Friday, June 13, 2025

WAL AFIAT

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Bakar RA, Rasul SAW bersabda :

اسْأَلُوا اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِينِ خَيْرًا مِنْ الْعَافِيَةِ

“Mintalah ampunan dan afiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik setelah keyakinan (iman) daripada afiat.” [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Sering kita dengar kata “afiat” sebagaimana doa yang sering diucapkan “Semoga sehat wal afiat”. Bahkan dalam doa-doa banyak sekali kita meminta “afiat”. Di antaranya adalah doa pagi dan sore yang diajarkan oleh Nabi SAW adalah :

إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Aku memohon kepada-Mu Afiat di dunia dan akhirat. [HR Abu Daud]

 

Dan doa setelah salam kepada ahli kubur ketika ketika masuk area pekuburan adalah :

أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ

Aku memohon kepada Allah untukku dan untuk kalian berupa Afiat. [HR Muslim]

 

Begitu pula ketika Qunut kita juga meminta afiat, yaitu :

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ

Ya Allah berilah petunjuk kepadaku pada orang-orang yang Engkau berikan petunjuk, dan berilah Afiat kepadaku pada orang-orang yang Engkau berikan afiat. [HR Abu Daud]

 

Dan ketika duduk di antara dua sujud, kita biasanya berdoa :

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي  وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي

Ya Allah, ampuni kami, rahmati kami, lengkapilah kekurangan kami, angkatlah derajat kami, berilah kami rizki dan berilah petunjuk kepada kami, berilah afiat dan ampunan kepada kami. [Kasyifatus Saja]

 

Apakah “Afiat” itu? Dalam Kamus disebutkan : afiat/afi·at/ a sehat: syukurlah engkau dalam keadaan sehat dan --; mengafiatkan/meng·a·fi·at·kan/ v menyehatkan. [KBBI] sehingga kata afiat disejajarkan dengan kata sehat. Kata Afiat berasal dari bahasa Arab maka untuk menemukan kata yang tepat kita merujuk kepada kamus bahasa Arab. Al-laits berkata :

دِفَاعُ اللهِ عَنِ الْعَبْدِ

“Afiat adalah pembelaan atau perlindungan Allah kepada seorang hamba”.

Sehingga dikatakan : “Semoga Allah memberimu afiat (perlindungan) dari sesuatu yang tak kau sukai”. [Tahdzibul Lughah]

 

Dan menurut Al-Qari, makna Afiyah adalah :

اَلسَّلَامَةُ فِي الدِّيْنِ مِنَ الْفِتْنَةِ وَفِي الْبَدَنِ مِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ وَشِدَّةِ الْمِحْنَةِ

“Afiyah pada agama adalah selamat dari fitnah dan afiyah pada badan adalah selamat dari penyakit-penyakit yang buruk dan ujian yang berat”. [Tuhfatul Ahwadzi]

 

Maka dengan pengertian tersebut afiat terdapat pada dua perkara, yaitu pertama afiat pada badan, yaitu selamat dari penyakit-penyakit yang buruk dan ujian yang berat . Hal ini sebagaimana riwayat Anas bin Malik RA bahwa Rasul SAW pada suatu hari menjenguk seseorang yang sakit parah sampai badannya kurus kering hingga seperti anak burung. Kemudian beliau bersabda kepadanya:

أَمَا كُنْتَ تَسْأَلُ رَبَّكَ الْعَافِيَةَ

"Tidakkah engkau meminta afiat kepada Tuhanmu?"

Orang tersebut berkata : Dahulu aku pernah berkata “Ya Allah, apapun dosa yang hendak Engkau hukum aku sebabnya di akhirat nanti maka segerakanlah hukuman tersebut untukku di dunia!”

Kemudian Nabi SAW bersabda: "Subhanallah, engkau tidak akan mampu untuk menanggungnya. Berdoalah : “Ya Allah, berilah aku kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat serta lindungilah aku dari adzab Neraka”. [HR Turmudzi]

 

Suatu ketika Nabi mendengar orang berdoa : “Ya Allah sesungguhnya aku meminta sabar kepada-Mu”. Maka Rasul SAW bersabda :

سَأَلْتَ اللَّهَ الْبَلَاءَ فَسَلْهُ الْعَافِيَةَ

“Engkau telah (salah dengan) meminta kepada Allah agar ditimpakan balak bencana maka (jika engkau meminta maka) mintalah Afiat kepada-Nya” [HR Turmudzi]

 

