Monday, March 12, 2018

VIRUS PERGAULAN




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang akan (mengikuti) agama teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. [HR Ahmad]

Catatan Alvers

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya media sosial membuat perubahan yang signifikan terutama pada perkembangan mental manusia khusunya remaja. Dimana usia remaja merupakan masa transisi ketika seseorang mulai memasuki masa puber yang identik dengan perilaku mencari jati diri, mencoba sesuatu yang baru.

Jamak ditemukan perilaku anak remaja berbeda drastis dengan perilaku sebelumnya yaitu ketika ia masih anak-anak. Anak yang pendiam dan baik berubah menjadi liar bahkan brutal hingga orang tuanya hampir tidak mengenalinya. Hal ini dikarenakan pengaruh salah pergaulan, baik di dunia nyata maupun dunia maya (medsos).

Pada dasarnya pergaulan merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Namun jika salah bergaul maka akan berakibat fatal, alih-alih kebaikan didapatkan malah keburukan dan derita yang menimpanya. Ada kasus dimana anak baik ketika menginjak remaja ia menjadi teroris, korban penculikan, sindikat narkoba, pencurian hingga pergaulan bebas.

Maka sangatlah penting bagi orang tua untuk memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Pergaulan layaknya virus yang cepat menular dan merusak tatanan yang telah dibangun selama ini. Jangankan perilaku keseharian bisa berubah, agamapun bisa berubah sebab pergaulan sebagaimana sering kita dengar tokoh atau artis yang mudah pindah agama karena calon pasangannya. Nabi mengingatkan kita pada hadits di atas “Seseorang akan (mengikuti) agama teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. [HR Ahmad]

Jagalah pergaulan anak-anak kita di lingkungannya bahkan di medsos-nya. Demikian pula kita sendiri harus memperhatikan perilaku teman-teman di medsos. Ada teman yang sering menasehati namun ada juga yang menjadikan kita bermaksiat dengan sharing kata-kata vulgar bahkan video pornonya. Jangan ragu untuk keluar dari komunitas, lingkungan atau grup yang tidak memberikan manfaat. Jangan biarkan anda dimurkai Allah swt. Imam Ghazali menyebut satu hadits dalam kitab Ayyuhal Walad :
إن علامة إعراض الله تعالى عن العبد؛ هو إشتغاله بما لا يعنيه
Sesungguhnya tanda berpalingnya Allah swt dari seorang hamba yaitu sibuknya ia dengan perkara yang tidak bermanfaat baginya. [Ayyuhal Walad, namun sebagian keterangan menyebut sebagai maqalah Al-Hasan bashri]

Ingatlah bahwa lingkup pergaulan sangatlah mempengaruhi kehidupan. Rasululah SAW memberikan perumpamaan yang jelas dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap dapat mencium aroma harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau akan mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” [HR Bukhari]

Salah dalam pergaulan akan menyebakan rusaknya agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena salah pergaulan. Allah swt berfirman :
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
“ Dan ingatlah ketika orang-orang dzalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak menjadikan fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an padahal Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” [QS Al-Furqan:27-29]

Imam Ghazali mengigatkan kita agar pilah pilih dalam bergaul. Bahkan bergaul dengan orang yang alim sekalipun. Beliau menyebutkan hadits yang diriwayatkan dari Jabir RA :
لا تَجْلِسُوا عند كُلِّ عَالِمٍ إِلا إلى عَالِمٍ يَدْعُوكُمْ مِنْ خَمْسٍ إِلَى خَمْسٍ : مِنَ الشَّكِّ إِلَى الْيَقِينِ وَمِنَ الرِّيَاءِ إِلَى الإِخْلاصِ وَمِنَ الرَّغْبَةِ إِلَى الرَّهْبَةِ وَمِنَ الْكِبْرِ إِلَى التَّوَاضُعِ وَمِنَ الْعَدَاوَةِ إِلَى النَّصِيحَةِ
“Janganlah kamu duduk (belajar) kepada sembarang orang alim, kecuali orang alim yang mengajak kalian dari lima hal menuju lima hal yang lain: Pertama, dari keragu-raguan menuju keyakinan. Kedua, dari riya menuju ikhlas . Ketiga, dari ketamakan menuju zuhud. Keempat, dari kesombongan menuju ketawadhu’an. dan kelima, dari permusuhan menuju nasehat (perdamaian). [Ihya Ulumuddin]

Memang demikian, Berteman apalagi berguru akan dapat merubah watak seseorang sesuai dengan watak teman atau gurunya. Bahkan imam Ghazali menyatakan bahwa mendengarkan sesuatu yang buruk saja bisa merubah watak seseorang menjadi buruk, apalagi menyaksikannya. Beliau berkata :

ويكفي في تغيير الطبع مجرد سماع الخير و الشر فضلا عن مشاهدته
Cukuplah sesuatu bisa merubah watak seseorang adalah ia mendengar kebaikan dan kejelekan, apalagi menyaksikannya [Ihya Ulumuddin]

Di dalam pemaparannya, beliau menyebutkan bahwa pergaulan yang jelek merupakan penyakit yang tersembunyi (da’ dafin) sehingga hal ini jarang sekali disadari oleh orang berakal sekalipun terlebih lagi orang awam. Bergaul dengan orang yang fasik (pelaku dosa besar) dalam suatu saat saja sekalipun dengan hati yang tidak suka akan maksiatnya, hal ini akan dapat merubah keadaan seseorang. Coba anda bandingkan kondisi sebelum dan sesudah bergaul dengannya. Pastilah ditemukan perbedaannya dimana sesudah bergaul anda akan lebih memandang ringan (lumrah) pada dosa besarnya dan menurun ke-ingkar-an anda pada maksiat yang dilakukannya. Dengan demikian, di sisi yang lain anda menganggap remeh dosa kecil yang anda lakukan. [Ihya Ulumuddin]

Selanjutnya Imam ghazali memberikan analoginya, Bergaul dengan kalangan orang miskin akan membuat anda merasa kaya sehingga anda mudah bersyukur namun sebaliknya bergaul dengan komunitas orang kaya akan membuat anda merasa miskin meskipun anda dianggap terkaya di lingkungan anda semula. Hal ini menjadikan perasaaan kurang dan kurang akan nikmat Allah yang selanjutnya menjadikan anda tidak ber-syukur bahkan cenderung kufur nikmat. Wal Iyadzu Billah. [Ihya Ulumuddin] Maka tidak berlebihan jika ada pepatah singkat yang mengatakan : “Ash-Sahibu Sahibun”. Sahabat itu bisa menarik (mempengaruhi)”. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari menjadikan kita dan anak-anak kita dalam pergaulan yang benar dan lingkungan baik serta menjuahkan kiya semua dari salah pergaulan.


Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari. SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jawa Timur Indonesia

0 komentar:

Post a Comment