إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Tuesday, November 21, 2023

KETIKA CINTA DITOLAK

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash RA, Rasul SAW bersabda :

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Allah telah mencatat takdir semua makhluk pada masa 50 tahun sebelum ia menciptakan langit dan bumi [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Misteri di bukit Gunung Japura, Bandung, akhirnya tersibak. Ssoal jasad wanita yang ditemukan membusuk. Ternyata itu adalah Jasad wanita yang bernama AYK (47) pada 5 Oktober 2023. AYK tewas ditangan kekasihnya HS (32). Motifnya adalah ajakan nikah yang ditolak korban setelah berpacaran selama 4 bulan. Dengan alasan anak dari pada korban masih belum bisa menerima ayah baru. [detik com] Di Jakarta Pusat pada tahun 2022 silam juga terjadi pembunuhan oleh A (22) yang membunuh korban AW (20) dengan motif yang sama yaaitu sakit Hati karena Cinta Ditolak.[KOMPAS com] Di surabaya juga. Karena Cinta Ditolak Pisaupun Bertindak. Remaja 18 tahun nekat membunuh SM karena cintanya bertepuk sebelah tangan. [detik com]

 

Allah SWT menjadikan Rasul SAW sebagai teladan yang baik untuk kita, ummatnya. Allah SWT berfirman :

لَّقَد كَانَ لَكُم فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian.... [QS Al-Ahzab : 21].

Selaku contoh, maka seharusnya beliau adalah sejenis dengan kita, yang mencontohnya sehingga kita lebih mudah dalam meneladani uswahnya. Kita adalah manusia dan beliaupun juga manusia. Allah berfirman :

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ

Katakanlah: sesungguhnya aku (Muhammad) ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, hanya saja aku medapatkan wahyu bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa... [QS Al-Kahfi: 110]

 

Beliau menjadi contoh dalam semua urusan tak terkecuali dalam urusan ketika cinta ditolak. Memang pernah manusia mulia seperti beliau ditolak cintanya? Ya benar, tidak hanya Anda yang pernah ditolak cintanya, beliau juga pernah mengalaminya bahkan pernah lamaran beliau ditolak dua kali dari wanita yang sama.

 

Suatu ketika Abu Usaiyd As-Sa’idi mendatangkan seorang wanita atas perintah beliau lalu wanita itu singgah di “Ujum” (sebuah rumah indah) milik Bani Sa'idah. Lalu Rasul masuk ke rumah tersebut untuk menemuinya dan beliau menemukannya senantiasa menundukkan kepalanya. Ketika beliau menyapanya maka tak disangka-sangka wanita itu berkata :

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ

"Aku berlindung kepada Allah darimu."

Lalu Beliau menjawab:

قَدْ أَعَذْتُكِ مِنِّي

"Sungguh Aku melindungimu dariku."

Mendengar hal ini para sahabat berkata kepada wanita itu;

هَذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ لِيَخْطُبَكِ

"Tahukah kamu siapakah orang ini?"

Wanita itu menjawab; "Tidak." Para sahabat berkata; "Beliau adalah Rasulullah SAW, beliau hendak melamarmu." Wanita itu berkata :

كُنْتُ أَنَا أَشْقَى مِنْ ذَلِكَ

"Aduhai celakanya Aku kalau demikian." [HR Bukhari]

 

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa wanita itu tertipu oleh rekayasa para wanita yang ingin menggagalkannya menjadi istri Nabi SAW. Para wanita berbisik “Jika kamu ingin beruntung hidup di sisi Nabi maka bacalah taawwudz ketika Nabi masuk ke kamarmu”. Dan setelah Nabi mendengar fitnah mereka maka Nabi bersabda :

إِنَّهُنَّ صَوَاحِبُ يُوْسُفَ وَكَيْدُهُنَّ عَظِيْمٌ

Mereka itu seperti Wanita-wanita yang memfitnah nabi yusuf. sungguh tipu muslihat para wanita itu besar. [Thabaqat Al-Kubra]

 

Dan setelah kejadian itu rasul SAW berkumpul bersama para sahabat di Saqifah Bani Sai’dah (dekat Masjid Nabawi) seperti biasa, mengobrol dan meminum minuman. Rasul SAW tidak marah-marah karena habis ditolak cintanya, tidak merasa terhina, beliau biasa-biasa saja.

