إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Wednesday, November 16, 2022

JANGAN PERMAINKAN THALAQ

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :

ثَلَاثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلَاقُ وَالرَّجْعَةُ

Tiga perkara yang sungguhannya dipandang serius dan main-mainnya juga dianggap serius, yaitu nikah, thalaq dan ruju' [HR Abu Dawud]

 

Catatan Alvers

 

Jika rumah tangga tidak bisa dipertahankan lagi maka jalan keluarnya adalah perceraian. Perceraian yang berasal dari inisiatif suami dalam islam dikenal dengan istilah “thalaq”. Thalaq dalam bahasa Arab diartikan sebagai “melepaskan ikatan” sedangkan dalam syariat didefinisikan sebagai melepaskan tali ikatan nikah dengan lafadz. [Fathul Mu’in] Adapun tahalaq dengan tulisan seperti WA atau sarana medsos lainnya maka akan jatuh sah sebagai thalaq jika diniati.

كَتْبُ الطَّلَاقِ وَلَوْ صَرِيحًا كِنَايَةٌ وَلَوْ من الْأَخْرَسِ فَإِنْ نَوَى بِهِ الطَّلَاقَ وَقَعَ وَإِلَّا فَلَا

Menulis thalaq walau berupa kalimat yang jelas itu dihukumi sebagai thalaq kinaha maksudnya jika disertai niat dari suami maka jatuh thalaq, namun jika tidak ada niat maka tidak jatuh thalaq. [Asnal Mathalib]

 

Thalaq itu hukumnya berbeda-beda. Thalaq bisa dihukumi wajib seperti kasus suami yang bersumpah (dengan sumpah ila’) tidak akan menggauli istri seumur hidup atau lebih dari empat bulan, atau dihukumi sunnah bila suami tidak mampu lagi menunaikan kewajibannya kepada istri, atau istrinya berperangai buruk, atau dihukumi makruh jika dilakukan tanpa alasan atau dihukumi haram seperti berlaku pada kasus thalaq bidl’i, yaitu thalaq yang dijatuhkan suami ketika istrinya sedang haid atau nifas atau ketika istri dalam keadaan suci namun telah digaulinya pada masa sucinya tersebut. [Lihat I’anatut Thalibin]

 

Rasul SAW sendiri juga pernah menceraikan istrinya. Dalam Shahih Bukhari dikisahkan bahwa Rasul SAW menceraikan Umaimah binti Syarahil. Hal itu terjadi ketika barusan menjadi istri Rasul SAW, beliau pun mendekatinya seraya menjulurkan tangan beliau kepadanya namun Umaimah menjauh seolah-olah tak menyukainya, ia lalu berkata “Aku berlindung kepada Allah darimu”. Maka beliaupun bersabda “Sesungguhnya engkau telah berlindung dengan Dzat Yang Maha Agung”. Maka Rasul SAW keluar dari kamarnya dan berkata :

يَا أَبَا أُسَيْدٍ اكْسُهَا رَازِقِيَّتَيْنِ وَأَلْحِقْهَا بِأَهْلِهَا

Wahai Abu Usaid pakaikanlah ia dengan dua baju dari Persia dan kembalikanlah ia kepada keluarganya”. [HR Bukhari]

 

Rasulullah SAW pernah mentalaq Hafshah binti Umar RA karena membocorkan satu rahasia [Lihat QS At-Tahrim : 3-5] , kemudian beliau merujuknya. Rasul SAW bersabda :

قَالَ لِي جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ : رَاجِعْ حَفْصَةَ ، فَإِنَّهَا صَوَّامَةٌ قَوَّامَةٌ وَإِنَّهَا زَوْجَتُكَ فِي الْجَنَّةِ

Jibril berkata kepadaku, Rujuklah Hafshah, sesungguhnya dia adalah orang yang senang berpuasa dan bangun malam.’ ” [HR. Al-Hakim]

 

Perceraian membawa resiko yang amat besar seperti dapat memutuskan tali ikatan keluarga, memanaskan hati, menampakkan aib yang tertutup, kebingungan anak-anak bahkan berkurangnya kasih sayang kepada mereka lalu pada akhirnya bisa mengakibatkan anak frustasi. Maka dari itu, dalam islam meskipun cerai diperbolehkan namun hal itu tidak disukai. Rasul SAW bersabda :

