إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Friday, November 17, 2023

KELUARGA ALLAH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ

Sesungguhnya Allah SWT memiliki beberapa keluarga dari kalangan manusia. [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Allah SWT punya keluarga? Ya. Itulah yang disampaikan oleh Nabi SAW dalam hadits shahih di atas yang diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan Al-Hakim. Namun bukankah Allah tidak punya anak dan tidak diperanakkan? Ya memang demikian. Lantas Apa maksud dari kata keluarga dalam hadits tersebut?

 

Kata “Ahlina” merupakan bentuk jamak dari “Ahlu” yang biasa diterjemahkan sebagai keluarga. Didatangkan dalam bentuk jamak untuk mengisyaratkan bahwa keluarga Allah itu banyak sekali jumlahnya. Dinamakan keluarga Allah adalah sebagai bentuk penghormatan  atau dikenal dengan istilah “Idlafatu tasyrif wakhtishash” sebagaimana istilah Baytullah (rumah Allah), Naqatallah (Unta Allah), Ruhullah (Ruh Allah). Lantas apa maksud dari istilah “keluarga Allah”? As-Sindy berkata:

بِتَقْدِيْرِ أَنَّهُمْ أَهْلُ اللهِ أَيْ أَوْلِيَاؤُهُ الْمُخْتَصُّوْنَ بِهِ اِخْتِصَاصَ أَهْلِ الْإِنْسَانِ بِهِ

Dikira-kirakan sebagai keluarga Allah maksudnya mereka itu adalah kekasih-kekasihNya yang memiliki kedudukan yang istimewa seperti yang didapatkan oleh keluarga dari seseorang dari kalangan manusia dengannya. [Hasyiyah As-Sindy]

 

Dalam lanjutan hadits, Para sahabat bertanya : Siapakah keluarga Allah itu Ya Rasulallah? Maka beliau menjawab :

هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

Mereka adalah ahli qur’an, keluarga Allah dan orang-orang istimewa di sisi Allah. [HR Ibnu Majah]

Siapakah Ahli qur’an itu? As-Sindy berkata :

حَفَظَةُ الْقُرْآنِ يَقْرَأُ أَنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ الْعَامِلُوْنَ بِهِ

Mereka adalah penghafal qur’an yang membacanya di tengah-tengah malam dan sisi-sisi siang serta mereka juga mengamalkan isinya. [Hasyiyah As-Sindy]

 

Maka sungguh beruntung orang yang bisa menghafal dan mengamalkan al-Qur’an. Mereka menjadi manusia yang terpilih menjadi keluarga Allah. Khaytsamah mengisahkan bahwa suatu ketika ada seorang perempuan berpapasan dengan Nabi Isa bin Maryam AS. Perempuan tadi berkata :  “Sungguh beruntung perut yang membawamu (ketika hamil), dan buah dada yang menyusuimu. Maka Nabi Isa menjawab :

طُوْبَى لِمَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَاتَّبَعَ مَا فِيْهِ

“Sungguh beruntung orang yang membaca Qur’an dan mengikuti petunjuk di dalamnya”. [HR Ibnu Abi Syaibah]

 

Mereka adalah orang-orang yang pantas agar kita iri kepada mereka. Iri pada umumnya tidak diperbolehkan, akan tetapi iri dan ingin menjadi seperti mereka adalah sebuah anjuran. Rasul SAW bersabda : "Tidak diperbolehkan iri kecuali pada dua orang, yaitu, pertama :

رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ

“Seseorang yang telah diajari Al Qur`an oleh Allah, sehingga ia membacanya di pertengahan malam dan siang”,

Sampai tetangga yang mendengarnya berkata, 'Duh.., sekiranya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si Fulan, niscaya aku akan melakukan apa yang dilakukannya.'

Yang kedua,

وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يُهْلِكُهُ فِي الْحَقِّ

“Dan seseorang yang diberi karunia harta oleh Allah, sehingga ia dapat membelanjakannya pada kebenaran”

lalu orang pun berkata, 'Seandainya aku diberi karunia sebagaimana si Fulan, maka niscaya aku akan melakukan sebagaimana yang dilakukannya”. [HR Bukhari]

 

Maka hendaknya para penghafal qur’an atau mereka yang gemar membaca qur’an janganlah terkecoh dengan keindahan dunia sehingga mereka tergiur lalu meninggalkan qur’annya. Dalam Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menyebutkan hadits dimana Rasul SAW bersabda :

 

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ ثُمَّ رَأَى أَنَّ أَحَدًا أُوْتِيَ أَفْضَلَ مِمَّا أُوْتِيَ فَقَدِ اسْتَصْغَرَ مَا عَظَّمَهُ اللهُ

Barang siapa yang membaca Al-Quran kemudian ia meyakini ada orang lain yang diberikan anugerah yang lebih baik maka ia telah meremehkan apa yang agungkan oleh Allah. [HR Thabrany]

Teruslah istiqamah membaca Qur’an karena Qur’an yang dibaca akan menjadi penolong di hari kiamat. Rasul SAW bersabda :

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Bacalah Qur’an karena ia datang di hari kiamat untuk menolong orang-orang yang senantiasa membacanya. [HR Muslim]

 

Ibarat orang yang terkena kasus maka ia akan mencari pengacara yang handal yang dapat menyelamatkannya dari jeratan hukum dan iapun rela membayar uang milyaran. Maka di pengadilan Allah tidak ada pengacara yang lebih dahsyat daripada Al-Qur’an. Imam Ghazali menutip hadits Rasul SAW :

مَا مِنْ شَفِيْعٍ أَفْضَلَ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنَ الْقُرْآنِ لَا نَبِيٌّ وَلَا مَلَكٌ وَلَا غَيْرُهُ

Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah Ta’ala daripada Al-Qur’an, tidak juga nabi, malaikat atau yang lainnya. [Ihya Ulumuddin]

Pengacara tenar dan mahal sekalipun tidak akan menjamin kliennya bebas begitu saja dengan mudah, berapapun ia membayarnya. Namun Al-Quran, pembelaannya akan menyelamatkan kita di pengadilan hari kiamat. Nabi SAW bersabda :

مَنْ شَفَعَ لَهُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَجَا

Barang siapa yang ditolong oleh Al-Qur’an maka pastilah ia selamat. [Fadla’ilul Qur’an Lil Qasim bin Salam]

 

 

Dengan gagahnya di depan mahkamah hari kiamat, Al-Quran akan memberikan pembelaan. Ia berkata :

مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ

Wahai tuhanku, Sungguh aku telah membuatnya tercegah dari tidur di malam hari maka kiranya perkenanlah aku memberikan syafaat pertolongan untuknya. [HR Ahmad]

 

Dan dalam riwayat Al-Bazzar, ketika Al-Quran memberikan pembelaannya maka ia berkata : “Wahai tuhanku, Engkau telah meletakkan ayat-ayatku kepada pembawa yang terbaik. Ia (orang ini) menjaga batasan-batasan hukumku, mengamalkan kewajibanku, mengikuti ketaatanku, menjauhi maksiatku” dan terus qur’an memberikan pembelaan sehingga diterima pembelaannya lalu Al-Quran memegang tangan (kliennya; Ahlul Qur’an) kemudian ia mengenakan pakaian dari sutera tebal kepadanya dan mengenakan pula mahkota raja lalu memberikan minuman dengan memakai gelas kerajaan. [Majma’uz Zawa’id]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa membaca, mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya serta tidak terpedaya oleh keindahan dan kenikmatan dunia dari mengamalkan Al-Quran.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Friday, November 3, 2023

SIGNIFIKANSI AKSI BOIKOT

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :

انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا

Tolonglah saudaramu yang berbuat dzalim atau yang didzalimi. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

McD*nald's Isra*l  menulis, "Update bahwa kemarin kami telah menyumbangkan 4.000 makanan ke rumah sakit dan unit militer, kami bermaksud untuk menyumbangkan ribuan makanan setiap hari kepada tentara di lapangan dan di daerah wajib militer, dan ini lebih dari sekadar diskon bagi tentara yang datang ke restoran. Kami membuka 5 restoran yang buka hanya untuk tujuan ini." [Krjogja com]

 

Karena Dukungan McD*nalds kepada Isra*l  Defense Forces / IDF / tentara Isra*l   yang mana IDF ini dinilai telah bertindak aniaya dan sewenang-wenang kepada rakyat palestina maka McDonalds menjadi objek aksi boikot di Indonesia bahkan berbagai belahan dunia. Dalam satu headline di tulis “McD*nald’s Dukung Isra*l , MUI dan Ormas Islam Serukan Boikot McDonald’s!” [pikiran-rakyat com] Imbauan boikot juga pernah diserukan pada tahun 2020 silam pada kasus karikatur Charlie Hebdo yang dinilai menghina Nabi Muhammad SAW. Boikot dilakukan kepada produk perancis untuk menekan Presiden Emmanuel Macron yang mendukung karikatur tersebut supaya ia meminta maaf. [bbc com]

