ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari
Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :
فَيَقُولُونَ
يَا آدَمُ أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ
رُوحِهِ وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ وَأَسْكَنَكَ الْجَنَّةَ
Manusia berkata :
Wahai Adam, Engkau adalah bapaknya manusia. Engkau diciptakan Allah dengan
“tangan”-Nya, dan Allah meniupkan ruh-Nya padamu, Allah memerintahkan para
malaikat maka mereka bersujud padamu dan menempatkanmu di surga. [HR Bukhari]
Catatan Alvers
“Tolong sebutkan
nama ibunya nabi adam?” Seorang Youtuber yang disebut dengan Pak Kyai ini
menjawab : “Begini ini kalo mengaji dengan tema gado-gado (bebas) sulitnya luar
biasa kalo belum “muthala’ah” (belajar) sebelumnya. Kalau belum menguasai wawasan
secara mendalam maka akan kebingunan menjawabnya. Baik, Ibunya Nabi Adam itu
namanya siti atau sayyidati Anisa Ummu Adam, Ini gak pasti, ini menurut
pendapat saya karena Nabi Adam itu dilahirkan di daerah sumeria, metsopotamia
dekat dengan sungai eufrat dan sungai tigris, di antara suriah dan irak
sekarang yang merupakan peradaban tertua di timur tengah sana. Di dekat sungai
itulah yang namanya “jannah” (surga), sebagaimana Sabda Nabi : “Sayhun, wa
Jayhun, wal Furat, wan Nil kullun min Anharil Jannah (semuanya itu berasal dari
sungai-sungai surga)”. Lha Yaitu. Katanya Nabi Adam ada di surga?, ya itu surga
pinggir sungai Eufrat itu (yang dimaksud)”. Demikianlah video viral yang
menggemparkan jagad medsos itu.
Video ini menjadi sangat
perlu ditanggapi karena konten kreatornya adalah orang yang dijuluki dengan
sebutan “kyai” yang mana seorang kyai ucapannya akan dijadikan rujukan oleh
banyak orang dan ia sendiri menegaskan bahwa dirinya telah “muthala’ah”
(belajar) dan menguasai wawasan secara mendalam.
Pertama, ia
mengatakan “ini menurut pendapat saya”. Dalam urusan agama dan dalam menafsirkan
Al-Qur’an atau hadits seharusnya kita mengedepankan keterangan dari para
sahabat Nabi, atau para ulama dan menjauhi pendapat pribadi. Kisah Nabi Adam
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an atau hadits, dan menafsirkan secara pribadi
akan beresiko masuk pada kategori sabda Rasul SAW :
وَمَنْ
قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Barangsiapa berkata
tentang Al Qur’an dengan logikanya (semata), Dawud]
Kedua, Ia mengatakan
“Ini gak pasti”. Itu artinya ia sendiri masih meragukan benar atau tidaknya
dari apa yang ucapkan. Jika demikian maka hendaknya seseorang mengatakan “tidak
tahu” pada sesuatu yang belum ia tahu, daripada ia menjawab dengan jawaban yang
dapat menyesatkan ummat. As-Sya’bi
berkata :
لَا
أَدْرِي نِصْفُ الْعِلْمِ
“Perkataan “Aku
tidak tahu” adalah seperoh dari ilmu “.
Imam Ghazali berkata
: Ketahuilah bahwa perkataan “Aku tidak tahu” adalah benteng pertahanan dari
orang alim. Dikatakan oleh ulama :
جُنَّةُ
الْعَالِمِ " لَا أَدْرِي " فَإِنْ أَخْطَأَهَا فَقَدْ أُصِيْبَتْ
مَقَالَتُهُ
Benteng pertahanan
orang alim adalah perkataan “Aku tidak tahu”. Jika iapun salah mengucapkannya
maka perkataannya bisa dibenarkan. [Ihya Ulumuddin]
Sufyan Tsauri, Malik
bin Anas, Ahmad bin Hambal, Fudail bin Iyadl dan Bisyr ibnul Harts merupakan
sosok alim masih saja lebih banyak mengatakan “Aku tidak tahu”. Jika sekaliber mereka
berkata demikian lantas bagaimana dengan kita yang bodoh dan jauh sekali dari keilmuan
mereka? Mengapa merasa malu dan enggan mengatakan “Aku tidak tahu”?.
