ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah
SAW bersabda:
أَوْلَى
النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً
“Orang yang paling dekat denganku di hari
kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku” [HR.
Tirmidzi]
Catatan Alvers
Hadits
ini memotivasi kita untuk memperbanyak bershalawat kepada Rasulullah SAW supaya
kita mendapatkan kemuliaan hari kiamat kelak (akhirat). Al-Mubarakfuri menafsiri
kata “Awlan-nas” pada hadits tersebut dengan “orang yang paling berhak mendapatkan syafa’at”
[Tuffatul Ahwadzi]
Hadits serupa diriwayatkan dari Anas bin
Malik ;Pembantu Nabi SAW , Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ
أَقْرَبَكُمْ مِنِّي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي كُلِّ مَوْطِنٍ أَكْثَرُكُمْ عَلَيَّ
صَلَاةً فِي الدُّنْيَا مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ
الْجُمُعَةِ، قَضَى اللهُ لَهُ مِائَةَ حَاجَةٍ، سَبْعِينَ مِنْ حَوَائِجِ
الْآخِرَةِ، وَثَلَاثِينَ مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا، ثُمَّ يُوَكِّلُ اللهُ
بِذَلِكَ مَلَكًا يُدْخِلُهُ فِي قَبْرِهِ كَمَا يُدْخِلُ عَلَيْكُمُ الْهَدَايَا،
يُخْبِرُنِي مَنْ صَلَّى عَلَيَّ بِاسْمِهِ وَنَسَبِهِ إِلَى عَشِيرَتِهِ
فَأُثْبِتُهُ عِنْدِي فِي صَحِيفَةٍ بَيْضَاءَ "
Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku
di hari kiamat di setiap tempat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku
di dunia. Barang siapa bershalawat kepadaku
di hari jumat dan malam jumat maka Allah akan memenuhi 100 hajatnya; 70 hajat
akhirat dan 30 hajat dunia kemudian Allah menyerahkannya kepada malaikat untuk
mengantarkan dalam kuburnya layaknya mengantarkan
hadiah. Malaikat memberitahuku nama, nasab bahkan keluarganya dari siapa saja yang
bershalawat kepadaku kemudian aku tetapkan catatan di atas kertas putih yang
ada padaku [HR Baihaqi]
Maka dari itu Alvers perbanyaklah membaca
shalawat. Terdapat sebuah keterangan menarik ketika ditanya, Lebih utama mana
Al-Qur’an ataukah shalawat? seorang ulama menjawab : Jika yang kau tanyakan perbandingan
mana yang lebih baik Al-Qur’an ataukah shalawat maka jawabannya pastilah Al-Qur’an
lebih baik karena ia adalah kalamullah. Akan tetapi jika kau bertanya lebih
baik mana kau menyibukkan diri untuk membaca al-Quran ataukah membaca shalawat?
Maka jawabannya :
«الاشتغال بالصلاة على
النبي صلى الله عليه وسلم له من الفضل ما لا يكون مترتبًا على تلاوة القرآن؛ وذلك
أنك إذا قرأت القرآن فلك بكل حرف عشر حسنات، أما الصلاة على النبي صلى الله عليه
وسلم فإنك إن صليت عليه مرة صلى الله عليك بها عشرًا، وصلاة واحدة من الله تعدل كل
الثواب
Menyibukkan diri untuk membaca shalawat Nabi SAW
memiliki keutamaan yang tidak didapat dengan membaca al-Quran. Hal itu
dikarenakan jika engkau membaca al-Quran maka kau akan mendapat 10 kebaikan
dari setiap huruf yang kau baca. Adapun
Jika engkau membaca shalawat Nabi SAW sekali
saja maka Allah akan bershalwat untukmu 10 kali sedangkan shalawat satu kali
saja dari Allah akan membandingi semua balasan pahala.
Lalu ia melanjutkan : Pembacaan shalawat akan
diterima walau dari orang fasiq (banyak melakukan maksiat) sedangkan membaca
al-Qur’an maka betapa banyak orang yang membaca al-Quran namun al-Quran justru
melaknatnya (pembacanya).
Membaca shalawat akan menjadikan
kita alvers terlepas dari dosa. Diriwayatkan dari Thufayl bin Ubay bin Ka’b
dari ayahnya bahwasannya Rasul SAW tatkala melewati dua pertiga maka beliau
berdiri dan berkata :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا اللَّهَ اذْكُرُوا اللَّهَ
جَاءَتْ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ جَاءَ الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ جَاءَ
الْمَوْتُ بِمَا فِيهِ
Wahai sekalian manusia, berdzikirlah kepada
Allah, Sungguh akan datang tiupan sangkakala
pertama yang menggoncang alam yang diiringi oleh tiupan kedua. Sungguh akan
datang kematian dengan segala resiko di dalamnya, Sungguh akan datang kematian
dengan segala resiko di dalamnya.
Mendengar hal ini, (Sayyidul Qurra’) Ubay bin
ka'b (bin Qays Al-Anshari) RA bertanya kepada Rasul saw :
يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي
Ya Rasulullah, aku banyak membaca shalawat untukmu.
Maka berapa bagiankah aku pergunakan waktuku untuk shalawat itu ?
Nabi menjawab: “Terserah kamu!”.
Ubay berkata : Bagaimana kalau
seperempatnya'?
Nabi menjawab:
مَا شِئْتَ
فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ
“Terserah
kamu, jika lebih banyak, maka lebih baik bagimu!”.
Ubay berkata : Bagaimana kalau separuhnya'?
Nabi menjawab: “Terserah kamu, jika lebih
banyak, maka lebih baik baik bagimu!”.
Ubay berkata : Bagaimana kalau dua pertiganya'?
Nabi menjawab: “Terserah kamu, jika lebih
banyak, maka lebih baik baik bagimu!”.
Ubay berkata : Bagaimana kalau semuanya
kujadikan shalawat untukmu'?
Nabi menjawab:
إِذًا
تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ
“Kalau
demikian maka kau akan dicukupi “hammak” (segala urusanmu) dan diampuni dosamu!"
[HR Turmudzi].
Abul
‘Ala Muhammad Abdurrahman Al-Mubarakfuri (W. 1353 H) mengatakan bahwa kata “hammak” dibaca nashab karena menjadi Maf’ul
kedua dari kata “tukfa” lalu beliau menjelaskan arti “Hammak”:
وَالْهَمُّ مَا يَقْصِدُهُ الْإِنْسَانُ مِنْ أَمْرِ
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، يَعْنِي إِذَا صَرَفْت جَمِيعَ أَزْمَانِ دُعَائِك فِي
الصَّلَاةِ عَلَيَّ أُعْطِيت مَرَامَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Hamm”
adalah segala sesuatu yang dicari manusia baik urusan dunia maupun akhirat.
Maksudnya Jika kau menghabiskan waktu doamu dengan membaca shalawat maka kau akan diberikan semua keinginan (hajat)
dunia dan akhirat. [Tuhfatul Ahwadzi]
Suatu kejadian berikut alvers semakin
menambah motivasi kita. Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandy meriwayatkan dalam
kitabnya, Suatu ketika Sufyan ats-Tsauri (96 H – 161 H) melaksanakan thawaf
dengan mengelilingi ka’bah. Saat itu ia melihat seseorang yang setiap
langkahnya senantiasa membaca shalawat. Sufyan bertanya: “Sesungguhnya engkau
telah telah meninggalkan tasbih dan tahlil, dan engkau hanya membaca shalawat
atas Nabi. Kenapa engkau melakukan hal itu? Orang itu menjawab: “Siapakah
engkau? Semoga Allah mengampunimu. Sufyan menjawab: “Aku adalah sufyan
ats-tsauri”. Orang itu berkata: “seandainya kamu bukanlah orang yang istimewa
di masamu ini niscaya aku tidak akan memberitahukan masalah ini dan menunjukkan
rahasiaku”.
