إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Thursday, January 26, 2023

MISTERI HATI

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Ibnil Ash RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ

Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari jari-jari (kekuasaan) dzat Yang Maha Pemurah seperti satu hati. Dia memalingkannya ke arah yang dikehendaki-Nya. [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Hati itu misterius. Bagaimana tidak, pemiliknya saja tidak tahu bagaimana wujudnya dan tempatnya dimana. Hati yang dimaksud bukanlah hati berupa segumpal daging atau liver melainkan hati yang abstrak, yang bisa hancur ketika orangnya bersedih, yang bisa patah ketika putus cinta, dan bisa hilang bahkan bisa dicuri orang. Dialah hati sanubari, hati yang berada dalam genggaman kekuasaan penciptanya, yaitu Allah SWT sebagaimana hadits utama di atas.

 

Demikian pula isi dari hati adalah misterius karena tidak ada yang mengetahui kecuali hanya orangnya dan Allah SWT. Membelah dadapun tidak akan bisa menampakkan isi hati seseorang atau rontgen tercanggih sekalipun tidak bisa mendeteksi isi hati seseorang. Seperti itu pula ditegaskan oleh Rasul SAW kepada sahabat Usamah Bin zaid RA.  Dikisahkan bahwa suatu ketika Rasul SAW mengutusnya dalam suatu pasukan. Sesampainya di Huruqat - nama daerah di Juhainah – usamah menemui seorang lelaki (kafir) lalu ia mengucakan La Ilaha Illallah (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah), namun usamah tetap membunuhnya. Lalu usamah merasa ada ganjalan dalam dirinya karena kejadian itu, sehingga ia bercerita kepada Rasulullah. Beliau bertanya: Kenapa kamu membunuh orang yang telah mengucapkan La Ilaha Illallah? Usamah menjawab, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya lelaki itu mengucap demikian karena takut dibunuh dengan pedang." Rasul SAW bertanya lagi:

أَفَلا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لا؟

Apakah kamu telah membelah dadanya sehingga kamu tahu apakah dia benar-benar mengucapkan Kalimah Syahadat atau tidak?" [HR Muslim]

 

Oleh karena kita tidak bisa mengetahui hakikat isi hati seseorang maka kita tidak bisa menilai manusia dari isi hatinya. Hal ini sebagaimana kisah ketika Sahabat Ali RA mengirimkan emas dari yaman kepada baginda Nabi SAW, beliau lalu membagikannya kepada empat orang sahabat namun ada orang yang mempermasalahkannya dan berkata "Kami lebih berhak atas emas tersebut daripada mereka." Kabar ini didengar oleh Rasul SAW dan beliau bersabda: 'Tidakkah kalian mempercayaiku padahal aku adalah orang yang terpercaya dari langit (surga)? Aku menerima kabar dari langit, pagi hari maupun sore hari.' Tiba-tiba seorang laki-laki (bernama dzul khuwaishirah at-tamimi) dengan mata cekung, tulang pipi cembung, dahi menonjol, berjanggut tipis, berkepala gundul dan menggunakan ikat pinggang, ia berdiri dan berkata;

يَا رَسُولَ اللَّهِ اتَّقِ اللَّهَ

Ya Rasulullah! Takutlah kepada Allah.

Nabi SAW bersabda: Celaka kamu. Bukankah di muka bumi ini akulah yang paling takut kepada Allah?.” Lalu orang itu beranjak dari tempat duduknya. Khalid bin Walid berkata; 'Ya Rasulullah! Izinkan aku untuk memenggal kepalanya. Nabi SAW bersabda: Jangan, bisa jadi ia mengerjakan shalat. Khalid berkata : Tapi betapa banyak orang yang shalat namun ia berkata dengan lisannya yang tidak sesuai dengan hatinya. Rasulullah SAW bersabda:

إِنِّي لَمْ أُومَرْ أَنْ أَنْقُبَ عَنْ قُلُوبِ النَّاسِ وَلَا أَشُقَّ بُطُونَهُمْ

Aku tidak diperintah untuk menyelidiki hati seseorang atau membelah perutnya. [HR Bukhari]

 

Tidak hanya kita, Nabipun tidak mengetahui isi hati seseorang melainkan jika diberi tahu oleh Allah SWT karena Dia yang maha mengetahui bahkan isi hati manusia. Allah SWT berfirman :

وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي قُلُوبِكُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَلِيمًا

Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun [QS Al-Ahzab : 51]

 

Allah mengetahui isi hati dan ucapan yang disembunyikan namun banyak manusia yang tidak menyadari hal itu. Al-Akhnas bin Syuraiq Ats-Tsaqafy, dia adalah lelaki yang memiliki perkataan yang manis, wajah yang tampan, ketika bertemu dengan Nabi SAW ia berbicara dengan sesuatu yang menyenangkan beliau namun dibalik itu ia menyimpan kebencian dan permusuhan kepada beliau di hatinya. Ada juga orang kafir, ia masuk ke dalam rumah, menutup selambu rumahnya, membungkukkan badannya, menyelimuti dengan pakaiannya lalu ia mengucapkan kekufuran dengan persangkaan bahwa Allah tidak akan mengetahui apa yang ia kerjakan. [Hasyiyah Ash-Shawy] Berkenaan dengan hal ini maka Allah SWT berfirman :

أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. [QS Hud : 5]

 

Umar bin Khattab RA berkata : Dahulu di zaman Rasul SAW, orang-orang diberi hukuman sesuai dengan petunjuk wahyu, dan sekarang wahyu telah terputus.

وإِنَّمَا نَأْخُذُكُمُ الآنَ بِما ظَهَرَ لَنَا مِنْ أَعْمَالِكُمْ

Oleh karena itu, sekarang kami memberi keputusan kepada kalian sesuai dengan perbuatan yang tampak bagi kami.

Jadi, siapa yang menampakkan perbuatan baik kepada kami, maka kami berikan keamanan dan kami dekatkan kedudukannya pada kami. Sedangkan urusan dalam hatinya tidak sedikit pun kami mengetahuinya, karena Allah-lah yang akan menghisab isi hatinya. Namun, siapa yang menampakkan kelakuan buruk pada kami, maka kami tidak akan memberikan keamanan padanya dan tidak akan mempercayai ucapannya. Meskipun ada yang berkata sesungguhnya hatinya baik." [HR Bukhari]

 

Selanjutnya terdapat perbedaan pendapat apakah para malaikat mengetahui isi hati seseorang. Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalany terdapat 3 pendapat. (1) Malaikat mengetahui isi hati karena diberitahu oleh Allah. Pendapat ini didukung dengan hadits dimana Allah menyeru kepada malaikat :

اُكْتُبْ لِفُلَانٍ كَذَا وَكَذَا

“Tulislah pahala ini dan itu untuk si fulan”.

Maka Malaikat berkata : Sungguh ia tidak melakukan amalan tersebut. Lalu Allah berfirman : Sesungguhnya ia telah berniat untuk melakukannya. [HR Ibnu Abid Dunya]

(2) Allah memberikan ilmu khusus untuk mereka.  (3) Malaikat mendeteksi dengan bau sebagaimana dalam hadits disebutkan :

إذَا هَمَّ بِحَسَنَةٍ شَمَّ الْمَلَكُ رَائِحَةً طَيِّبَةً وَإِذَا هَمَّ بِسَيِّئَةٍ شَمَّ رَائِحَةً خَبِيثَةً

“Jika seseorang berniat baik maka malaikat mencium bau harum dan jika seseorang berniat buruk maka malaikat mencium bau busuk”. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh At-Thabrani. [Fathul Bari]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk tidak mudah berburuk sangka kepada orang yang telah berbuat baik mengingat Allah SWT yang mengetahui isi hati seseorang sementara kita tidak.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

Saturday, December 31, 2022

DOAKU DI TAHUN BARU

 

Ya Allah, hambamu ini banyak maksiat dan keliru

Dosa kami menumpuk setinggi gunung semeru

Beribadahpun sering terburu-buru

Ampunilah dosa kami, orangtua dan para guru

 

Ya Allah, Jauhkan kami dari penyakit batuk hingga paru-paru

Hindarkan kami dari masalah dan seteru

Jadikan negeri dan lingkungan kami aman, jauh dari haru biru

 

Ya Allah, Teladan Nabi istiqomahkan kami untuk meniru

Ajaran Nabi, kuatkan kami untuk menyeru

Kabulkan doa-doa kami dengan cepat secepat peluru

Limpahkanlah rizki sehingga mampu membeli mobil dan gadget terbaru

Bisa pergi haji umroh hingga rekreasi ke negeri kangguru

 

Ya Allah, Temukan para jomblo dengan jodohnya sehingga cepat mendirikan tenda biru

Perkenankan mereka di tahun ini untuk menempuh hidup baru

Jauhkan kami dari segala masalah rumah tangga penyebab cemburu

Jadikan anak kami sebagai pengharum surga layaknya gaharu


Amin Amin Ya Ghofuru Ya Syakuru...

DOAKU DI AKHIR TAHUN

 


Ya Allah, Dosa kami bejibun

Dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun

Berbagai macam maksiat, telah kami timbun

Namun dengan ampunan-Mu yang senantiasa turun

Dan rahmat-Mu yang bertrilyun-trilyun

Ampuni dosa kami dan setiap hamba yang minta ampun

Sehingga dosa kami lenyap layaknya kayu bakar dilalap api unggun

 

Ya Allah, Jadikan kami sebagai pribadi yang anggun, tekun dan santun

Pribadi yang bermanfaat sepanjang kurun, dan menyejukkan seperti Embun

Semangat beribadah hingga setiap malam terbangun

 

Ya Allah, Anugerahkan kepada kami harta karun

Datangkan kepada kami rizki yang berduyun-duyun

Dari kecanggihan gadget hingga keindahan gaun

Dari mobil ferrari hingga datsun

Dari apartemen hingga sawah dan Kebun

 

Ya Allah, Alirkan rizki kami dengan deras seperti air terjun

Hingga kami bisa melunasi hutang Berapapun

Tabungan melimpah  bertalun-talun

Bisa buat haji dan umroh setiap tahun

 

Ya Allah, Jauhkan kami dari segala penyakit, dari penyakit ringan hingga menahun, dari influenza hingga Auto imun

Hindarkan kami dari berbagai mara bahaya; mulai makanan beracun, mantra dukun, hingga tabrakan beruntun

Jauhkan kami dari sifat sombong layaknya firaun, serakahnya Gadun dan pikiran kosong dan suka melamun.

 

Ya Allah, doa doa senantiasa kami susun

Dzikirpun kami rajut layaknya kain yang ditenun

Dengan asmamu ; Rahimun, ghafurun, syakurun

Jadikan di akhir hayat, kami sebagai kampiun

Wednesday, December 21, 2022

IBUMU IBUMU IBUMU

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Muawiyah bin Jahimah As-Salamy bahwasannya Ayahnya, Jahimah pernah meminta ijin untuk ikut berperang maka Nabi menanyakan keberadaan ibunya dan Beliau bersabda :

فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

“Berbuat baiklah kepadanya. Sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya”. [HR An-Nasa’i]

 

Catatan Alvers

 

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh. Lewati rintang untuk aku, anakmu. Ibuku sayang, masih terus berjalan. Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah. Seperti udara
Kasih yang engkau berikan
. Tak mampu ku membalas Ibu. Ibu…” Itulah lirik lagu yang begitu menyentuh dengan judul ibu yang dipopulerkan oleh iwan fals.

 

Dalam ajaran Islam, berbakti kepada ayah dan ibu bukan hanya sebagai bentuk balas jasa namun berbakti kepada mereka merupakan satu pekerti yang telah ditetapkan kewajibannya.  Allah SWT berfirman :   

وَقَضى رَبُّكَ أَلّا تَعبُدوا إِلّا إِيّاهُ وَبِالوالِدَينِ إِحسانًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. [QS Al-Isra : 23]

 

Sehingga kewajiban ini juga tetap berlaku meskipun kedua orang tua adalah orang yang musyrik, menyekutukan Allah SWT. Sang anak tetap diwajibkan berbuat baik kepada keduanya, meskipun sang anak tidak boleh menuruti perintah orang tua yang mengajaknya syirik. Allah SWT berfirman :   

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. [QS Al-Ankabut : 8]

 

Asma binti Abu bakar RA, berkata : “Ibuku menemuiku saat itu dia masih musyrik pada zaman Rasul SAW lalu aku meminta pendapat beliau”. Aku bertanya : "Ibuku membenci (agama islam), apakah aku harus menjalin hubungan dengan ibuku?" Beliau menjawab:

نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ

"Ya, sambunglah silaturrahim dengan ibumu". [HR Bukhari]

 

Perilaku berbakti telah dicontohkan sejak dari zaman dahulu oleh para Nabi. Allah SWT mengisahkan Nabi AS Yahya :

وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا

dan Dia (Yahya) sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. [ QS Maryam : 14]

 

Nabi Nuh AS sangat sayang kepada orangtuanya sehingga beliau mendoakan mereka :

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.  [QS Nuh : 28]

 

Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua itu berlaku terlebih kepada ibu.

Suatu ketika ada seorang laki-laki datang dan bertanya :

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ

"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?"

 

Lalu beliau menjawab :

أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ

'Ibumu, lalu Ibumu, lalu Ibumu, kemudian bapakmu, kemudian orang yang terdekat denganmu dan seterusnya.[HR Muslim]

 

Hadits tersebut menunjukkan bahwa berbakti kepada ibu merupakan ¾ kebaktian. [Tafsir Al-Qurtubi] Menurut para ulama hal ini disebabkan karena ibu lebih banyak jerih payahnya, lebih menyayangi, lebih banyak melayani, lebih banyak menerima kesulitan ketika hamil, melahirkan, menyusui, mendidik, merawat ketika sakit dan seterusnya. Al-Harits Al-Muhasibi menukil ijma’ ulama mengenai keberadaan ibu yang lebih diutamakan dalam kebaktian daripada ayah. [Fathul Bari]

 

Berbakti kepada ibu dicontohkan oleh Nabi Isa AS dimana ucapannya diabadikan oleh Allah SWT :

وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

dan (Allah menjadikan aku) berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku sebagai seorang yang sombong lagi celaka. [QS Maryam : 32]

 

Berbakti kepada ibu juga dicontohkan oleh para sahabat nabi. Diantaranya adalah Abu Hurairah, beliau yang meriwayatkan hadits “Ibumu, lalu Ibumu, lalu Ibumu, kemudian bapakmu” di atas. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa ketika Abu Hurairah RA keluar dan masuk rumah untuk mengunjungi ibunya setelah mengucap salam ia mendoakan ibunya :

رَحِمَكِ اللهُ كَمَا رَبَّيْتَنِي صَغِيْرًا

Semoga Allah menyayangimu sebagaimana engkau mendidikku sewaktu aku kecil.

 

Lalu ibunya mendoakan balik :

رَحِمَكَ اللهُ كَمَا بَرَرْتَنِي كَبِيْرًا

Semoga Allah menyayangimu sebagaimana engkau berbakti kepadaku sewaktu engkau dewasa. [Adabul Mufrad]

 

Ada juga sahabat Nabi yang lain. Di suatu malam, sang ibu meminta air minum lalu Ibnu Mas’ud RA bergegas mengambilkannya namun ketika ia hendak memberikan air minum tersebut ternyata ia menemukan sang ibu dalam keadaan tertidur. Lalu Iapun menunggu ibunya terbangun hingga pagi tiba (ia tidak membangunkan sang ibu, namun menunggu hingga sang ibu terbangun dengan sendirinya). [Ibnul Jawzi, Birrul Walidain]

 

Demikianlah, Islam memposisikan ibu pada posisi yang mulia bahkan surga berada di bawah telapak kakinya sebagaimana hadits utama di atas. Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua utamanya ibu. Semoga ibu kita semua diberi kesehatan, panjang umur dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]