 

Boikot (produk) artinya tindakan untuk tidak menggunakan dan membeli suatu produk dari organisasi atau perusahaan tertentu dalam hal ini adalah McD. Tindakan ini dilakukan sebagai wujud protes dan ketidaksetujuan atas keberpihakannya kepada IDF yang diduga melakukan pelanggaran HAM berat di palestina. Dalam KBBI, Memboikot diartikan sebagai tindakan  bersekongkol menolak untuk bekerja sama (berurusan dagang, berbicara, ikut serta, dan sebagainya): [KBBI web id] Istilah boikot pertama kali digunakan pada tahun 1880 di Irlandia. Kata boikot berasal dari nama seorang agen dan pengelola lahan pertanian bernama Charles Boycott. Saat itu, para petani meminta Boycott untuk menurunkan harga sewa lahan pertanian namun Boycott menolaknya. Sebagai respons terhadap penolakan ini, para petani sepakat untuk tidak menggarap lahan pertanian milik Boycott. Mereka memulai mogok kerja dengan menolak bekerja sama dengan Boycott. Boycott akhirnya mengalami tekanan dan terpaksa mengikuti permintaan petani. Aksi para petani ini berdampak besar dan menyebabkan Boycott mundur dari jabatannya sebagai pengelola tanah. [kumparan com] Akhirnya tindakan yang semacam demikian disebut dengan boikot.

 

Dalam kasus boikot produk penyokong Isra*l , yang menjadi permasalahan bukanlah isu agama karena dalam Islam bermuamalah (melakukan jual beli dll) dengan non muslim atau orang Yahudi dalam kasus ini pada dasarnya tidaklah dilarang. Rasul SAW sendiri bermuamalah dengan orang Yahudi. Aisyah RA berkata :

اشْتَرَى طَعَامًا مِنْ يَهُودِيٍّ إِلَى أَجَلٍ وَرَهَنَهُ دِرْعًا مِنْ حَدِيدٍ

“Nabi SAW pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan berhutang, lalu beliau menggadaikan baju besinya kepada orang tersebut” [HR Bukhari]

 

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman :

لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Mumtahanah: 8).

 

Lantas apa masalahnya? Yang menjadi permasalahan adalah upaya kita tidak ikut mendukung satu pihak yang mendukung pihak yang bertindak dzalim dan aniaya karena Islam melarang untuk tolong menolong dalam hal yang demikian. Allah SWT berfirman :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. [QS al-Maidah : 2]

Dengan membeli satu produk yang mendukung kedzaliman maka setiap uang pembelian kita akan menjadi dana kekuatan pihak yang dzalim dalam melakukan kedzalimannya dan melanggengkan perbuatannya. Dan sebaliknya dengan memboikot, menahan diri untuk tidak membeli produk mereka maka itu artinya kita tidak ikut mendukung kedzaliman yang mereka dukung.

 

Terkadang ada pihak yang menilai bahwa boikot yang kita lakukan tidaklah efektif sebagaimana pada kasus karikatur perancis. Ada berita menulis “Seruan boikot produk Prancis muncul di Indonesia, pengamat ekonomi: dampaknya 'tidak signifikan' [bbc com]. Menanggapi hal ini sebenarnya aksi boikot bukan hanya bertujuan bagaimana menekan pihak yang bertindak dzalim agar menghentikan kedzalimannya, namun juga menunjukkan posisi kita dalam hal ini mendukung siapa? Pihak yang dzalim apa yang terdzalimi? Hal ini layaknya kisah seekor katak membawa setetes air. Seekor burung kemudian bertanya, "Untuk apa kamu bawa air itu?" Katak menjawab : "Ini air untuk memadamkan api yang sedang membakar kekasih Tuhan, Ibrahim." Burung berkata : " tak akan guna air yang kamu bawa." Katak menimpalinya: "Aku tahu, tetapi dengan ini aku menegaskan di pihak manakah aku berada."

