dahulu, sekarang bahkan di hari kiamat sekalipun namun Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang menjelaskan kesalah pahaman ini. Simak hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, Allah SWT berfirman dalam hadits qudsy:
« يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي . قَالَ : يَارَبِّ ،كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ ، وَلَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ ؟
Hai anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak mau menjenguknya. Sekiranya engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati Aku di sisinya.
وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي . فَيَقُولُ : كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَطْعَمَكَ فَلَمْ تُطْعِمْهُ ، أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟
Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberikan makan kepada-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya saya memberi makan kepada-Mu, sedang Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah berfirman: Ketahuilah, apakah engkau tidak peduli adanya seorang hamba-Ku, si Fulan, telah datang meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya makan. Ketahuilah, sekiranya engkau mau memberinya makan, pasti engkau akan menemukan balasannya di sisi-Ku.
وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي . فَيَقُولُ : أَيْ رَبِّ ، وَكَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَسْقَاكَ فَلَمْ تَسْقِهِ ، وَلَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ » .
Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberi-Ku minum. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya aku memberi-Mu minum, padahal Engkau Tuhan penguasa semesta alam? Allah berfirman: hamba-Ku, si Fulan, minta minum kepadamu tetapi engkau tidak mau memberinya minum. Ketahuilah, sekiranya engkau memberinya minum, pasti engkau akan menemui balasannya di sisi-Ku. [HR. Muslim]  

Maka sesungguhnya Allah tidaklah membutuhkan pertolongan sedikitpun dari hamba maupun makhluk-Nya karena Dia adalah Yang maha Kuat lagi Maha Perkasa. Namun Allah swt hanya ingin menguji diantara hamba-hamba-Nya mana yang memang layak untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk memahami wahyu-Nya dengan pemahaman yang benar.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

ONE DAY ONE HADITH
On WhatsApp Group
Klik
https://chat.whatsapp.com/9xzo0EXdkAtGzUlvuOjHIi


Monday, November 7, 2016

BANTULAH “AHOK”


ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنْ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ
Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau yang dizalimi maka seseorang bertanya : Wahai Rasul SAW aku akan menolongnya tatkala ia didzalimi lantas bagaimana aku menolongnya jika ia berbuat dzalim?. Rasul SAW menjawab : Engkau cegah dia dari perbuatan dzalimnya, itulah arti menolong saudaramu yang berbuat dzalim. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Akhir-akhir ini beredar buku saku, 7 Dalil Umat Islam DKI dalam memilih Gubernur yang diterbitkan oleh relawan nusantra. Dalam kata pengantarnya disebutkan hadits di atas dengan penjelasan bahwa wajib hukumnya menolong ahok baik ia berbuat dzalim atau didzalimi, karena ahok bukan berasal dari bahasa cina tapi dari bahasa arab (Akha-ka) yang artinya saudaramu.

Ulasan ini tidaklah bermaksud masuk ke ranah politik, namun sekedar pengantar judul odoh kali ini sehingga dalam uraian selanjutnya kami akan menafikan kata ahok yang diplesetkan tadi.

Kata dzalim berasal dari bahasa arab, Ia adalah derivasi dari kata dzulm. Secara bahasa, kata dzulm berarti menaruh sesuatu bukan pada tempatnya. Adapun secara syariat, Al-Jurjani mendefinisikannya dengan :
عبارة عن التعدي عن الحق إلى الباطل، وهو الجور
Suatu ungkapan dari perbuatan yang melampaui batas kebenaran menuju kebathilan. [Al-Ta’rifat]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dzalim diartikan dengan menindas; menganiaya; berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain. [Web KBBI]

Kedzaliman ditinjau dari sasarannya terbagi menjadi tiga jenis.

(A) Kedzaliman seseorang kepada Allah.
Kedzaliman jenis ini adalah yang terbesar. Termasuk dalam kategori ini adalah kufur (mengingkari Allah), syirik (menyekutukan Allah). Allah SWT berfirman:
يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Wahai anakku, Janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” [QS Luqman: 13]

(B) Kedzaliman seseorang terhadap dirinya sendiri.
Allah SWT berfirman : “ …Lalu di antara mereka ada yang menganiaya (mendzalimi) diri mereka sendiri … ” [QS Fathir : 32]
Hal ini terjadi dengan melakukan hal-hal yang dilarang Allah yang pada hakikatnya akan merusak dirinya sendiri seperti mencari harta dengan jalan yang haram, meminum-minuman keras, berjudi, berzina, Narkoba dan lain lainnya. Allah SWT berfirman :

(C) Kedzaliman seseorang kepada Saudaranya.
Syeikh Syamsuddin Al-Dzahabi membagi perbuatan dzalim menjadi tiga yaitu: (1) Mengambil harta orang lain tanpa hak (2) Membunuh, Menganiaya, Memukul atau melukai orang lain (3) Mengumpat, melaknat, menuduh zina dll. [Al-Kaba’ir]

Semua jenis pebuatan dzalim di atas adalah hal yang terlarang. Allah SWT dalam hadits qudsy berfiman :
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا يَا عِبَادِي
 “Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian. Maka, janganlah kalian saling menzhalimi. [HR Muslim]

Dalam hadits utama di atas Rasul Saw memerintahkan kita untuk menolong saudara yang berbuat dzalim atau yang dizalimi. Rasul SAW menjanjikan pahala besar bagi siapa saja yang mau menolongnya. Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengemukakan sebuah hadits:
من فرج عن مؤمن مغموم أو أعان مظلوما غفر الله له ثلاثا وسبعين مغفرة
Barang siapa yang membantu orang mukmin yang sedang tertimpa kesusahan atau menolong orang yang didzalimi maka Allah memberikan 73 ampunan-Nya kepada orang tersebut. [HR Al-Khara’ithi dalam Makarim al-Akhlak]

Dalam lanjutan hadits utama di atas Rasul Saw menjelaskan bagaimana menolong orang yang berbuat dzalim. Rasul SAW bersabda : Engkau cegah dia dari perbuatan dzalimnya [HR Bukhari]

Dalam satu kasus, orang yang hendak mencegah kedzaliman boleh jadi merasa tidak enak hati dengan orang yang didzalimi jika pelaku kedzaliman masih ada hubungan kekerabatan dengannya. Namun ingatlah bahawa kedzaliman tetaplah kedzaliman. Kedzaliman itu bisa berasal dari mana saja, tidak hanya orang yang musuh atau orang yang jauh namun bisa jadi bersumber dari orang-orang terdekat bahkan tak disangka-sangka. Ingatkah anda bahwa Nabi Yusuf AS justru didzalimi oleh saudaranya (kandung) sendiri. Nabi Nuh As oleh anaknya, Nabi Luth oleh istrinya bahkan Nabi Muhammad SAW didzalimi oleh pamannya sendiri yaitu Abu Lahab bin Abdul Muttalib. Maka cegahlah pelaku kedzaliman, siapapun dia dengan satu cara yang bisa menghentikannya.

Alternatif menghentikan kedzaliman seseorang adalah dengan cara tidak lagi memuliakannya. Karena memuliakan seseorang yang dzalim akan menambah kedzaliman yang dilakukannya. Abu at-Thayyib Al-Mutanabby menjelaskan hal ini dalam sya’irnya :
إِذَا أَنْتَ أَكْرَمْتَ الكَرِيْمَ مَلَكْتَه  وَإِنْ أَنْتَ أَكْرَمْتَ اللَّئِيمَ تَمرَّدَاً
فَوَضْعُ النَّدَى فِي مَوْضِعِ السَّيفِ بالعُلا مُضِرٌّ كَوَضْعِ السَّيْفِ فِي مَوْضِعِ النَّدَى
Jika kamu memuliakan orang mulia maka kamu bisa memilikinya (karena ia merasa berhutang budi padamu) Namun jika kamu memuliakan orang hina maka ia semakin bertindak aniaya.

(Maka Jangan salah tempat) Berbuat baik dan lembut di saat dibutuhkan perilaku keras kepada seseorang akan membahayakan sebagaimana berlaku keras ketika sikon menuntut kebaikan dan kelembutan. [Tafsir Abi Su’ud]

Dengan kata lain, Abd Manaf berkata :
دواء من لم يصلحه الإكرام الهوان.
Seseorang yang tidak menjadi baik ketika dimuliakan maka obatnya adalah dihinakan (saja orang tersebut). [Bahjat al-Majalis, Libn Abd al-Barr] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk berperilaku sesuai sikonnya.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA
(Singkat, Padat, Akurat)

READY STOCK BUKU ONE DAY#1
OPEN INDENT BUKU ONE DAY#2
Motivasi Bahagia dari Rasul SAW
Distributor : 081216742626

Monday, October 31, 2016

RELATIVITAS NASAB


ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Bahwasannya Rasul SAW dalam keadaan berdiri tatkala Allah Azza Wa Jalla menurunkan ayat :
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat [QS Asy-Syu’ara’ : 124], Beliau kemudian bersabda :
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا اشْتَرُوا أَنْفُسَكُمْ لَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ لَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا يَا عَبَّاسُ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ لَا أُغْنِي عَنْكَ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا وَيَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُولِ اللَّهِ لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا وَيَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِي مَا شِئْتِ مِنْ مَالِي لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا
 “Wahai orang Quraisy (atau kalimat semacam itu), selamatkanlah diri kalian karena aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari Allah. Wahai Bani ‘Abdi Manaf, aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari Allah. Wahai ‘Abbas bin ‘Abdul Muthollib, aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah. Wahai Shafiyah bibi Rasulullah, aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah. Wahai Fatimah puteri Muhammad, mintalah padaku apa yang engkau mau dari hartaku, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Catatan Alvers

Nasab atau keturunan adalah salah satu perkara yang dibanggakan manusia. Hal ini terbukti, jika seseorang hendak menikah maka ia akan mempertimbangkan perihal nasab bahkan di kalangan tertentu nasab menjadi pertimbangan nomor satu dari faktor lainnya. Perkara-perkara tersebut disinggung oleh Nabi SAW dengan sabda beliau :

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Wanita itu dinikahi karena empat faktor; hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya, Maka pilihlah karena faktor agamanya niscaya engkau beruntung” [HR  Bukhari]

Hadits ini bukanlah berarti anjuran untuk menikahi wanita karena faktor- faktor tersebut selain faktor agama, sebagaimana sering disalah pahami oleh sebagian orang. Hal ini ditegaskan oleh Imam Nawawi dengan komentarnya:

"
الصحيح في معنى هذا الحديث أن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر بما يفعله الناس في العادة فإنهم يقصدون هذه الخصال الأربع ، وآخرها عندهم ذات الدين ، فاظفر أنت أيها المسترشد بذات الدين ، لا أنه أمر بذلك
Yang benar dalam memaknai hadits tersebut adalah bahwasannya Nabi SAW mengabarkan apa yang dilakukan oleh masyarakat dalam adat kebiasaannya. Mereka sengaja mencari 4 faktor tersebut. Dan faktor terakhir adalah faktor agama, maka carilah wanita yang memiliki agama kuat, wahai pencari nasehat. Hadits ini bukan berarti Nabi SAW memerintahkan untuk mencari faktor- faktor tersebut selain faktor agama [Syarah Muslim]

Nasab juga merupakan salah satu dari lima maqasid al-syariah Ad-Dlaruriyat yaitu (agama (ad-din);  jiwa (an-nafs); akal (al-‘aql); keturunan (an-nasl); harta (al-mal). Hal ini terbukti bahwa Islam telah mengharamkan untuk menyebut nama ayah angkat di belakang nama seseorang sebagaimana disebutkan dalam [QS Al-Ahzab :5]

Nasab juga dianggap penting dalam islam, terbukti Nabi SAW memerintahkan kita untuk mempelajarinya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ
Pelajarilah dari silsilah nasab kalian, agar kalian mengenali tali darah kalian, sebab menyambung tali darah dapat menambah kasih sayang dalam keluarga, menambah harta dan dapat menambah usia. [HR Turmudzi]

