إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Saturday, November 19, 2016

STMJ (SHOLAT TERUS MAKSIAT JALAN)



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata :
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ فُلَانًا يُصَلِّي بِاللَّيْلِ فَإِذَا أَصْبَحَ سَرَقَ قَالَ إِنَّهُ سَيَنْهَاهُ مَا يَقُولُ
Seorang laki-laki mendatangi Nabi SAW dan berkata, ‘Sesungguhnya si Fulan itu shalat di malam hari, tetapi di waktu pagi dia mencuri.’ Nabi SAW bersabda: ‘Sesungguhnya shalatnya itu akan menahan dirinya dari apa yang engkau katakan”. [HR Ahmad]

Catatan Alvers

Fenomena STMJ (Sholat Terus, Maksiat Jalan) acap kali kita temui dalam realita di masyarakat. Seseorang yang rajin shalat hingga jidatnya hitam namun ia suka berkata-kata kotor, menggunjing bahkan melakukan kemaksiatan yang lain yang tak pantas dilakukan oleh seorang muslim yang rajin shalat. Lantas timbullah pertanyaan di benak masyarakat akan hal ini. Bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Sungguh dua hal yang sangat kontras! Bukankah Allah SWT berfirman :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“dan dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. [QS Al-‘Ankabut: 45]

Fenomena STMJ (Sholat Terus, Maksiat Jalan) ini tidak hanya terjadi sekarang, bahkan di zaman Nabipun telah terjadi sebagaimana hadits utama di atas.  “Sesungguhnya si Fulan itu shalat di malam hari, tetapi di waktu pagi dia mencuri.” Lantas, dimanakah letak kesalahannya? Bukankah Firman Allah SWt adalah benar adanya?.

Alvers, memang demikianlah teori dan prakteknya. Jauh panggang dari api. Menanggapi permasalahan ini, Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas RA berkata:
في الصلاة منتهى ومزدجر عن معاصي الله، فمن لم تأمره صلاته بالمعروف، ولم تنهه عن المنكر، لم يزدد بصلاته من الله إلا بعدًا.
“Di dalam shalat terdapat sesuatu yang dapat menahan dan mencegah seseorang dari perbuatan maksiat. Barang siapa yang shalatnya tidak menyuruhnya untuk melakukan perbuatan ma’ruf (yang baik) dan tidak melarangnya dari perbuatan mungkar, maka dia hanya membuat dirinya semakin jauh dari Allah dengan shalat tersebut. [Tafsir Al-Baghawi]

Al-Qatadah dan Al-Hasan RA berkata:
من لم تنهه صلاته عن الفحشاء والمنكر فصلاته وبال عليه
“Barang siapa yang shalatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka shalatnya tersebut menjadi perusak dirinya.” [Tafsir Al-Baghawi]

Namun demikian orang yang terkena Fenomena STMJ (Sholat Terus, Maksiat Jalan) ini tidak boleh berputus asa untuk melakukan sholat. Janganlah berhenti sholat karena ia belum bisa meninggalkan maksiat. Justru dengan sholatnya insyaAllah sebagaimana hadits utama di atas, suatu saat yang dikehendaki Allah ia akan berhenti dari perbuatan maksiatnya. Bukankah Nabi bersabda : ‘Sesungguhnya shalatnya itu akan menahan dirinya dari apa yang engkau katakan”

Di sisi lain ia harus introspeksi, apakah shalatnya telah dilakukannya dengan baik dan benar, ataukah sholatnya hanya gerakan badan dan bibir saja sehingga tak ubahnya ia tidak dihukumi sebagai orang yang shalat?. Abul Aliyah Ar-Riyahi Al-Bashri (w.93 H), seorang mufassir ternama yang dahulu menemui zaman Nabi namun baru masuk islam pada masa Abu bakar RA. mengatakan:
إن الصلاة فيها ثلاث خصال فكل صلاة لا يكون فيها شيء من هذه الخلال فليست بصلاة: الإخلاص والخشية وذكر الله. فالإخلاص يأمره بالمعروف، والخشية تنهاه عن المنكر، وذكر القرآن يأمره وينهاه.
“Sesungguhnya di dalam shalat terdapat tiga hal. Setiap shalat yang tidak terdapat satu hal saja dari ketiga hal ini maka dia bukanlah shalat, yaitu: keikhlasan, rasa takut dan mengingat Allah. Keikhlasan akan menyuruhnya untuk berbuat kema’ruufan, ketakutannya kepada Allah akan melarangnya dari perbuatan mungkar dan dzikir-nya dengan membaca Al-Qur’an akan menyuruh dan melarangnya.” [Tafsir Ibnu Katsir]

Tiga kata kunci; keikhlasan, rasa takut dan mengingat Allah inilah yang dapat mempengaruhi keberadaan shalat seseorang sebagai pencegah dari kemaksiatan. Seyognyanya orang yang terkena Fenomena STMJ (Sholat Terus, Maksiat Jalan) memeriksa tiga perkara tersebut dalam shalatnya.

Tiga kata kunci; keikhlasan, rasa takut dan mengingat Allah ini jika dihayati maka juga akan menjadi penentu seseorang jauh dari kemaksiatan dalam kehidupannya. Ibnu Qudamah dalam at-Tawwabin menceritakan bahwa terdapat seorang laki-laki ahli maksiat menghadap Ibrahim bin Adham Al-Balkhi(100 H –165 H) untuk mengadukan masalahnya. Ia bekata : “Sungguh, aku telah terjerumus dalam kemaksiatan. Tolong berikan aku nasehat yang dapat menyelamatkan hatiku dari kemaksiatan dan menjauhkan aku darinya.”

Ibrahim bin Adham berkata kepadanya: “Jika engkau mampu melakukan lima hal berikut, maka engkau tidak dilarang melakukan maksiat.” Ibrahim bin Adham berkata:
أما الأولى فإذا أردت أن تعصي الله عز وجل فلا تأكل رزقه
“Pertama, ketika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah SWT, maka janganlah engkau makan sedikit pun dari rezeki-Nya.”

Lelaki tersebut kemudian berkata: “Lalu dari mana aku makan? Bukankah semua rezeki berasal dari sisi Allah SWT?” Ibrahim berkata, “Lalu pantaskah engkau makan rezeki-Nya dan engkau berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang kedua, wahai Ibrahim!”
وإذا أردت أن تعصيه فلا تسكن شيئاً من بلاده
“Kedua, jika engkau hendak berbuat maksiat, maka janganlah engkau tinggal di bumi-Nya.”
Lelaki tersebut berkata: “waduh, ini lebih berat dari yang pertama, Bukankah setiap bagian bumi ini dari ujung timur sampai ujung barat adalah milik Allah SWT. Maka dimana aku akan tinggal?” Ibrahim berkata kepadanya: “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah pantas engkau makan dari rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya namun engkau berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang ketiga, wahai Ibrahim!”
إذا أردت أن تعصيه وأنت تحت رزقه وفي بلاده فانظر موضعاً لا يراك فيه مبارزاً له فاعصه فيه
 “Ketiga, jika engkau hendak berbuat maksiat padahal engkau makan dari rezeki-Allah dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat di  mana Allah SWT tidak dapat melihatmu, lalu berbuatlah maksiat di tempat itu!”

Lelaki tadi berkata, “Bagaimana ini, Bukankah Allah mengetahui hal-hal rahasia (dan yang lebih tersembunyi). Ibrahim berkata: “Jika demikian, pantaskah engkau makan dari rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya namun engkau berbuat maksiat di tempat yang dilihat oleh-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang keempat, wahai Ibrahim!”
إذا جاءك ملك الموت ليقبض روحك فقل له: أخرني حتى أتوب توبة نصوحاً وأعمل لله عملاً صالحاً
 “Keempat, jika malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu, maka katakanlah padanya, ‘Tundalah kematianku hingga aku bertaubat dengan taubatan nashuha dan aku beramal shalih karena Allah!’ Lelaki tersebut berkata: “Dia pastilah tidak menuruti permintaanku!. Ibrahim bin Adham menjelaskan:  “Jika engkau tidak bisa menolaknya, maka bagaimana engkau akan selamat?”

Dia berkata : “Iya. Lalu apa yang kelima wahai Ibrahim?”
إذا جاءتك الزبانية يوم القيامة ليأخذونك إلى النار فلا تذهب معهم
 “Kelima, apabila malaikat Zabaniyah (malaikat adzab) mendatangimu untuk menyeretmu ke neraka, maka janganlah engkau ikut mereka.

Lelaki itu menjawab: “Tentulah mereka tidak akan membiarkan aku”. Ibrahim berkata :  “Lantas, bagaimana engkau berharap akan selamat?”
Lalu dia berkata :  “Cukup, Cukup, Ibrahim. Aku memohon ampun kepada Allah SWT dan bertaubat kepada-Nya”. Akhirnya lelaki tersebut istiqamah beribadah sampai meninggal dunia.” [at-Tawwabin] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita istiqamah menjalankan shalat dan menjauhi semua maksiat.

Wednesday, November 16, 2016

GEMPAR GEMPA




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
Tidaklah datang hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, masa semakin berdekatan (terasa singkat), banyak terjadi fitnah, dan banyak pembunuhan sehingga banyak harta dan melimpah kepada kalian. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) berpusat di 127 km tenggara mengguncang Kabupaten Malang. Tercatat dalam Info BMKG bahwa Gempa tersebut tepatnya terjadi tanggal 16-Nov-16 22:10:11 WIB, Mag : 6.2 SR, Lok:9.32 LS,113.12 BT, Kedalaman:69 Km. Guncangan serupa juga terjadi di 136 km barat daya Kabupaten Lumajang, 142 km barat daya Kabupaten Jember, 232 km tenggara Kota Surabaya, dan 782 km tenggara Jakarta. [Situs BMKG]

Saturday, November 12, 2016

ANTI SELINGKUH




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Jubair bin Abdillah RA, Rasul SAW bersabda:
إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا أَقْبَلَتْ أَقْبَلَتْ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا
Sesungguhnya wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan ke belakang dalam bentuk syetan (pula). Apabila salah seorang dari kalian melihat wanita dan mengaguminya, maka hendaknya ia mendatangi istrinya. Sebab, apa yang ada pada wanita tersebut seperti apa yang ada pada istrinya.” [HR Turmudzi]

Catatan Alvers

KAYA BUKANLAH DOSA




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Muadz Bin Abdillah bin Khubayb, dari Ayahnya, dari Pamannya bahwa ia berkata : Kami sedang berada dalam satu majelis dan Rasul SAW datang dengan keadaan kepala beliau terdapat sisa bekas air maka kami berkata : YA Rasulallah, Kami melihat negkau bahagia? Rasul SAW menjawab : Iya. Kemudian orang-orang membicarakan tentang kekayaan maka Rasul SAW bersabda :
لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَالصِّحَّةُ لِمَنْ اتَّقَى اللَّهَ خَيْرٌ مِنْ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنْ النِّعَمِ
”Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” [HR Ahmad]

Wednesday, November 9, 2016

PAHLAWAN MASAKINI



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Umar RA bahwasannya seseorang bertanya kepada Rasul SAW tentang orang yang paling disukai Allah SWT dan amalan yang paling disukai-Nya. Lalu Rasul SAW bersabda :

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا
Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. [HR Thabrani]

MENOLONG ALLAH?




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA bahwa pada suatu hari ia naik kendaraan di belakang Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda kepadanya:
يَا غُلَامُ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
"Wahai anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat; Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya engkau mendapatiNya di hadapanmu. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah. [HR Ahmad]

Catatan Alvers

Al-Quran dan hadits sebagai wahyu Allah diturunkan dalam bentuk bahasa Arab (Qur’anan Arabiyyan) yang sarat dengan gaya bahasa yang tinggi dan indah. Saat itu, bangsa Arab sangat menyukai gaya bahasa yang tinggi dan indah, maka wahyupun di turunkan oleh-Nya dengan gaya bahasa yang lebih indah dari gaya bahasa yang berkembang pada saat itu bahkan tidak ada tandingannya agar menjadi perhatian mereka sekaligus melemahkan (mukjizat) gaya bahasa mereka dihadapan gaya bahasa Allah (kalamullah).