 

Sama-sama tidak signifikan, Katak membawa sedikit air di lidahnya untuk memadamkan api Namrud yang besar sementara cicak meniup-niup dengan tiupan kecil untuk menjadikan api namrud semakin besar. Namun lihat betapa signifikan penilaiannya di hadapan Allah SWT sehingga Nabi SAW bersabda :

كَانَتْ الضِفْدَعُ تُطْفِئُ النَّارَ عَنْ إِبْرَاهِيْمَ وَكَانَ الْوَزَغُ يَنْفُخُ فِيْهِ ، فَنَهَي عَنْ قَتْلِ هَذَا ، وَأَمَرَ بِقَتْلِ هَذَا

Dahulu katak memadamkan api dari nabi Ibrahim (ketika dibakar), sedangkan cicak meniup-niupnya (menghidupkan bara apinya), maka dilarang membunuh ini (katak) dan diperintahkan membunuh ini (cicak)” [Mushannaf Abdur razzaq]

 

Dengan aksi boikot setidaknya kita telah memperlihatkan bagaimana empati kita kepada saudara kita di palestina. Mereka itu layaknya bagian dari kita dimana jika mereka sakit maka kitapun ikut merasakannya. Rasulullah SAW bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

 “Permisalan orang-orang Mukmin dalam hal kasih sayang dan kecintaan sesama mereka, mereka itu layaknya seperti satu tubuh. Jika satu bagian tubuh mengeluhkan sakit, maka bagian tubuh lain ikut merasakan demam dan nyeri”. [HR Muslim]

 

Jangan pula meremehkan mereka yang berdoa untuk kebebasan rakyat palestina. Memang doa terlihat biasa dan tidak signifikan namun lihat seberapa besar signifikan nilai hakikatnya. Abdullah bin ‘Amr berkata :

لَا تَقْتُلُوا الْخُفَّاشَ فَإِنَّهُ لَمَّا خَرِبَ بَيْتُ الْمَقْدِسِ قَالَ: يَا رَبِّ سَلِّطْنِي عَلَى الْبَحْرِ حَتَّى أُغْرِقَهُمْ.

Janganlah kalian membunuh kelewar karena sesungguhnya ketika Baitul Maqdis hancur maka ia berdo’a: “Wahai Tuhanku, berilah aku kekuasaan terhadap lautan agar aku bisa menenggelamkan mereka (yang menghancurkannya saat itu)!”.[HR Baihaqi]

 

Boikot dan doa bisa menghalangi pihak yang dzalim dari perbuatan dzalimnya bahkan bisa menghentikannya. Ini di satu sisi dan di sisi lainnya kita juga harus membantu pihak yang di dzalimi dengan mengirimkan donasi dan bantuan kemanusiaan. Setidaknya Inilah yang bisa kita lakukan dari perintah Nabi SAW dalam hadits utama di atas : “Tolonglah saudaramu yang berbuat dzalim atau yang didzalimi”. Dalam lanjutan hadits dikisahkan ada orang bertanya : Wahai Rasul SAW, aku menolong orang yang didzalimi tapi bagaimana aku menolong orang yang berbuat dzalim?. Rasul SAW menjawab :

تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنْ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ

Engkau cegah dia dari perbuatan dzalimnya, itulah pertolongan kepada saudaramu yang berbuat dzalim. [HR Bukhari]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk berempati kepada saudara kita yang terdzalimi dan tidak menyokong pihak-pihak yang membantu orang yang berbuat dzalim.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Thursday, November 2, 2023

SEMANGKA PALESTINA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, Ia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ الْبِطِّيخَ بِالرُّطَبِ فَيَقُولُ نَكْسِرُ حَرَّ هَذَا بِبَرْدِ هَذَا وَبَرْدَ هَذَا بِحَرِّ هَذَا

Nabi Muhammad SAW makan semangka bersama ruthab (kurma yang matang sebelum jadi tamar) kemudian beliau bersabda: “Kita menghilangkan panasnya ini (ruthab)  dengan dinginnya ini (semangka), dan kami menghilangkan dinginnya buah ini (semangka) dengan panasnya buah ini (ruthab)” [HR Abu Dawud]

 

Catatan Alvers

 

Buah semangka dikenal sebagai 'the fruit of Palestine' hingga jadi simbol dukungan untuk Palestina. semangka menjadi perlambang budaya dan identitas nasional, yang berhubungan dengan tanah dan perlawanan Palestina. Buah Semangka tumbuh di seluruh Palestina, dari Jenin hingga Gaza. Semangka juga memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina, yang terdiri dari warna merah pada bagian isinya, hijau pada kulit luarnya, putih pada kulit dalamnya, dan hitam pada bijinya. Inilah yang membuat semangka kerap digunakan untuk memprotes penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina.

