Tuesday, August 30, 2022

OJO DIBANDING-BANDINGKE

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

لَا تُفَضِّلُوا بَيْنَ أَنْبِيَاءِ اللَّهِ

Janganlah kamu mengutamakan seorang nabi daripada nabi yang lain. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

“Wong koyo ngene kok dibanding-bandingke” (Orang seperti ini kok dibanding-bandingkan). “Saing-saingke yo mesti kalah” (Dipersaingkan ya pasti kalah). Tak oyako aku yo ora mampu” (Ku kejar pun aku ya tidak mampu). Itu sepenggal lirik lagu yang sedang viral karena banyak menjadi backsound video di medsos dan sempat menggoyang istana dengan suara Farel prayoga. Lagu ini menjadi viral karena dinilai liriknya mewakili isi hati sebagian masyarakat Indonesia. . [cnnindonesia.com]

 

Masalah membanding-bandingkan bukanlah hal baru. Di zaman Nabi, pernah juga terjadi kasus dimana ada orang yang membanding-bandingkan dan   mengunggul-ngunggulkan nabi musa diantara nabi-nabi yang lain. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata; "Pada suatu ketika ada seorang Yahudi yang menawarkan barang dagangannya, tetapi ia mendapat penawaran yang tidak disepakatinya, hingga dia berkata; “Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia”. Ucapan ini didengar oleh seorang sahabat Anshar lalu iapun menampar muka orang Yahudi tadi. Ia memprotes “Mengapa kamu berani berkata “'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia demikian”, sementara Rasulullah SAW masih berada di antara kami !.

 

Akhirnya orang Yahudi itu mengadu kepada Rasulullah ; 'Wahai Abal Qasim, Aku ini adalah orang kafir dzimmi yang dilindungi dan mempunyai hak. Ketahuilah bahwasanya si fulan telah menampar mukaku”. Lalu Rasulullah bertanya kepada sahabat yang menamparnya; 'Hai sahabat Anshar, mengapa kamu tampar muka orang Yahudi ini? ' Lalu sahabat tadi menjelaskan kronologinya. Mendengar si yahudi membanding-bandingkan para nabi, maka Rasulullah marah hingga kemarahannya itu tampak pada raut muka lalu beliau bersabda: “Janganlah kamu mengutamakan seorang nabi daripada nabi yang lain”. [HR Bukhari]

 

Menjelaskan larangan membanding-bandingkan sebagaimana dalam hadits tersebut, Syeikh Badruddin Al-Ayni berkata :

لَا تُفَضِّلُوا بَعْضًا بِحَيْثُ يَلْزَمُ مِنْهُ نَقْصُ الْمَفْضُوْلِ أَوْ يُؤَدِّي إِلَى الْخُصُوْمَةِ وَالنِّزَاعِ

Jangan mengunggulkan sebagian (dari sebagian yang lain) dengan sekira bisa menisbatkan kekurangan kepada yang kalah (membully), atau sekira hal itu bisa mendatangkan permusuhan dan perselisihan. [Umdatul Qari]

 

Maka jelas, jika membanding-bandingkan bertujuan untuk menisbatkan kekurangan kepada pihak yang kalah maka hal itu dilarang sebab akan bisa menyakiti orang lain bahkan bisa menjadikannya terhina sehina-hinanya. Menurut hemat saya, larangan ini tidak hanya berlaku dalam lingkup para nabi, namun juga berlaku sesama hamba Allah secara umum dengan alasan tersebut. Dalam lanjutan lirik lagu disebutkan “Sopo wonge sing ra lara ati” (Siapa orang yang tidak sakit hati). “Wes ngancani tekan semene” (Sudah menemani sampai sekarang). “Nanging kabeh ora ono artine” (Namun semua tidak ada artinya). “Ra ono ajine” (Tak ada harganya). “Wong koyo ngene kok dibanding-bandingke” (Orang seperti ini kok dibanding-bandingkan). “Saing-saingke yo mesti kalah” (Dipersaingkan ya pasti kalah).

 

Dengan demikian, jika membanding-bandingkan itu tidak bertujuan untuk membully dan tidak mendatangkan permusuhan maka hal itu boleh boleh saja seperti menjelaskan kelebihan tanpa merendahkan yang lain, memberikan nasehat dan teladan yang baik. Hal ini sebagimana Allah mengutamakan sebagian Nabi dari para nabi yang lain dalam firman : “Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah ber-kalam dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat”.... [QS Al-Baqarah: 253] Dan dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّيْنَ عَلٰى بَعْضٍ

Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain) … [QS Al-Isra': 55]

 

Membanding-bandingkan dalam urusan harta dunia dengan mengunggulkan seseorang dan menyepelekan yang lain adalah perbuatan yang keliru sebab standar kemuliaan yang sebenarnya itu bukanlah terletak kepada harta dunia. Rasulullah SAW bersabda :

  إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat hati dan amal kalian. [HR Muslim]

 

Jika orang memvonis kita menjadi pihak yang kalah dalam perbandingan dalam urusan harta benda maka janganlah merasa hina karena bukan disitu letak kemuliaan dan kehinaan manusia. Allah SWT berfirman :

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأنْتُمُ الأعْلَوْنَ إنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. [QS Ali 'Imran : 139]

 

Dan sebaliknya, jika kita dijadikan pihak yang menang maka janganlah sombong. Allah SWT berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."[QS Luqman : 18]

 

Maka sebagaimana kita sendiri tidak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain maka kita jangan suka membanding-bandingkan seseorang dengan orang lain. Jangan suka membanding-bandingkan suami/istri sendiri dengan suami/istri orang lain, anak sendiri dengan anak orang lain, teman sendiri dengan teman yang lain. Sungguh ini nasehat yang jauh dari kebencian bahkan nasehat ini tulus dan Ku berharap engkau mengerti di hati ini hanya ada kamu...”

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tidak mengukur kemuliaan diri dan orang lain dengan harta dunia sehingga kita mencari kemuliaan hanya dari Allah SWT.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

 

1 comment:

  1. Chemin de Fer proceeds much 로스트아크 more slowly than Punto Banco, as gamers could take time deciding on their bets and whether or not to draw or stand. This might be why the simpler sport has superseded it in lots of} locations. Nevertheless Chemin de Fer can nonetheless be performed in some Italian casinos such because the Casino di Venezia and the Saint Vincent Casino.

    ReplyDelete