Thursday, February 3, 2022

MUKBANG

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Salman RA, Rasul bersabda :

إِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Orang yang paling sering merasakan kenyang di dunia, kelak ia menjadi orang yang paling lama merasakan kelaparan di hari kiamat. [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Akhir-akhir ini banyak bermunculan konten mukbang di berbagai medsos, seperti youtube, Instagram dan medsos lainnya. Apa itu mukbang? mukbang berasal dari bahasa korea “Meokbang” yang merupakan gabungan kata dari kata “Meogda” yang berarti makan dan “Bangsong” yang berarti siaran. Mukbang berarti siaran makan. Ya, siaran makan dengan porsi jumbo dimana sang artis menyantapnya sambil berinteraksi dengan para penontonnya. Mukbang dipopulerkan oleh para artis ataupun influencer asal korea selatan seperti Hansol dari channel Korea Reomit, Park Soo Yeon alias The Diva, Sof, Wang Joo, Hanna dan Shoogi. [kbbi lektur id]

 

Saya sendiri sering merasa eneg melihat acara mukbang secara tak sengaja karena banyaknya makanan yang dimakan dengan porsi yang diluar kewajaran makanan kita. Saya teringat apa yang disampaikan oleh Nabi SAW :

الْكَافِرُ يَأْكُلُ فِي سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ، وَالْمُؤْمِنُ يَأْكُلُ فِي مِعًى وَاحِدٍ

“Orang-orang kafir makan dengan tujuh perut, manakala orang-orang beriman makan dengan satu perut.” [HR Bukhari]

 

Janganlah kita sebagai muslim ikut-ikutan mukbang baik sebagai konten maupun sebagai kebiasaan sehari-hari karena Nabi SAW bersabda :

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

 “Tidaklah seseorang memenuhi tempat yang lebih jelek daripada perutnya. Cukuplah ia mengkonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau memang terpaksa lebih, maka (isilah perut itu dengan) sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas.” [HR Ahmad]

 

Jangan membiasakan makan dalam porsi yang banyak. Athiyyah bin Amir Al-Juhani menceritakan bahwa suatu ketika Salman RA dipaksa (menambah) makanannya maka ia berkata : cukup, sesungguhnya aku mendengar Nabi SAW bersabda sebagaimana hadits utama di atas yaitu : “Orang yang paling sering merasakan kenyang di dunia, kelak ia menjadi orang yang paling lama merasakan kelaparan di hari kiamat”. [HR Ibnu Majah]

 

Makan dengan porsi yang banyak merupakan perilaku yang tak terpuji. Imam Ghazali berkata : Kekenyangan meskipun dari makanan yang halal dan baik, hal itu bisa menguatkan syahwat sementara syahwat itu merupakan salah satu senjata setan untuk mengalahkan manusia. Suatu Ketika iblis menampakkan dirinya di hadapan Nabi Yahya AS dan ternyata ia memiliki segala macam pengait. Nabi Yahya As bertanya apakah fungsi pengait itu? Ia menjawab bahwa semua pengait tersebut adalah syahwat yang aku gunakan untuk menjerat anak adam. Jika seseorang kekenyangan maka aku menjadikannya berat untuk melakukan shalat dan dzikir. Nabi Yahya As bertanya apakah ada yang lain? Ia menjawab : tidak. Nabi Yahya As berkata :

ِللهِ عَلَيَّ أَنْ لَا أَمْلَأَ بَطْنِي مِنَ الطَّعَامِ أَبَدًا

“Demi Allah aku tidak akan memenuhi perutku dengan makanan selamanya”.

Iblispun berkata : Demi Allah, Aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada seorangpun selamanya. [Ihya Ulumiddin]

 

Kita diperbolehkan makan dan yang dilarang adalah berlebihan. Allah SWT berfirman:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ 

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” [QS Al-A’raf : 31]

 

Lantas bagaimanakah Batasan berlebihan dalam makan? Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata :

مَرَاتِبُ الشِّبَعِ تَنْحَصِرُ فِي سَبْعَةٍ

“Kenyang itu ada tujuh tingkatan”.

“Pertama, kenyang yang sekedar untuk bertahan hidup. Kedua, kenyang melebihi tingkatan pertama, dengan tujuan agar seseorang mampu berpuasa dan mendirikan sholat. Dan keduanya ini adalah kenyang yang wajib. Ketiga, kenyang melebihi tingkatan kedua, dengan tujuan agar seseorang mampu melaksanakan amalan-amalan sunnah. Keempat, kenyang melebihi tingkatan ketiga, yang menjadikannya mampu bekerja. Kedua tingkatan ini (ketiga dan keempat) hukumnya sunnah. Kelima, kenyang yang memenuhi sepertiga perut, dan ini hukumnya mubah. Keenam, kenyang yang melebihi sepertiga perut sehingga menyebabkan badan menjadi berat dan banyak tidur. Dan ini hukumnya makruh. Dan yang ketujuh, kenyang yang melebihi tingkatan keenam. Yaitu kenyang yang menyebabkan sakit perut dan kenyang seperti ini hukumnya haram.” [Fathul Bari]

 

Makan secara berlebihan akan mendatangkan berbagai efek negatif. Imam Syafi’i tidak merasakan kenyang semenjak 16 tahun terkahir dan beliau memberikan alasannya :

لِأَنَّ الشِّبَعَ يُثْقِلُ الْبَدَنَ وَيُقَسِّي الْقَلْبَ وَيُزِيْلُ الْفِطْنَةَ وَيَجْلِبُ النَّوْمَ وَيُضْعِفُ صَاحِبَهُ عَنِ الْعِبَادَةِ

karena kenyang akan menjadikan badan terasa berat, menyebabkan hati keras, mengurangi kecerdasan, menyebabkan tidur, melemahkan seseorang dari ibadah. [Ihya Ulumiddin]

 

Dan ternyata, mukbang dan semacamnya telah dikabarkan jauh hari oleh Nabi SAW dalam sabdanya :

سَيَكُونُ رِجَالٌ مِنْ أُمَّتِي يَأْكُلُونَ أَلْوَانَ الطَّعَامِ، وَيَشْرَبُونَ أَلْوَانَ الشَّرَابِ، وَيُلْبِسُونَ أَلْوَانَ اللِّبَاسِ، وَيَتَشَدَّقَونَ فِي الْكَلامِ، أُولَئِكَ شِرَارُ أُمَّتِي

“Kelak akan muncul orang-orang dari kalangan umatku yang makan dengan pelbagai jenis makanan, minum dengan pelbagai jenis minuman, berpakaian dengan pelbagai jenis pakaian, dan suka omong besar. Mereka adalah seburuk-buruk umatku.” [HR Thabrani]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bisa makan secukupnya sehingga kita ringan beribadah dan jauh dari berbagai resiko penyakit.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
 

0 komentar:

Post a Comment