Tuesday, January 25, 2022

ANDAI AKU JADI ORANG KAYA



ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA, Rasul bersabda :

لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسلّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

”Tidak boleh iri kecuali pada dua orang yaitu (1) Orang yang Allah beri harta lalu ia habiskan harta itu untuk kebaikan. (2) Orang yang Allah beri ilmu lalu ia memutuskan perkara berdasarkan ilmunya dan ia juga mengajarkan ilmunya.” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Viral di medos bahwa Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul aziz Al-Saud dikabarkan meninggal dunia. Sontak ramai pembicaraan mengenai sosok penggantinya yaitu putra mahkota Arab yang Bernama Mohammed bin Salman (MBS) yang memiliki kekayaan bersih individu sekitar 13 milyar pounds atau sekitar Rp 251 triliun.

Itu belum kekayaan keluarga kerajaan Arab Saudi di belakangnya, yang memiliki kekayaan bersih 1,3 triliun pound. [cnbcindonesia com] Namun belakangan KJRI Jeddah memastikan kabar meninggalnya raja salman tersebut adalah hoax. (23/1/2022). [news.detik.com]

 

Dengan kekayaan yang melimpah, MBS bisa membeli apa saja yang dia inginkan termasuk lukisan Leonardo da Vinci dann Salvator Mundi yang menangkan dari Rumah Lelang Christie's pada 2017 dengan harga sekitar Rp 6,4 triliun. Lukisan itu kabarnya ditaruh Mohammed di kapal pesiar kesayangannya. Dan menurut media Inggris The Sun, MBS memiliki kastil Louis XIV yang sangat besar. [Bisnis com] dan kabar terbaru, MBS tahun lalu mengambil alih Klub sepak bola Liga Premier Inggris Newcastle United lewat konsorsium Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF) yang dipimpinnya (7/10/2021)  seharga Rp 5,9 triliun. [SURYA co id]

 

Setelah mendengar kabar tersebut boleh jadi terbesit dibenak anda, bagaimana jika aku menjadi orang kaya seperti MBS? Ya, melamun sah-sah saja. Setiap orang pastilah kepingin kaya, betul tidak?. Allah SWT berfirman :

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

”Dan manusia sangat cinta kepada harta.” [QS Al-Adiyat : 8]

 

Memiliki harta bukanlah tercela, menjadi kaya bukanlah satu kejelekan. Rasul SAW bersabda  :

لا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى

”Tidak masalah memiliki kekayaan, bagi orang yang bertaqwa.” [HR Ahmad]

 

Bahkan kekayaan itu akan menjadi kebaikan jika orangnya shalih. Rasul SAW bersabda :

نِعْمَ الـمَالُ الصَّالِـح مَعَ الرَّجُل الصَّالِـح

“Sebaik-baik harta adalah harta yang baik itu dimiliki oleh orang shalih.” [HR Ibnu Hibban]

 

Lantas bagaimana hukumnya berkeinginan menjadi orang kaya? Apakah boleh? Boleh saja. Rasul SAW mengajarkan doa :

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

”Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, terjaga kehormatan, dan kekayaan.” [HR Muslim]

 

Jadi berkeinginan kaya tidak apa apa, asalkan disertai usaha dan doa. Tanpa itu semua, keinginan untuk menjadi orang kaya hanya menjadi lamunan yang menjadi celah masuknya setan. Maka perlu diketahui bahwa kaya yang paling utama adalah kaya hati. An-Nawawi menjelaskan hadits tadi :

وَالْغِنَى هُنَا غِنَى النَّفْسِ وَالْاِسْتِغْنَاءُ عَنِ النَّاسِ وَعَمَّا فِي أَيْدِيْهِمْ

”Kaya di sini adalah kaya jiwa, tidak membutuhkan bantuan orang lain, dan tidak mengharapkan harta mereka miliki” [Syarh Shahih Muslim]

 

Mengapa demikian, karena kaya harta tidak akan menjadikan seseorang puas dengan yang telah dimiliki, bahkan dia terus berusaha untuk menambah hartanya. Yang demikian itu tidaklah menjadikannya Bahagia. Baginda Nabi Saw bersabda :

 لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ

Jika seseorang memiliki dua lembah harta niscaya dia akan mencari lembah yang ketiga dan tidak akan bisa memenuhi perut seseorang melainkan tanah. [HR Bukhari]

 

Bahkan Ingin menjadi orang kaya agar bisa banyak memberikan kebaikan merupakan satu hal yang terpuji. Rasul SAW bersabda :

لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسلّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

”Tidak boleh iri kecuali pada dua orang: (1) Orang yang Allah beri harta, dan dia habiskan harta itu untuk kebaikan. (2) Orang yang Allah beri ilmu, dia memutuskan perkara berdasarkan ilmunya dan dia juga mengajarkan ilmunya.” [HR Bukhari]

 

Lebih lanjut, keinginan yang demikian akan mendatangkan pahala. Kok bisa? Rasulullah SAW juga bersabda : “Perumpamaan umat ini seperti empat kelompok manusia: (1) Seseorang yang Allah beri harta dan ilmu agama, maka dia beramal dengan hartanya sesuai ilmunya, dia infakkan hartanya sesuai kewajibannya. (2) Seseorang yang Allah beri ilmu, tapi tidak Allah beri harta. Dia berkata,

لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ مَالِ هَذَا، عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ

”Andai aku punya harta seperti dia (kelompok pertama), niscaya aku akan berbuat seperti yang dia lakukan”.

Maka mereka berdua mendapatkan pahala yang sama.”

(3) Seseorang yang Allah beri harta, namun tidak Allah beri ilmu. Dia menghabiskan hartanya dan dia keluarkan hartanya pada tempat yang bukan haknya.” (4) Seseorang yang tidak Allah beri harta dan tidak pula ilmu. Maka dia berangan-angan, ”Andai aku punya harta seperti dia (kelompok ketiga), niscaya aku akan berbuat seperti orang itu.” Maka Mereka berdua mendapatkan dosa yang sama.” [HR Ahmad]

 

Senada dengan hadits tersebut, terdapat hikayah yang disampaikan oleh Al-Faqih Abul Laits. Dahulu ada seorang ahli ibadah dari kalangan bani israil melewati gundukan pasir, saat itu bani israil sedang dilanda kelaparan, lantas dia berangan-angan dalam dirinya bahwa andai ini (gundukan pasir) adalah gandum pastilah akan mengenyangkan perut bani israil. Kemudian Allah mewahyukan kepada salah satu nabi-Nya untuk menyampaikan pada orang tersebut :

إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ أَوْجَبَ لَكَ مِنَ الْأَجْرِ مَا لَوْ كَانَ دَقِيْقًا فَتَصَدَّقْتَ بِهِ

Bahwasannya Allah Ta’ala telah memberi pahala kepadamu dimana tumpukan pasir itu menjadi gandum lalu engkau sedekahkan. [Tanbihul Ghafilin]

 

Namun demikian janganlah karena keinginan untuk menjadi kaya belum tercapai, menjadikan anda menunda-nunda berbuat baik. Segeralah lakukan kebaikan yang bisa dilakukan sekarang, dan jangan tunda-tunda sebab Rasul SAW bersabda :

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سَبْعًا هَلْ تَنْتَظِرُونَ إِلَّا فَقْرًا مُنْسِيًا أَوْ غِنًى مُطْغِيًا أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا أَوْ هَرَمًا مُفَنِّدًا أَوْ مَوْتًا مُجْهِزًا أَوْ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ أَوْ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ

 “Bersegeralah kalian melakukan kebaikan sebelum datangnya 7 perkara, tidaklah kalian menunggu selain (1) kefakiran yang membuat lupa, (2) kekayaan yang melampaui batas, (3) penyakit yang merusak, (4) masa tua yang melemahkan, (5) kematian yang menyergap tiba-tiba, (6) menunggu dajjal padahal ia adalah seburuk-buruknya yang ditunggu, atau (7) menunggu datangnya kiamat padahal kiamat adalah sesuatu yang sangat berat dan menakutkan.” [HR Tirmidzi]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk berkeinginan menjadi baik dan melakukan kebaikan serta menjadikan harta yang kita miliki sebagai sarana mencapai ridlo-Nya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

0 komentar:

Post a Comment