Friday, October 14, 2022

SIHIR KATA-KATA INDAH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ مِنْ الْبَيَانِ لَسِحْرًا

“Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan kata-kata yang indah) adalah sihir” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Banyak wanita yang dibuat “klepek-klepek” hanya dengan kata-kata indah dari seorang pria yang pada hakikatnya kata-kata itu adalah rayuan gombal semata. Ada kejadian dimana wanita menjadi terbuai dengan kata-kata indah laki-laki di dunia maya, padahal keshalihahnya belum tentu nyata. Begitu menikah, wanita itu baru sadar bahwa kenyatannya tidak seperti mimpi indahnya. Kata-kata indah seperti itu layaknya sihir yang bisa memikat. Maka benarlah apa yang disabdakan Nabi di atas : “Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan kata-kata yang indah) adalah sihir” [HR Bukhari]

 

Ibnu at-Tin berkata : Bayan (penjelasan) itu ada dua macam. Pertama, perkataan yang menjelaskan maksud. Kedua, merangkai kata-kata yang indah untuk menarik perhatian. Bayan yang kedua inilah yang diserupakan dengan sihir. Bayan akan menjadi tercela jika digunakan untuk tujuan keburukan. Diserupakan dengan sihir karena sihir itu bisa memalingkan sesuatu dari hakikatnya.  [Fathul Bari]

 

Suatu ketika datanglah dua orang utusan dari bani Tamim, yaitu Zibriqan bin badr dan Amru Ibnul Ahtam menghadap Nabi SAW. Zibriqan dengan bangga memperkenalkan diri: Ya Rasulallah, Aku adalah pemimpin bani tamim, orang yang ditaati dan dipatuhi di kalangan mereka, aku mencegah mereka dari kedzaliman dan aku pula yang menunaikan hak-hak mereka. Itu  semua diketahui oleh orang ini (yakni Amru Ibnul Ahtam). Amru berkata : Sungguh dia pandai berbicara, Dia mencegah kedzaliman dari orang-orang dekatnya saja dan dia ditaati di kedua telinganya saja. Zibriqan berkata : Demi Allah, Wahai Rasulullah sungguh dia mengetahui dariku tidak seperti yang diucapkannya. Tidaklah ia enggan mengatakan yang sesungguhnya melainkan karena sifat hasud. Amru berkata : Apakah Aku hasud padamu? Demi Allah, Wahai Rasulullah sungguh dia itu tercela pamannya, baru menjadi orang kaya, bodoh orang tuanya, menyia-nyiakan keluarganya. Demi Allah, Wahai Rasulullah Aku jujur pada perkataan pertama dan tidak bohong pada perkataan yang terakhir.

وَلَكِنِّي رَجُلٌ إِذَا رَضِيْتُ قُلْتُ أَحْسَنَ مَا عَلِمْتُ، وَإِذَا غَضِبْتُ قُلْتُ أَقْبَحَ مَا وَجَدْتُ

“Hanya saja aku adalah orang yang jika senang maka akan mengatakan yang terbaik dari apa yang aku ketahui dan jika aku marah maka aku akan mengatakan yang terburuk dari apa yang aku temukan”.

Mendengar perkataan tadi lalu Rasul SAW bersabda dengan hadits utama di atas yaitu : “Sesungguhnya sebagian dari Al-bayan (susunan kata-kata yang indah) adalah sihir”[Fathul Bari]

 

Maka kata-kata itu bisa menghipnotis. Perkataan yang jelek akan menjadi lebih jahat melebihi sihir dalam merusak keadaan. Sebutlah contoh ilustrasi berikut. Si A (Ani) bertanya saat kunjungan seminggu setelah Si B (Bumil)  melahirkan : "Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan ?" "tidak ada" jawab Si B. Si A berkata lagi : "Masa sih, apa engkau tidak berharga disisinya ? aku bahkan sering diberi hadiah walau tanpa alasan yang istimewa". Siang itu, ketika sang suami lelah pulang dari kantor tiba tiba menemukan istrinya (si B) merajuk di rumah, keduanya lalu terlibat pertengkaran. Sebulan kemudian, antara Si B dan suaminya bercerai. Dari mana sumber masalahnya ? Dari kalimat sederhana yang diucapkan Si A kepada Si B. Perkataan demikian layaknya perkataan istri Abu Lahab yang digelari “Hammalatal Hathab” (provokator).

 

Dan sebaliknya, perkataan yang baik bisa jadi lebih dahsyat melebihi ruqyah dalam memperbaiki keadaan.  Dalam satu kisah disebutkan bahwa ada seorang raja memiliki cincin bertuliskan “these too, will pass” (yang inipun akan berlalu). Tulisan inilah yang ajaib, bukan cincinnya. Tatkala menghadapi persoalan kerajaan yang pelik, ia membaca tulisan di cincin itu dan ia pun menjadi lebih tenang karena ia menyadari bahwa “inipun akan berlalu.”. Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, dan merenung  “inipun akan berlalu lantas ia menjadi rendah hati kembali. Dan begitulah seterusnya, dalam kondisi apapun sang raja menyikapinya dengan lebih baik berkat kata-kata tersebut. [Annasindonesia com]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bisa berkata-kata yang baik sehingga menimbukan efek yang baik pula serta menjauhi kata-kata yang jelek sehingga tidak menimbukan efek yang jelek bagi lingkungan kita.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment