ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari
Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :
قِيْلُوْا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَقِيْلُ
Lakukanlah tidur
siang karena sesungguhnya setan itu tidak melakukan tidur siang. [HR Thabrani]
Catatan Alvers
Di Indonesia,
tidur saat jam sekolah dianggap sebagai pelanggaran disiplin dan dapat dikenakan
sanksi. Sebaliknya di china, siswa dianjurkan tidur siang di dalam kelas, yang
dikenal sebagai "wujiao". Program tidur ini berlangsung setelah jam
makan siang selama setengah jam. Para siswa biasanya tidur di atas meja mereka,
dengan bantal dan selimut sebagai perlengkapan tidur. Hal ini dianggap penting
untuk membantu siswa memulihkan energi dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Negara lain yang menerapkan tidur siang di sekolah adalah Taiwan, jepang dan
spanyol. [beritasatu com]
Beberapa sekolah
di Indonesia mulai menerapkan program tidur siang, di antaranya SD di Sidoarjo
pada tahun 2023, SDI di Riau pada awal tahun pelajaran 2024/2025 dan SMP Negeri
di Surabaya pada Januari 2025. Program tidur siang tersebut bertujuan untuk
membantu siswa agar lebih fokus dalam belajar, meningkatkan konsentrasi,
meningkatkan suasana hati, memulihkan energi, dan meningkatkan daya tahan
tubuh. [detik com] Dan ternyata menurut penelitian, tidur siang itu efektif dalam
mengatasi lelah dari pada mengonsumsi kafein. Bahkan tidur siang menjadi
relaksasi bagi tubuh, meningkatkan konsentrasi, memperbaiki mood, meningkatkan
daya ingat dan kinerja. [alodokter com]
Kalau di China,
tidur siang dikenal dengan istilah "wujiao" maka dalam Islam, tidur
siang dikenal dengan istilah “Qaylulah”. Al-Munawi berkata :
القَيْلُولَةُ النَّوْمُ وَسَطَ النَّهَارِ عِندَ الزَّوَالِ وَمَا
قَارَبَهُ مِنْ قَبْلُ أَوْ بَعْدُ
Qaylulah adalah
tidur pada pertengahan siang saat matahari tergelincir (zawal, awal waktu
dzuhur) dan waktu yang mendekatinya, baik sebelum maupun sesudahnya. [Faidlul
Qadir]
Tidur Qaylulah itu
merupakan anjuran dari Nabi SAW, sebagaimana dalam hadits utama di atas beliau
bersabda : “Lakukanlah tidur Qaylulah karena sesungguhnya setan itu tidak
melakukan tidur qaylulah.” [HR Thabrani]
Para sahabat
melakukan anjuran tidur siang tersebut. Ibnu Umar RA berkata :
كُنَّا فِي زَمَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَنَامُ فِي الْمَسْجِدِ نَقِيلُ فِيهِ وَنَحْنُ شَبَابٌ
Dahulu pada zaman
Rasul SAW kami tidur qaylulah di masjid ketika itu kami masih muda. [HR Ahmad]
Dan khusus di hari
jumat, maka tidur siang dilakukan setelah jumatan. Sahabat Sahl RA berkata :
مَا كُنَّا نَقِيلُ وَلَا نَتَغَدَّى إِلَّا بَعْدَ الْجُمُعَةِ
Tidaklah kami (para
sahabat) tidur siang dan makan siang melainkan setelah jumatan. [HR Bukhari]
Dalam Islam,
Qaylulah bermanfaat untuk menambah kecerdasan. As-suyuthi berkata :
وَحِيْنَ الزَّوَالِ قَيْلُوْلَةٌ وَهِيَ الزِّيَادَةُ فِي الْعَقْلِ
Tidur ketika
tergelincir matahari (zawal) disebut Qaylulah, yang itu menambah (kecerdasan)
akal. [Hasyiyah Al-Bujairimi]
Jika pada waktu
siang ia sudah berada pada posisi berbaring namun tidak bisa tidur apakah bisa
dinamakan qaylulah? Iya, ia sudah terbilang melakukan qaylulah sebab
As-Shan’any berkata bahwa Qaylulah adalah :
الاِسْتِرَاحَةُ نِصْفَ النَّهَارِ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهَا
نَوْمٌ
Istirahat pada
pertengahan siang hari meskipun tidak disertai dengan tidur. [Subulus Salam]
Pada dasarnya
beliau menganjurkan tidur siang agar bisa membantu untuk kuat melakukan ibadah
di malam hari, agar tidak mudah mengantuk dan capek. Rasul SAW bersabda:
اسْتَعِينُوا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ
وَبِالْقَيْلُولَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ
Lakukanlah makan
sahur untuk membantumu berpuasa di siang harinya dan Lakukanlah qaylulah
(istirahat siang) untuk membantumu bangun malam (Qiyamul Lail). [HR Ibn Majah]
Tidur siang itu mendatangkan
pahala karena hukumnya sunnah. Imam Ghazali berkata :
القَيْلُولَةُ وَهِيَ سُنَّةٌ يُسْتَعَانُ بِهَا عَلَى قِيَامِ
اللَّيْلِ، كَمَا أَنَّ السُّحُورَ سُنَّةٌ يُسْتَعَانُ بِهِ عَلَى صِيَامِ
النَّهَارِ.
“Qailulah (tidur
siang) adalah sunnah yang dapat membantu dalam mendirikan shalat malam, sebagaimana
makan sahur adalah sunnah yang dapat membantu untuk menjalankan puasa di siang
hari.” [Ihya Ulumuddin]
Jika seseorang
tidak biasa bangun malam untuk ibadah, apakah tidur siang masih dianjurkan
untuknya? Imam Ghazali berkata : “Jika seseorang tidak bangun untuk shalat
malam, namun jika ia tidak tidur di siang hari ia juga tidak akan menyibukkan
diri dengan kebaikan, bahkan mungkin ia justru bercampur dengan orang-orang
lalai dan berbincang-bincang dengan mereka, maka tidur siang itu lebih baik baginya
karena dalam tidur terdapat diam dan keselamatan. Dalam lanjutannya, beliau
berkata :
فَإِذَا كَانَ نَوْمُهُ عَلَى قَصْدِ طَلَبِ السَّلَامَةِ وَنِيَّةِ
قِيَامِ اللَّيْلِ، كَانَ نَوْمُهُ قُرْبَةًًََ
Maka jika
seseorang tidur dengan niat mencari keselamatan, dan berniat untuk bangun
malam, maka tidurnya itu menjadi ibadah yang dapat mendekatkan dirinya kepada
Allah." [Ihya Ulumuddin]
Qaylulah juga
dikenal dilakukan oleh Bisyr, putra Nabi Ayyub yang dijuluki dengan “Dzulkifli”
yang artinya orang yang menanggung ibadah puasa sepanjang siang dan shalat sepanjang
malamnya. Bahkan Ia hanya tidur di waktu qaylulah. Sebagaimana saya kutip dari
Hasyiyah Tafsir As-Shawi.
Satu ketika Iblis
ingin menguji kesabarannya dengan mengganggu qaylulahnya. Iblis yang menjelma
manusia datang kepadanya saat ia hendak tidur qaylulah. Iblis mengetuk pintu
dan berkata “Saya adalah orang tua yang lemah dan didzalimi oleh kaumku.”
Setelah Dzulkifl membukakan pintu, Iblis berbicara panjang lebar, sampai waktu
qailulah pun habis. Dzulkifl berkata :
“Jika aku sedang duduk untuk mengadili (jam kerja hakim), datanglah
kepadaku, aku akan tunaikan hakmu.”
Keesokan harinya
ketika Dzulkifli berada pada jam kerja, Iblis tidak datang. Dan ketika Dzulkifli
hendak tidur siang, Iblis datang lagi. Maka Dzulkifli berkata, “Bukankah aku
telah katakan padamu: Jika aku duduk untuk mengadili, datanglah?” Ia menjawab,
“Para lawanku adalah orang-orang jahat. Jika mereka tahu engkau duduk (untuk
mengadili), mereka berkata akan memberikan hakku. Tapi jika engkau pergi,
mereka mengingkarinya lagi.”
Pada hari ketiga,
Dzulkifl hendak tidur qaylulah dan berpesan agar tidak dibiarkan seorangpun
mendekati pintu sehingga aku bisa tidur, karena kantuk yang sudah berat. Iblis
datang lagi dan penjaga tidak mengizinkannya masuk. Namun dasar iblis, ia masuk
ke dalam rumah lalu ia mengetuk pintu dari dalam rumah dan berkata “Apakah
engkau tidur sementara orang-orang yang bersengketa berada di depan pintumu?.”
Dan akhirnya Dzulkifli tahu kalau orang itu adalah Iblis. Maka ia berkata:
فَعَلْتَ مَا فَعَلْتَ لِتُغْضِبَنِي فَعَصَمَنِيَ اللهُ
“(aku tahu
sekarang) Engkau melakukan semua itu agar aku marah tetapi (untunglah) Allah
menjagaku (dari godaanmu).” [Hasyiyah Tafsir As-Shawi]
Wallahu A’lam.
Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan pikiran kita untuk melakukan semua
aktifitas sesuai dengan tuntunan Nabi SAW sehingga istirahatpun akan bernilai
ibadah.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul
Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jatim
Sarana Santri
ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok
itu Keren!
WA Center : 0858-2222-1979
NB.
“Ballighu Anni
Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment