ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari
orang Badui, Rasul SAW Bersabda :
إِنَّكَ
لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا
هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
Sesungguhnya
tidaklah kamu meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla kecuali Allah
akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya”. [HR Ahmad]
Catatan Alvers
Pasca Fathu Makkah
(Menguasai kembali Kota Mekkah), Hijrah bukan lagi soal tempat. Nabi SAW
menegaskan :
لَا
هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ
“Tidak ada hijrah
(dalam artian meninggalkan satu tempat) Pasca Fathu Makkah, akan tetapi yang
ada adalah jihad dan niat.”[HR Bukhari]
Ya, jihad dan niat
untuk meninggalkan segala apa yang diharamkan oleh Allah SWT itulah hijrah di
masa kini. Rasul SAW bersabda :
الْمُهَاجِرُ
مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Orang yang
berhijrah adalah orang yang meninggalkan perkara yang dilarang Allah." [HR
Bukhari]
Jangan ragu untuk
meniggalkan dosa, maksiat dan segala apa yang dilarang oleh Allah karena ada
garansi dari Nabi SAW yaitu akan diganti dengan perkara yang lebih baik. Tidak
sama dengan garansi pabrik yang akan mengganti produk yang rusak dengan barang baru
yang sama namun garansi nabi adalah perkara yang lebih baik. Hal ini
sebagaimana dinyatakan dalam hadits utama di atas. Abu Qatadah dan Abid Dahma’,
keduanya sering pergi ke baitullah untuk berhaji, keduanya berkata : Kami
mendatangi seseorang dari penduduk pedesaan (Badui) lalu kami bertanya apakah
ia pernah mendengar sesuatu dari Rasul SAW. Badui menjawab : Iya. Satu ketika
Rasul SAW menggenggam tanganku lalu beliau mengajarkan kepadaku sebagian dari
apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada beliau. Aku ingat apa yang
disampaikan oleh beliau, yaitu : “Sesungguhnya tidaklah kamu meninggalkan
sesuatu karena Allah Azza wa Jalla kecuali Allah akan menggantinya dengan yang
lebih baik darinya”. [HR Ahmad]
Diantara orang
yang telah membuktikan garansi ini adalah Nabi Yusuf AS. Beliau digoda oleh
wanita cantik yang disebutkan dalam Al-Qur’an dengan sebutan “Imra’atul Aziz”
(Istri dari yang mulia) yang bernama Ra’il dan bergelar Zulaikha yang dalam
bahasa persia kuno berarti wanita cantik nan lembut. Allah SWT mengisahkan :
وَرَاوَدَتْهُ
الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا عَنْ نَّفْسِهٖ وَغَلَّقَتِ
الْاَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ
Yusuf digoda oleh
perempuan yang mana Yusuf tinggal di rumahnya. Dia menutup rapat-rapat semua
pintu, lalu berkata, "Marilah mendekat kepadaku. [QS Yusuf : 23]
Siapa yang tidak
tertarik kepada wanita cantik lagi memiliki kedudukan dan wanita itu sendiri
yang menginginkan? Tak terkecuali Nabi Yusuf. Iapun tergoda dengan zulaikha.
Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ
هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا
Sesungguhnya
wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun
bermaksud (melakukan perbuatan itu pula) dengan wanita itu... [QS Yusuf : 24]
Nabi Yusuf sendiri
mengakui akan nafsunya. Allah mengisahkan ucapan Nabi Yusuf dalam firman-Nya :
وَمَآ
أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوٓءِ
Dan aku tidak menganggap
diriku bersih (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh
kepada kejelekan... [QS Yusuf : 53]
Namun demikian
Nabi Yusuf mendapat rahmat dan burhan (tanda) dari Allah sehingga ia sadar
bahwa hal itu terlarang dan iapun mengucapkan : “Ma’adzallah” (Aku berlindung
kepada Allah) sebagaimana dikisahkan dalam QS Yusuf : 23. Lalu Nabi Yusuf
meninggalkan zulaikha karena takut kepada Allah dan iapun siap menerima apapun konsekwesinya.
Nabi Yusuf berkata:
رَبِّ
السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ
"Wahai
Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. ...
[Yusuf: 33]
Dikarenakan Nabi
Yusuf telah meninggalkan zulaikha karena Allah maka garansi di atas berlaku
untuknya yaitu Allah memberinya sesuatu yang lebih baik. Apa itu? Pertama, ia
dibersihkan namanya dari segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Istri
Al-Aziz (Zulaikha) memberikan kesaksian kepada raja, ia berkata :
الْآنَ
حَصْحَصَ الْحَقُّ أَنَا رَاوَدتُّهُ عَن نَّفْسِهِ وَإِنَّهُ لَمِنَ
الصَّادِقِينَ
"Sekarang
jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya
(kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar". [QS
Yusuf: 51]
Kedua, Allah
memberikan kepadanya kemuliaan dan kedudukan di bumi. Allah SWT berfirman :
وَكَذَٰلِكَ
مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ ۚ
Dan demikianlah
Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi
menuju kemana saja ia kehendaki... [QS Yusuf: 56]
Raja saat itu,
Rayyan ibnul Malik menawarkan jabatan apapun yang dikehendaki oleh Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf diangkat menjadi bendaharawan kerajaan sebagaimana yang ia minta.
Dan itu adalah jabatan dari Ithfir, yang tak lain adalah suami zulaikha.
Ithfir-pun dipecat dan Ithfir meninggal dunia beberapa hari setelah kejadian itu.
Ketiga, Allah
mempertemukan Nabi Yusuf fengan Zulaikha dalam hubungan yang halal. Pasca
wafatnya Ithfir, raja menikahkan Yusuf dengan mantan istri Ithfir yang tak lain
adalah zulaikha. Dan ketika bertemu, Nabi Yusuf berkata kepada Zulaikha :
أَلَيْسَ
هَٰذَا خَيْرًا مِمَّا كُنْتِ تُرِيدِينَ؟
"Bukankah ini
lebih baik daripada apa yang dahulu engkau inginkan?" [Tafsir At-Thabari]
Lalu zulaikha
menjawab : "Wahai pemuda yang jujur, janganlah kau mencelaku. Sungguh aku
dulu adalah seorang wanita seperti yang engkau lihat: penuh pesona dan
kecantikan, hidup nyaman dalam kekuasaan dan bergelimang harta, sementara
suamiku dulu tidak menggauli wanita (impoten). Sedangkan engkau diciptakan Allah
dalam rupa dan tampilan yang sangat rupawan, maka nafsuku mengalahkanku
terhadap apa yang aku lihat saat itu"
Dengan demikian
nabi Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan masih gadis dan dari pernikahan
tersebut Allah menanugerahkan kepadanya dua anak yaitu Afraim bin Yusuf dan Maysya
bin Yusuf. [Tafsir At-Thabari]
Ibnul Qayyim juga
menceritakan kisah di atas, lalu beliau berkata :
وَهٰذِهِ
سُنَّتُهُ تَعَالَى فِي عِبَادِهِ قَدِيمًا وَحَدِيثًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
(balasan yang
lebih baik) Ini adalah sunnatullah pada hamba-hamba-Nya sejak dahulu sampai
hari kiamat. [Raudlatul Muhibbin]
Itu semua adalah
balasan di dunia bagi orang-orang yang meninggalkan larangan Allah takut kepada-Nya
dan balasan di akhirat tentu akan lebih baik dan lebih indah. Allah SWT berfirman
:
وَلَأَجْرُ الآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا
وَكَانُوا يَتَّقُونَ
Dan sungguh, pahala akhirat lebih baik bagi orang-orang
yang beriman dan bertakwa." [QS Yusuf: 57]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar menjauhi apapun yang dilarang Allah karena jika yang haram itu mendatangkan keuntungan dan kenikmatan maka meninggalkan yang haram akan jauh lebih untung dan nikmat, baik di dunia dan maupun di akhirat.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul
Bari, SS., M.Ag
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jatim
Sarana Santri ber-Wisata
Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok
itu Keren!
WA Auto Respon
: 0858-2222-1979
NB.
“Ballighu Anni
Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment