Saturday, January 27, 2024

AIR TUBA

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda :

لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ

“Tidaklah dianggap bersyukur kepada Allah seorang yang tidak berterima kasih kepada manusia” [HR Abu Daud]

 

Catatan Alvers

 

Terdapat seorang istri yang menggantikan tugas suaminya mencari nafkah. Setiap hari ia bekerja sangat keras untuk bisa memenuhi kebutuhan dan membayar uang kuliah suaminya. Tak hanya mengasuh anak, sang istri juga membuka salon di rumah, setelahnya ia mencari tambahan kerja di luar. Meski berat dan lelah, namun sang istri tak pernah mengeluh. Ia berharap saat sang suami lulus menjadi sarjana, ia bisa mendapat pekerjaan bagus dan membuat kehidupan keluarga mereka menjadi lebih baik. Namun betapa kagetnya sang istri, ia mendapat surat gugatan cerai dari suaminya saat ia hendak wisuda kelulusannya. Sang suami beralasan ingin memiliki istri yang berpendidikan yang selevel dengannya, bukan buruh lepas seperti istrinya. Itulah kejadian yang menimpa pasangan suami istri di tiongkok [tribuntrends com]

 

Kejadian seperti ini boleh jadi menimpa kita. Orang yang sudah dibantu namun ia tidak membalas kebaikan yang telah kita berikan bahkan ia membalas kita dengan kejelekan. Kata pepatah “air susu dibalas dengan air tuba”. Sebenarnya perilaku seseorang yang demikian itu semakin membuka jadi dirinya yang sebenar-benarnya. Al-Mutanabbi berkata :

إِذَا أَنْتَ أَكْرَمْتَ الْكَرِيْمَ مَلَكْتَهُ :: وَإِنْ أَنْتَ أَكْرَمْتَ اللَّئِيْمَ تَمَرَّدَ

Jika engkau memuliakan orang yang mulia maka engkau akan menguasainya namun jika engkau memuliakan orang hina maka ia akan semakin berbuat semena-mena. [Syarah Diwan Al-Mutanabbi]

 

Islam menganjurkan kita untuk bersyukur kepada Allah SWT dan syukur tersebut tidak bisa hasil tanpa kita berterimakasih kepada manusia yang menjadi perantara Allah dalam memberikan nikmat-Nya kepada kita. Dalam hadits utama di atas, Nabi SAW bersabda : “Tidaklah dianggap bersyukur kepada Allah seorang yang tidak berterima kasih kepada manusia” [HR Abu Daud]

 

Al-Khattabi berpendapat bahwa hadits tersebut bisa diartikan dalam dua makna. Pertama, Orang yang yang tidak tahu berterimakasih atas perbuatan baik manusia itu biasanya ia juga tidak mau bersyukur kepada Allah. Dan makna kedua, Allah SWT tidak akan menerima syukur seorang hamba atas satu nikmat yang telah dianugerahkan kepadanya jika ia tidak mau berterimakasih kepada orang (yang menjadi perantara) dan iapun tidak mau mengakui perbuatan baik orang lain kepadanya, hal ini dikarenakan dua perkara tersebut saling berkaitan. [‘Aunul Ma’bud]

 

Rasul SAW sangat menganjurkan kita untuk membalas setiap kebaikan orang lain kepada kita dengan kebaikan sesuai yang kita mampu. Jika terpaksa tidak bisa membalas kebaikan maka minimal kita membalasnya dengan memuji  kebaikannya. Beliau bersabda :

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ

“Barang siapa memperoleh kebaikan dari orang lain maka hendaklah dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka hendaklah dia memujinya, karena jika dia memujinya maka dia telah terhitung berterimakasih kepadanya. Namun jika dia menyembunyikannya, maka itu artinya dia telah mengingkari kebaikannya.

[HR Tirmidzi]

 

Dan dalam hadits lain disebutkan bahwa jika kita tidak bisa membalas kebaikan dengan yang sepadan maka kita bisa membalasnya dengan doa. Nabi SAW bersabda :

وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

“Barang siapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah kebaikannya. Jika kalian tidak mampu, maka doakanlah ia sampai ia tahu bahwa kalian telah membalas kebaikannya.” [HR Abu Dawud]

 

Dalam hal ini terkadang manusia kalah dengan binatang. Allah SWT berfirman :

 أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Mereka seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai” [QS Al-A`raf :179].

 

Saya jadi teringat kisahnya Abu Nawas. Kisah yang penuh hikmah, unik namun masuk akal sehingga bisa menjadi bahan pelajaran. Satu ketika Abu nawas berbuat kesalahan keapada sang raja sehingga raja memvonis hukuman mati kepada Abu Nawas dengan dimasukkan ke kandang singa. Abu nawaspun hanya bisa pasrah namun ia mengajukan permintaan sebelum ia dihukum mati. Agar Ia diberikan waktu selama tiga bulan untuk beribadah di penjara sebagai upaya mendapatkan Husnul Khatimah dan ia diperbolehkan untuk memberi makan singa sebagai aktifitas mengusir kebosanan selama di penjara. Permintaannyapun dikabulkan.

 

Hari demi hari berlalu sehingga tibalah saatnya ia dimasukkan dalam kandang singa. Ketika ia dimasukkan ternyata singa itu bukan menerkamnya namun ia malah menjilati kakinya. Melihat keanehan ini maka sang raja membebaskan dari vonisnya. Lalu raja bertanya mengenai rahasianya. Abu nawas menjawab : "Begini Paduka yang mulia, selama tiga bulan ini hamba rutin memberi singa itu makan dan minum, dan hamba juga memperlakukan dia dengan baik, oleh sebab itulah hamba tidak dimangsanya, sebab dia pikir hamba adalah orang yang berjasa bagi dia, padahal hanya tiga bulan hamba memperlakukan dia dengan baik. Dia memang seekor singa yang buas, tapi dia tahu balas budi. Buktinya dia tidak memangsa hamba, sedangkan Paduka sendiri bertahun-tahun hamba mengabdi kepada Paduka dan berjasa bagi istana ini tapi hanya karena satu kesalahan Paduka begitu tega menjatuhkan hukuman mati kepada hamba." [rbtv disway id]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa membalas kebaikan orang lain yang menjadi perantara turunnya nikmat Allah kepada kita serta memuji kebaikannya dan mendoakan kebaikan baginya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment