Monday, February 19, 2024

KEMULIAAN ANAK PEREMPUAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Nabi SAW bersabda :

مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ

“Barangsiapa yang menanggung dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat, Aku dan dia (seperti keadaan jari-jari jemari yang dirapatkan)” [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Membenci kelahiran anak perempuan merupakan tradisi jahiliyah. Dalam Islam, justru sebaliknya. Anak perempuan merupakan sarana bagi orang tuanya untuk mendapatkan kemuliaan bahkan ada orang shalih berkata : “Orang terbaik adalah yang memiliki anak pertama berupa anak perempuan”. Ada yang bertanya : “Mengapa demikian, Apa dalilnya?” Ia menjawab : “Bacalah firman Allah SWT” :

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ

Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, [QS Asy-Syura: 49]

“Pada Ayat ini, Allah mendahulukan (dalam penyebutan) anugerah anak perempuan dari pada anugerah anak laki-laki maka ini menjadi dalil bahwa orang yang dikedepankan oleh Allah dalam Al-Qur’an maka ia akan dikedepankan di hari kiamat di hadapan semua makhluk”. [Dalilus Sailin]

 

Watsilah ibnul Asqa’ berkata :

مِنْ يُمْنِ المَرْأَةِ تَبْكِيْرُهَا بِالْأُنْثَى قَبْلَ الذَّكَرِ لِأَنَّ اللَّهَ تَعَالىَ بَدَأَ بِذِكْرِ الْإِنَاثِ

Sebagian dari keberkahan seorang wanita adalah melahirkan anak perempuan terlebih dahulu sebelum anak laki-laki. Hal ini dikarenakan Allah SWT mendahulukan penyebutan anak perempuan (dalam ayat di atas) [Tafsir As-Tsa’aliby]

 

Rasul SAW sendiri dikaruniai empat anak perempuan terlebih dahulu (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah) sebelum memiliki anak laki-laki. Ketika lahir anak ke empat maka ada yang berkata : “Ya Rasulallah, bayinya perempuan (lagi)”  Maka Rasul SAW menjawab dengan penuh keyakinan :

 

هِيَ رَيْحَانَةٌ أَشُمُّهَا

“Dia (anak perempuan) itu wangi, aku mencium baunya”. [Dalilus Sailin]

Dan dalam riwayat lain, Rasul SAW menambahkan perkataan : “Dan rizkinya menjadi tanggungan Allah” [Al-Iqdul farid]

 

Memiliki anak perempuan merupakan sarana bagi orang tuanya untuk mendapatkan kemuliaan sebagaimana ditegaskan dalam hadits utama di atas “Barangsiapa yang menanggung dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat Aku dan dia (seperti keadaan jari-jari jemari yang dirapatkan)” [HR Muslim]

 

Kata “Ala” dalam hadits tersebut yang diartikan dengan menanggung. Secara bahasa kata “Ala” artinya dekat. Sedangkan maksudnya dijelaskan oleh Imam Nawawi adalah :

قَامَ عَلَيْهِمَا بِالْمُؤْنَةِ وَالتَّرْبِيَةِ وَنَحْوِهِمَا

Memberikan kecukupan bagi mereka dalam urusan biaya hidup, pendidikan dan keperluan lainnya. [Al-Minhaj Syarah Muslim]

 

 

Tidak hanya kemuliaan pada hari kiamat, orang tua yang memiliki anak perempuan berpotensi besar masuk surga. Jabir bin Abdillah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ يُؤْوِيْهِنَّ وَيَكْفِيْهِنَّ وَيَرْحَمُهُنَّ فَقَدْ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ الْبَتَّةَ

“Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan, ia mengayomi mereka, mencukupi mereka, dan menyayangi mereka maka wajib baginya surga”. [HR Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad]

Dalam riwayat at-Thabrani disebutkan : Kami bertanya : “Kalau dua anak perempuan Ya Rasulullah?”. Nabi bersabda : “Watsintaini” (Dua anak perempuan juga). Kami bertanya lagi : “Kalau satu anak perempuan Ya Rasulullah?”. Nabi bersabda : “Wa Wahidatan” (Satu anak perempuan juga). [HR Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir]

 

Mengasuh anak perempuan itu beban dan tanggung jawabnya akan lebih berat dari pada mengasuh anak laki-laki. Boleh jadi dari sifatnya yang lebih manja, biaya keperluan seperti baju dan lainnya bisa lebih mahal serta pengawasannya harus lebih ekstra. Boleh jadi karena inilah pahala mengasuh anak peempuan lebih besar pahalanya sesuai dengan kaidah “Al-Ajru Biqadrit Ta’ab” yang artinya (Besar kecilnya) Pahala itu sesuai dengan kepayahan amalnya. [Hasyiyah As-Sindy]

 

Satu ketika Sayyidah Aisyah RA melihat ada seorang ibu yang hanya mendapati sebutir kurma. Ia membelahnya menjadi dua bagian lalu memberikannya kepada kedua putrinya sedangkan ia sendiri tidak makan dari kurma itu sedikitpun. Hal ini lalu diceritakan kepada baginda Nabi SAW lalu beliau bersabda :

إنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنْ النَّارِ

“Sesungguhnya Allah mewajibkan surga bagi sang ibu atau Allah membebaskannya dari api neraka” [HR Muslim]

 

Jadi anak perempuan bisa menjadi sarana orang tua untuk masuk surga dan terbebas dari neraka. Poin kedua dipertegas lagi dalam hadits berikut :

مَنْ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنْ النَّارِ

“Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu (kesulitan) dari anak-anak perempuan (lalu ia berbuat baik kepada mereka) maka anak-anak perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari api neraka” [HR Bukhari]

 

Hadits ini juga menguatkan pendapat bahwa mengasuh anak perempuan itu memiliki kesulitan tersendiri. Mengomentari hadits tersebut, Imam Qurthubi berkata :

فَفِي هَذَا الْحَدِيثِ مَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْبَنَاتِ بَلِيَّةٌ، ثُمَّ أَخْبَرَ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَيْهِنَّ وَالْإِحْسَانِ إِلَيْهِنَّ مَا يَقِي مِنَ النَّارِ

“Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa anak-anak perempuan adalah ujian. Kemudian Nabi mengabarkan bahwa pada sikap sabar dan berbuat baik kepada anak-anak perempuan terdapat pencegahan dari api neraka” [Tafsiir Al-Qurthubi]

Tidak hanya bersabar dalam menghadapi wanita kecil yang merupakan kebaikan, bersabar menghadapi wanita dewasa yaitu istri juga merupakan kebaikan. Dalam hadits disebutkan :

إِنَّ الصَّبْرَ عَلَى سُوْءِ خُلُقِ الزَّوْجَةِ عِبَادَةٌ

“Sesungguhnya bersabar atas jeleknya perangan istri adalah Ibadah”. [At-tahrir Wat Tanwir]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk lebih bersabar dalam membesarkan anak-anak perempuan dengan mengharap pahala dari Allah SWT.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

 

0 komentar:

Post a Comment