أَبْغَضُ الْحَلَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى الطَّلَاقُ

"Perkara halal yang paling dibenci oleh Allah Ta’alaa adalah menjatuhkan thalaq" [HR Abu dawud]

 

Mengingat bahwa pernikahan adalah hal yang sakral dan pernikahan adalah hal yang berdampak besar maka keduanya tidak bisa dijadikan objek main-main sehingga dalam hadits utama di atas diriwayatkan bahwa ada tiga perkara yang sungguhannya dipandang serius dan main-mainnya juga dianggap serius, yaitu nikah, thalaq dan ruju.' [HR Abu Dawud]

 

Thalaq dengan main main itu digambarkan sebagaimana Syeikh Zainuudin Al-Malibari berkata :

وَيَقَعُ طَلَاقُ الْهَازِلِ بِهِ بِأَنْ قَصَدَ لَفْظَهُ دُوْنَ مَعْنَاهُ أَوْ لَعِبَ بِهِ بِأَنْ لَمْ يَقْصِدْ شَيْئًا

Kata-kata thalaq dari suami yang bermain-main itu jatuh sebagai thalaq yang sah jika disengaja mengucapkan lafadznya namun tidak disengaja pada maknanya (tidak disengaja untuk bercerai) atau tidak bertujuan apa-apa. [Fathul Muin]

 

Syeikh Zainuudin melanjutkan : Tidak jatuh sebagai thalaq pada kasus seorang yang menirukan orang lain yang mengucapkan kata thalaq, atau guru fikih yang sedang mencontohkan kata thalaq, atau mengucapkan dengan perkataan namun sangat lirih sehingga tidak terdengar di telinga sendiri. Ulama sepakat akan jatuhnya thalaq dari suami yang sedang marah meskipun ia mengakui saat itu ia kehilangan kesadarannya. [Fathul Muin]

 

Alkisah, Isa bin Musa al-Hasyimi (104-167 H), sangat mencintai istrinya suatu ketika ia berkata kepada istri:

أَنْتِ طَالِقٌ ثَلَاثًا إِنْ لَمْ تَكُوْنِي أَحْسَنَ مِنَ الْقَمَرِ

"Kamu tertalak tiga, jika kamu tidak lebih indah dari rembulan untukku."   

Mendengar hal ini, istrinya berkata : "Kau telah menceraikan aku."

sambil bangkit dan menutup dirinya. Kejadian ini membuat Isa bin Musa merasa berat hati. Pagi pun tiba, ia bergegas menuju rumah Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur (94-158 H) untuk menceritakan kejadian yang tengah dialaminya. Al-Mansur menghadirkan para ahli fiqih untuk meminta fatwa atas masalah yang dialami Isa tersebut. Semua fuqaha sepakat memfatwakan bahwa Si Istri telah tertalak, kecuali satu ulama bermazhab Hanafi.  Setelah diam berfikir, lalu ia memberikan jawaban dengan membacakan surat At-tin : 1-4. Lalu ia berkata :

يَا أَمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ، فَالْإِنْسَانُ أَحْسَنُ الْأَشْيَاءِ وَلَا شَيْئَ أَحْسَنُ مِنْهُ

"Wahai Amirul Mukminin, manusia adalah makhluk yang paling indah dan tak ada satupun yang melebihinya."

 

Mendengar jawaban ini, Al-Manshur menyetujui pendapat terakhir ini dan menyuruh isa kembali ke istrinya. Dan ia menyampaikan surat nasehat untuk istri Isa, "Taatilah suamimu dan jangan engkau mendurhakainya. Suamimu tidak menceraikanmu."   [Tafsir Al-Qurthubi]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tidak mempermainkan hal yang sakral termasuk urusan thalaq. Semoga keluarga kita semua menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Monday, November 14, 2022

JANGAN BALAS KEJELEKAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dalam As-Syama’il Al-Muhammadiyah bahwa Aisyah RA berkata :

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مُنْتَصِرًا مِنْ مَظْلَمَةٍ ظُلِمَهَا قَطُّ

Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasul SAW membalas atas kedzaliman yang menimpa pribadi beliau. [HR Tirmidzi]

 

Catatan Alvers

 