 

Pada kesempatan lain disebutkan bahwa suatu ketika Rasul SAW mendatangi rumah yang terdapat di kebun kurma. Disana terdapat Wanita dari kabilah Al-Jawniyyah yaitu Umaimah (nama panggilan dari Asma’) binti An-Nu'man bin Syarahil yang saat itu ditemani pembantunya. Lalu Nabi SAW melamar dan menikahinya namun wanita itu menjawab :

وَهَلْ تَهَبُ الْمَلِكَةُ نَفْسَهَا لِلسُّوقَةِ

"Apakah seorang ratu akan menyerahkan dirinya kepada seorang rakyat jelata?"

 

Karena wanita itu menolak beliau maka beliau keluar dari rumah tersebut dan berkata kepada seorang sahabat yang mengikuti beliau :  

يَا أَبَا أُسَيْدٍ اكْسُهَا رَازِقِيَّتَيْنِ وَأَلْحِقْهَا بِأَهْلِهَا

"Wahai Abu Usaid, pakaikanlah dua helai pakaian dari bahan katun dan kembalikanlah ia kepada keluarganya." [HR Bukhari]

 

Pada kejadian ini, Rasul SAW tidak marah-marah bahkan memaksa wanita itu untuk menerima lamarannya. Beliau legawa, berbesar hati atas kejadian tersebut bahkan belaiu memberikan hadiah berupa dua helai baju kepada wanita tersebut dan meminta sahabat untuk mengantar pulang ke rumah orang tuanya.

 

Dalam riwayat Al-Husain ibnu Walid An-Naisaburi bahwasannya Rasul SAW telah menikahi wanita bernama Umaimah di atas namun ketika Beliau mengulurkan tangan untuk menyentuhnya maka wanita itu menunjukkan ekspresi tidak suka kepada Nabi sehingga Nabi keluar dan menyuruh Abu Usayd mengembalikan ke rumah orangtuanya sebagaimana hadits di atas. [HR Bukhari]

 

Nabi SAW juga pernah meminang puteri Abu Thalib yaitu (Fakhitah) Ummu Hani’ pada zaman jahiliyah, disaat itu Ummu hani juga dipinang oleh Hubayrah bin Abi Wahab. Abu Thalib memilih Hubayrah sebagai menantu. Nabi Saw saat itu mempertanyakan alasan menerima Hubairah dan menolak beliau. Abu Thalib menjawab :

يا ابن أَخِي إِنَّا قَدْ صَاهَرْنَا إِلَيْهِمْ، وَالْكَرِيمُ يُكَافِئُ الْكَرِيمَ

Wahai keponakanku, Sesungguhnya kami menyambung hubungan dengan mereka. Dan orang yang mulia setara dengan orang yang mulia. [Al-Ishabah Fi Ma’rifatis Shahabat]

 

Selang beberapa lama, keduanya bercerai karena Islam memisahkan di antara mereka. (karena Ummu Hani’ masuk islam saat Fathu Makkah sementara Hubairah tidak dan suaminya itu pun melarikan diri ke Najran). Lalu pada kesempatan ini, Nabi meminang untuk yang kedua kalinya. Namun lagi-lagi ia menolak dan berkata :

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ كَبِرْتُ وَلِي عِيَالٌ

Wahai Utusan Allah, Aku ini sudah tua dan memiliki banyak anak. [HR Muslim]

Dan dalam riwayat lain ia berkata :

وَاللهِ إِنِّي كُنْتُ لَأُحِبُّكَ فِي الجْاَهِلِيَّةِ فَكَيْفَ فِي الْإِسْلَامِ! وَلَكِنِّي اِمْرَأَةٌ مُصْبِيَّةٌ فَأَكْرَهُ أَنْ يُؤْذُوْكَ

 

Demi Allah, Aku mencintaimu pada masa jahiliyyah maka bagaimana (bertambahnya cintaku padamu) setelah aku masuk Islam? Namun Aku adalah wanita yang memiliki banyak anak kecil karenanya aku khawatir mereka akan membebanimu. [Al-Ishabah Fi Ma’rifatis Shahabat]

 

Dalam riwayat lain, Ummu hani berkata : “Ya Rasulullah, Sungguh engkau adalah orang yang lebih aku cintai melebihi dari pendengaranku, penglihatanku sementara kewajiban istri kepada suami itu amatlah besar. Dan aku khawatir aku menyia-nyiakan kewajiban itu”. [Al-Ishabah Fi Ma’rifatis Shahabat]

 

Cinta yang ditolak tidak menjadikan beliau benci dan mencaci-maki bahkan sebaliknya beliau malah memujinya. Rasul Saw bersabda :

خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْمَطَايَا نِسَاءُ قُرَيْشٍ. أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ

Ummu Hani adalah wanita terbaik yang mengendarai kendaraan, Dia adalah wanita bagsawan quraiys, wanita yang sangat menyayangi anak di masa kecilnya dan wanita yang sangat memperhatikan hak-hak suaminya. [At-Thabaqat Al-Kubra]

 

Subhanallah, betapa mulia akhlak beliau, Mari kita teladani respon beliau ketika cinta ditolak. Hendaknya kita yakin bahwa jodoh itu di tangan Allah sehingga kita tidak bisa memaksakan kehendak. Karena semua itu telah ditentukan Allah yang maha Kuasa sebagaimana dalam haddits utama di atas. Hal ini dipertegas dalam khutbah nikah antara Sayyidah fatimah dan Sayyidina Ali, Nabi SAW bersabda :

وَلَا يَجْتَمِعُ اثْنَانِ وَلَا يَفْتَرِقَانِ إِلَّا بِقَضَاءٍ وَقَدَرٍ وَكِتَابٍ مِنَ اللهِ قَدْ سَبَقَ

Tidaklah dua orang berkumpul (dalam tali pernikahan) dan bercerai melainkan itu semua karena ketetapan, takdir dan kepastian dari Allah yang telah terdahulu. [I’anatut Thalibin]

 

Apalagi kita tidak mengetahui apakah ia baik atau buruk untuk kita. Allah SWT berfirman : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS Al-Baqarah : 216]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa belajar dan meniru dari sikap beliau. Allah menjauhkan kita dari pikiran “cinta ditolak dukun bertindak, bahkan piasu bertindak” sebagaimana berita yang marak terjadi.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Monday, November 20, 2023

MAHKOTA TERMAHAL DUNIA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Muadz Al-Juhany RA, Rasul SAW bersabda :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang membaca Al-qur’an dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota pada Hari Kiamat.” [HR Abu Dawud]

 

Catatan Alvers

 

Para raja dan ratu biasanya memiliki mahkota yang diwariskan secara turun temurun dari pemimpin kerajaan sebelumnya. Mahkota kerap menjadi lambang kejayaan sebuah kerajaan. Terdapat 10 mahkota termahal di dunia, diantaranya adalah mahkota perial State Crown. Mahkota milik Ratu Elizabeth II ini terbuat dari emas dan dihiasi dengan 2.868 berlian, 17 safir, 11 zamrud, 269 mutiara, dan 4 rubi termasuk Black Prince's Ruby, Stuart Sapphire 104 karat, dan berlian Cullinan II 105,6 karat. diperkirakan mahkota itu bernilai 5,7 miliar Dolar AS atau mencapai Rp 91 triliun. [fimela com]

 

Namun demikian ternyata ada mahkota yang jauh lebih mahal dari mahkota perial state crown itu. Milik siapakah mahkota itu? Mahkota termahal itu dimiliki oleh orang tua yang mempunyai anak penghafal dan pengamal Al-Qur’an sebagaimana hadits utama di atas disebutkan :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ

“Orang yang membaca Al-qur’an dan mengamalkan isinya” [HR Abu Dawud]

Dalam Al-Mustadrak disebutkan :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ

“Orang yang membaca Al-qur’an, mempelajarinya dan mengamalkan isinya” [HR Al-Hakim]

 

Dalam Al-Mu’jam Al-Kabir disebutkan :

وَمَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَأَحْكَمَهُ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ

“Orang yang membaca Al-qur’an lalu ia menekuninya dan mengamalkan isinya” [HR Thabrani]

Dari beberapa redaksi hadits ini, Ibnu Hajar Al-Makki berkata :

أَيْ حَفِظَهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ

Yang dimaksud dengan membaca Al-Qur’an disini adalah menghafalnya di luar kepala. [Awnul Ma’bud]

 

Mahkota itu kelak akan dipakaikan kepada kedua orangtuanya di hari kiamat. Mahkota itu begitu indah, bahkan Nabi SAW bersabda :

ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيه

“Mahkota tersebut kilauannya lebih indah daripada cahaya matahari di rumah-rumah dunia.” [HR Abu Dawud]

 

Dan dalam Al-Mu’jam Al-Kabir disebutkan :

ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ هَذَا الْقَمَرِ

“Mahkota tersebut kilauannya lebih indah daripada rembulan ini.” [HR Thabrani]

 

Tidak hanya mahkota, kedua orang tua juga diberikan perhiasan yang sangat mahal. Dalam Musnad Ahmad disebutkan :

وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا

Dipakaikanlah dua perhiasan kepada kedua orangtuanya yang tidak bisa dibayar harganya oleh semua penduduk dunia (karena saking mahalnya). [HR Ahmad]

Dalam Al-Mustadrak disebutkan :

وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ يُقَوَّمُ بِهِمَا الدُّنْيَا

Kedua orang tuanya dipakaikan dua perhiasan yang tidak bisa dibayar dengan dunia ini. [HR. Hakim].

 

Bahkan di dalam Al-Mu’jam Al-kabir disebutkan :

كُسِيَا حُلَّةً خَيْرًا مَنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Dipakaikanlah perhiasan kepada kedua orang tuanya yang lebih mahal dari dunia dan isinya. [HR Thabrani]

 

Lalu kedua orang tua yang beruntung itu bertanya-tanya :

أَنَّى لَنَا هَذَا وَمَا بَلَغَتْهُ أَعْمَالُنَا؟

Darimanakah kami mendapatkan perhiasan ini semua, padahal amal kami tidaklah sampai untuk mendapatkannya? [Syu’abul Iman]

Maka dijawablah pertanyaan itu :

إِنَّ وَلَدَكُمَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ

Sesungguhnya kalian mendapatkan kemuliaan ini karena anak kalian membaca Al-Qur’an. [Syu’abul Iman]

 

Dan dalam Al-Mu’jam Al-Awsath disebutkan :

بِتَعْلِيْمِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ

Sesungguhnya kalian mendapatkan kemuliaan ini karena kalian telah mengajarkan Al-Qur’an kepada anak kalian. [HR Thabrani]

 

Jika kedua orang tua mendapatkan kemuliaan sedemikian rupa sebab anak mereka yang menghafal Al-Qur’an lantas bagaimana kemuliaan yang diperoleh sang anak itu sendiri? Tentulah sangatlah tinggi kemuliaannya. Nabi SAW bersabda :

فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا؟

“Maka bagaimana persangkaan kalian dengan orang (anak) yang melakukan perkara tersebut (menghafal Al-Qur’an)?” [HR Abu Dawud]

 

Sudah barang tentu mereka akan mendapatkan balasan pahala yang lebih besar. Baginda Nabi SAW Bersabda : Pada hari kiamat nanti ketika keluar dari kuburan, Al-Qur’an akan menemui orang-orang yang dahulu sibuk membacanya dengan menjelma sebagai seorang laki-laki yang wajahnya pucat pasi (mirip seperti keadaan orang yang begadang semalaman membaca Al-Qur’an ketika di dunia). Lalu Qur’an bertanya : “Apakah engkau mengenali aku?” Pembaca Quran menjawab: “Aku tidak mengenalimu”. Lalu Qur’an berkata : “Aku adalah Al-Qur’an, temanmu (semasa di dunia) yang telah membuatmu lapar di siang hari dan begadang di malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapatkan laba dari perdagangannya. Dan Sesungguhnya engkau pada hari ini mendapatkan pahala dari setiap perdagangan (yang telah engkau lakukan, yaitu membaca Al-Qur’an)”.

فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِينِهِ وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ

Maka diberikanlah kerajaan di tangan kanannya (pembaca Al-Qur'an) itu dan keabadian di tangan kirinya, serta diletakkan mahkota keagungan. [HR Ahmad]

Dalam riwayat lain :

وَيُعْطَى الْحُسْنَ بِيَمِيْنِهِ وَالْخُلْدَ بِيَسَارِهِ

Dan diberikanlah ketampanan di tangan kanannya dan keabadian di tangan kirinya. [Ittihaful Khiyarah]

 

 

وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ

serta diletakkan mahkota keagungan di atas kepalanya. [HR Ahmad]

Dan dalam riwayat lain disebutkan :

فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ

Lalu dipakaikanlah ia dengan Mahkota kemuliaan. [HR Turmudzi]

 

Dalam riwayat ini, Al-Qur’an berkata lagi : “Wahai tuhanku, mohon tambahkanlah perhiasannya.”

فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ

Lalu dipakaikanlah ia dengan perhiasan kemuliaan. [HR Turmudzi]

 

Lalu Al-Qur’an berkata lagi : “berilah keridloan kepadanya, maka Allah memberikan ridlo kepadanya” dan dikatakan kepadanya :

اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً

Bacalah (Al-Qur’an) dan naiklah (ke derajat surga yang lebih tinggi) dan dengan setiap satu ayat yang engkau baca maka engkau akan ditambahi satu kebaikan. [HR Turmudzi]

 

Subhanallah, betapa mulia balasan Allah kepada ahlu Quran dan orang tua mereka.

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa membaca, mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya serta mengajarkan dan mengarahkan anak-anak kita kepada Al-Qur’an.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Friday, November 17, 2023

KELUARGA ALLAH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ

Sesungguhnya Allah SWT memiliki beberapa keluarga dari kalangan manusia. [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Allah SWT punya keluarga? Ya. Itulah yang disampaikan oleh Nabi SAW dalam hadits shahih di atas yang diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan Al-Hakim. Namun bukankah Allah tidak punya anak dan tidak diperanakkan? Ya memang demikian. Lantas Apa maksud dari kata keluarga dalam hadits tersebut?

 

Kata “Ahlina” merupakan bentuk jamak dari “Ahlu” yang biasa diterjemahkan sebagai keluarga. Didatangkan dalam bentuk jamak untuk mengisyaratkan bahwa keluarga Allah itu banyak sekali jumlahnya. Dinamakan keluarga Allah adalah sebagai bentuk penghormatan  atau dikenal dengan istilah “Idlafatu tasyrif wakhtishash” sebagaimana istilah Baytullah (rumah Allah), Naqatallah (Unta Allah), Ruhullah (Ruh Allah). Lantas apa maksud dari istilah “keluarga Allah”? As-Sindy berkata:

بِتَقْدِيْرِ أَنَّهُمْ أَهْلُ اللهِ أَيْ أَوْلِيَاؤُهُ الْمُخْتَصُّوْنَ بِهِ اِخْتِصَاصَ أَهْلِ الْإِنْسَانِ بِهِ

Dikira-kirakan sebagai keluarga Allah maksudnya mereka itu adalah kekasih-kekasihNya yang memiliki kedudukan yang istimewa seperti yang didapatkan oleh keluarga dari seseorang dari kalangan manusia dengannya. [Hasyiyah As-Sindy]

 

Dalam lanjutan hadits, Para sahabat bertanya : Siapakah keluarga Allah itu Ya Rasulallah? Maka beliau menjawab :

هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

Mereka adalah ahli qur’an, keluarga Allah dan orang-orang istimewa di sisi Allah. [HR Ibnu Majah]

Siapakah Ahli qur’an itu? As-Sindy berkata :

حَفَظَةُ الْقُرْآنِ يَقْرَأُ أَنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ الْعَامِلُوْنَ بِهِ

Mereka adalah penghafal qur’an yang membacanya di tengah-tengah malam dan sisi-sisi siang serta mereka juga mengamalkan isinya. [Hasyiyah As-Sindy]

 

Maka sungguh beruntung orang yang bisa menghafal dan mengamalkan al-Qur’an. Mereka menjadi manusia yang terpilih menjadi keluarga Allah. Khaytsamah mengisahkan bahwa suatu ketika ada seorang perempuan berpapasan dengan Nabi Isa bin Maryam AS. Perempuan tadi berkata :  “Sungguh beruntung perut yang membawamu (ketika hamil), dan buah dada yang menyusuimu. Maka Nabi Isa menjawab :

طُوْبَى لِمَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَاتَّبَعَ مَا فِيْهِ

“Sungguh beruntung orang yang membaca Qur’an dan mengikuti petunjuk di dalamnya”. [HR Ibnu Abi Syaibah]

 

Mereka adalah orang-orang yang pantas agar kita iri kepada mereka. Iri pada umumnya tidak diperbolehkan, akan tetapi iri dan ingin menjadi seperti mereka adalah sebuah anjuran. Rasul SAW bersabda : "Tidak diperbolehkan iri kecuali pada dua orang, yaitu, pertama :

رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ

“Seseorang yang telah diajari Al Qur`an oleh Allah, sehingga ia membacanya di pertengahan malam dan siang”,

Sampai tetangga yang mendengarnya berkata, 'Duh.., sekiranya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukannya.'

Yang kedua,

وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ

“Dan seseorang yang diberi karunia harta oleh Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran”

lalu orang pun berkata, 'Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya”. [HR Bukhari]

 

Maka hendaknya para penghafal qur’an atau mereka yang gemar membaca qur’an janganlah terkecoh dengan keindahan dunia sehingga mereka tergiur lalu meninggalkan qur’annya. Dalam Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menyebutkan hadits dimana Rasul SAW bersabda :

 

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ ثُمَّ رَأَى أَنَّ أَحَدًا أُوْتِيَ أَفْضَلَ مِمَّا أُوْتِيَ فَقَدِ اسْتَصْغَرَ مَا عَظَّمَهُ اللهُ

Barang siapa yang membaca Al-Quran kemudian ia meyakini ada orang lain yang diberikan anugerah yang lebih baik maka ia telah meremehkan apa yang agungkan oleh Allah. [HR Thabrany]

Teruslah istiqamah membaca Qur’an karena Qur’an yang dibaca akan menjadi penolong di hari kiamat. Rasul SAW bersabda :

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Bacalah Qur’an karena ia datang di hari kiamat untuk menolong orang-orang yang senantiasa membacanya. [HR Muslim]

 

Ibarat orang yang terkena kasus maka ia akan mencari pengacara yang handal yang dapat menyelamatkannya dari jeratan hukum dan iapun rela membayar uang milyaran. Maka di pengadilan Allah tidak ada pengacara yang lebih dahsyat daripada Al-Qur’an. Imam Ghazali menutip hadits Rasul SAW :

مَا مِنْ شَفِيْعٍ أَفْضَلَ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنَ الْقُرْآنِ لَا نَبِيٌّ وَلَا مَلَكٌ وَلَا غَيْرُهُ

Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah Ta’ala daripada Al-Qur’an, tidak juga nabi, malaikat atau yang lainnya. [Ihya Ulumuddin]

Pengacara tenar dan mahal sekalipun tidak akan menjamin kliennya bebas begitu saja dengan mudah, berapapun ia membayarnya. Namun Al-Quran, pembelaannya akan menyelamatkan kita di pengadilan hari kiamat. Nabi SAW bersabda :

مَنْ شَفَعَ لَهُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَجَا

Barang siapa yang ditolong oleh Al-Qur’an maka pastilah ia selamat. [Fadla’ilul Qur’an Lil Qasim bin Salam]

 

 

Dengan gagahnya di depan mahkamah hari kiamat, Al-Quran akan memberikan pembelaan. Ia berkata :

مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ

Wahai tuhanku, Sungguh aku telah membuatnya tercegah dari tidur di malam hari maka kiranya perkenanlah aku memberikan syafaat pertolongan untuknya. [HR Ahmad]

 

Dan dalam riwayat Al-Bazzar, ketika Al-Quran memberikan pembelaannya maka ia berkata : “Wahai tuhanku, Engkau telah meletakkan ayat-ayatku kepada pembawa yang terbaik. Ia (orang ini) menjaga batasan-batasan hukumku, mengamalkan kewajibanku, mengikuti ketaatanku, menjauhi maksiatku” dan terus qur’an memberikan pembelaan sehingga diterima pembelaannya lalu Al-Quran memegang tangan (kliennya; Ahlul Qur’an) kemudian ia mengenakan pakaian dari sutera tebal kepadanya dan mengenakan pula mahkota raja lalu memberikan minuman dengan memakai gelas kerajaan. [Majma’uz Zawa’id]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa membaca, mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya serta tidak terpedaya oleh keindahan dan kenikmatan dunia dari mengamalkan Al-Quran.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]