إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Friday, March 1, 2024

BERTUKAR ISTRI

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Urawah bin Zubair RA, Sayyidah Aisyah RA berkata:

فَلَمَّا بُعِثَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحَقِّ هَدَمَ نِكَاحَ الْجَاهِلِيَّةِ كُلَّهُ إِلَّا نِكَاحَ النَّاسِ الْيَوْمَ

Ketika Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa kebenaran maka beliau memusnahkan segala bentuk pernikahan jahiliyah, kecuali pernikahan yang dilakukan oleh orang-orang hari ini. [HR Bukhari] 

 

Catatan Alvers

 

Viral video pengajian yang membolehkan bertukar istri atau pasangan. Dalam secene terlihat empat pemimpin pengajian yang memakai jubah dan sorban, Mereka duduk di kursi di depan para jemaah yang duduk lesehan. Pemimpin berkata : "Bebas di sini, asalkan seneng sama seneng, suka sama suka, silakan saja. Mau tukar pasangan juga boleh." video ini cukup meresahkan masyarakat sehingga membuat kepolisian bertindak cepat dan belakangan terungkap video itu hanya konten belaka.  Mbah Den alis Gus Samsudin, pemilik channel berkata : “Video saya itu hanya settingan, hiburan, tidak beneran." Dia tidak membayangkan bahwa kontennya itu akan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. [dream co id]

 

Nikah yang demikian sudah ada dikalangan Arab pada zaman jahiliyah. Nikah yang demikian dikenal dengan sebutan “Nikah Badal”. Abu Hurairah menceritakan prakteknya yaitu seorang lelaki berkata kepada orang lain : “Berikan istrimu kepadaku dan aku akan memberikan istriku kepadamu”. Pernikahan semacam ini dilarang dengan turunnya firman Allah :

وَلَا أَنْ تَبَدَّلَ بِهِنَّ مِنْ أَزْوَاجٍ وَلَوْ أَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ

Tidak halal bagimu mengganti mereka (istrimu) dengan isteri-isteri (orang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu [QS Al-Ahzab : 52] [HR Daruquthni]

 

Dalam rangkaian hadits utama di atas, Aisyah RA berkata :

إنَّ النِّكَاحَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ كَانَ عَلَى أَرْبَعَةِ أَنْحَاءٍ

“Sesungguhnya pada masa Jahiliyah ada empat macam bentuk pernikahan”.

Pertama adalah pernikahan sebagaimana yang dilakukan orang-orang sekarang ini, yaitu seorang laki-laki meminang kepada wali atau putrinya, kemudian ia memberikannya mahar lalu menikahinya.

 

Bentuk kedua yaitu: Seorang suami berkata kepada isterinya pada saat suci (tidak haidl), "Datanglah engkau kepada si Fulan lalu bergaullah (bersetubuh) dengannya." Sementara waktu sang suami menjauhinya hingga ia positif hamil dari hasil persetubuhannya dengan laki-laki itu. Dan jika sang istri telah positif hamil, barulah sang suami menggauli isterinya bila ia suka. Ia melakukan hal itu, hanya untuk mendapatkan keturunan. Nikah ini dikenal dengan istilah Nikah Al-Istibdla'.

 

Bentuk ketiga : Sekelompok orang (kurang dari sepuluh) menggauli seorang wanita. Dan jika wanita itu hamil dan melahirkan maka setelah masa bersalinnya telah berlalu beberapa hari, wanita itu pun mengundang mereka dan tidak seorang pun yang boleh absen. Ketika mereka berkumpul, wanita itu berkata: "Kalian telah tahu urusan kalian yang dulu. Dan aku telah melahirkan anak, maka anak itu adalah anakmu wahai Fulan." Yakni, wanita itu memilih nama salah seorang lelaki yang ia sukai untuk dijadikan ayah dari sang bayi, dan laki-laki yang ditunjuk tidak dapat mengelak.