Kebanyakan orang mengira bahwa “husnul khuluq” (budi pekerti) itu adalah berbuat baik kepada orang lain. Mereka lupa bahwa hal itu tidaklah cukup, tetapi ada yang lain dan ini justru lebih penting. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Imam Ghazali :

فَإِنَّ حُسْنَ الْخُلُقِ اِحْتِمَالُ الْأَذَى

Sesungguhnya budi pekerti itu menerima (dengan sabar) perbuatan jelek orang lain (kepada kita). [Ihya Ulumiddin]

 

Rasul SAW tidak membalaskan kedzaliman yang menimpa pribadi beliau, Sebagaimana hadits utama di atas. Al-Qurtubi meriwayatkan bahwa ketika terjadi perang uhud, gigi Rasul SAW terlepas dan wajah beliau terluka dan hal ini menjadikan para sahabat merasa berat sekali. Mereka berkata : Doakan saja mereka agar segera binasa! Maka beliau menjawab :

إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَلَكِنِّي بُعِثْتُ دَاعِيًا وَرَحْمَةً، اَللهم اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

Aku tidaklah diutus untuk melaknat (mendoakan jelek) namun aku diutus untuk mengajak mereka dan menebarkan kasih sayang. Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui (kebenaran) [Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]

 

Rasul SAW tidak ingin membalas kejelekan dengan kejelekan walaupun sekedar dengan doa kejelekan, karena mendoakan jelek kepada orang yang berbuat jelek kepada kita itu artiya kita membalas kejelekan dengan kejelekan. Rasul SAW bersabda :

مَنْ دَعَا عَلَى مَنْ ظَلَمَهُ فَقَدِ انْتَصَرَ

Barang siapa mendoakan jelek kepada orang yang mendzaliminya maka sungguh ia telah membalasnya. [HR Tirmidzi]

 

Rasul SAW adalah pribadi yang bersabar atas perbuatan jelek orang lain. Anas bin Malik RA berkata;  Aku berjalan bersama Rasulullah SAW, ketika itu beliau mengenakan kain (selimut) Najran (daerah antara hijaz dan yaman) yang kasar ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (pedalaman) yang menemui beliau dan Ia langsung menarik beliau dengan keras. Hingga Aku melihat permukaan bahu beliau membekas lantaran ujung selimut akibat tarikan Arab badui yang kasar tadi. Arab badui tersebut berkata;

مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ

"Berikan kepadaku dari harta Allah yang ada padamu",

maka beliau menoleh kepadanya diiringi senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya." [HR Bukhari]

 

Perilaku seperti ini bukanlah pekerti khusus untuk beliau karena beliau juga menganjurkan kepada para sahabat. Ada seorang lelaki mendatangi Rasul SAW guna mengadukan kedzaliman yang menimpanya. Rasul SAW mempersilahkan orang tersebut agar duduk. Ia ingin membalaskan kedzalimannya lalu beliau bersabda :

 إِنَّ الْمَظْلُوْمِيْنَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Sesungguhnya orang-orang yang didzalimi, mereka itulah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat kelak.

Setelah mendengar hadits ini maka ia tidak lagi ingin membalaskan dendamnya kepada orang yang telah mendzaliminya. [Ihya Ulumiddin]

 

Suatu ketika ada seorang lelaki berkata kepada Rasul SAW: “Sesungguhnya aku mempunyai kerabat, aku selalu menyambung tali silaturahim dengan mereka tetapi mereka selalu memutuskannya, aku berbuat baik kepada mereka akan tetapi mereka berbuat jelek kepadaku, aku berlaku bijak (dalam berucap) akan tetapi mereka berlaku bodoh (dengan perkataan jelek mereka)”. Rasul SAW kemudian bersabda :

لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

Jika demikian keadaannya maka engkau seakan-akan memberi makanan kepada mereka berupa abu yang panas dan Allah senantiasa akan memberikan pertolongan kepadamu atas mereka selama kau dalam keadaan seperti itu. [HR Muslim]

 

Mengapa Rasul Saw menjawab demikian? Rasul SAW menyamakan perbuatan baik yang mereka terima seperti makanan, namun karena mereka tidak mau membalas kebaikannya maka makanan tadi diserupakan dengan abu yang panas yang membahayakan diri mereka sendiri. Dan di sisi lain, sama sekali tidak ada bahaya yang mengenai orang yang memberikannya.

 

Ulama terdahulu meneladani perilaku Nabi SAW ini dengan baik. Dikisahkan bahwa pada suatu hari Ibrahim bin adham sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat. Di tengah jalan, Ibrahim bertemu dengan seorang tentara. Tentara itu berkata : Apakah kamu seorang hamba? Ibrahim menjawab : Iya. Tentara bertanya : Dimana letak pemukiman? Ibrahim menunjuk ke arah kuburan. Merasa dipermainkan maka tentara itu memukul kepala ibrahim hingga berdarah. Beberapa saat kemudian banyak orang berdatangan dan memberi tahu bahwa orang yang dipukul itu adalah Syeikh Ibrahim bin Adham. Mengetahui hal itu maka sang tentara langsung turun dari kudanya dan bersimpuh, mencium tangan dan kaki syeikh ibrahim sembari meminta maaf kepadanya. Syeikh Ibrahim berkata : Ketika tentara itu memukul kepalaku maka saat itu aku memohonkan surga untuknya. Orang-orang bertanya kepo : “Mengapa bisa demikian, bukankah engkau didzalimi?”

Syeikh Ibrahim menjawab :

عَلِمْتُ أَنَّنِي أُؤْجَرُ عَلَى مَا نَالَنِي مِنْهُ فَلَمْ أُرِدْ أَنْ يَكُوْنَ نَصِيْبِي مِنْهُ الْخَيْرَ وَنَصِيْبُهُ مِنِّي الشَّرَّ

Aku manyadari bahwa aku mendapat pahala dari perbuatannya maka dari itu aku tidak ingin (aku saja yang) mendapatkan kebaikan darinya sementara ia mendapatkan kejelekan dariku. [Ihya Ulumiddin]

 

Bersabar atas perbuatan jelek orang lain dan memaafkannya merupakan salah satu puncak kemuliaan budi pekerti. Rasul SAW bersabda kepada Uqbah bin Amir RA :  

يَا عُقْبَةُ ، أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ أَخْلَاقِ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ . تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ

Wahai Uqbah, maukah aku beritahu akhlak terbaik dari penduduk dunia akhirat? Yaitu engkau menyambung tali silaturahim kepada kerabat yang memutuskan hubungannya denganmu, engkau memberi kepada orang yang menghalangi pemberiannya kepadamu dan engkau memaafkan orang yang mendzalimimu. [HR Al-Hakim]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa berbuat baik kepada orang lain dan bersabar atas perbuatan jelek mereka bahkan dengan ikhlas memaafkan setiap perbuatan jeleknya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Friday, November 11, 2022

ANCAMAN RESESI DUNIA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA, Rasul SAW bersabda :

أيُّها النَّاسُ اتَّقوا اللَّهَ وأجملوا في الطَّلبِ

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah, dan carilah rizki dengan cara yang baik. [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Resesi ekonomi menjadi hantu menyeramkan bagi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. [Cnbcindonesia com] Apakah resesi itu? Resesi diartikan sebagai kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri): [KBBI]  Resesi ekonomi global diprediksi terjadi pada tahun depan. Ancaman krisis ditandai dengan dua hal. Pertama, bank sentral menaikkan suku bunga untuk menghadapi inflasi yang tidak terkendali. Kedua, krisis ini juga disebabkan oleh ketegangan geopolitik. Rusia-Ukraina itu baru sampiran. Yang utama nanti antara Tiongkok dan Amerika Serikat. [Bareksa com]

 

Resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Hal ini memicu penurunan keuntungan perusahaan yang mengakibatkan perusahaan mengadakan PHK besar-besaran. Lalu hal ini memicu meningkatnya pengangguran, lalu menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan banyak kelaparan. Saat kondisi seperti itu maka akan banyak tindak kriminalitas di satu sisi dan disisi lain akan banyak penyalahgunaan narkoba bahkan bunuh diri yang dianggap sebagai solusinya.

