Wednesday, April 27, 2016

THE POWER OF NIAT

ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Umar bin Khatthab RA, Rasul saw bersabda :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya (sahnya) perbuatan itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang mendapat apa yang diniatkannya. .” [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Selama ini hadits tersebut dikaitkan dengan pentingnya memasang niat yang benar agar amal berpahala. Shalat yang dilakukan dengan niat riya –ingin dipuji— diancam masuk Neraka Wail. Hijrah yang dilakukan karena mau menikahi wanita, maka yang diperoleh hanya wanita itu. Pendeknya, hadits tadi merupakan suatu ajaran akhlak tentang keikhlasan, yang menuntut samanya niat dengan ucapan dan perbuatan. Hal ini dipertegas dengan sebuah sabda nabi : Niatnya orang mukmin itu lebih baik (pahalanya) dari pada amalannya. [HR Thabrani]

Ada pemahaman lain yang bisa kita renungkan dari hadis di atas yaitu niat sebagai power yang dapat digunakan untuk terapi kesembuhan bahkan niat akan sangat mempengaruhi kesuksesan sebuah usaha. Dr. F.I. Regardie, seorang ahli psikoterapi yang lahir di London tahun 1907 dan tinggal di Amerika Serikat sejak usia 13 tahun, menulis buku yang sangat laris, The Art of True Healing. Isinya tentang spiritual power dari masing-masing manusia yang bila dimanfaatkan bisa menyembuhkan segala penyakitnya sendiri. Konsep ini searah dengan buku Anatomy of The Spirit karya Dr. Caroline Myss, seorang ahli spesialis diagnosa intuisi, yakni bagaimana “melihat” penyakit pasien secara intuitif. Yang menarik adalah sebuah pernyataan di dalam buku itu, “So be it, so it is”. Ucapkan: “Jadilah, maka akan terjadi”.

Bila seseorang berkonsentrasi penuh membayangkan sesuatu hal akan terjadi, maka niscaya hal itu terjadi. Mirip ayat “Kun fayakun”. Bila kita membulatkan pikiran dan niat bahwa badan yang lesu dan sakit-sakitan menjadi terasa segar bugar, maka hal itu akan terjadi, badan akan segar lagi. Setiap kali energi spiritual dipusatkan dan disalurkan kepada organ yang sakit, maka setiap sel di sana menerima pesan penyembuhan dan akan melaksanakan perintah sesuai pesan itu. Setiap molekul udara di sekitar tubuh ternyata juga ikut beresonansi, bergetar memperkuat frekuensi pesan itu sehingga akhirnya kesembuhan menjadi kenyataan. Dan pengiriman pesan pikiran ini tidak hanya terbatas soal penyakit, pemusatan niat bulat tentang satu usaha akan direkam oleh alam dan apabila intensitas energinya cukup tinggi, akan menjadi kenyataan.
Ketika pikiran difokuskan kepada seorang teman agar dia ingat pada kita, maka bisa saja tiba-tiba dia menelpon kita. Bukankah hal ini sering kita alami? Tetapi niat yang setengah-setengah, asal-asalan, akan menguap begitu saja tanpa bekas. Ketika kita membulatkan niat untuk mencapai suatu target maka kemungkinan besar akan terwujud. Bukankah Allah mengikuti apa yang kita yakini, sukses atau tidaknya. Dalam hadits qudsy disebutkan :
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
Allah berfirman, Aku menuruti saja persangkaan hamba-Ku [HR Bukhari]
Maka sudah merupakan keniscayaan bagi kita agar dalam memulai suatu usaha haruslah dengan penuh keyakinan bila kita berpikiran positif hasilnyapun juga akan positif. Ada falsafah para pelaut pengembara Bugis-Makassar, “Sebelum berangkat tiba dulu.” Sebelum perahu bertolak, sudah dibayangkan dengan penuh keyakinan suasana di pantai yang akan dituju. Artinya sebelum memulai satu usaha, bayangkan dengan kuat gambaran ketika hal itu sudah selesai. Maka realisasi target tinggal menunggu waktu saja. Allah SWT mengajarkan kita agar mempekokoh niat dan baru kemudian pasrah kepada-Nya. Allah swt berfirman :
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya : Apabila niatmu sudah bulat, maka (baru) bertawakallah kepada Allah karena Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal [QS Ali Imran :159] Wallahu A’lam. Semoga Allah merealisasikan semua niat, doa dan cita-cita kita serta memberikan pertolongan dan kemudahan dalam setiap usaha.

0 komentar:

Post a Comment