Namun demikian perlu disadari bahwa nasab saja tidak cukup menjadikan seseorang mulia di sisi Allah SWT. Bahkan nasab akan tidak berarti apa-apa jika tidak diiringi oleh Akhlak terpuji seperti yang dimiliki oleh nenek moyangnya. Hal inilah yang dipesankan oleh Nabi SAW kepada Sayyidah Fathimah RA dalam hadits utama di atas. “Wahai Fatimah puteri Muhammad, mintalah padaku apa yang engkau mau dari hartaku, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Ketahuilah alvers, Kedudukan mulia di akhirat nanti adalah timbal balik dari amal shalih dari seseorang, bukan hasil ongkang-ongkang kaki dari nasabnya. Allah SWT berfirman :
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ
“Apabila sangkakala sudah ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.” (QS. Al Mu’minun: 101)

Senada dengan ayat ini, Baginda Nabi SAW bersabda:
وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Barangsiapa yang lamban amalnya, maka nasabnya tidak bisa mengejarnya” [HR Muslim]

Imam Nawawi menjelaskan Hadits ini, Beliau berkata :
معناه : من كان عمله ناقصا ، لم يلحقه بمرتبة أصحاب الأعمال ، فينبغي ألا يتكل على شرف النسب ، وفضيلة الآباء ، ويقصر في العمل .
Makna hadits ini adalah barang siapa yang amalnya kurang, maka ia tidak akan menemui kedudukan mulia orang-orang yang beramal. Maka hendaknya orang tidak mengandalkan nasab yang mulia dan keutamaan nenek moyangnya namun ia sembrono dalam beramal. [Syarah Muslim]

Dengan demikian, hadits ini menunjukkan bahwa amalanlah yang menaikkan derajat hamba menjadi mulia di akhirat. Hal ini selaras dengan firman Allah Ta’ala :
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan” [QS Al-An’am: 132]

Bahkan nasab akan terputus di sisi Allah jika seseorang berprilaku yang tidak sesuai dengan ahlak terpuji dari nenek moyangnya. Lihatlah, tatkala Nabi Nuh ingin menyelamatkan anaknya karena Nabi nuh memperhatikan hubungan nasabnya. Allah SWT menceritakan hal ini:
وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku" [QS Hud : 45]
Namun lihat apa jawaban Allah SWT :
قَالَ يَانُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. [QS Hud : 46]

Orang yang membanggakan nasab dan garis keturunannya yang  mulia namun prilakunya kontras dengan akhlaqul karimah ayahnya atau nenek moyangnya maka mereka adalah oatng yang tertipu.

Imam Ghazali mengingatkan hal ini :
وَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يَنْجُو بِتَقْوَى أَبِيهِ كَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يَشْبَعُ بِأَكْلِ أَبِيهِ، وَيَرْوَى بِشُرْبِ أَبِيهِ، وَيَصِيرُ عَالِمًا بِعِلْمِ أَبِيهِ، وَيَصِلُ إِلَى الْكَعْبَةِ وَيَرَاهَا بِمَشْيِ أَبِيهِ.
Barang siapa yang menyangka bahwa ia akan selamat karena ketaqwaan ayahnya maka sama halnya ia menyangka akan menjadi kenyang sebab ayahnya makan, Segar sebab ayahnya minum, menjadi alim sebab ilmu yang dimiliki ayahnya, bisa mencapai ka’bah dan melihatnya sebab ayahnya pergi kesana. [Ihya Ulumuddin]

Maka dari itu berprilakulah seperti prilaku nenek moyangmu yang mulia suapaya nasab ini tetap diakui di akhirat kelak. Jika Sayyidah Fatimah RA saja puteri Nabi SAW -manusia paling mulia di muka bumi- tidak bisa ditolong oleh ayahnya sendiri, lantas bagaimanakah dengan keturunan selainnya? Maka Nasab itu relatif, Orang yang mulia perangainya maka nasab akan menambah kemuliaan dirinya namun jika seseorang jelek perilakunya maka jangan harapkan nasabnya akan bermanfaat baginya. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa menjaga perilaku baik dan selalu beramal shalih sehingga setiap kita akan mulia di sisi Allah SWT.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA
(Singkat, Padat, Akurat)

READY STOCK BUKU ONE DAY#1
OPEN INDENT BUKU ONE DAY#2
Distributor : 081216742626