 

Bentuk ke empat : Para lelaki berkumpul, lalu menggauli seorang wanita, dan si wanita tak boleh menolak lelaki yang akan menggaulinya. Wanita itu adalah pelacur. Wanita itu memasang bendera pada pintu rumahnya, Siapapun lelaki yang ingin menggaulinya maka ia boleh masuk dan menggaulinya. Jika wanita itu hamil, dan melahirkan, maka para lelaki yang telah menggaulinya dikumpulkan, lalu didatangkanlah seorang ahli nasab untuk menentukan siapa bapak dari bayi tersebut, Dan orang yang ditunjuk itu tidak bisa menolaknya. [HR Bukhari]

 

Ad-Dawudi menyebutkan ada tiga pernikahan jahiliyah yang belum tercantum dalam hadits Aisyah di atas yaitu “nikah Badal” sebagaimana telah dijelaskan. Lalu “Nikah Khadn” yaitu yang dimaksud dalam firman Allah :

وَلَا مُتَّخِذَاتِ أَخْدَانٍ

Dan janganlah menikahi wanita yang menjadikan laki-laki lain sebagai kekasih. [QS An-Nisa : 25]

Orang jahiliyah berkata :

مَا اسْتَتَرَ فَلَا بَأْسَ بِهِ وَمَا ظَهَرَ فَهُوَ لَوْمٌ

“Hubungan gelap yang tidak ketahuan maka tidak apa apa dan Hubungan gelap yang ketahuan maka itu tercela”.

(Atau dengan kata lain, “Nikah Khadn” adalah perselingkuhan yang ditutup rapat-rapat atau dirahasiakan atau memiliki wanita simpanan di luar nikah).

 

Selanjutnya adalah “Nikah Mut’ah” atau lazim dikenal dengan istilah kawin kontrak, yaitu pernikahan yang dibatasi oleh waktu seperti sebulan, setahun dst. [Fathul Bari]

 

Lalu dalam lanjutan hadits utama di atas, Siti Aisyah RA berkata : “Ketika Nabi Muhammad SAW diutus dengan membawa kebenaran maka beliau memusnahkan segala bentuk pernikahan jahiliyah, kecuali pernikahan yang dilakukan oleh orang-orang sekarang ini”. [HR Bukhari]

 

Di antara tujuan pernikahan dalam Islam adalah agar suami dan istri mendapatkan “Sakinah, mawaddah wa Rahmah” (Ketenangan, cinta dan kasih sayang) sebagaimana disebutkan dalam QS Ar-Rum : 21. Sedangkan pernikahan model jahiliyah tidak bisa mendatangkan hal tersebut justru sebaliknya, ia akan mendatangkan kesusahan dan permusuhan. Maka wajarlah jika pernikahan jahiliyah ini kemudian dilarang oleh Nabi SAW.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk tidak tertarik dan menjauhi perilaku jahiliyah dan segalam macam bentuk perzinahan. Semoga kita senantiasa mencukupkan diri dengan pernikahan yang sah, baik secara agama maupun negara.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Thursday, February 29, 2024

CINDERELLA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr ibnil Ash RA, Rasul SAW bersabda :

بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ

"Sampaikanlah oleh kalian dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah oleh kalian dari Bani Israil dan tidak apa-apa." [HR Bukhari] 

 

Catatan Alvers

 

“Cinderella Cinderella Cinderella... Cinderella pun tiba. Dengan k'reta kencana. Sepatu kaca hiasi kakinya. Semua mata terpana. Akan kedatangannya. Pangeran pun jatuh cinta padanya.” Lirik lagu ini viral pada tahun 2024 menghiasi backsound berbagai platform medsos seperti IG atau Tiktok dll. Lagu ini juga sering terdengar di mall dan toko. Sebenarnya lagu ini sudah dirilis sejak 20 tahun silam, lagu itu dipopulerkan oleh grup band Radja kemudian lagu tersebut banyak dijadikan sebagai lagu latar sinetron hingga iklan.

 

Tidak hanya ramai karena dicover oleh penyanyi lain, akhir-akhir ini lagu cinderella juga ramai karena adanya kasus saling menuntut ganti rugi. Pencipta lagu Cinderella, Ipay menuntut ganti rugi sebesar Rp. 20 miliar ke pihak penyanyi yaitu band Radja karena mereka tak pernah membayar royalti kepada Ipay. Band Radjapun juga melaporkan Ipay ke polisi karena Ipay membuat konten yang dianggap mencemarkan nama baik Band Radja. [Kompas com]

 

Selanjutnya, sepatu kaca dalam kisah cinderella dinilai kontroversial pasalnya hingga zaman sekarang tidak familier sepatu terbuat dari kaca maka bagaimana mungkin zaman dahulu sudah ada sepatu kaca? Ternyata ini terjadi akibat kesalahan dalam penerjemahan.  Charles Perrault menulis kisah Cinderella versi modern dengan mewawancarai orang-orang tua di Prancis. Dalam penuturan tersebut dikisahkan bahwa cinderella memakai sepatu “pantoufles de vair”. Dalam bahasa Prancis, “vair” memiliki arti “bulu bajing”. Sementara yang terdengar Charles Perrault adalah kata “verre” yang artinya “kaca”. Kedua kata itu—vair dan verre—memang terdengar mirip. Ketika kisah cinderella dengan judul “Tales of Mother Goose” itu terbit pada tahun 1697 maka banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa dan para penerjemah menerjemahkan kata “verre” langsung ke bahasa mereka. Penerjemah Indonesia, misalnya, menerjemahkannya sebagai “sepatu kaca”, dan kita pun kemudian percaya bahwa sepatu Cinderella memang terbuat dari kaca padahal terdapat kesalahan dalam penulisan yang akhirnya menjadi kesalahan dalam terjemah. [Hoedamanis blogspot com]

 

Dari sini kita ketahui mengapa Al-Qur’an sebagai kitab suci harus tetap ditulis dalam bahasa aslinya, tidak sama dengan kitab suci lainnya yang telah diwujudkan dalam berbagai bahasa dan masih dianggap sebagai kitab suci. Terjemah itu termasuk karangan manusia, bukan lagi firman Allah. Dan karena karangan manusia maka ia bisa berbeda antara tafsir satu dengan lainnya bahkan bisa berubah dari masa ke masa seperti kasus terjemahan babi (secara umum) yang berubah menjadi babi hutan dalam bibel. Dalam Alkitab cetakan baru tahun 1996-2005 tertulis : “Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu  [Imamat 11:7]. Padahal di dalam Alkitab cetakan lama tahun 1941tertulis : Dan lagi babi, karena soenggoehpon ... [ziyad.web.id]

 

Sebagai bukti bahwa terjemah Qur’an tidak lagi dianggap sebagai kitab suci adalah bolehnya membawa terjemah saat seseorang berhadats atau tidak memiliki wudlu. Hal ini berbeda dengan membawa Qur’an yang harus dalam keadaan suci.

Selanjutnya menyoroti kisah cinderella sebagai legenda yang mana legenda itu sendiri didefinisikan sebagai cerita fiksi (khayalan) yang bercerita tentang kejadian alam, asal-usul tempat, benda, atau kejadian di suatu daerah. Contoh legenda adalah Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Roro Jonggrang, dan sebagainya. [detik.com]

 

