Monday, July 21, 2025

GARANSI HIJRAH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari orang Badui, Rasul SAW Bersabda :

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

Sesungguhnya tidaklah kamu meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya”. [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Pasca Fathu Makkah (Menguasai kembali Kota Mekkah), Hijrah bukan lagi soal tempat. Nabi SAW menegaskan :

لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ

“Tidak ada hijrah (dalam artian meninggalkan satu tempat) Pasca Fathu Makkah, akan tetapi yang ada adalah jihad dan niat.”[HR Bukhari]

 

Ya, jihad dan niat untuk meninggalkan segala apa yang diharamkan oleh Allah SWT itulah hijrah di masa kini. Rasul SAW bersabda :

الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan perkara yang dilarang Allah." [HR Bukhari]

 

Jangan ragu untuk meniggalkan dosa, maksiat dan segala apa yang dilarang oleh Allah karena ada garansi dari Nabi SAW yaitu akan diganti dengan perkara yang lebih baik. Tidak sama dengan garansi pabrik yang akan mengganti produk yang rusak dengan barang baru yang sama namun garansi nabi adalah perkara yang lebih baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadits utama di atas. Abu Qatadah dan Abid Dahma’, keduanya sering pergi ke baitullah untuk berhaji, keduanya berkata : Kami mendatangi seseorang dari penduduk pedesaan (Badui) lalu kami bertanya apakah ia pernah mendengar sesuatu dari Rasul SAW. Badui menjawab : Iya. Satu ketika Rasul SAW menggenggam tanganku lalu beliau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada beliau. Aku ingat apa yang disampaikan oleh beliau, yaitu : “Sesungguhnya tidaklah kamu meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya”. [HR Ahmad]

 

Diantara orang yang telah membuktikan garansi ini adalah Nabi Yusuf AS. Beliau digoda oleh wanita cantik yang disebutkan dalam Al-Qur’an dengan sebutan “Imra’atul Aziz” (Istri dari yang mulia) yang bernama Ra’il dan bergelar Zulaikha yang dalam bahasa persia kuno berarti wanita cantik nan lembut. Allah SWT mengisahkan :

وَرَاوَدَتْهُ الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا عَنْ نَّفْسِهٖ وَغَلَّقَتِ الْاَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ

Yusuf digoda oleh perempuan yang mana Yusuf tinggal di rumahnya. Dia menutup rapat-rapat semua pintu, lalu berkata, "Marilah mendekat kepadaku. [QS Yusuf : 23]

 

Siapa yang tidak tertarik kepada wanita cantik lagi memiliki kedudukan dan wanita itu sendiri yang menginginkan? Tak terkecuali Nabi Yusuf. Iapun tergoda dengan zulaikha. Allah SWT berfirman :

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan perbuatan itu pula) dengan wanita itu...  [QS Yusuf : 24]

 

Nabi Yusuf sendiri mengakui akan nafsunya. Allah mengisahkan ucapan Nabi Yusuf dalam firman-Nya :

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ  بِالسُّوٓءِ

Dan aku tidak menganggap diriku bersih (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejelekan... [QS Yusuf : 53]

 

Namun demikian Nabi Yusuf mendapat rahmat dan burhan (tanda) dari Allah sehingga ia sadar bahwa hal itu terlarang dan iapun mengucapkan : “Ma’adzallah” (Aku berlindung kepada Allah) sebagaimana dikisahkan dalam QS Yusuf : 23. Lalu Nabi Yusuf meninggalkan zulaikha karena takut kepada Allah dan iapun siap menerima apapun konsekwesinya. Nabi Yusuf berkata:

رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ

"Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. ... [Yusuf: 33]

 

Dikarenakan Nabi Yusuf telah meninggalkan zulaikha karena Allah maka garansi di atas berlaku untuknya yaitu Allah memberinya sesuatu yang lebih baik. Apa itu? Pertama, ia dibersihkan namanya dari segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Istri Al-Aziz (Zulaikha) memberikan kesaksian kepada raja, ia berkata :

الْآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ أَنَا رَاوَدتُّهُ عَن نَّفْسِهِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الصَّادِقِينَ

"Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar". [QS Yusuf: 51]

Kedua, Allah memberikan kepadanya kemuliaan dan kedudukan di bumi. Allah SWT berfirman :

وَكَذَٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ ۚ

Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki... [QS Yusuf: 56]

 

Raja saat itu, Rayyan ibnul Malik menawarkan jabatan apapun yang dikehendaki oleh Nabi Yusuf. Nabi Yusuf diangkat menjadi bendaharawan kerajaan sebagaimana yang ia minta. Dan itu adalah jabatan dari Ithfir, yang tak lain adalah suami zulaikha. Ithfir-pun dipecat dan Ithfir meninggal dunia beberapa hari setelah kejadian itu.

Ketiga, Allah mempertemukan Nabi Yusuf fengan Zulaikha dalam hubungan yang halal. Pasca wafatnya Ithfir, raja menikahkan Yusuf dengan mantan istri Ithfir yang tak lain adalah zulaikha. Dan ketika bertemu, Nabi Yusuf berkata kepada Zulaikha :

أَلَيْسَ هَٰذَا خَيْرًا مِمَّا كُنْتِ تُرِيدِينَ؟

"Bukankah ini lebih baik daripada apa yang dahulu engkau inginkan?" [Tafsir At-Thabari]

 

Lalu zulaikha menjawab : "Wahai pemuda yang jujur, janganlah kau mencelaku. Sungguh aku dulu adalah seorang wanita seperti yang engkau lihat: penuh pesona dan kecantikan, hidup nyaman dalam kekuasaan dan bergelimang harta, sementara suamiku dulu tidak menggauli wanita (impoten). Sedangkan engkau diciptakan Allah dalam rupa dan tampilan yang sangat rupawan, maka nafsuku mengalahkanku terhadap apa yang aku lihat saat itu"

 

Dengan demikian nabi Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan masih gadis dan dari pernikahan tersebut Allah menanugerahkan kepadanya dua anak yaitu Afraim bin Yusuf dan Maysya bin Yusuf. [Tafsir At-Thabari]

 

Ibnul Qayyim juga menceritakan kisah di atas, lalu beliau berkata :

وَهٰذِهِ سُنَّتُهُ تَعَالَى فِي عِبَادِهِ قَدِيمًا وَحَدِيثًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

(balasan yang lebih baik) Ini adalah sunnatullah pada hamba-hamba-Nya sejak dahulu sampai hari kiamat. [Raudlatul Muhibbin]

 

Itu semua adalah balasan di dunia bagi orang-orang yang meninggalkan larangan Allah takut kepada-Nya dan balasan di akhirat tentu akan lebih baik dan lebih indah. Allah SWT berfirman :

وَلَأَجْرُ الآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

Dan sungguh, pahala akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa." [QS Yusuf: 57]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar menjauhi apapun yang dilarang Allah karena jika yang haram itu mendatangkan keuntungan dan kenikmatan maka meninggalkan yang haram akan jauh lebih untung dan nikmat, baik di dunia dan maupun di akhirat.


Salam Satu Hadits,

Dr. H. Fathul Bari, SS., M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

WA Auto Respon :  0858-2222-1979

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment