Thursday, March 19, 2020

PERLUASLAH RUMAH-MU



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir RA, Ia bertanya “Apa saja yang menjadi “An-Najat” (sebab selamatnya seseorang)? Maka Rasul SAW bersabda:
أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
(Keselamatan itu) hendaklah engkau menahan lisanmu, perluaslah rumahmu, dan tangisilah dosa-dosamu.” [HR Tirmidzi]

Catatan Alvers

Untuk mengendalikan laju penyebaran virus corona, pemerintah memaksimalkan pembatasan interaksi sosial (social distancing) dengan menggencarkan kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah masing-masing. Kebijakan ini menganjurkan kita untuk beraktifitas di rumah dan tidak keluar rumah tanpa adanya keperluan yang sangat mendesak.

Tidak hanya sekolah yang libur namun juga pelatihan, Car Free Day, majelis shalawat, ziarah, acara haul akbar bahkan sholat berjamaah di masjid-masjid di beberapa tempat diliburkan. Beberapa tempat wisata, dari wisata edukasi hingga wisata religi semua juga di tutup. Puskesmas hingga rumah sakitpun meniadakan jam besuk.


Menanggapi kebijakan ini, masyarakat berbeda-beda dalam meresponnya. Ada yang betul-betul mentaati anjuran tersebut dengan beraktifitas di rumah, ada yang biasa-biasa saja namun ada juga yang malah menjadikannya sebagai kesempatan jalan-jalan karena tidak betah untuk terus berada di dalam rumah saja.

Anjuran beraktifitas di rumah sebenarnya bisa dijadikan kesempatan yang menyenangkan. Betapa tidak, dengan sedikitnya kendaraan dan pabrik-pabrik yang beroperasi maka kita akan merasakan udara yang semakin segar dan Langitpun semakin cerah. Dan kesempatan untuk bersama keluarga lebih banyak dimana sebelumnya sangatlah sedikit dengan padatnya aktifitas di luar rumah.

Orang tua yang jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya akan semakin akrab dan hangat. Duduk bersama, makan bersama, belajar bersama dan beribadah bersama di dalam rumah. Jika demikian maka semua anggota keluarga akan menjadi betah berada di dalam rumah. Dan hal ini tidak akan menjadikan keluarga selamat dari virus corona namun juga bisa menjadikan selamat di akhirat.

Maka jadikanlah masa karantina di rumah ini untuk mempraktikkan faktor- faktor keselamatan yang disampaikan Nabi SAW dalam hadits utama di atas, yaitu menahan lisan, memperluas rumah, dan menangisi dosa-dosa. Pertama, Menahan lisan. Jangan habiskan masa karantina di rumah dengan chatting yang gak jelas dan tidak bermanfaat. Tahan berkomentar tentang wabah corona yang melanda tanpa disertai dengan pengetahuan yang cukup karena hal ini akan semakin memperkeruh suasana. Janganlah membikin hoax baru atau ikut ikutan menyebarkannya. Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi bertanya :
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَخْوَفُ مَا تَخَافُ عَلَيَّ
“Wahai Rasulullah, Apakah perkara yang paling engkau khawatirkan kepadaku?”.
Maka Rasul SAW sambil menunjuk mulut sendiri, beliau bersabda: “Hadza” (ini). [HR Turmudzi]

Kedua, memperluas rumah. Yang dimaksudkan bukanlah memperluas bangunan rumah dengan merenovasinya. At-Thiby menjelaskan bahwa yang dimaksudkan adalah melakukan aktifitas yang menyebabkan seseorang betah di rumah yaitu menyibukkan diri dengan Allah, melakukan ketaatan dan berkhalwat (menjauh) dari khalayak ramai. [Tuhfatul Ahwadzi]

Ketiga, Menangisi dosa-dosa. Hal ini penting dilakukan karena wabah corona ini merebak karena dosa-dosa yang kita lakukan. Al-Abbas RA dalam munajatnya berkata :
اللهم إنه لم ينزل بلاء إلا بذنب، ولم يكشف إلا بتوبة
Ya Allah, sesungguhnya tidaklah turun bala’ bencana melainkan karena dosa dan tidaklah bala’ bencana tersebut disingkirkan melainkan dengan taubat. [Fathul Bari]
Allah SWT berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِير
Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahan kalian. [QS as-Syura : 30] Maksud “perbuatan tangan” adalah dosa [Tafsir Jalalain]

Hal ini telah berlaku sejak ummat-ummat terdahulu, Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) “Ba’sa” kesengsaraan dan “Dlarra” kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. [QS Al-An’am : 42]

Yang dimaksud “Ba’sa” adalah yakni kemiskinan dan musibah-musibah yang menimpa harta benda. Dan yang dimaksud dengan “Dlarra’” adalah penyakit dan musibah-musibah yang menimpa badan. [Tafsir Muyassar]

Marilah kita selamatkan diri kita dari musibah corona dengan menangisi dosa-dosa yang kita perbuat. Bahkan hal ini akan menyelamatkan kita di akhirat juga. Rasul SAW bersabda :
عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah. [HR Tirmidzi].
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk betah di rumah untuk menjaga lisan, melakukan ibadah dan menangisi dosa-dosa sehingga kita selamat dari musibah dunia dan akhirat.

Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!

NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]

0 komentar:

Post a Comment