Kemudian orang itu berkata kepada sufyan:
خرجت ووالدي
حاجا إلى بيت اللَّه الحرام حتى إذا كنت في بعض المنازل مرض والدي فقمت لأعالجه
فبينما أنا ذات ليلة عند رأسه إذ مات والدي اسود وجهه، فقلت إنا لله وإنا إليه
راجعون فجذبت الإزار على وجهه فغطيته،
“sewaktu aku
mengerjakan haji bersama ayahku, tepatnya berada di pemondokan ayahku
sakit dan mengobatinya dan pada suatu malam ketika aku berada di dekat kepala
ayahku tiba-tiba ia meninggal dan mukanya tampak hitam, lalu aku ucapkan
“innalillah wa inna ilahi rajiun” dan aku menutup mukanya dengan kain”.
Kemudian aku tertidur dan bermimpi, dimana
aku melihat ada orang yang sangat tampan yang tidak pernah aku melihat orang
setampan dia, dengan mengenakan pakaian yang sangat bersih dan aroma semerbak
harum mewangi. Dia melangkahkan kakinya mendekati jenazah ayahku, lalu membuka
penutup wajah ayahku dan mengusap muka ayahku, lalu muka ayahku itu langsung
berubah menjadi putih. Lalu orang tadi beranjak pergi, dan langsung aku pegang
pakaiannya sambil aku bertanya:
“wahai hamba Allah siapakah engkau ini
sehingga sebab lantaranmu, Allah memberikan anugerah kepada ayahku (menjadikan
wajah ayahku kembali putih) di tempat yang istimewa ini?
Orang itu menjawab:
أو ما تعرفني
أنا محمد بن عبد اللَّه صاحب القرآن، أما إن والدك كان مسرفا على نفسه ولكن كان
يكثر الصلاة عليّ فلما نزل به ما نزل استغاث بي وأنا غياث لمن أكثر الصلاة عليّ
“Apakah
kamu tidak mengenaliku? Aku adalah Muhammad bin Abdullah yang membawa al-Quran.
Ketahuilah, Ayahmu itu termasuk orang yang melampaui batas (banyak dosanya)
akan tetapi ia banyak membaca shalawat atasku. Ketika ia berada dalam suasana
yang demikian, ia meminta pertolongan kepadaku, maka akupun memberi pertolongan
kepadanya, karena aku suka memberi pertolongan kepada orang yang banyak
memperbanyak shalawat atasku”.
Akupun terbangun dari tidur, dan aku lihat
muka ayahku berubah menjadi putih. [Tanbihun Ghafilin]
Namun yang menjadi catatan alvers yang tidak
boleh terlupakan atau disalah pahami, bahwa memperbanyak shalawat itu artinya
kita menggabungkan antara membaca al-Quran dan shalawat bukan kemudian menjadi
pembenaran seseorang tidak lagi membaca Al-Quran yang itu adalah sebaik-baik
dzikir.
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk memperbanyak shalawat dan memperbanyak juga bacaan
Al-Quran serta amal shalih yang lain sehingga dengan demikian kita bershalawat
qawlan wa fi’lan dengan hati, lisan dan perbuatan.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind
PP Annur2.net Malang Indonesia
ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat,
Akurat)
*Dapatkan BUKU ONE DAY#1#2 harga Promo* , Layanan
Pesan Antar Hub: 081216742626
*UMRAH ALVERS* 14 Hari Bulan Januari 2017
$2.100, Pesawat Garuda, Hotel Dekat, Call. Ust Muji :082331865292
Ikuti *KAJIAN SPESIAL MAULID* Alvers (untuk
Umum) PASAR WAQIAH Sabtu, tanggal 10 Desember 2016 di Masjid PP An-nur 2
Bululawang Malang. Gratis Tanpa dipungut Biaya. Free Snack & Dinner.
0 komentar:
Post a Comment