 

Hal ini berawal pada tahun 1967, Israel mulai menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan mencaplok Yerusalem Timur. Pada saat itu pemerintah Israel melarang penggunaan bendera Palestina di wilayah pendudukan. Maka untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai pengganti bendera palestina karena ketika dibelah, buah ini memiliki warna-warna yang mewakili warna bendera Palestina. [detik com] Dan sekarang, dunia internasional turut menggunakan semangka sebagai bentuk dukungan moril bagi kemerdekaan palestina.

 

Berbicara tentang semangka maka itu mengingatkan kita kepada Nabi SAW. Hal ini karena beliau pernah memakan semangka bersamaan dengan kurma sebagaimana hadits utama di atas. Rasul Bersabda : “Kami menghilangkan panasnya ini (ruthab)  dengan dinginnya ini (semangka), dan kami menghilangkan dinginnya buah ini (semangka) dengan panasnya buah ini (ruthab)”. Dan sabda beliau ini membawa optimisme, kampanye buah semangka yang dingin bisa melawan panasnya penjajahan yang dilakukan oleh israel.

 

Sebenarnya terdapat banyak Hadits dan riwayat tentang buah semangka namun Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata :

فِي الْبِطِّيْخِ عِدَّةُ أَحَادِيْثَ لَا يَصِحُّ مِنْهَا شَيْءٌ غَيْرُ هَذَا اْلَحِدْيثِ الْوَاحِدِ

Terdapat banyak hadits tentang buah semangka namun tiada yang shahih haditsnya selain satu hadits ini (hadits utama di atas) [Zadil Ma’ad]

Abdullah Muhammad Muflih Al-Maqdisi berkata : Dalam masalah semangka banyak ditemukan hadits yang tidak shahih, kebanyakan bahkan keseluruhannya adalah hadits palsu. [Kitab : Al-Adab As-Syar’iyyah]

 

Mungkin berawal dari penilaian inilah sehingga terdapat kisah masyhur mengenai imam ahmad bahwasannya ia tidak makan buah semangka karena ia belum mendapat hadits yang menerangkan bagaimana Nabi SAW memakannnya, apakah beliau makan beserta kulitnya atau tanpa kulitnya, apakah beliau memakannya dengan cara meremukkannya, atau di iris-iris terlebih dahulu atau langsung digigit. Namun demikian, Imam Ghazali menilai janggal keberadaan kisah imam ahmad yang tidak mau makan buah semangka. Imam Ghazali berkata:

 وَيُقَالُ هَذَا مِمَّا يَتَعَلَّقُ بِالْعَادَاتِ فَلَا مَعْنًى لِلْاِتِّبَاعِ فِيْهِ فَإِنَّ ذَلِكَ يُغْلِقُ بَابًا عَظِيْمًا مِنْ أَبْوَابِ السَّعَادَةِ

Dikatakan bahwa hal ini (cara memakan semangka) adalah hal yang berkenaan dengan adat maka tidak ada gunanya ittiba’ (mengikuti Rasul) dalam hal tersebut. Karena hal itu (jika semua kebiasaan harus ada dalilnya) maka akan menutup pintu besar dari pintu-pintu kebahagiaan [Faidlul Qadir]

 

Dan ternyata bernar, kisah imam ahmad di atas tidak jelas asal usulnya, kisah tersebut pernah di kemukakan al-ghabarani namun tanpa sanad. Bahkan terdapat kisah yang berlawanan yang dituturkan oleh ibnul jauzi : Diceritakan dari shalih putera imam ahmad ia berkata :

وَمَا رَأَيْتُهُ اشْتَرَى رُمَّاناً وَلَا سَفَرْجَلاً وَلَا شَيْئاً مِنَ الْفَاكِهَةِ، إِلَّا أَنْ يَكُوْنَ يَشْتَرِي بِطِّيْخَةً فَيَأْكُلُهَا بِخُبْزٍ، أَوْ عِنَبٍ أَوْ تَمْرٍ

aku tidak pernah melihat ayahku (imam Ahmad) membeli delima, pir atau buah yang lain melainkan beliau membeli juga buah semangka kemudian beliau memakannya bersama roti atau anggur atau kurma. [Manaqib Imam Ahmad]

 

Buah semangka, yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon, ternyata memiliki manfaat yang banyak sekali. Berbagai studi yang dilakukan menyebutkan bahwa mengonsumsi semangka secara rutin dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung. meningkatkan performa seseorang dan meredakan nyeri otot setelah letih berolahraga. Menurunkan kadar kolesterol 'jahat', dan dapat menurunkan berat badan. Semangka juga mengandung salah satu jenis asam amino bernama sitrulin yang memiliki efek seperti Viagra untuk meningkatkan libido. [agrobisnisinfodotcom]

 

Mari kita konsumsi semangka karena buah ini dikonsumsi oleh Nabi SAW dan memiliki banyak manfaat serta mari kita tunjukkan pada dunia bahwa kita cinta semangka sebagai perlambang dukungan kita kepada kemerdekaan rakyat palestina.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menyukai buah semangka karena ia disukai oleh Nabi dan untuk menunjukkan bahwa kita peduli dengan nasib saudara kita di palestina.

