Sunday, February 25, 2024

ROTI GOSONG

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari A’isyah RA, Rasul SAW bersabda :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Lelaki terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya dan aku adalah lelaki terbaik untuk keluarganya” [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

"Waktu aku masih kecil, ibuku memasak makanan untuk kami. Suatu malam dia membuat makan malam setelah seharian bekerja keras. Ibu meletakkan sepiring 'sabzi' dan roti gosong di depan ayahku," kata Abdul Kalam. "Aku menunggu untuk melihat apakah ada yang memperhatikan roti gosong itu. Ayahku tenang saja makan rotinya dan bertanya padaku bagaimana hari-hariku di sekolah." "Aku tidak ingat apa yang ku katakan padanya malam itu, tapi aku ingat aku mendengar ibu meminta maaf kepada ayah atas roti gosong itu." "Aku tak akan pernah lupa yang dia katakan: 'Sayang, aku suka roti gosong'." "Malamnya, aku mencium ayah, mengucapkan selamat malam. Aku bertanya apa ayah benar-benar menyukai rotinya yang gosong." "Ayah memelukku sambil berkata, Ibumu melalui hari yang berat dengan pekerjaannya hari ini dan dia benar-benar lelah." "Roti gosong tidak pernah menyakiti siapa pun. Kata-kata kasarlah yang akan menyakitkan!" "Kau tahu nak? Hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak sempurna dan orang yang tidak sempurna. Ayah pun bukan lelaki terbaik, dan telah belajar menerima ketidaksempurnaan itu." "Apa yang telah aku pelajari selama bertahun-tahun adalah: Menerima Kesalahan Satu Sama Lain dan Memilih Untuk Merayakan Hubungan." [detik com]

 

Abdul Kalam, sang penutur kisah di atas adalah mantan presiden India yang memiliki nama lengkap Dr. Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam atau biasa disingkat dengan Dr.A.P.J.Abdul Kalam. Nama tersebut adaptasi dari bahasa Arab yaitu Abdul Fakir Zainul Abidin Abdul Kalam. Ia menjabat sebagai presiden India pada periode 2002-2007. Ia juga merupakan ilmuwan dan insinyur India terkemuka. Ia juga dikenal sebagai sosok penulis buku inspirasional, salah satunya adalah Wings of Fire yang ditujukan untuk menyemangati pemuda India. Ia terlahir dari keluarga muslim golongan karyawan dan ia wafat pada tahun 2015 silam. [wikipedia]

 

Kisah pendek di atas telah menginspirasi banyak orang, di antaranya ada netizen yang dibukakan pintu hatinya untuk menghargai istrinya dengan kisah ini. Ia bercerita bahwa kemarin istrinya masak makan siang dan tumben keasinan, tapi ia tetap menerima dan memakannya dengan lahap. Ia mengaku sangat menghargai usaha dari istrinya apapun itu. [detik com] Kisah di atas penuh inspirasi dan terpenting kisah di atas adalah menggambarkan praktik dari ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi SAW khususnya untuk menghargai istri.

 

Sikap seorang suami pada kisah di atas didasari oleh kesadaran bahwa setiap orang bisa bersalah karena tidak ada manusia yang sempurna. Sebagaimana Rasul SAW bersabda :

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap manusia melakukan banyak kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah (dosa) adalah yang bertaubat" [HR Ibnu Majah]

 

Ya, Tiada manusia yang sempurna termasuk termasuk kita dan istri kita. Syaikh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi berkata :

 مَنِ ابْتَغَى صَدِيْقًا بِلَا عَيْبٍ عَاشَ وَحِيْدًا وَمَنِ ابْتَغَى زَوْجَةً بِلَا نَقْصٍ عَاشَ أَعْزَبًا

“Siapa yang ingin mencari teman yang sempurna (tanpa aib), maka ia akan hidup sendirian (karena tiada teman yang sempurna). Siapa yang ingin mencari istri yang sempurna (tanpa kekurangan), maka hidupnya akan jomblo.” [arabcont com]

 

Baginda Nabi juga menugaskan seorang suami untuk meluruskan kesalahan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. Rasulullah SAW Bersabda : Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan patahnya adalah perceraian.” [HR. Muslim]

 