Dan kedua, afiat pada agama yaitu selamat dari fitnah, maksiat dan dosa sehingga kelak di akhirat ia selamat dari api neraka. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Hatim Al-Asham yang digelari sebagai Lukman Hakimnya Ummat ini. Suatu ketika ada orang berkata kepadanya : “Apa yang kau inginkan?” Hatim menjawab : “Aku inginkan afiat dari siang hingga malam”. Orang itu berkata : bukankah sepanjang hari engkau dalam keadaan afiat (sehat)? Hatim menjawab :

إِنَّ عَاِفيَّةَ يَوْمِي أَنْ لَا أَعْصِيَ اللهَ فِيْهِ

Sesungguhnya hariku dikatakan afiat jika aku sama sekali tidak bermaksiat kepada Allah di hari itu. [Ithafus Sadah]

 

Ibnul jauzi meriwayatkan bawa Imam Ahmad bin Hanbal berkata : “Dahulu aku telah hafal al-Qur’an dan ketika hendak menghafal hadits aku berdoa kepada Allah agar menganugerahkan kepadaku hafal hadits dan aku tidak berkata dalam afiat, maka aku tidak menghafalnya melainkan dalam penjara dan borgol”. Maka beliau memberi nasehat :

فَإِذَا سَأَلْتَ اللهَ حَاجَةً فَتَقُولُ فِي عَافِيَةٍ

“Maka jika engkau meminta satu hajat kepada Allah maka ucapkanlah dalam afiat”. [Manaqibul Imam Ahmad]

 

Maka dari pentingnya afiat maka Nabi menganjurkan kita untuk memintanya. Pada hadits utama, Rasul SAW bersabda : “Mintalah ampunan dan afiat kepada Allah, karena sesungguhnya tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik setelah keyakinan (iman) daripada afiat.” [HR Ahmad]

 

Anas bin Malik RA meriwayatkan ada seorang lelaki datang kepada Nabi SAW dan berkata : Ya Rasulallah, permintaan (doa) apakah yang lebih utama? Beliau menjawab :

سَلْ رَبَّكَ الْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Mintalah afiat dan mu’afat di dunia dan akhirat”. [HR Turmudzi]

 

Al-Jazari berkata : “Mu’afat” artinya Allah mencukupimu dari orang lain, dan memalingkanmu dari kejelekan orang lain serta memalingkan mereka dari kejelekanmu”. Dan ada yang berkata  maknanya  “Mu’afat” adalah saling memaafkan. [Tuhfatul Ahwadzi]

 

Dalam lanjutan hadits riwayat Anas bin Malik RA tadi, orang tersebut pada hari kedua datang lagi kepada Nabi dengan pertanyaan yang sama dan Nabipun memberikan jawaban yang sama dengan sebelumnya. Pada hari ketiga ia datang lagi kepada Nabi dengan pertanyaan yang sama dan Nabipun memberikan jawaban yang sama dengan sebelumnya dan Nabi menambahkan :

فَإِذَا أُعْطِيتَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَأُعْطِيتَهَا فِي الْآخِرَةِ فَقَدْ أَفْلَحْتَ

Jika engkau diberi afiat di dunia dan akhirat maka engkau sungguh beruntung. [HR Turmudzi]

 

Hal yang sama terjadi ketika Abbas bin Abdil Mutthalib, paman nabi bertanya tentang sesuatu untuk diminta kepada Allah, maka Nabi SAW bersabda : “Mintalah afiat kepada Allah”.  Dan setelah beberapa hari Abbas datang lagi dan bertanya hal yang sama maka Nabi SAW bersabda : “Wahai Abbas, wahai paman Rasulillah, Mintalah afiat kepada Allah di dunia dan akhirat”. [HR Turmudzi]

 

Dengan demikian jika berdoa maka berdoalah dengan doa yang diajarkan Nabi dan para sahabat beliau dan apabila berdoa dengan kehendak diri sendiri maka sertakan pula pemintaan afiat supaya kita selamat dunia akhirat dan agar kita dicintai Allah SWT karena Nabi SAW bersabda :

مَا سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ الْعَافِيَةَ

Tidaklah Allah dimintai sesuatu yang lebih disenangi dari pada dimintai afiat. [HR Turmudzi]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan pikiran kita untuk istiqmah mengikuti pemahaman agama yang benar dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadits sesuai pemahaman sahabat dan para ulama.

 

Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

WA Center :  0858-2222-1979

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]


 

0 komentar:

Post a Comment