ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasul SAW
bersabda :
لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ
وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ
“Tidak ada lagi hijrah, akan tetapi jihad dan
niat.”[HR Bukhari]
Catatan Alvers
Hijrah itu maknanya : “Tarku” Meninggalkan.
[Tajul Arusy] Imam Bukhari menulis “Bab Al-Jihad” yang memuat hadits utama tadi
mengenai hijrah dalam artian tempat, lalu jauh setelah itu menulis “Bab
Al-Hijrah” dan Ibnu Hajar Al-Asqalany menerangkan : Hijrah pada asalnya adalah
bermakna meninggalkan, baik perbuatan ataupun perkataan, hijrah dalam bab ini
bukanlah berarti meninggalkan tanah air, karena masalah itu telah dijelaskan di
depan. [Fathul Bari] sehingga dengan demikian bisa saya katakan :
اَلْهِجْرَةُ فِي الْأَصْل
التَّرْكُ فِعْلًا كَانَ أَوْ قَوْلًا أَوْ مَكَانًا
Hijrah pada asalnya adalah bermakna
meninggalkan, baik perbuatan ataupun perkataan, ataupun tempat.
(a) Hijrah dalam artian meninggalkan suatu
perbuatan, seperti meninggalkan untuk mengamalkan isi Al-Qur’an. Hal ini sebagaimana lafadz “mahjura" yang
merupakan derivasi (turunan) dari kata hijrah dalam Firman Allah :
وَقَالَ الرَّسُولُ يَارَبِّ إِنَّ
قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Rasul (Muhammad SAW) berkata: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya kaumku (Quraisy) menjadikan Al-Qur’an itu sesuatu yang
“mahjura". [QS Al-Furqan: 30]
Dalam Tafsir jalalain kata “mahjura”
ditafsirkan sebagai “Matruka” sesuatu yang ditinggalkan.
Hijrah perbuatan, seperti meninggalkan untuk
mentadabburi Al-Qur’an, sebagaimana pada kata “Hajra” yang terdapat dalam
hadits :
وَلَا يَسْمَعُونَ الْقُرْآنَ
إِلَّا هُجْرًا
Mereka (orang-orang jelek itu) tidak mendengarkan qur’an melainkan
meninggalkan (tadabbur terhadap maknanya). [HR Baihaqi]
Hijrah perbuatan, seperti meninggalkan untuk
menggauli istri, sebagaimana pada kata “Hajara” yang terdapat perkataan orang
Arab : “Hajara Az-zawjah” (Suami meninggalkan istri dari mengumpulinya).
[Mu’jam Lughatil Fuqaha]
Hijrah perbuatan, seperti meninggalkan
perbuatan dosa dan maksiat, sebagaimana pada kata “Fahjur” yang merupakan
derivasi dari kata hijrah yang terdapat pada firman
Allah SWT:
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
“dan perbuatan dosa maka tinggalkanlah” [QS
Al-Muddassir : 5]
Dan kata “Hajara” pada sabda Nabi SAW :
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى
اللَّهُ عَنْهُ
“Yang disebut dengan muslim sejati adalah
orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang
yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan perkara yang dilarang oleh Allah
.” [HR Bukhari]
Hijrah perbuatan, seperti meninggalkan
bergaul dengan orang-orang yang menyakiti, sebagaimana pada kata “wahjurhum”
pada firman Allah SWT:
وَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ
وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيْلًا
Bersabarlah terhadap apa yang mereka katakan
dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik. [QS Al-Muzzammil : 10]
(b) Hijrah dalam artian meninggalkan
perkataan, sebagaimana lafadz “yahjura" yang merupakan derivasi (turunan)
dari kata hijrah dalam sabda Nabi SAW :
لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ
يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk
meninggalkan pembicaraan dengan saudaranya lebih dari tiga hari. [HR Bukhari]
(c) Hijrah dalam artian meninggalkan tempat
yaitu tempat kekufuran, sebagaimana lafadz “yuhajir" yang merupakan
derivasi (turunan) dari kata hijrah dalam ayat :
وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ
اللّهِ يَجِدْ فِي الأَرْضِ مُرَاغَماً كَثِيراً وَسَعَةً
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya
mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang banyak dan rezeki yang
luas. [QS An-Nisa : 100]
Hijrah dalam artian meninggalkan tempat juga
dikerjakan oleh Nabi Ibrahim, Dalam Quran dikisahkan :
وَقَالَ إِنِّ ي مُهَاجِرٌ
إِلَى رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Nabi Ibrahim berkata : Aku berhijrah menuju
(ridla) tuhanku, sesungguhnya ia maha perkasa lagi maha bijaksana. [QS
Al-Ankabut : 26]
Al-Kalbi berkata : Nabi Ibrahim hijrah dari
tanah Harran menuju palestina dan dia adalah orang pertama yang hijrah
meninggalkan tanah kekufuran. [Tafsir Al-Qurthubi]
Demikian pula Nabi Luth, Nabi Musa dan Nabi
Yunus.
Hijrah dalam artian meninggalkan tempat
itulah yang lazim dinisbatkan kepada Nabi SAW. Beliau berhijrah dari Mekkah ke
Habasyah pada tahun ke 5 kenabian dan juga dari Mekkah ke Madinah pada tahun ke
13 kenabian. Dan setelah Mekkah dikuasai oleh kaum muslimin maka Nabi SAW
bersabda sesuai dengan hadits utama : “Tidak ada lagi hijrah, akan tetapi jihad
dan niat.”[HR Bukhari]
At-Tiby berkata: Maksudnya adalah hijrah ada
yang motivnya lari dari orang kafir, atau menuju medan perang, atau untuk
semisal menuntut ilmu. Nah, hijrah jenis pertama (karena lari dari kawasan kufur)
telah terputus, maka manfaatkanlah dua bentuk hijrah lainnya (menuju jihad dan
menuntut ilmu). [Fathul Bari]
Namun menurut para ulama, hadits di atas
berlaku secara khusus untuk hijrah meninggalkan kota makkah, adapun hijrah
meninggalkan tempat kekufuran maka tetap berlaku. Para ulama berkata :
الْهِجْرَة مِنْ دَار الْحَرْب إِلَى دَار الْإِسْلَام
بَاقِيَة إِلَى يَوْم الْقِيَامَة
Hijrah dari kawasan kafir yang memerangi islam
menuju kawasan Islam itu tetap akan berlaku sampai hari kiamat. [Syarah Muslim]
Ibnu Hajar A-Asqalany berkata : “Hijrah ini
hukum tetap sama bagi orang yang masuk Islam di daerah kufur dan ia mampu untuk
keluar darinya”. [Fathul Bari]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan
pikiran kita untuk berhijrah dari perkataan maupun perbuatan maksiat menuju perkataan
maupun perbuatan yang diridlai Allah SWT.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
WA Auto Respon :
0858-2222-1979
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment