ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah ﷺ bersabda
:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” [HR Thabrani]
Catatan
Alvers
Dalam
agama islam, kelebihan (baca: kemuliaan) seseorang di sisi Allah bukanlah
ditentukan oleh faktor rupa dan harta namun karena kadar ketaqwaan dan
pekerjaannya sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda
:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ
وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ».
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa
dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan pekerjaan kalian.” [HR
Muslim]
dan
ditegaskan oleh Allah swt : Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.” [QS Al-Hujurat: 13]
Ath-Thabari
rahimahullah berkata:...Bukanlah yang paling mulia dilihat dari rumahnya yang
megah atau berasal dari keturunan yang mulia.” [Tafsir Ath-Thabari] Ibnu Katsir
rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kalian bisa mulia dengan takwa dan
bukan dilihat dari keturunan kalian” [Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim]
Dalam
urusan dunia juga demikian, faktor rupa, kaya dan usia seseorang juga bukan
penentu kelebihan (baca: senioritas) namun lebih kepada azas manfaat
sebagaimana hadits utama di atas. Dalam hadits lain disebutkan ketika ditanya
manusia terbaik, Rasul ﷺ bersabda :
مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Orang
yang panjang umurnya dan baik pekerjaannya [HR Turmudzi]
Hal
ini kiranya perlu diingatkan kembali karena jamak disalah artikan. Dalam kamus
besar bahasa indonesia kata senior/se·ni·or/
/sénior/ didefinisikan dengan lebih matang dalam pengalaman dan kemampuan; [web
kbbi] Maka usia tidak banyak berpengaruh dalam hal senioritas jika tidak
diimbangi dengan keunggulan dalam kematangan dan kemampuan.
Al-Absyihi
mengisahkan bahwa suatu ketika Al-Hasan bin al-Fadhl masuk ke istana khalifah
yang saat itu sedang berkumpul para ulama (ahli ilmu). Dalam acara tersebut, Al-Hasan
bin al-Fadhl bermaksud mengutarakan pendapatnya namun dicegah oleh khalifah
karena dianggap masih kanak-kanak dan tidak pantas berbicara dalam forum yang
mulia tersebut. Tidak terima dengan senioritas yang salah kaprah, Al-Hasan bin
al-Fadhl berkata :
يا أمير المؤمنين إن كنت صبياً، فلست بأصغر من
هدهد سليمان ولا أنت بأكبر من سليمان عليه السلام حين قال: أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ
بِهِ
Wahai
Amirul Mu’minin, jika aku dianggap masih kecil maka aku tidaklah lebih kecil
dari burung hudhudnya Nabi Sulaiman dan engkau tidak lebih tua dari Nabi Sulaiman
AS ketika hudhud berkata kepadanya: "Aku telah mengetahui sesuatu yang
kamu belum mengetahuinya”[QS An-Naml : 22]
Kemudian
ia melanjutkan argumentasinya :
ألم تر أن الله فهم الحكم سليمان ولو كان الأمر
بالكبر لكان داود أولى.
Tidakkah
engkau mengetahui bahwa telah Allah memberikan pengertian hukum kepada Nabi sulaiman.
Jika segala urusan itu ditentukan oleh usia maka Nabi Dawud-lah (Ayah Nabi Sulaiman)
yang lebih pantas (untuk mengerti hukum).
Suatu
ketika datanglah para utusan ke hadapan khalifat Umar bin Abdul Aziz. Diantara
mereka terdapat utusan dari hijaz yang pada gilirannya, seorang pemuda belia
hendak memberikan laporan. Sang khalifah mencegahnya dan berkata “hendaklah orang
yang lebih senior (tua) dari kamu untuk berbicara, karena ia lebih berhak
darimu”. Pemuda itu berkata :
يا أمير المؤمنين لو كان القول كما تقول لكان
في مجلسك هذا من هو أحق به منك
“Wahai
Amirul Mukminin, jika statement anda benar (yang lebih tua yang berhak) maka
ada orang yang lebih berhak atas kedudukanmu dari pada engkau”
Khalifah
membenarkan perkataan pemuda tadi dan kemudian mempersilakannya untuk berbicara
bahkan khalifah minta petuah darinya. Pemuda berpesan :
يا أمير المؤمنين إن أناساً غرهم حلم الله
وثناء الناس عليهم، فلا تكن ممن يغره حلم الله وثناء الناس عليه، فتزل قدمك وتكون
من الذين قال الله فيهم: " ولا تكونوا كالذين قالوا سمعنا وهم لا يسمعون
" .
“Wahai Amirul Mukminin, Banyak
orang yang tertipu dengan kebaikan Allah dan pujian manusia kepadanya maka saya
mengharapkan agar anda tidak tertipu dengan hal itu sehingga engkau terpeleset
dan termasuk golongan orang yang difirmankan Allah SWT: “dan janganlah kamu
menjadi seperti orang-orang (munafik) yang berkata "Kami mendengarkan,
padahal mereka tidak mendengarkan.[QS Al-Anfal :21]
Khalifah
umar begitu terpukau dengan perkataan pemuda yang ternyata masih berusia dua
belas tahun. Khalifah umar kemudian bersyair:
تعلم فليس المرء يولد عالماً :: وليس أخو علم
كمن هو جاهل
فإن كبير القوم لا علم عنده :: صغير إذا التفت
عليه المحافل
Belajarlah,
sebab tiada manusia terlahir dalam keadaan berilmu. Tidaklah sama orang berilmu
dengan orang yang bodoh karena pembesar dari suatu golongan jika tidak berilmu
maka akan menjadi kecil dalam suatu forum perkumpulan. [Al-Mustathraf Fi Kulli Fann
Mustathraf]
Kisah
diatas mengingatkan saya ketika bertemu dengan seseorang yang mendapatkan
jabatan yang tinggi namun ia merasa masih senior sehingga merasa tidak pantas
menduduki jabatan tersebut mengingat masih banyak yang lebih senior darinya.
Iapun menolak jabatan tersebut hingga tiga kali saat itu. Sayapun memberikan
kisah berikut untuk memantapkan hatinya.
Seorang
wanita cantik sebut saja namanya villa, dia sudah bekerja di perusahaan selama
3 tahun namun kecewa melihat seniornya banyak yang sudah naik jabatan. Sampai
suatu hari, dia memberanikan diri protes pada si bos, "Pak, apa saya
pernah terlambat, pulang duluan atau mengacaukan kantor?" Bosnya langsung
menjawab, "Tidak pernah." Villa: "Kalau gitu, apa perusahaan ini
pilih kasih?". Bosnya menjawab, "Tentu tidak."
Villa
: "Kalau gitu, kenapa pegawai yang baru masuk kok bisa dipromosikan,
sedangkan saya tetap di posisi yang sama?"
Bosnya
diam sejenak, kemudian tersenyum sambil berkata, "Masalah kamu ini nanti
kita bicarakan, aku ada hal yang lebih penting sekarang, atau kamu mau
bantu?" "Ada klien yang mau datang ke sini, coba kamu tanya dia kapan
datangnya." Lanjut bosnya. "Ini benar-benar pekerjaan penting
ya.." Sebelum keluar, Villa menambahkan.
Satu
jam kemudian, ia kembali ke ruangan bosnya. "Udah dikontak?" tanya
bos. "Udah, katanya mungkin minggu depan akan datang." Jawab Villa
dengan sigkat. "Pastinya hari apa?" Tanya bosnya lagi "Ini saya
gak tanya jelas.." "Mereka berapa orang yang datang?" "Ah!
Bapak gak minta saya tanya tadi.." "Kalau gitu mereka datang naik
apa? Kereta atau pesawat?" "Ini juga bapak gak minta saya
tanya.."
Bosnya
tidak lagi berkata apa-apa, kemudian dia mengangkat telepon dan memanggil Vynna,
yang baru masuk ke kantor selama 1 tahun, tapi dia sudah menjabat sebagai
supervisor. Vynna mendapatkan tugas yang sama persis. Hanya perlu beberapa
menit saja, dia sudah kembali ke ruangan bosnya. "Jadi begini pak"
Jelas Vynna.. "Mereka akan datang hari jumat depan, naik pesawat jam 3
sore, kemungkinan jam 6 akan tiba, total 5 orang, akan dipimpin oleh manajer
pemasaran, saya sudah menjelaskan pada mereka, kami akan meminta orang untuk
menjemput mereka." "Selain itu, mereka berencana untuk datang selama
2 hari, mengenai schedule mereka, nanti akan dibicarakan lagi bersama bapak.
Untuk memudahkan, saya menyarankan untuk memesankan hotel di dekat kantor ini
pak, kalau bapak setuju, saya akan memesan kamarnya." "Oh ya, minggu
depan mungkin akan hujan, saya akan mengontak kembali klien tersebut, kalau
sampai ada perubahan cuaca, saya akan langsung mengabari mereka."
Villa
berdiri di samping dan mukanya memerah, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia
malu dengan dirinya sendiri karena telah salah dalam memahami senioritas dan hari
itu ia mendapatkan pelajaran baru mengenai senioritas hingga ia menyadari
kesalahannya. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati
dan fikiran kita untuk tidak salah memandang senioritas dan kita menjadi senior
sejati tanpa kesombongan.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari
Alvers
PP Annur2.net Malang,
Ind
Temukan Artikel lainnya
dalam
BUKU ONE DAY ONE
HADITH
Harga Promo, hub.:
081216742626
UMRAH PLUS TURKI 12 hari Langsung Madinah 8
Mei 2017 pullman Zam Zam / Ilyas silver/Istanbul : hotel bintang 5 Hanya Rp. 25,9
Juta. WA : 08125214321
0 komentar:
Post a Comment