7 TIPS JAUHI PERMUSUHAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Nabi SAW bersabda :

لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

“Janganlah kalian saling membenci, Janganlah saling mendengki, Janganlah saling memalingkan diri (bermusuhan). Jadilah kalian wahai hamba-hamba Allah sebagai satu saudara”. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Viral berita seorang pria (36) di Bandung bunuh teman (29) karena dikeluarkan dari grup wa, korban alami luka tusuk di dada kiri pada 29/10/2023. Pelaku dan korban sempat terlibat perkelahian sebelum terjadi pembunuhan. Duel tersebut terjadi berawal cekcok dari WA grup. [Tribunnews com]

 

Manusia itu tercipta dari satu bapak dan ibu yaitu adam dan hawa sehingga pada hakikatnya semua kita adalah bersaudara. Dan konsekwensi sebagai satu saudara  adalah hendaknya kita saling menyayangi bukan saling membenci dan saling bermusuhan. Hal ini ditegaskan oleh Nabi SAW pada hadits di atas. Namun banyak manusia melupakan hal ini sehingga mereka saling membenci dan bermusuhan bahkan saling membunuh. Dan secara umum potensi saling membenci dan bermusuhan akan semakin meningkat ketika semakin mendekati momen pilpres dimana berbeda pilihan dianggap sebagai permusuhan. Hendaknya setiap kita mengingat sabda Nabi SAW di atas.

 

Ada tujuh tips dari Nabi SAW agar kita tetap rukun saling mencintai dan tidak bermusuhan sesama saudara seiman. Pertama, mengucapkan salam dan menjawabnya. Nabi SAW bersabda:

أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian." [HR Muslim]

 

Kedua, bermushafahah atau bersalaman. Itu juga menghilangkan kedengkian dan pikiran negatif dari hati. Nabi SAW bersabda :

تَصَافَحُوا يَذْهَبْ الْغِلُّ

Saling bermushafahah-lah kalian niscaya akan hilang kedengkian. [HR Malik]

 

Ketiga, Memberi dan menerima hadiah. Nabi SAW bersabda :

وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا وَتَذْهَبْ الشَّحْنَاءُ

Salinglah memberi hadiah kalian dan permusuhan akan hilang. [HR Malik]

 

Keempat, Berpuasa merupakan terapi untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati. Rasul SAW bersabda :

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا يُذْهِبُ وَحَرَ الصَّدْرِ صَوْمُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ

Maukah aku beritahu kalian pada sesuatu yang bisa menghilangkan permusuhan dari dalam hati, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulannya. [HR An-Nasa’i]

 

Kelima, Bersedekah. Salah satu faktor munculnya permusuhan dalam hati adalah karena kondisi hati yang keras dan kerasnya hati itu bisa diobati dengan sedekah. Dahulu ada orang yang mengeluh kepada Nabi SAW mengenai hatinya yang keras. Maka Rasul SAW bersabda :

إِنْ أَرَدْتَ تَلْيِينَ قَلْبِكَ فَأَطْعِمْ الْمِسْكِينَ وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ

Jika engkau ingin melunakkan hatimu maka berilah makan kepada fakir miskin dan usaplah kepala anak yatim. [HR Ahmad]

 

Keenam, membaca kisah-kisah para nabi atau salafus shalih yang mereka bersabar atas perbuatan jelek orang lain. Dengan mengetahui kisah meeka, kita bisa meneladani bahkan menganggap bahwa yang apa menimpa kita tidaklah sebesar apa yang menimpa mereka. Nabi SAW Sendiri tatkala dituduh berbuat tidak adil dalam pembagian harta ghanimah perang Hunain maka beliau bersabda :

رَحِمَ اللَّهُ مُوسَى لَقَدْ أُوذِيَ بِأَكْثَرَ مِنْ هَذَا فَصَبَرَ

Semoga Allah merahmati Musa, Sungguh ia disakiti lebih parah dari apa yang menimpaku ini namun ia bersabar. [HR Bukhari]

