Monday, April 4, 2016

HARTA YANG CUKUP


ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Amr bin Ash RA, Rasul saw bersabda:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
Sungguh beruntung seorang muslim dan diberi rizki yang cukup lalu Allah swt menjadikannya qanaah (menerima dengan senang) terhadap apapun yang dianugerahkan kepadanya [HR Muslim]

Catatan Alvers

Hadits ini menegaskan akan kebaikan rizki yang “kafaf” yang diartikan oleh imam Nawawi dalam syarah Muslim dengan kecukupan, tidak lebih tidak kurang sehingga ada ulama yang berpendapat rizki yang cukup itu lebih baik daripada kefakiran dan kekayaan.

Imam Al-Qurtubi ketika menjelaskan QS AL-Kahfi : 45 dalam tafsirnya mengatakan : Para ahli hikmah menyatakan bahwa Allah swt menyerupakan harta dunia dengan air karena beberapa alasan, yaitu :

ﻷنّ الماء ﻻ يستقرّ في موضع، كذلك الدُّنيا ﻻ تبقى على حالٍ واحدة.
1. karena air itu tidak bisa menetap di satu tempat maka begitu-pun dunia tidak akan tetap di dalam satu keadaan (kadang kaya kadang miskin)


وﻷنّ الماء يذهب وﻻ يبقى، فكذلك الدنيا تفنى ولاتبقى.
2. air akan hilang dan tidak kekal maka seperti itu dunia, ia akan hilang dan tidak kekal

وﻷنّ الماء ﻻ يَقدر أحدٌ أن يدخلَه وﻻ يبتلّ، وكذلك الدُّنيا ﻻ يسلم أحدٌ من فتنتها وآفتها.
3. Seseorang tidak akan bisa masuk ke dalam air tanpa ia basah maka seperti itu juga dunia, seseorang pencari dunia tidak akan selamat dari ujian dan bahayannya

وﻷنّ الماء إذا كان بقدرٍ كان نافعًا مُنبتًا، وإذا جاوز المقدارَ كان ضاراًّ مُهلكًا، وكذلك الدُّنيا ؛ الكفافُ منها ينفع، وفضولُها يضرّ".
 4. jika air itu ada secukupnya maka akan bermanfaat dan menumbuhkan tanaman, namun jika air melampaui batas maka air akan membahayakan dan  menghancurkan. Begitupula harta, jika harta itu cukup maka akan bermanfaat dan jika berlebihan maka akan membahayakan. [Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an]

Itulah perumpamaan harta dunia. Jika harta itu cukup dan sesuai kebutuhan maka ia tidak akan menyibukkan dan tidak melalaikan seseorang dari pemberinya, Allah swt. Namun jika ia melimpah dan banyak maka berpotensi akan melalaikan seseorang dari Allah serta membuatnya kurang dan kurang, lagi dan lagi. Sahabat Abdullah bin Zubair meriwayatkan sabda Nabi saw :
لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.” [HR. Bukhari]

Terdapat kisah hikmah dari seorang Milyader yang sedang kritis, ia meminta anak-anaknya berkumpul lalu ia berkata: "Anak-anaku, jika ayah wafat, tolong pakaikan kaos kaki usang kesayangan ayah”. Lalu iapun meninggal dunia. Saat mengurus Jenazah, anak-anaknya minta ke pak modin untuk memakaikan kaus kaki usang sesuai wasiat ayahnya. Namun pak modin menolaknya. Untuk menyelesaikan masalah ini didatangkanlah penasihat keluarga sekaligus notaris, ia menyarankan agar membaca sepucuk surat wasiat almarhum yang ada padanya. Salah seorang anaknya membaca : Anak-anaku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaus kaki usang kepada mayat ayah. Lihatlah, padahal harta ayah banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, rumah mewah banyak tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah mati bahkan kaus kaki robek saja tidak boleh dibawa mati. Anak-anakku inilah yang ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan dunia yang fana. Salam sayang dari Ayah kalian, jadikanlah dunia ini sebagai jalan menuju Allah swt. Wallahu A’lam. Semoga kita semua diberikan rizki yang cukup untuk nafkah, cukup untuk ibadah, cukup untuk sedekah dan cukup untuk membeli “tiket” surga.

0 komentar:

Post a Comment