Diantara ketinggian dan keindahan gaya bahasa al-Qur'an tersebut terletak pada ungkapan-ungkapan metaforik-simboliknya dan kiasan-kiasannya atau sindiran-sindirannya. Orang yang tidak mempelajari gaya bahasa seperti ini rentan akan salah paham dalam menafsirkan al-Qur’an ataupun kebingungan dalam menjelaskan hadits. Seperti perintah nabi dalam hadits di atas, “Jagalah Allah” dalam memahami hadits ini bukan berarti Allah butuh penjagaan, maha suci Allah dari kebutuhan pada makhluknya, Allah tidah butuh dijaga karena Dia “Al-Hafidz” Maha Menjaga dan Maha sempurna penjagaan-Nya, Allah yang menjaga makhluk-Nya, Allah berfirman :
وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
“Dan Tuhanmu Maha Menjaga segala sesuatu”.[QS Saba` 21]

Maka yang dimaksud dengan menjaga Allah adalah menjaga bertauhid kita kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan selainnya, menjaga perintah-Nya, menjaga diri dari yang tidak disukai-Nya.

Di sisi lain, Gaya bahasa seperti ini rentan dimanipulasi orang-orang yang tidak senang kepada islam untuk mengelabui orang-orang islam sendiri. Mereka menjadikan wahyu sebagai bahan olok-olokan mereka.

Dalam Syarh Musykil al-Atsar, Abu Ja’far At-Thahawi meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA bahwa suatu ketika Abu bakar menasehati seorang ulama yahudi yang bernama finhash. Bertaqwalah kepada Allah, Masuklah agama islam. Demi Allah kaupun tahu bahwa Rasul SAW adalah utusan-Nya yang membawa kebenaran dariNya dan kau menemukan keterangannya dalam kitrab taurat dan injil yang ada disisimu. Finhash berkata:
يا أبا بكر , والله ما بنا إلى الله عز وجل من فقر , وإنه إلينا ليفتقر , وما نتضرع إليه كما يتضرع إلينا , وإنا عنه لأغنياء , ولو كان عنا غنيا لما استقرضنا أموالنا كما يزعم صاحبكم , ينهاكم عن الربا ويعطيناه , ولو كان عنا غنيا ما أعطانا الربا
“Wahai Abu Bakar, bukan kita yang membutuhkan Tuhan, tapi Dia yang butuh kepada kita. Bukan kita yang meminta-minta kepada-Nya, tapi Dialah yang meminta-minta kepada kita. Sesungguhnya Kita tidak memerlukan-Nya. Kalau Dia kaya, tentu Ia tidak akan minta dipinjami harta kita, seperti yang didakwakan oleh temanmu itu (Nabi SAW). Ia melarang kalian menjalankan riba, tapi Ia memberikan riba. Kalau Ia kaya, tentu Ia tidak akan memberikan riba (dengan menghutangiNya).”
Maksud Finhash ini ditujukan kepada firman Allah:
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapa yang mau meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang baik, Allah akan selalu membalasnya dengan berlipat ganda.“ [QS Al-Baqarah: 245]

Mendengar jawaban finhash yang melecehkan firman Allah itu maka Abu Bakar marah. Ditamparnya muka Finhash itu keras-keras. Lalu Finhash mengadukan penganiaayaan ini kepada Rasul SAW dan Rasul bertanya apa yang telah terjadi kepada Abu Bakar. Abu Bakar memberi tahukan pelecehan yang dilakukan finhash tadi namun finhash mengingkarinya. Lalu turunlah Ayat mengenai finhash :

لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar” [QS Ali Imran : 181]

Dan turunlah Ayat mengenai Abu Bakar :
وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Dan kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. [QS Ali Imran : 186] [Syarh Musykil al-Atsar]