 

Ketujuh, berdoa. Benci seperti pula cinta, itu adalah perbuatan hati dan hati itu tidak ada seorangpun yang bisa menguasainya bahkan orangnya sendiri karena hati itu berada dalam kekuasaan penciptanya, Allah SWT. Nabi SAW bersabda :

إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ

Sesungguhnya hati itu berada di antara dua jari dari jari-jari (kekuasaan) Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya. [HR Tirmidzi]

Dengan demikian, mintalah kepada Allah agar menjauhkan permusuhan dari hati kita. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh sahabat Anshar dan muhajirin dimana doa mereka diabadikan dalam firman Allah :

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” [QS Al-Hasyr : 10]

 

Jika tujuh perkara tadi kita lakukan maka InsyaAllah kita akan dijauhkan dari permusuhan. Dan jika kita menemukan dua orang yang yang bermusuhan maka hendaknya kita membantu untuk mendamaikan mereka, bukan malah memanas-manasi dan mengadu domba. Allah SWT berfirman :

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. [QS Al-Hujurat : 10]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menjauhi permusuhan dan menghilangkan kebencian kepada sesama di dalam hati serta membantu mendamaikan orang-orang yang sedang bermusuhan.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Wednesday, November 1, 2023

CARA MANDI BESAR

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, Ia berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ

"Nabi SAW senang mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika bersisir dan  ketika bersuci bahkan dalam setiap perkara”. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

“Pada waktu mandi jangan basahkan kepala dahulu, apa bila basah & dingin darah akan mengalir kesemua kepala utk memanaskan kepala. Jika ada saluran darah sempit dpt terjadi kondisi saluran darah pecah : Berikut cara mandi yang benar : 1. Pertama siramkan air di telapak kaki 2. Kemudian dilanjutkan dgn segayung dibetis 3. Segayung di paha

4. Segayung di perut 5. Segayung di Bahu 6. Berhentilah sejenak 5 - 10 detik. Kita akan merasakan seperti uap/angin yg keluar dari ubun - ubun, setelah itu lanjutkan dgn mandi seperti biasa”. Begitulah isi pesan viral di medsos dan sudah banyak dicoba orang. Namun ternyata isi pesan tersebut dinyatakan oleh [health detik com] sebagai info hoaks. Demikian  pula ditegaskan oleh [kominfo go id]. Tidak ada bukti secara medis bahwa membasahi kepala lebih dulu saat mandi dapat mengakibatkan stroke.

 

Ternyata ada juga pesan di medsos yang mengatakan bahwa urutan tatacara mandi di atas sebagai sunnah Nabi. “Disunahkan jangan langsung mandi, Rasulullah kalau mandi kakinya dulu di siram, tidak langsung mengguyur tubuhnya. Sesudah itu dilanjutkan mengguyur air ke pundak yang sebelah kanan”. Benarkah Nabi membasuh kaki terlebih dahulu?

 

Dari Jubair bin Muth'im berkata, "Kami saling memperbincangkan tentang mandi janabah di sisi Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda :

أَمَّا أَنَا فَآخُذُ مِلْءَ كَفِّى ثَلاَثاً فَأَصُبُّ عَلَى رَأْسِى ثُمَّ أُفِيضُهُ بَعْدُ عَلَى سَائِرِ جَسَدِى

"Aku mengambil air sepenuh dua telapak tangan sebanyak tiga kali lalu saya siramkan pada kepalaku, kemudian aku tuangkan setelahnya pada semua tubuhku." [HR Ahmad]

 

Dalam keterangan hadits ini, Rasul SAW malah mendahulukan membasuh kepala bukan kaki beliau. Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Maimunah, Rasul Saw mengakhirkan membasuh kaki ketika mandi besar. Maimunah, Istri Rasul berkata :

فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ صَبَّ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَغَسَلَ فَرْجَهُ وَمَا أَصَابَهُ ثُمَّ مَسَحَ بِيَدِهِ عَلَى الْحَائِطِ أَوْ الْأَرْضِ ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ غَيْرَ رِجْلَيْهِ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى جَسَدِهِ الْمَاءَ ثُمَّ تَنَحَّى فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ

"Nabi SAW membasuh kedua tangan kemudian tangan kanan menuangkan air ke tangan kiri lalu membasuh kemaluan dan kotoran lalu mengusapkan tangan ke tembok atau permukaan tanah  lalu beliau berwudlu sebagaimana wudlunya untuk shalat, kecuali kedua kakinya. kemudian menyiramkan air ke atas (seluruh badan)nya, kemudian beliau bergeser lalu mencuci kedua kakinya." [HR Bukhari]