Suami dilarang meluruskan istri dengan cara kekerasan. Ketika orang-orang mengadukan kekerasan yang dilakukan oleh para suami kepa da istri mereka maka beliau bersabda :

إِلَامَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمْ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْأَمَةِ وَلَعَلَّهُ أَنْ يُضَاجِعَهَا مِنْ آخِرِ يَوْمِهِ

“(Hentikanlah), Sampai kapan seseorang diantara kalian mencambuk istrinya layaknya ia mencambuk budaknya, lalu boleh jadi ia menyetubuhinya di sore harinya?”. [HR Ibnu Majah]

Beliau juga bersabda :

 لَيْسَ أُولَئِكَ بِخِيَارِكُمْ

“Sesungguhnya mereka itu (yang suka memukul isterinya) bukanlah orang yang baik di antara kalian.  [HR Abu Dawud]

 

Rasul SAW sendiri tidak pernah memukul istri beliau. Sayyidah Aisyah RA berkata :

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلَا امْرَأَةً وَلَا خَادِمًا

Rasul SAW tidak pernah sama sekali memukul sesuatu dengan tangannya, tidak pula wanita atau pembantunya. [HR Muslim]

 

Islam memerintahkan agar suami memperlakukan istrinya dengan baik. Allah SWT berfirman :

 وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Dan pergaulilah dengan mereka (istri) secara baik. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [QS An-Nisa : 19]

 

Dalam kisah di atas, sang suami berbohong dengan mengatakan suka roti gosong untuk membahagiakan istrinya yang telah memasak roti tersebut. Bohong seperti ini tidak termasuk bohong yang dilarang. Rasul bersabda:

لاَ يَحِلُّ الْكَذِبُ إِلاَّ فِى ثَلاَثٍ يُحَدِّثُ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ لِيُرْضِيَهَا وَالْكَذِبُ فِى الْحَرْبِ وَالْكَذِبُ لِيُصْلِحَ بَيْنَ النَّاسِ

Bohong itu tidak halal kecuali dalam tiga hal (yaitu) perkataan suami pada istrinya untuk menyenangkannya, bohong ketika perang, dan bohong untuk mendamaikan di antara manusia. [HR Tirmidzi]

 

Membahagiakan istri tidak melulu dengan harta, dengan perkataan yang baik juga dapat membahagiakannya. Maka seyogyanya seorang suami tidak mengabaikan salah satu dari keduanya. Abut Thayyib Al-Mutanabbi berkata :

لا خَيْلَ عِنْدَكَ تُهْدِيْهَا وَلاَ مَالُ :: فَلْيُسْعِدِ النُطْقُ إِنْ لَم تُسْعِدِ الْحَالُ

Engkau tidak memiliki kuda untuk kau berikan sebagai hadiah, tidak pula harta. Jika demikian maka bahagiakanlah orang lain dengan ucapanmu jika keadaanmu tidak membuatnya bahagia. [Al-Idlah Fi Ulumil Balaghah]

 

Coba bayangkan, jika sang suami tidak berbohong dan berkata dengan jujur mengenai roti yang gosong dan tidak enak maka pastilah sang istri akan marah dan kecewa karena pekerjaannya sia-sia dan ia akan merasa pengorbanannya tidak dihargai oleh sang suami. Bahkan dengan ucapan tersebut boleh jadi akan terjadi pertengkaran besar. Maka menjaga lisan dari ucapan yang menyakiti orang lain adalah hal yang penting karena hal itu dapat menyelamatkan seseorang dari celaka. Sayyidina Ali KW berkata :

سَلَامَةُ اْلإِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ

Keselamatan seseorang itu terdapat dalam menjaga ucapannya [Al-Yusi, Al-Muhadlarat fi Al-Lughat wa al-Adab]

Tidak hanya celaka di dunia, bahkan celaka di akhirat. Rasul SAW bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam [HR Bukhari]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk menjaga lisan kita dari ucapan yang dapat menyakiti orang lain karena kitapun tidak ingin orang lain menyakiti kita dengan ucapannya. Dan kita juga tidak ingin menjadi gosong karena siksa neraka sebab ucapan jelek kita kepada orang lain. Lebih baik rotinya yang gosong daripada badan kita yang gosong karena api neraka.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

0 komentar:

Post a Comment