Kesalah pahaman sebagaimana di atas terlepas disengaja atau tidak, telah terjadi pada masa dahulu, sekarang bahkan di hari kiamat sekalipun namun Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang menjelaskan kesalah pahaman ini. Simak hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, Allah SWT berfirman dalam hadits qudsy:
« يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي . قَالَ : يَارَبِّ ،كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ ، وَلَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ ؟
Hai anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak mau menjenguknya. Sekiranya engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati Aku di sisinya.
وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي . فَيَقُولُ : كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَطْعَمَكَ فَلَمْ تُطْعِمْهُ ، أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟
Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberikan makan kepada-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya saya memberi makan kepada-Mu, sedang Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah berfirman: Ketahuilah, apakah engkau tidak peduli adanya seorang hamba-Ku, si Fulan, telah datang meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya makan. Ketahuilah, sekiranya engkau mau memberinya makan, pasti engkau akan menemukan balasannya di sisi-Ku.
وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي . فَيَقُولُ : أَيْ رَبِّ ، وَكَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَسْقَاكَ فَلَمْ تَسْقِهِ ، وَلَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ » .
Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberi-Ku minum. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya aku memberi-Mu minum, padahal Engkau Tuhan penguasa semesta alam? Allah berfirman: hamba-Ku, si Fulan, minta minum kepadamu tetapi engkau tidak mau memberinya minum. Ketahuilah, sekiranya engkau memberinya minum, pasti engkau akan menemui balasannya di sisi-Ku. [HR. Muslim]  

Maka sesungguhnya Allah tidaklah membutuhkan pertolongan sedikitpun dari hamba maupun makhluk-Nya karena Dia adalah Yang maha Kuat lagi Maha Perkasa. Namun Allah swt hanya ingin menguji diantara hamba-hamba-Nya mana yang memang layak untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk memahami wahyu-Nya dengan pemahaman yang benar.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

ONE DAY ONE HADITH
On WhatsApp Group
Klik
https://chat.whatsapp.com/9xzo0EXdkAtGzUlvuOjHIi


Monday, November 7, 2016

BANTULAH “AHOK”


ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنْ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ
Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau yang dizalimi maka seseorang bertanya : Wahai Rasul SAW aku akan menolongnya tatkala ia didzalimi lantas bagaimana aku menolongnya jika ia berbuat dzalim?. Rasul SAW menjawab : Engkau cegah dia dari perbuatan dzalimnya, itulah arti menolong saudaramu yang berbuat dzalim. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Akhir-akhir ini beredar buku saku, 7 Dalil Umat Islam DKI dalam memilih Gubernur yang diterbitkan oleh relawan nusantra. Dalam kata pengantarnya disebutkan hadits di atas dengan penjelasan bahwa wajib hukumnya menolong ahok baik ia berbuat dzalim atau didzalimi, karena ahok bukan berasal dari bahasa cina tapi dari bahasa arab (Akha-ka) yang artinya saudaramu.

Ulasan ini tidaklah bermaksud masuk ke ranah politik, namun sekedar pengantar judul odoh kali ini sehingga dalam uraian selanjutnya kami akan menafikan kata ahok yang diplesetkan tadi.

Kata dzalim berasal dari bahasa arab, Ia adalah derivasi dari kata dzulm. Secara bahasa, kata dzulm berarti menaruh sesuatu bukan pada tempatnya. Adapun secara syariat, Al-Jurjani mendefinisikannya dengan :
عبارة عن التعدي عن الحق إلى الباطل، وهو الجور
Suatu ungkapan dari perbuatan yang melampaui batas kebenaran menuju kebathilan. [Al-Ta’rifat]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dzalim diartikan dengan menindas; menganiaya; berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain. [Web KBBI]

Kedzaliman ditinjau dari sasarannya terbagi menjadi tiga jenis.

(A) Kedzaliman seseorang kepada Allah.
Kedzaliman jenis ini adalah yang terbesar. Termasuk dalam kategori ini adalah kufur (mengingkari Allah), syirik (menyekutukan Allah). Allah SWT berfirman:
يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Wahai anakku, Janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” [QS Luqman: 13]

(B) Kedzaliman seseorang terhadap dirinya sendiri.
Allah SWT berfirman : “ …Lalu di antara mereka ada yang menganiaya (mendzalimi) diri mereka sendiri … ” [QS Fathir : 32]
Hal ini terjadi dengan melakukan hal-hal yang dilarang Allah yang pada hakikatnya akan merusak dirinya sendiri seperti mencari harta dengan jalan yang haram, meminum-minuman keras, berjudi, berzina, Narkoba dan lain lainnya. Allah SWT berfirman :

