ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Sa’id bin Zaid RA, Rasulullah SAW bersabda:
Diriwayatkan dari Sa’id bin Zaid RA, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ مِنْ أَرْبَى الرِّبَا الِاسْتِطَالَةَ
فِي عِرْضِ الْمُسْلِمِ بِغَيْرِ حَقٍّ
Sesungguhnya
termasuk riba yang paling parah (lebih dahsyat dosanya) adalah banyak bicara untuk
merendahkan kehormatan seorang muslim tanpa hak. [HR Abu Dawud]
Catatan
Alvers
Cinta
dengan membabi buta sama bahayanya dengan benci yang membabi buta. Love is
Blind, Cinta itu buta maka orang yang sangat cinta akan mengandalkan emosinya
daripada nalarnya bahkan syariatnya.
Tatkala
terjadi dua kubu berseberangan dan masing-masing sangat cinta kepada kelompoknya
sendiri dan sangat benci kepada kelompok lain, maka masing-masing kubu merasa
benar bahkan paling benar dan dari sinilah akhirnya mereka menghina dan
merendahkan kelompok lainnya. Lalu keduanya saling memberi gelar-gelar buruk kepada
kelompok lainnya seperti kecebong, kampret, cebonger, mulut jamban, kaum bumi
datar, bani taplak, bani serbet dll. bahkan ada yang sampai meng-halalkan
mengumpat (mesoh), memfinah dan menyebarkan hoax.
Jauh
hari sejak 14 Abad yang silam, Allah telah melarang kita dari perbuatan saling
mengolok-olok. Allah SWT berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ
قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ
نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu
kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok)
itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih
baik..... [QS Al-Hujurat : 11].
Dalam
lanjutan Ayat tersebut, Allah swt berfirman :
وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ
"Dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri.... [QS Al-Hujurat : 11].
Yakni
janganlah kalian mencela orang lain sehingga menyebabkan orang lain membalas dengan
mencelamu. [Tafsir Jalalain]. Jangan lakukan itu sebab orang yang mencela itu terlaknat
sebagaimana firman Allah SWT : "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi
pencela” [QS Al-Humazah: 1]. Humazah adalah celaan dengan lisan sedangkan lumazah
adalah celaan dengan perbuatan.[Tafsir Ibnu Katsir]
Selanjutnya,
Abu Jubairah berkata : "Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, kala itu
setiap orang memiliki dua atau tiga nama. Maka Rasul SAW memanggil seseorang : “Hai
Fulan”, Maka mereka berkata: "Hentikan
Wahai Rasulullah, sesungguhnya dia akan marah dengan nama itu. Kemudian
turunlah ayat ini:
وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ
"Dan
janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar (yang buruk)” [QS Al-Hujurat
: 11]. [HR Abu Dawud].
Dalam
lanjutan ayat ini, Allah SWT berfirman :
بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ
Seburuk-buruk
panggilan ialah (penggilan) yang buruk (fasik) sesudah iman.... [QS Al-Hujurat :
11].
Mengolok-olok,
saling memanggil dengan gelar yang buruk, dan perbuatan mencela orang lain itu disebut
dengan kefasikan maksudnya bahwa perbuatan tersebut adalah keluar dari ketaatan
kepada Allah SWT. Maka hentikan saling memperolok dengan gelar yang buruk ini
sebab Allah SWT menutup ayat ini dengan firman :
وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ
Dan
barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. [QS.
Al-Hujurat : 11].
Jika
sudah nyata-nyata suatu perbuatan itu keliru namun masih saja mencari
pembenaran bahkan meremehkan orang yang memberikan peringatan maka itulah kesombongan.
Rasulullah SAW bersabda:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Kesombongan
adalah menentang kebenaran dan meremehkan (merendahkan) manusia. [HR Muslim] Naudzu
Billah.
Imam
Malik bin Anas : “Cukuplah memberitahukan hadits kemudian jika diterima maka
itulah yang diharapkan namun jika tidak diterima maka hendaklah diam...” [Fadlu
Ilmis salaf]
Dalam
hadits utama diatas disebutkan bahwa banyak bicara dengan merendahkan muslim
lainnya tanpa hak itu dosanya lebih besar daripada riba yang dosanya sangat
besar. Mengapa demikian ?
لأن
العرض أعز على النفس من المال
Karena
harga diri itu lebih mulia dan berharga atas seseorang dari pada harta [Aunul
Ma’bud]
Mengapa
tanpa hak? Karena jika dengan hak maka boleh kita menyebut sifat jeleknya orang
lain seperti dalam hadits nabi tantang “Layyul Wajid” orang kaya namun suka
menunda-nunda membayar hutangnya. Maka
boleh memanggilnya dengan “Ya dzolim, orang yang melampaui batas” [Aunul Ma’bud]
namun tentunya tetap menjaga adab dengan tidak memperolok-oloknya dengan
sebutan yang lain yang tidak ada kaitannya. Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari
membuka hati kita agar tidak suka mengolo-ngolok orang lain yang berbeda
pendapat dengan kita dan menjauhkan kita dari sifat sombong. Semoga kita
mendapat Ridlo dari Allah SWT.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Abdullah Alhaddad]
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Nggak Mondok Nggak Keren!
0 komentar:
Post a Comment