إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Wednesday, August 3, 2016

RAWATIB BERHADIAH RUMAH



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari An-Nu’man bin Salim, dari ‘Amr bin Aws,  dari ‘Ambasah, dari Ummu Habibah RA, bahwa Rasul SAW bersabda :
« مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barang siapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga. [HR Muslim]

Catatan Alvers

Sebagaimana dimaklumi bahwa shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima waktu. Jika dikerjakan sebelum shalat wajib disebut shalat sunnah qabliyah. Dan Jika dikerjakan sesudahnya maka disebut shalat sunnah ba’diyah. shalat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan atau dikenal dengan mu’akkadah berjumlah 12 rekaat dengan perincian sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW :
مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
“Barangsiapa merutinkan shalat sunnah 12 raka’at dalam sehari, maka Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. 12 raka’at tersebut adalah 4 raka’at sebelum  zhuhur, 2 raka’at sesudah zhuhur, 2 raka’at sesudah maghrib, 2 raka’at sesudah ‘Isya, dan 2 raka’at sebelum shubuh.”[HR Tirmidzi]

Monday, August 1, 2016

JAUHI SYUBHAT



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari An Nu’man bin Basyir RA, Rasulul SAW bersabda :
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِى الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِى الْحَرَامِ
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. [HR Muslim]

Catatan Alvers

Dalam hadits ini Nabi menegaskan bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari tiga kondisi : (1) Perkara yang jelas kehalalannya, yang tidak ada keraguan padanya. Maka hukumnya adalah halal dan seseorang tidak berdosa untuk melakukannya seperti halalnya hewan ternak. (2) Perkara yang jelas keharamannya, yang tidak ada keraguan padanya. Perkara yang haram, hukumnya pun haram, seseorang akan mendapat dosa jika melakukannya seperti haramnya meminum khamr (minuman keras). (3) Adapun yang ketiga adalah perkara yang syubhat (meragukan) dari segi hukumnya; apakah itu hukumnya halal ataukah haram? Hukum hal itu samar bagi kebanyakan manusia. Perkara yang ketiga inilah yang disinyalir oleh Rasulullah untuk kita bersikap hati-hati dengan meninggalkan perkara tersebut sehingga kita tidak terjerumus ke dalam perkara yang haram. Rasul bersabda dalam hadits di atas “Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram”.

Saturday, July 30, 2016

LENYAPNYA ILMU



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdullah Bin Amr Bin Ash RA, Ia Mendengar Rasul SAW bersabda :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari para hamba-Nya dengan sekali pencabutan, namun Dia mencabut ilmu dengan mencabut nyawa (mewafatkan) para ulama. Sehingga, jika tidak tersisa seorang ulama, manusia mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Tatkala mereka ditanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka tersesat dan menyesatkan. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Saat haji wada', Rasulullah SAW berdiri, saat itu beliau memboncengi Al-Fadhl bin 'Abbas di atas unta, beliau bersabda; "Wahai sekalian manusia! Ambillah ilmu sebelum dicabut dan dilenyapkan. Allah AzzaWaJalla telah menurunkan;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ وَإِنْ تَسْأَلُوا عَنْهَا حِينَ يُنَزَّلُ الْقُرْآنُ تُبْدَ لَكُمْ عَفَا اللَّهُ عَنْهَا وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ
'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu bertanya suatu hal, bila diperlihatkan bagimu akan menyusahkanmu, dan bila kamu menanyakannya saat Al Quran turun akan diperlihatkan padamu, Allah memaafkannya dan Allah Maha Pengampun lagi Penyantun.

Friday, July 29, 2016

FIKIH MEONG



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
دَخَلَتْ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا فَلَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلَا هِيَ أَرْسَلَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ حَتَّى مَاتَتْ هَزْلًا
“Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak melepaskannya sehingga ia makan serangga bumi, sehingga kucing itu mati kelaparan.” [HR Muslim]

Catatan Alvers

Berbicara tentang kuicng maka banyak mitos yang dikenal masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa kucing memiliki 9 nyawa, ada yang mengatakan pula bahwa kuicng adalah binatang yang mendatangkan petaka jika ditabrak sehingga harus dimandikan dengan bunga tujuh rupa dan dikuburkan bahkan pada masa Fir’aun, kucing dianggap sebagai titisan dewa. Sebaliknya di Eropa, kucing dianggap sebagai sihir setan atau pembawa bencana dan awabah kutukan sehingga kucing banyak dibunuh dan musnahkan secara besar-besaran. Padahal, wabah yang oleh masyarakat saat itu dianggap sebagai kutukan adalah jenis penyakit pes yang diakibatkan oleh meledaknya populasi tikus dan penurunan populasi kucing sebagai predator.

Wednesday, July 27, 2016

TAUBAT LAGI



ONE DAY ONE HADITH

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al-Anshari, pembatu Rasulullah SAW, Rasul SAW bersabda :
اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ
“Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” [HR. Bukhari]

Catatan Alvers

Melakukan kesalahan adalah manusiawi karena kesalahan merupakan sifat yang pasti menyertai manusia layaknya lapar dan dahaga. Manusia pastilah berbuat kesalahan bagaimanapun ia berusaha menghindarkan diri darinya karena salah itu adalah sifat dasar manusia. Rasul SAW bersabda :

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap manusia melakukan banyak kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah (dosa) adalah yang bertaubat" [HR Ibnu Majah]

Bahkan Rasul SAW menegaskan bahwa diantara tujuan penciptaan manusia adalah Allah menjadikan mereka makhluk yang berbuat dosa agar mereka bertaubat, beliau berkata:

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, kalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah lalu Allah mengampuni mereka" [HR Muslim]

Maka dari itulah kewajiban selanjutnya bagi orang yang telah berbuat kesalahan dan dosa ia bertaubat kepada Allah dan memohon ampunanNya. Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman :

يا عبادي! إنَّكم تُخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفرُ الذنوبَ جميعاً، فاستغفروني أغفرْ لكم

"Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berbuat dosa di siang hari dan malam hari, dan Aku maha mengampuni semua dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni kalian" (HR Muslim)

Allah menciptakan seorang hamba dengan sifat berdosa agar ia bertaubat dan dan kembali kepada Allah dan saat itulah Allah mecurahkan kasih sayang dan rahmat kepadanya dengan
Menerima taubatnya. Sungguh Allah sangat gembira dengan bertaubatnya seorang hamba, Rasulullah SAW memberikan illustrasi seperti dalam hadits utama di atas dan dijabarkan oleh sabda beliau:
لله أشد فرحا بتوبة عبده حين يتوب إليه من أحدكم كان على راحلته بأرض فلاة فانفلتت منه وعليها طعامه وشرابه فأيس منها فأتى شجرة فاضطجع في ظلها قد أيس من راحلته فبينا هو كذلك إذا هو بها قائمة عنده فأخذ بخطامها ثم قال من شدة الفرح اللهم أنت عبدي وأنا ربك أخطأ من شدة الفرح
"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat kepadaNya, melebihi daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang, padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa mencari tunggangannya tersebut, lalu iapun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring di bawah pohon tersebut. Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata karena sangat gembiranya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu" Ia salah berucap karena sangat gembiranya" [HR Muslim]

Optimislah taubat pasti diterima. Imam Ghazali berkata :
فالتوبة بشروطها مقبولة ماحية لا محالة، قال: فمن توهم أن التوبة لا تصح ولا تُقبل كمن توهم أن الشمس تطلع والظلام لايزول.
Taubat yang telah memenuhi syaratnya pastilah diterima dan menghapuskan dosanya. Barang siapa yang menyangka bahwa taubatnya tidak sah dan tidak diterima maka sama halnya ia menyangka bahwa matahari terbit sedangkan kegelapan tetaplah ada. [Faidlul Qadir]

Lalu bagaimana jika setelah bertaubat ia melakukan dosa lagi? Apakah ia harus menunda taubatnya ataukah dia tetap bertaubat?. Menjawab pertanyaan ini ada sebuah illustrasi. Suatu hari seorang Kyai diundang ceramah di rumah seorang pengusaha. Sang kyai dijemput oleh Sopir dari pengusaha dengan mengendarai mobil mewahnya. Ditengah perjalanan, si sopir bertanya kepada kyai : "Maaf pak kyai, mengapa kita harus bertaubat, nanti kan kita berbuat dosa lagi pak kyai?" Kyai tersebut diam, tidak menjawab, ia hanya tersenyum seolah-olah menikmati perjalanan dengan mobil mewah yang menjemputnya. Ketika sampai di rumah pengusaha, Sang sopir tersebut bergegas mencuci mobilnya, lalu kyai  menghampirinya dan bertanya : " Pak, kenapa anda mencuci mobil ini? Bukankah habis ini mobilnya dipakai lagi dan kotor lagi". Sopir menjawab : "ya harus dicuci pak kyai, supaya bersih, agar si bos senang." "Tapi kan nanti kotor lagi ?" kata Kyai. Lalu sopir menjawab dengan senangnya "Ah gak papa pak kyai, nanti ya dicuci lagi, kotor lagi ya nanti dicuci lagi namanya juga mobil dipakai pak kyai." lalu sang kyai menjawab pertanyaan sopir yang belum sempat terjawab sebelumnya : "Pak, manusia itu ibarat  mobil, terus berjalan, pasti yang namanya kesalahan, dosa, kekhilafan itu selalu ada, maka sering-seringlah mencuci dosa tersebut dengan taubat dan istighfar”.

Illustrasi tersebut sejalan dengan hadits Nabi SAW:
أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan “Ya Allah, ampunilah dosaku”. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia  berkata “Wahai Rabb, ampunilah dosaku”. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia  berkata “Wahai Rabb, ampunilah dosaku”. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni.”[HR. Muslim]

Selanjutnya apakah hal itu tidak membuat Allah murka? Ya Allah murka namun ingatlah, rahmat Allah mengalahkan Murka-Nya. Rasul SAW bersabda: “Setelah Allah menciptakan seluruh makhluk, Dia menulis dalam Kitab-Nya, Dia menuliskan (ketetapan) atas diri-Nya dan Kitab itu diletakkan di sisi-Nya di atas ‘Arsy (yaitu): ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemarahan-Ku.” [HR Bukhari]. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa bertaubat dan memohon ampunan-Nya sehingga kita mendapatkan Rahmat-Nya.

Persembahan Terbaik
DR.H.Fathul Bari, Malang Ind
081-2521-4321

MASALAH LAMARAN




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Hatim al-Muzani RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ إِلَّا تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنْ كَانَ فِيهِ قَالَ إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Jika datang kepada kalian (untuk meminang puteri kalian) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putri kalian). Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan. Para sahabat berkata : Wahai Rasul, Meskipun terdapat sesuatu? Rasul menjawab: Jika datang kepada kalian (untuk meminang puteri kalian) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putri kalian). 3x [HR Turmudzi]

Catatan Alvers

khitbah atau biasa disebut lamaran atau pinangan adalah sebuah permintaan dari laki-laki kepada pihak perempuan untuk mengawininya, baik dilakukan oleh laki-laki secara langsung maupun dengan perantara pihak lain yang dipercayai sesuai dengan ketentuan agama. Pihak perempuan boleh menolak atau menerima, namun sesuai dengan hadits di atas maka hendaklah pihak perempuan menerima pinangan seseorang yang baik agamanya dan  akhlaknya dan tidak mempertimbangkan faktor harta atau gengsi. Inilah yang dimaksdukan dengan peetanyaan sahabat “Meskipun terdapat sesuatu?”. Lebih lanjut dijelaskan :
أَيْ شَيْءٌ مِنْ قِلَّةِ الْمَالِ أَوْ عَدَمِ الْكَفَاءَةِ .
Maksudnya: “sesuatu” adalah sedikitnya harta atau tidak sebanding (kufu) [Tuhfatul Ahwadzi]

Sunday, July 24, 2016

TWO IN ONE




ONE DAY ONE HADITH

Dari Anas bin Malik, beliau berkata bahwa Nabi SAW bersabda :
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah [HR Ibnu Hibban]

Catatan Alvers

Allah swt menciptakan makhluknya berpasang-pasangan. Ada malam ada siang, ada gelap ada terang, ada susah ada bahagia dan ada kesulitan ada kemudahan. Semuanya silih berganti sebagai ujian bagi kita. Allah swt berfirman : Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: “Kami beriman”, sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)? [QS Al-Ankabut: 2]

Ketika kita sedang diuji maka mantapkanlah dalam hati bahwa setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada rasa segar, setelah begadang ada rasa tidur, setelah sakit ada sehat, kesulitan akan hilang, dan kegelapan akan sirna. Maka berikan kabar gembira kepada malam bahwa fajar akan tiba, berikan kabar gembira kepada orang yang sedang risau bahwa jalan keluar akan segera datang, sampaikan kabar gembira kepada orang yang sedang kesusahan bahwa kasih sayang-Nya sebentar lagi datang. Jika kamu melihat padang pasir yang luas membentang, ketahuilah bahwa sesudah itu terdapat taman hijau yang rimbun.