Wednesday, January 26, 2022

CARA MELARISKAN DAGANGAN

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu  Hurairah RA, Rasul bersabda :

الْحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ

Sumpah (palsu) itu bisa melariskan dagangan namun bisa menghilangkan keberkahan.

[HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Seribu satu macam itu bidang pekerjaan. Dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden. Seribu satu macam cara orang mencari makan. Dari menjual koran sampai menjual kehormatan. Ada cara yang halal, ada cara yang haram. Silakan mau pilih cara mana. Namun semua cara ada tanggung jawabnya. Di hadapan Tuhan dan manusia. Banyak orang berkata. Dalam mencari nafkah. Cari yang haram saja sudah susah. Apalagi yang halal. (Jangan didengar. Jangan didengar itu sangat tidak benar. Hu, jangan didengar itu sangat tidak benar). Siapa meninggalkan yang haram. Karena takut kepada Tuhan. Pasti baginya ‘kan digantikan. Rizki yang halal dan digandakan. Insya Allah. Ini adalah lirik lagu “1001 Macam” yang didendangkan oleh Rhoma irama. Meski lagunya jadul namun liriknya tetap relevan untuk dijadikan renungan saat ini.

 

Di zaman covid sekarang ini, dimana kita dianjurkan WFH (Work From Home) bidang pekerjaan yang merebak bak jamur di musim hujan adalah perdagangan khususnya jual beli online atau lebih familier disebut dengan OL Shop. Sejak 14 abad silam Rasul sudah mengabarkan bahwa perdagangan adalah bidang terbesar dalam mencari rizki. Dalam hadits disebutkan :

عَلَيْكُمْ بِالتِّجَارَةِ فَإِنَّ فِيْهَا تِسْعَةَ أَعْشَارِ الرِّزْقِ

Berdaganglah, karena 90 persen rizki itu terdapat dalam perdagangan. [Ihya Ulumuddin]

 

Hal yang patut disayangkan adalah aktifitas perdagangan banyak yang dilakukan dengan menghalalkan segala cara. Mulai menipu hingga bersumpah untuk meyakinkan pembelinya. Entah apa motivasi para penjual itu, mungkin saja kejar setoran atau supaya cepat dapat mengumpulkan uang banyak sehingga bisa membeli obsesinya atau boleh jadi karena memenuhi tuntutan istri yang tinggi.

 

Hasan al-Bashri mengisahkan bahwa ada seorang pedagang kain di Mekkah yang dulunya menghalalkan segala cara demi melariskan dagangannya namun beberapa tahun kemudian ia berubah menjadi penjual yang shalih.  Ia pun bercerita:”Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizki, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rizki yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata:

يَا فُلَانُ ! اِتَّقِ اللهَ وَلَا تُطْعِمُنَا إِلاَّ طَيِّباً  إِنْ جِئْتَنَا بِقَلِيْلٍ كَثَّرْنَاهُ وَإِنْ لَمْ تَأْتِنَا بِشَيْءٍ أَعَنَّاكَ بِمَغْزَلِنَا

’Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain)’. [al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm]

 

Sumpah dari penjual memang efektif dalam meyakinkan pembeli namun perlu diingat bahwa hal itu dapat menghilangkan barokah. Rasul SAW dalam hadits utama diatas bersabda : “Sumpah (palsu) itu bisa melariskan dagangan namun bisa menghilangkan keberkahan”. [HR Bukhari] Demikian pula berbohong dengan mengatakan barang yang jelek sebagai barang yang baik, Rasul SAW bersabda :

اَلْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا، بُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا، وَإنْ كَتَمَا وَكَذَبَا، مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

 “Penjual dan pembeli, mempunyai hak untuk meneruskan atau membatalkan akad mereka selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan (kelebihan dan kekurangan barang yang dijual) maka keduanya diberikan barokah dalam jual belinya. Namun jika keduanya menyembunyikan (kecacatan barang yang dijual) serta berdusta, maka dihapuslah barokah dari jual belinya.” [HR Bukhari].

 

Barokah itu lebih penting dari sekedar kwantitas atau keuntungan yang banyak. Mengapa demikian? Karena barokah itu dari segi makna berarti an-nama’ (berkembang),  Ziyadah (bertambah) dan  Sa’adah (kebahagiaan) [Al-Qamus Al-Muhith]. Maka harta yang barokah meskipun jumlahnya sedikit, dia akan berkembang dan pelan-pelan akan bertambah dan yang terpenting lagi bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi pemiliknya. Dan lebih dari itu, harta yang barokah akan mendatangkan kebaikan yang tak ternilai dan bisa dirasakan oleh pemiliknya. At-thiby berkata :

اَلْبَركَةُ ثُبُوْتُ الْخَيْرِ الْإِلَهِيِّ فِي الشَّيْءِ

Barokah adalah menetapnya kebaikan dari Allah dalam sesuatu (harta misalnya).[Umdatul Qari]

 

Jika dagangan tidak laku, jangan keburu mengambil jalan pintas dengan menghalalkan segala cara namun harusnya penjual bisa introspeksi apa kekurangan diri dan produknya. Alkisah, Ada dua toko bersebelahan, yang satu jual madu dan satunya lagi jual cuka. Menariknya toko yang menjual cuka itu laris berbanding terbalik dengan yang jual madu. Penjual madu menuduh penjual cuka menggunakan guna-guna dalam melariskan dagangannya. Penjual cuka menjawab : “Cuka yang aku jual memang rasanya kecut namun aku melayani pembeli dengan muka yang manis, sementara madu yang kamu jual memang rasanya manis namun kamu melayani pembeli dengan muka yang kecut. Pantesan saja pelangganmu pada kabur”.

 

Teruslah berlaku jujur, lakukan shalat meskipun sedang sibuk dan takutlah kepada Allah. Dengan taqwa, Allah akan melancarkan usaha kita bahkan memudahkan semua urusan kita. Peganglah janji Allah karena Dia tak pernah ingkar janji. Allah SWT berfirman :

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Allah akan memudahkan semua urusannya. [QS At-Thalaq : 4]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk istiqamah dalam ibadah dan dalam kejujuran dalam semua usaha sehingga Allah memberikan keberkahan dalam harta kita.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]


0 komentar:

Post a Comment