 

Setelah mengemukakan hal itu, lalu Maimunah berkata :

هَذِهِ غُسْلُهُ مِنَ الْجَنَابَةِ

Inilah mandi beliau dari janabat." [HR Bukhari]

Dan dalam riwayat An-Nasa’i, Maimunah berkata :

هَذِهِ غِسْلَةٌ لِلْجَنَابَةِ

Inilah cara mandi dari janabat." [HR An-Nasa’i]

 

Mengapa membasuh kaki diakhirkan? Al-Qurtubi berkata :

اَلْحِكْمَةُ فِي تَأْخِيْرِ غَسْلِ الرِّجْلَيْنِ لِيَحْصُلَ الْاِفْتِتَاحُ وَالْاِخْتِتَامُ بِأَعْضَاءِ الْوُضُوْءِ

Hikmah mengakhirkan membasuh kedua kaki (dalam Mandi besar) adalah supaya aktifitas mandi itu diawali dan di akhiri dengan anggota wudlu. [Fathul Bari]

 

Siti Aisyah RA juga menerangkan mandi janabah (besar) beliau. Ia berkata  :

بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِى الْمَاءِ ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ، ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ

Beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu beliau menyela-nyelai pangkal rambut kepala, setelah itu kemudian beliau menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh permukaan kulit (badan) beliau." [HR Bukhari]

 

Mengenai hadits ini, Imam Nawawi berkata : perkataan Aisyah “beliau berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat” ini yang jelas melakukan wudlu termasuk membasuh kaki. Sehingga Imam syafi’i memiliki dua pendapat yaitu (1) membasuh kaki ketika berwudlu dalam rangka mandi besar dan ini adalah pendapat yang lebih masyhur, (2) berwudlu (tanpa membasuh kaki sebagaimana riwayat Maimunah) lalu mandi besar dan diakhiri dengan membasuh kedua kaki. [Syarah Muslim]

 

Mengenai pernyataan di atas “membasuh badan bagian kanan terlebih dahulu”. Hal ini benar sesuai keterangan hadits utama di atas dan diperjelas lagi oleh Aisyah RA : "Jika salah seorang dari kami mengalami junub, maka ia mengambil air dengan kedua tangannya dan disiramkan ke atas kepala,

ثُمَّ تَأْخُذُ بِيَدِهَا عَلَى شِقِّهَا الأَيْمَنِ ، وَبِيَدِهَا الأُخْرَى عَلَى شِقِّهَا الأَيْسَرِ

lalu mengambil air dengan tangannya dan disiramkan ke bagian tubuh sebelah kanan, lalu mengambil air lagi untuk menyiramkannya ke bagian tubuh sebelah kiri." [HR Bukhari]

 

Dalam hadits mengenai mandi besar Nabi, pada bagian akhir Maimunah berkata :

فَنَاوَلْتُهُ ثَوْبًا فَلَمْ يَأْخُذْهُ فَانْطَلَقَ وَهُوَ يَنْفُضُ يَدَيْهِ

Lalu aku sodorkan kain (handuk) tapi Beliau tidak mengambilnya, lalu Beliau pergi dengan menggerak-gerakkan kedua tangan beliau (untuk mengeringkannya)". [HR Bukhari]

 

Ibrahim An-Nakha’i berkata : “Tidak apa-apa (boleh saja) hukumnya menggunakan handuk. Rasul menolak memakai handuk supaya tidak dijadikan kebiasaan (bahkan keharusan)”. At-Taymi berkata : “Hadits tersebut menunjukkan bahwa Nabi terbiasa memakai handuk sebab jika beliau tidak terbiasa niscaya Maimunah tidak akan memberikan handuk kepada Nabi”. Ibnu Daqiqil Id berkata : “Perbuatan nabi mengeringkan air di tangan dengan digerak-gerakkan ini menunjukkan bahwa mengeringkan air (bekas wudlu atau mandi besar) dari anggota badan dengan memakai handuk itu tidaklah makruh, karena menggerak-gerakan kedua tangan dan memakai handuk keduanya adalah sama-sama aktifitas menghilangkan air dari anggota badan”.  [Fathul Bari]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa mengikuti sunnah Nabi dalam semua aktifitas semampu kita dan menyaring informasi supaya tidak tertipu dengan hoaks yang mengatas namakan sunnah nabi.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]