 

Mengingatkan akibat resesi tersebut, penyanyi chrise merilis lagu yang berjudul “Resesi” pada 1983. Dalam liriknya disebutkan “Resesi ekonomi. Dunia gelisah semakin nyata. Tuntutan hidup serba harmoni. Hanya mimpi belaka. Kehidupan disana-sini. Kini tengah dilanda histeria. Muda-mudi banyak yang frustrasi. Orang tua acuh tak perduli. Broken home dan segalanya. Melanda hidup remaja kota. Kokain morfin dan ganja. Dunia pelariannya. Terbang-terbang melayang. Segala pikirannya. Mencoba melupakan. Segala problema”. [tagar id]

 

Bahkan sebelum lagu chrise tersebut, Mara Karma merilis lagu Resesi Dunia yang viral pada tahun 1980. Lagu ini mengingatkan hakikat resesi dan solusinya. Dalam liriknya disebutkan “Sementara ribut soal resesi dunia. Orang hampir lupa Pencipta semesta. Sana sini resah soal resesi dunia. Padahal semua kehendak Pencipta. Heran-heran. Seakan dunia mereka yang mengaturnya. Jangan soal dunia dan segala macamnya, Isi lautan mudah di keringkan-Nya. Jangan dunia dan segala sombongnya, Matahari pun mudah di hancurkan-Nya. Jawab-Nya kerja keras Dan bersujud padaNya. Dia Tuhan yang Maha Kuasa, bukan teknologi orang-orang yang tak beriman.” [tirto id]

 

Sebagai orang yang beriman maka hendaknya kita mengetahui bahwa ketakutan akan terjadinya resesi dunia itu adalah bagian dari ujian Allah kepada manusia dan kewajiban kita adalah bersabar dalam menghadapinya. Allah SWT berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. [QS Al-Baqarah : 155]

 

Menghadapi kesulitan demi kesulitan janganlah mencari solusi dengan akal saja karena akal manusia itu terbatas. Maka hendaknya kita kembali kepada dzat yang tak terbatas kekuasaannya dengan melakukan shalat. Allah SWT berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱستَعِينُواْ بِالصَّبرِ وَٱلصَّلَوٰةِ

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu…  [QS Al-Baqarah : 153]

 

Sahabat Hudzaifah RA berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى

Jika ada perkara yang menyusahkan Nabi SAW, maka beliau mendirikan sholat. [HR Abu Dawud]

 

Disisi lain, hendaknya ancaman resesi dunia tersebut tidak menjadikan kita khawatir berlebihan. Mengapa demikian? Karena kita yakin bahwa Allah menanggung rizki kita, asal kita berikhtiyar. Allah SWT berfirman :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya. [QS Hud : 6]

 

Namun demikian janganlah keyakinan bahwa rizki telah dijamin menjadikan kita berpangku tangan menunggu datangnya rizki tanpa diiringi dengan usaha. Sayyidina Umar RA berkata :

لَا يَقْعُد أَحَدُكُمْ عَنْ طَلَبِ الرِّزْقِ يَقُوْلُ اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي فَقَدْ عَلِمْتُمْ أَنَّ السَّمَاءَ لَا تُمْطِرُ ذَهَبًا وَلاَ فِضَّةً

Janganlah salah seorang kalian duduk-duduk tidak mau mencari rizki, ia hanya berdoa “Ya Allah berilah aku rizki” karena kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas atau perak. [Ihya Ulumuddin]

 

Lalu lakukanlah usaha dan pekerjaan dengan cara yang baik sebagaimana sabda Rasul SAW dalam hadits utama di atas ““Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah, dan carilah rizki dengan cara yang baik. [HR Ibnu Majah] dan dalam lanjutan hadits beliau menjelaskan “carilah rizki dengan cara yang baik, ambilah yang halal-halal dan tinggalkan yang haram-haram.”

 

Selanjutnya perbanyaklah istighfar, karena boleh jadi semua pertiwa tersebut terjadi karena dosa-dosa yang kita lakukan. Maka dengan istighfar, Allah akan mengampuni dosa kita dan selanjutnya memberikan solusinya. Rasul SAW bersabda :

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barang siapa memperbanyak istighfar niscaya Allah akan memberikan kelapangan untuk setiap kesempitannya, jalan keluar bagi setiap kesedihannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. [HR Ahmad]

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tetap tenang dalam menyikapi kabar resesi dunia dan senantiasa meminta pertolongan dalam menghadapinya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]