Tuesday, September 19, 2023

ZIARAH MASJID QUBA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sahl bin Hunaif RA, Rasul SAW bersabda :

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ فَصَلَّى فِيهِ صَلَاةً كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ

“Barang siapa bersuci di rumahnya (hotel) lalu datang ke Masjid Quba, lalu dia mendirikan shalat di sana, maka dia mendapatkan pahala umrah.” [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Masjid Quba’ merupakan masjid yang sangat istimewa, bukan karena bangunan dan arsitekturnya namun karena sejarah dan pahala beribadah di sana. Shalat sunnah di sana setara dengan pahala umrah sebagaimana keterangan hadits utama di atas.

Rasul SAW sering datang ke masjid quba. Abdullah bin Umar RA berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ، مَاشِيًا وَرَاكِبًا فَيُصَلِّي فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ

Dahulu Nabi SAW mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu dengan berjalan kaki atau naik kendaraan kemudian Beliau shalat dua rekaat. [HR Bukhari]

 

Dalam sejarah, masjid quba adalah lokasi peribadatan umat islam yang pertama dibangun rasulullah SAW saat hijrah ke Madinah. Tepatnya pada tahun 1 hijriah (622 masehi). Letak masjid ini berada di pinggir kota Madinah, kurang lebih 3 kilometer arah selatan masjid nabawi.

 

Masjid Quba adalah masjid yang di sebutkan dalam ayat suci al-quran sebagai masjid yang dibangun dengan dasar ketaatan dan ketaqwaan. Allah SWT berfriman :

لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

“Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. [QS At-Taubah : 108]

 

Ayat tersebut terpampang dalam sebuah tulisan di pintu masuk masjid Quba.  Begitupula hadits yang menyebutkan jika nabi selalu mendatangi masjid quba pada hari sabtu seperti keterangan hadits di atas.

 

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya meriwayatkan bahwasannya di Madinah ada seorang pendeta yang bernama Abu Amir dari Khazraj. Dia adalah seorang pemeluk nasrani yang memiliki posisi penting di kalangan kaum Khazraj. Ketika Rasulullah SAW masuk ke Madinah, menghimpun kekuatan islam dan membangun peradaban kaum muslimin disana, Abu Amir merasa tidak suka dengan keberadaan Rasulullah SAW. Kemudian dia pergi ke Mekkah untuk mengumpulkan dukungan kaum Kafir Quraisy untuk melawan Rasulullah SAW. Dia juga pergi mencari dukungan kepada Raja Romawi, Heraclius. Dan Heraclius menyambut baik kedatangan Abu Amir dan menjanjikan apa yang diinginkannya.

 

Kaum Munafik kemudian membangun sebuah masjid di dekat masjid Quba’ yang diberi nama Masjid Dhirar. Lalu mereka meminta nabi untuk Shalat di masjid Dhirar sebagai legitimasi. Mereka berdalih masjid ini didirikan untuk orang-orang yang sakit, atau orang yang tidak dapat keluar saat hujan atau ketika hawa dingin. Pada waktu itu Rasul hendak berangkat ke Tabuk, dan beliau mengatakan : “Kami sekarang mau berangkat, Insya Allah nanti setelah pulang”.

 

H-1 sebelum Rasulullah SAW kembali ke Madinah, Jibril turun membawa berita tentang masjid Dhirar yang sengaja dibuat untuk memecah belah kaum muslimin. Rasulullah SAW kemudian mengutus dua orang sahabat untuk menghancurkan masjid tersebut. Beliau bersabda :

اِنْطَلِقَا إِلَى هَذَا الْمَسْجِدِ الظَّالِمِ أَهْلُهُ، فَاهْدِمَاهُ وَحَرِّقَاهُ

Pergilah kalian berdua ke masjid yang penghunminya berlaku dzalim itu, robohkan dan bakar saja. [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Berkenaan dengan Masjid ini turunlah Firman Allah SWT :

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (107) لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا

“Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), dan karena kekafirannya, dan untuk memecah belah orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah, ‘kami tidak menghendaki selain kebaikan. ‘Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamnya...” [QS At-taubah : 107-108]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk bersemangat mendatangi masjid Quba ketika berada di madinah dan melaksanakan shalat di sana dengan meneladani prilaku Nabi SAW.

0 komentar:

Post a Comment