Lantas bolehkah kita menceritakannya? Biasanya seorang ibu menceritakan kisah fiksi sebagai pengantar tidur anaknya. Kisah legenda itu selama isinya tidak bertentangan dengan ajaran Islam apalagi jika ada hikmah pengajaran atau penjelasan di dalamnya maka kisah itu boleh saja ceritakan. Allah SWT dalam Al-Quran juga mengemukakan perumpamaan dan namanya perumpamaan itu bukan kejadian sesungguhnya. Perumpamaan tersebut digunakan untuk memperjelas hakikat sesuatu. Misalnya yang terdapat dalam (terjemah) ayat berikut : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. [QS Al-Baqarah : 261] Dalam Ayat lain disebutkan : “Dan Allah (juga) membuat perumpamaan, dua orang laki-laki, yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatu dan dia menjadi beban penanggungnya, ke mana saja dia disuruh (oleh penanggungnya itu), dia sama sekali tidak dapat mendatangkan suatu kebaikan. Apakah sama orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat adil dan dia berada di jalan yang lurus?” [QS An-Nahl: 76]

 

Kisah legenda itu mirip dengan cerita-cerita lama yang disampaikan oleh Bani Israil. Mengisahkan cerita yang demikian diperbolehkan oleh Nabi SAW sebagaimana dalam hadits di atas "Sampaikanlah oleh kalian dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah oleh kalian dari Bani Israil dan tidak apa-apa." [HR Bukhari] dan dalam riwayat lain, beliau mengemukakan alasannya. Beliau bersabda :

 

فَإِنَّهُ كاَنَتْ فِيْهِمْ أَعَاجِيْبُ

“Karena sesungguhnya dalam cerita-cerita Bani Israil terkandung cerita-cerita yang menarik”. [Mushannaf Ibni Abi Syaibah]

 

Sebagian Imam berkata :

هَذَا دَالٌّ عَلَى حَلِّ سَمَاعِ تِلْكَ الْأَعَاجِيْبِ لِلْفُرْجَةِ لَا لِلْحُجَّةِ

Hadits ini menunjukkan akan bolehnya mendengarkan cerita-cerita Bani Israil yang menarik untuk sekedar untuk hiburan, bukan untuk dijadikan argumentasi. [Tuhfatul Muhtaj]

 

Ibnu Hajar Al-Haitami berkata : Dari keterangan ini diambil kesimpulan hukum mengenai bolehnya mendengarkan cerita-cerita menarik dan aneh dari setiap cerita yang tidak diyakini sebagai cerita bohong dengan tujuan hiburan, bahkan boleh juga mendengarkan cerita-cerita yang diyakini sebagai cerita bohong (fiksi) tetapi dengan tujuan membuat perumpamaan, menasehati, mengajarkan keberanian, baik berupa kisah manusia maupun hewan (Fabel). [Tuhfatul Muhtaj]

 

Dan hikmah dari kisah cinderella adalah pelajaran agar senantiasa bersabar ketika mendapat perlakukan buruk dari orang lain, memaafkan orang yang telah berbuat keburukan kepada kita, dan keyakinan bahwa akhir dari semua pengorbanan adalah pertolongan dan kebahagiaan.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk memetik hikmah dari setiap apa yang kita dengar, dan tidak menyampaikan cerita kecuali yang baik-baik saja dan memiliki hikmah dan pelajaran dalam kehidupan kita.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Sunday, February 25, 2024

ROTI GOSONG

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari A’isyah RA, Rasul SAW bersabda :

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Lelaki terbaik diantara kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya dan aku adalah lelaki terbaik untuk keluarganya” [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

"Waktu aku masih kecil, ibuku memasak makanan untuk kami. Suatu malam dia membuat makan malam setelah seharian bekerja keras. Ibu meletakkan sepiring 'sabzi' dan roti gosong di depan ayahku," kata Abdul Kalam. "Aku menunggu untuk melihat apakah ada yang memperhatikan roti gosong itu. Ayahku tenang saja makan rotinya dan bertanya padaku bagaimana hari-hariku di sekolah." "Aku tidak ingat apa yang ku katakan padanya malam itu, tapi aku ingat aku mendengar ibu meminta maaf kepada ayah atas roti gosong itu." "Aku tak akan pernah lupa yang dia katakan: 'Sayang, aku suka roti gosong'." "Malamnya, aku mencium ayah, mengucapkan selamat malam. Aku bertanya apa ayah benar-benar menyukai rotinya yang gosong." "Ayah memelukku sambil berkata, Ibumu melalui hari yang berat dengan pekerjaannya hari ini dan dia benar-benar lelah." "Roti gosong tidak pernah menyakiti siapa pun. Kata-kata kasarlah yang akan menyakitkan!" "Kau tahu nak? Hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak sempurna dan orang yang tidak sempurna. Ayah pun bukan lelaki terbaik, dan telah belajar menerima ketidaksempurnaan itu." "Apa yang telah aku pelajari selama bertahun-tahun adalah: Menerima Kesalahan Satu Sama Lain dan Memilih Untuk Merayakan Hubungan." [detik com]

 

Abdul Kalam, sang penutur kisah di atas adalah mantan presiden India yang memiliki nama lengkap Dr. Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam atau biasa disingkat dengan Dr.A.P.J.Abdul Kalam. Nama tersebut adaptasi dari bahasa Arab yaitu Abdul Fakir Zainul Abidin Abdul Kalam. Ia menjabat sebagai presiden India pada periode 2002-2007. Ia juga merupakan ilmuwan dan insinyur India terkemuka. Ia juga dikenal sebagai sosok penulis buku inspirasional, salah satunya adalah Wings of Fire yang ditujukan untuk menyemangati pemuda India. Ia terlahir dari keluarga muslim golongan karyawan dan ia wafat pada tahun 2015 silam. [wikipedia]

 

Kisah pendek di atas telah menginspirasi banyak orang, di antaranya ada netizen yang dibukakan pintu hatinya untuk menghargai istrinya dengan kisah ini. Ia bercerita bahwa kemarin istrinya masak makan siang dan tumben keasinan, tapi ia tetap menerima dan memakannya dengan lahap. Ia mengaku sangat menghargai usaha dari istrinya apapun itu. [detik com] Kisah di atas penuh inspirasi dan terpenting kisah di atas adalah menggambarkan praktik dari ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi SAW khususnya untuk menghargai istri.

 

Sikap seorang suami pada kisah di atas didasari oleh kesadaran bahwa setiap orang bisa bersalah karena tidak ada manusia yang sempurna. Sebagaimana Rasul SAW bersabda :

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap manusia melakukan banyak kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah (dosa) adalah yang bertaubat" [HR Ibnu Majah]

 

Ya, Tiada manusia yang sempurna termasuk termasuk kita dan istri kita. Syaikh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi berkata :

 مَنِ ابْتَغَى صَدِيْقًا بِلَا عَيْبٍ عَاشَ وَحِيْدًا وَمَنِ ابْتَغَى زَوْجَةً بِلَا نَقْصٍ عَاشَ أَعْزَبًا

“Siapa yang ingin mencari teman yang sempurna (tanpa aib), maka ia akan hidup sendirian (karena tiada teman yang sempurna). Siapa yang ingin mencari istri yang sempurna (tanpa kekurangan), maka hidupnya akan jomblo.” [arabcont com]

 

Baginda Nabi juga menugaskan seorang suami untuk meluruskan kesalahan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. Rasulullah SAW Bersabda : Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan patahnya adalah perceraian.” [HR. Muslim]

 

Suami dilarang meluruskan istri dengan cara kekerasan. Ketika orang-orang mengadukan kekerasan yang dilakukan oleh para suami kepa da istri mereka maka beliau bersabda :

إِلَامَ يَجْلِدُ أَحَدُكُمْ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْأَمَةِ وَلَعَلَّهُ أَنْ يُضَاجِعَهَا مِنْ آخِرِ يَوْمِهِ

“(Hentikanlah), Sampai kapan seseorang diantara kalian mencambuk istrinya layaknya ia mencambuk budaknya, lalu boleh jadi ia menyetubuhinya di sore harinya?”. [HR Ibnu Majah]

Beliau juga bersabda :

 لَيْسَ أُولَئِكَ بِخِيَارِكُمْ

“Sesungguhnya mereka itu (yang suka memukul isterinya) bukanlah orang yang baik di antara kalian.  [HR Abu Dawud]

 

Rasul SAW sendiri tidak pernah memukul istri beliau. Sayyidah Aisyah RA berkata :

مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلَا امْرَأَةً وَلَا خَادِمًا

Rasul SAW tidak pernah sama sekali memukul sesuatu dengan tangannya, tidak pula wanita atau pembantunya. [HR Muslim]

 

Islam memerintahkan agar suami memperlakukan istrinya dengan baik. Allah SWT berfirman :

 وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Dan pergaulilah dengan mereka (istri) secara baik. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [QS An-Nisa : 19]

 

Dalam kisah di atas, sang suami berbohong dengan mengatakan suka roti gosong untuk membahagiakan istrinya yang telah memasak roti tersebut. Bohong seperti ini tidak termasuk bohong yang dilarang. Rasul bersabda:

لاَ يَحِلُّ الْكَذِبُ إِلاَّ فِى ثَلاَثٍ يُحَدِّثُ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ لِيُرْضِيَهَا وَالْكَذِبُ فِى الْحَرْبِ وَالْكَذِبُ لِيُصْلِحَ بَيْنَ النَّاسِ

Bohong itu tidak halal kecuali dalam tiga hal (yaitu) perkataan suami pada istrinya untuk menyenangkannya, bohong ketika perang, dan bohong untuk mendamaikan di antara manusia. [HR Tirmidzi]

 

Membahagiakan istri tidak melulu dengan harta, dengan perkataan yang baik juga dapat membahagiakannya. Maka seyogyanya seorang suami tidak mengabaikan salah satu dari keduanya. Abut Thayyib Al-Mutanabbi berkata :

لا خَيْلَ عِنْدَكَ تُهْدِيْهَا وَلاَ مَالُ :: فَلْيُسْعِدِ النُطْقُ إِنْ لَم تُسْعِدِ الْحَالُ

Engkau tidak memiliki kuda untuk kau berikan sebagai hadiah, tidak pula harta. Jika demikian maka bahagiakanlah orang lain dengan ucapanmu jika keadaanmu tidak membuatnya bahagia. [Al-Idlah Fi Ulumil Balaghah]

 

Coba bayangkan, jika sang suami tidak berbohong dan berkata dengan jujur mengenai roti yang gosong dan tidak enak maka pastilah sang istri akan marah dan kecewa karena pekerjaannya sia-sia dan ia akan merasa pengorbanannya tidak dihargai oleh sang suami. Bahkan dengan ucapan tersebut boleh jadi akan terjadi pertengkaran besar. Maka menjaga lisan dari ucapan yang menyakiti orang lain adalah hal yang penting karena hal itu dapat menyelamatkan seseorang dari celaka. Sayyidina Ali KW berkata :

سَلَامَةُ اْلإِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ

Keselamatan seseorang itu terdapat dalam menjaga ucapannya [Al-Yusi, Al-Muhadlarat fi Al-Lughat wa al-Adab]

Tidak hanya celaka di dunia, bahkan celaka di akhirat. Rasul SAW bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam [HR Bukhari]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk menjaga lisan kita dari ucapan yang dapat menyakiti orang lain karena kitapun tidak ingin orang lain menyakiti kita dengan ucapannya. Dan kita juga tidak ingin menjadi gosong karena siksa neraka sebab ucapan jelek kita kepada orang lain. Lebih baik rotinya yang gosong daripada badan kita yang gosong karena api neraka.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

Friday, February 23, 2024

BEKAL UTAMA NISHFU SYA’BAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Siti Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كَلْبٍ

“Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” [HR Turmudzi]

 

Catatan Alvers

 

Hadits mengenai keutamaan Nishfu Sya’ban sering diperdebatkan, namun hadits di atas dinilai oleh ulama dari kalangan wahabi, Albani sebagai hadits shahih. Ia berkata :

وَجُمْلَةُ الْقَوْلِ أَنَّ الحَدِيْثَ بِمَجْمُوعِ هَذِهِ الطُّرُقِ صَحِيْحٌ بِلَا رَيْبٍ

Kesimpulannya adalah bahwa hadits ini dengan berbagai jalur periwayatannya adalah berstatus SHAHIH TANPA KERAGUAN. [As-Silsilah As-Shahihah]

Beliau melanjutkan : Mengingat keshahihan satu hadits bisa ditetapkan  oleh jumlah jalur periwayatan yang lebih sedikit dari jalur hadits di atas dengan catatan selamat dari status sangat dla’if sebagaimana status yang dimiliki oleh hadits ini.

 

Dengan demikian menjadi jelas bahwa malam Nishfu Sya’ban berbeda dengan malam lainnya. Ia adalah istimewa sehingga al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali berkata “Di Malam Nishfu Sya’ban, kaum Tabi’in dari penduduk Syam mengagungkannya dan bersungguh-sungguh menunaikan ibadah pada malam tersebut. Khalid bin Ma’dan, Luqman bin Amir dan lain-lain dari kalangan tabi’in Syam mendirikan shalat di dalam Masjid pada malam Nishfu Sya’ban. Perbuatan mereka disetujui oleh al-Imam Ishaq Ibnu Rahawaih. Ibnu Rahawaih berkata mengenai shalat sunnah pada malam Nishfu Sya’ban di Masjid-masjid secara berjamaah: “Hal tersebut tidak termasuk bid’ah.” [Lathaif al-Ma’arif]

 

Sayyed Muhammad Bin Alwi Al-Maliki : Tidak ada doa tertentu yang dikhususkan untuk dibaca pada malam nisfu sya’ban yang datang dari Nabi SAW begitu pula tidak ada shalat khusus malam nisfu sya’ban. Yang ada adalah anjuran untuk menghidupkan malam nisfu sya’ban secara mutlak, yaitu dengan doa dan ibadah apapun.

فَمَنْ قَرأَ وَدَعَا وَصَلَّى وَتَصَدَّقَ وَعَمِلَ بِمَا تَبَسَّرَ لَهُ مِنْ أَنْوَاعِ الْعِبَادَةِ فَقَدْ أَحْيَاهَا وَنَالَ الثَّوَابَ عَىَي ذَلِكَ إِنْ شَاءَ اللهُ

Maka barang siapa yang membaca (Al-Qur’an), Shalat, sedekah, dan melakukan ibadah yang mudah baginya niscaya ia telah menghidupkan malam nisfu sya’ban dan mendapatkan pahalanya insya Allah. [Ma Dza Fi Sya’ban]

 

Namun ada sering dilupakan, padahal itu adalah yang paling utama untuk mendapatkan keagungan malam Nishfu Sya’ban. Apakah itu? membersihkan hati dari permusuhan. Rasul SAW bersabda :

إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

 Allah SWT melihat (hamba-Nya) pada malam nisfu sya’ban, maka Dia mengampuni semua  hambaNya, kecuali orang yang musyrik atau bermusuhan.” [HR Ibn Majah]

 

Seberapapun seseorang shalat, sebanyak apapun ia membaca Al-Qur’an dan sekhusyuk apapaun ia beribadah pada malam Nishfu Sya’ban namun jika ia masih memendam permusuhan di dalam hatinya maka ia akan dikecualikan dari orang-orang yang mendapatkan ampunan pada malam mulia itu. Orang yang demikian itu dalam hadits tadi disebut dengan istilah “Musyahin”. Al-Munawi menjelaskan :

أَيْ مُعَادٍ عَدَاوَةً نَشَأَتْ عَنِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ

Musyahin adalah orang yang bermusuhan dengan permusuhan yang muncul dari nafsu amarah (yang memerintahkan kepada kejelekan). [At-Taysir Bi Syarhil Jami’ As-Shagir]

 

Maka dari itu marilah kita saling memaafkan. Sebesar apapun kesalahan saudara seiman mari maafkan, namun sekecil apapun kesalahan kita kepada mereka mari kita meminta maaf. Janganlah ragu untuk memaafkan sebab memaafkan itu bukan karena kita lemah namun karena kita menyadari bahwa semua orang melakukan kesalahan termasuk kita sendiri. Janganlah ragu untuk memaafkan sebab memaafkan bukanlah pekerjaan yang hina bahkan sebaliknya dengan memaafkan, kita akan menjadi bertambah mulia di sisi Allah SWT. Rasul SAW bersabda:

وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

“Dan tidaklah Allah menambah seorang hamba karena memaafkan kecuali kemuliaan” [HR. Muslim]

 

Seseorang mendapatkan pahala besar bukan hanya karena ia banyak mengerjakan shalat, puasa, berdzikir dan lainnya akan tetapi memaafkan juga mendatangkan pahala yang sangat besar. Allah SWT berfirman:

فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ

"Barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah" [QS. Asy-Syura: 40].

 

Orang yang memaafkan ia di akhirat akan masuk surga tanpa hisab. Ali bin Al-Husein RA berkata : Tatkala di hari kiamat maka malaikat yang menyeru “Siapakah diantara kalian yang termasuk Ahlul Fadli (Pemilik Keutamaan)?” maka segolongan orang berdiri dan dipersilahkan berangkat menuju surga. Ditengah perjalanannya ia dicegat malaikat lain sehingga terjadi tanya jawab berikut. Mau kemana kalian? Mau ke surga. Bukankah kalian belum dihisab? Iya, belum. Siapakah kalian ini (sehingga bisa masuk surga sebelum dihisab)? Kami adalah ahlul Fadli (Pemiliki keutamaan). Apakah keutamaan kalian? Kami adalah orang-orang yang ketika dijahili maka kami bijaksana, ketika kami di dzalimi maka kami bersabar, dan

وَإِذَا سِيءَ إِلَيْنَا عَفَوْنَا

“Ketika ada orang berbuat jelek kepada kami maka kami memaafkan mereka”.

Lalu malaikat itu berkata : Masuklah kalian ke dalam surga, Sungguh surga itu adalah balasan terbaik untuk orang-orang yang beramal. [Tafsir Al-Qurtubi]

 

Tidak hanya di akhirat, di dunia para pemaaf akan hidup dengan tenang dan bahagia sera tidurnya bisa nyenyak. Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata : Apabila seseorang datang kepadamu mengeluhkan akan perbuatan orang lain, maka katakanlah:  “Wahai saudaraku, maafkanlah dia, karena sikap pemaaf lebih dekat kepada ketakwaan.”

Tetapi jika dia mengatakan : “hatiku tidak dapat memaafkannya, akan tetapi aku akan membalasnya sebagaimana perinta Allah Azza wa Jalla” Maka katakan kepadanya : “Jika engkau mampu untuk berlaku baik dalam membalas (maka lakukanlah). Namun jika tidak (dan khawatir melampaui batas), maka kembalilah kepada pintu maaf. Karena pintu maaf itu luas, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah”. Lalu beliau berkata :

وَصَاحِبُ الْعَفْوِ يَنَامُ عَلَى فِرَاشِهِ بِاللَّيْلِ، وَصَاحِبُ الِانْتِصَارِ يُقَلِّبُ الْأُمُورَ

Seorang pemaaf akan tidur (nyenyak) di ranjangnya di malam hari, sementara orang yang membalas (dendam, ia akan susah tidurnya karena ia) membolak-balikkan perkara, [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk saling memaafkan dan menjauhkan diri dari permusuhan sesama muslim. Fathul Bari memohon maaf jika selama ini ada perkataan atau tulisan yang menyinggung atau menyakiti anda semua. Semoga kita semua mendapatkan ampunan-Nya pada malam yang mulia ini.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]