(C) Kedzaliman seseorang kepada Saudaranya.
Syeikh Syamsuddin Al-Dzahabi membagi perbuatan dzalim menjadi tiga yaitu: (1) Mengambil harta orang lain tanpa hak (2) Membunuh, Menganiaya, Memukul atau melukai orang lain (3) Mengumpat, melaknat, menuduh zina dll. [Al-Kaba’ir]

Semua jenis pebuatan dzalim di atas adalah hal yang terlarang. Allah SWT dalam hadits qudsy berfiman :
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا يَا عِبَادِي
 “Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram di antara kalian. Maka, janganlah kalian saling menzhalimi. [HR Muslim]

Dalam hadits utama di atas Rasul Saw memerintahkan kita untuk menolong saudara yang berbuat dzalim atau yang dizalimi. Rasul SAW menjanjikan pahala besar bagi siapa saja yang mau menolongnya. Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengemukakan sebuah hadits:
من فرج عن مؤمن مغموم أو أعان مظلوما غفر الله له ثلاثا وسبعين مغفرة
Barang siapa yang membantu orang mukmin yang sedang tertimpa kesusahan atau menolong orang yang didzalimi maka Allah memberikan 73 ampunan-Nya kepada orang tersebut. [HR Al-Khara’ithi dalam Makarim al-Akhlak]

Dalam lanjutan hadits utama di atas Rasul Saw menjelaskan bagaimana menolong orang yang berbuat dzalim. Rasul SAW bersabda : Engkau cegah dia dari perbuatan dzalimnya [HR Bukhari]

Dalam satu kasus, orang yang hendak mencegah kedzaliman boleh jadi merasa tidak enak hati dengan orang yang didzalimi jika pelaku kedzaliman masih ada hubungan kekerabatan dengannya. Namun ingatlah bahawa kedzaliman tetaplah kedzaliman. Kedzaliman itu bisa berasal dari mana saja, tidak hanya orang yang musuh atau orang yang jauh namun bisa jadi bersumber dari orang-orang terdekat bahkan tak disangka-sangka. Ingatkah anda bahwa Nabi Yusuf AS justru didzalimi oleh saudaranya (kandung) sendiri. Nabi Nuh As oleh anaknya, Nabi Luth oleh istrinya bahkan Nabi Muhammad SAW didzalimi oleh pamannya sendiri yaitu Abu Lahab bin Abdul Muttalib. Maka cegahlah pelaku kedzaliman, siapapun dia dengan satu cara yang bisa menghentikannya.

Alternatif menghentikan kedzaliman seseorang adalah dengan cara tidak lagi memuliakannya. Karena memuliakan seseorang yang dzalim akan menambah kedzaliman yang dilakukannya. Abu at-Thayyib Al-Mutanabby menjelaskan hal ini dalam sya’irnya :
إِذَا أَنْتَ أَكْرَمْتَ الكَرِيْمَ مَلَكْتَه  وَإِنْ أَنْتَ أَكْرَمْتَ اللَّئِيمَ تَمرَّدَاً
فَوَضْعُ النَّدَى فِي مَوْضِعِ السَّيفِ بالعُلا مُضِرٌّ كَوَضْعِ السَّيْفِ فِي مَوْضِعِ النَّدَى
Jika kamu memuliakan orang mulia maka kamu bisa memilikinya (karena ia merasa berhutang budi padamu) Namun jika kamu memuliakan orang hina maka ia semakin bertindak aniaya.

(Maka Jangan salah tempat) Berbuat baik dan lembut di saat dibutuhkan perilaku keras kepada seseorang akan membahayakan sebagaimana berlaku keras ketika sikon menuntut kebaikan dan kelembutan. [Tafsir Abi Su’ud]

Dengan kata lain, Abd Manaf berkata :
دواء من لم يصلحه الإكرام الهوان.
Seseorang yang tidak menjadi baik ketika dimuliakan maka obatnya adalah dihinakan (saja orang tersebut). [Bahjat al-Majalis, Libn Abd al-Barr] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk berperilaku sesuai sikonnya.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA
(Singkat, Padat, Akurat)

READY STOCK BUKU ONE DAY#1
OPEN INDENT BUKU ONE DAY#2
Motivasi Bahagia dari Rasul SAW
Distributor : 081216742626