Thursday, June 25, 2020

THE REAL SULTAN



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Ubaidillah bin Mihshan RA, Rasul   bersabda :
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di lingkungannya (pada diri dan keluarganya) diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” [HR. Tirmidzi]

Catatan Alvers

Sultan Bener! Wanita Ini Pakai Masker Cantolannya Emas, Netizen: Orang Kaya Beda [minews id] Dikenal Sultan Sejak Lahir, uang belanja NS bisa mencapai Rp 20 juta/hari. Tak tanggung-tanggung, selain membeli tas, sepatu, pakaian maupun gaun, NٍS nampaknya juga suka mengoleksi pernak-pernik seperti bando merah yang dibanderol dengan harga $ 280 atau setara dengan 3,9 juta rupiah. Netizen-pun membandingkan harga Bando yang Lebih Mahal dari Uang SPP Anak ATT (Nama Artis lainnya). Padahal ada Netizen yang Nyinyir: Di Pasar Malem 15 Ribuan! [star grid id] Harga 1 tas seharga 1 mobil mewah, siapakah sosok fs yang digadang gadang sultan BSD.[youtube]


Itulah berita-berita viral mengenai gaya hidup sebe dan orang-orang kaya bak sultan yang menghiasi media online. Netizen pun memberikan komentar beragam, mulai dari yang nyinyir karena mereka dinilai memamerkan kekayaan di tengah masyarakat yang kesulitan akibat pandemi dan hal ini dinilai tidak etis, namun ada juga yang komen dengan acuh-tak acuh “Sultan mah Bebas!!”.

Kata Sultan awalnya berarti raja; baginda [kbbi] Sultan adalah gelar dalam dunia Muslim yang digunakan untuk ... kepala monarki Muslim yang berkuasa atas sebuah negara Islam. [wikipedia] Namun belakangan, sebutan 'Sultan' diucapkan seseorang saat mengomentari atau menanggapi orang lain yang memiliki kehidupan mewah atau bisa juga berpura-pura hidup mewah. Orang yang dianggap 'Sultan' biasanya orang yang membeli barang-barang bermerek seperti mobil, tas, hingga smartphone keluaran terbaru tanpa mempedulikan harganya yang masih mahal... sehingga banyak orang yang suka berucap, "Sultan mah bebas!" [today line me]

Menikmati hidup bagaikan sultan tidaklah harus menunggu menjadi kaya raya dan bergelimang harta. Memiliki harta yang seadanya namun disertai mensyukurinya akan menjadikan “The Real Sultan” bahkan lebih kaya dari sultan. Rasul SAW dalam hadits utama diatas bersabda : “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di lingkungannya (pada diri dan keluarganya) diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” [HR. Tirmidzi]

Kurang apalagi? Kenikmatan masakini melebihi apa yang didapatkan para sultan zaman dahulu. Tahukah anda bahwa “Qarun tidak pernah tahu bahwa kartu ATM yang tipis yang ada di saku kita sudah cukup daripada semua kunci-kunci peti hartanya yang orang-orang paling kuat sekalipun sangat berat membawanya, sehingga akhirnya dia terkubur bersama hartanya. Kisra raja Persia tidak pernah tahu jika sofa busa yang ada dirumah kita lebih menyenangkan daripada singgasananya. Kaisar yang budak-budaknya mengipasinya dengan kipas dari bulu merak di atas kepalanya tidak pernah sekalipun melihat dan merasakan dinginnya AC yang ada dirumah kita. Heraklius yang minum air dari botol porselen yang orang orang disekitarnya merasa iri dengan kesejukan airnya, Tidak pernah merasakan dinginnya air kulkas di rumah kita. Khalifah yang budak-budaknya menuangkan air panas ke air dingin sebagai campuran untuk mandinya, dan memandang dirinya dengan kebanggaan, tidak pernah sekalipun mandi dengan Jacuzzi, whirpool, hot tub atau sekedar shower air panas seperti kita sekarang ini”. [inilah com]

Kita hidup dalam kehidupan yang tidak pernah dilewati para raja, bahkan tidak pernah mereka impikan tetapi kebanyakan dari kita merasa hidup penuh kesusahan dan kesempitan dan hanya merasa mendapat sedikit bagian dari nikmat Tuhan. "Fabi Ayyi Aalaa Irabbikuma Tukadzdzibaan" (Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang masih kamu dustakan ?).

Mereka yang terus merasa hidupnya sempit itu karena mereka tidak mengerti hakikatnya dunia yang fana lagi hina. Mereka terus terobsesi menjadi sultan seperti mereka yang ditayangkan di TV maupun media online. Padahal harta dunia itu sangatlah kecil. Abu abdirrahman Al-Ashamm bertanya kepada Abil Atahiyyah : “Makhluk Allah apa yang paling kecil (remeh) di sisi-Nya?”. Abil Atahiyyah menjawab :
 ‏ اَلدُّنْيَا لَا تُسَاوِي عِنْدَهُ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ
(yang paling remeh adalah) dunia, karena dunia itu di sisi Allah tidaklah seberat sayap seekor nyamukpun.
Abu abdirrahman Al-Ashamm menimpalinya : “ (berarti)  orang yang mengagungkan dunia adalah lebih kecil (remeh) darinya. [Muhadlaratul Udaba, Abil Qasim Al-Asbihani]

Yahya bin Muadz (w 258 H/871 M) berkata :
اَلدُّنْيَا خَرَابٌ وَأَخْرَبُ مِنْهَا قَلْبُ مَنْ يَعْمُرُهَا وَالْآخِرَةُ دَارُ عُمْرَانٍ وَأَعْمَرُ مِنْهَا قَلْبُ مَنْ يَطْلُبُهَا
Dunia itu akan hancur, dan lebih hancur lagi hati orang yang memakmurkannya
Akhirat adalah rumah yang makmur dan lebih makmur lagi adalah hati orang yang menuntutnya. [Shifatus Shafwah Libnil Jauzi]

Jabir bin Abdullah Ra meriwayatkan bahwa Suatu ketika Rasulullah SAW melintas bangkai anak kambing dengan telinga menempel lalu beliau mengangkat telinga kambing itu lalu bersabda: “Siapa diantara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham?” Para sahabat menjawab: “Kami tidak mau memilikinya, untuk apa?” Beliau bersabda: Apa kalian mau (bangkai) ini milik kalian? mereka menjawab: “Demi Allah, andai masih hidup pun ada cacatnya karena telinganya menempel, lalu bagaimana halnya dalam keadaan sudah mati?” Beliau bersabda:
فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
Demi Allah, dunia lebih hina bagi Allah melebihi (bangkai) ini bagi kalian. [HR. Muslim]

Itulah keadaan dunia sesungguhnya namun manusia banyak tidak mengetahuinya. Allah SWT berfirman :
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya [QS Al-A’raf : 187]

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati untuk menyadari betapa banyaknya anugerah Allah atas kita apapun dan bagaimanapun kondisi kita sehingga kita terus bersyukur dan menjadi “The Real Sultan” dalam kerajaan hati dan keluarga. 

Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari Bin Badruddin
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jawa Timur Indonesia
Http://annur2.net

0 komentar:

Post a Comment