Ketiga, dalam video
tersebut ia menyebutkan nama sungai “Sayhun, wa Jayhun” padahal yang benar “Sayhan,
wa Jayhan”. Teks haditsnya berbunyi :
سَيْحَانُ
وَجَيْحَانُ وَالْفُرَاتُ وَالنِّيلُ كُلٌّ مِنْ أَنْهَارِ الْجَنَّةِ
Sayhan, Jayhan,
Furat, Nil itu semua berasal dari sungai-sungai surga. [HR Muslim]
Mengapa
dipermasalahkan? Karena keduanya berbeda. Imam Nawawi berkata :
سَيْحَانُ
غَيْرُ سَيْحُوْنَ ، وَجَيْحَانُ غَيْرُ جَيْحُوْنَ ، بِاتِّفَاقِ النَّاسِ
Sayhan itu bukanlah
Sayhun dan Jayhan bukanlah Jayhun, dengan kesepakatan ummat manusia. [Syarah
Nawawi]
Al-Kasymiri berkata
: sungai Sayhan dan Jayhan itu terletak di armenia dekat Syam sementara sungai
Sayhun, dan Jayhun itu terletak di ujung Balkh (di Afganistan) dan Bukhara (di
uzbekistan). [Faidlul Bari]
Selanjutnya jika
sungai-sungai tadi disebutkan “kullun min Anharil Jannah” itu bukan berarti lokasi
sekitaran sungai-sungai tersebut adalah kawasan surga, bukan demikian. Akan
tetapi pengertiannya adalah sungai-sungai
tadi semuanya itu berasal dari sungai-sungai surga. Imam Nawawi berkata :
Sesungguhnya sungai Nil dan Furat itu asalnya dari surga... kemudian turun ke
bumi dan mengalir di bumi [Syarah Nawawi] Bukankah Nabi adam dan Hawa
diperintahkan untuk tinggal di surga namun karena adanya pelanggaran maka Allah
memerintahkan untuk tinggal di bumi sebagaimana dalam QS Al-Baqarah : 35-36.
Baiklah kita kembali
ke pertanyaan utama, “Tolong sebutkan nama ibunya nabi adam?” Semua kita sejak
kecil diajarkan bahwa bahwa Adam adalah manusia pertama. Maka dengan adanya
statement di atas maka banyak orang kemudian bingung, manakah yang benar?.
Allah SWT menegaskan
bahwa semua ummat manusia itu berasal dari satu orang manusia. Allah SWT
berfirman :
يَاأَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang
diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak... [QS An-Nisa : 1]
Siapakah “satu orang
manusia” yang menjadi manusia pertama itu? Ar-Razi berkata :
أَجْمَعَ
الْمُسْلِمُونَ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ بِالنَّفْسِ الْوَاحِدَةِ هَاهُنَا هُوَ
آدَمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ
Kaum Muslimin
sepakat bahwa yang dimaksud dengan “satu orang manusia” pada ayat tersebut
adalah Adam AS. [Tafsir Ar-Razi]
Dan dalam Al-Quran
dinyatakan :
إِنَّ
مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ
لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya misal
(penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah”
(seorang manusia), maka jadilah dia. [QS Ali Imran: 59]
Ibnu Katsir berkata
: (Sesungguhnya misal penciptaan Isa di sisi Allah), yaitu dalam hal kuasanya
Allah Ta’ala dalam menciptakan Isa tanpa ayah (adalah seperti penciptaan Adam).
فَإِنَّ
اللهَ تَعَالَى خَلَقَهُ مِنْ غَيْرِ أَبٍ وَلَا أُمٍّ
“Karena Allah Ta’ala
menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu”.
Allah hendak
memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada makhluk dengan menciptakan Adam tanpa laki
(bapak) dan tanpa perempuan (ibu), menciptakan Siti Hawa tanpa perempuan (ibu),
dan menciptakan Isa tanpa laki (bapak) sebagaimana manusia lainnya yang
tercipta dari laki (bapak) dan perempuan (ibu). [Tafsir Ibnu Katsir]
Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam hadits utama di atas bahwa nabi Adam AS disebut sebagai “Abul
Basyar” (bapaknya manusia). Hal ini terjadi ketika kiamat dimana manusia
mencari pertolongan dan pertama kali mereka mendatangi Adam dan Nabi SAW
menceritakan : “Manusia berkata : “Wahai Adam, Engkau adalah bapaknya manusia.
Engkau diciptakan Allah dengan “tangan”-Nya, dan Allah meniupkan ruh-Nya
padamu, Allah memerintahkan para malaikat maka mereka bersujud padamu dan
menempatkanmu di surga”. [HR Bukhari]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan
pikiran kita untuk istiqmah mengikuti pemahaman agama yang benar dengan berpedoman
kepada Al-Qur’an dan hadits sesuai pemahaman sahabat dan para ulama.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
WhatsApp Center :
0858-2222-1979
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share
sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata :
_Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka
sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment