إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Monday, December 18, 2023

RODA KEHIDUPAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda :

تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ

“Kenalilah Allah di saat lapang; niscaya Dia akan mengenalimu di saat kesulitan”. [HR Al-Hakim]

 

Catatan Alvers

 

Nestapa seorang mantan komedian terkenal yang kini hidupnya tak menentu bahkan terlilit utang. Bak roda berputar, kadang di atas kadang di bawah. Kini nasibnya menyedihkan. Hanya untuk makan saja, dirinya kesusahan sampai ia makan hanya dengan nasi dan kecap tanpa lauk. Ada satu hal yang ia sesali. Bukan saja karena tak ada uang atau tabungan yang tersisa. Ia juga masih menanggung hutang. Ia menyesal karena hobinya foya-foya di masa lalu. itulah kehidupan yang dialami Duy Phuong, artis asal Vietnam. Dahulu, Dalam sehari ia bisa menjadi bintang tamu di puluhan acara di televisi. Ia hidup bergelimang harta, dan dengan mudah membeli rumah dan semua yang ia inginkan. Kini hidupnya menyedihkan, Duy Phuong hanya bisa menangis. Saking terpuruknya, Duy sempat terpikir ingin mati. Namun saat teringat anak-anaknya, Duy Phuong sadar dan enggan membuat mereka hidup terlantar. Duy Phuong akhirnya meminta anak-anaknya hidup dengan sang mantan istri agar tetap terjamin.

 

Kisah pilu ini ditulis di media online dengan judul “Dulu Laris Jadi Komedian Bergelimang Harta,Kini Pria ini Pilu Hanya Bisa Makan Nasi Kecap: Menyesal”. [tribunjatim com] Di Indonesia juga ada kisah pilu yang serupa ditulis dengan judul “Miskin & Dicerai Istri, Artis Sakit-sakitan di Kos, Susah Makan, Minta Dijenguk Anak: 'Ayah Mohon'. Artis ini dahulu adalah Aktir bintang film dan sinetron diantaranya Lupus dan ojek pengkolan. Kini ia jatuh miskin hingga dicerai sang istri. Iapun tinggal di uemah kos, sebatang kara dalam keadaan sakit-sakitan. [tribunjatim com]

 

Sungguh kenyataan yang memilukan. Namun begitulah kehidupan dunia, bagaikan roda yang kadang di atas dan kadang di bawah. Allah SWT berfirman :

وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ

Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami Pergilirkan di antara manusia. [QS.Ali Imran: 140]

 

Itulah dunia, ia tak lepas dari silih bergantinya malam dan siang, tawa dan tangis, kaya dan miskin, sukses dan gagal. Jika kita mengetahui demikian, maka hendaklah kita tetap waspada dalam kondisi apapun, bahkan ketika berada pada jaya jayanya. Waspada dengan tetap bersyukur, beribadah kepada Allah dan senantiasa meminta pertolongannya. Sebagaimana hadits utama di atas disebutkan : “Kenalilah Allah saat lapang; niscaya Dia akan mengenalimu ketika engkau susah”. [HR Al-Hakim] dan Sayyidina Ali KW berpesan :

الدَّهْرُ يَوْمَانِ يَوْمٌ لَكَ وَيَوْمٌ عَلَيْكَ فَإِذَا كَانَ لَكَ فَلَا تَبْطَرْ وَإِذَا كَانَ عَلَيْكَ فَاصْبِرْ فَبِكِلَيْهِمَا أَنْتَ مُخْتَبِرٌ

Masa itu terdiri dari 2 hari. Hari keberuntunganmu dan hari kerugianmu. Jika engkau sedang berada di hari keberuntunganmu maka janganlah kamu sombong. Dan disaat kau berada di hari kerugianmu maka bersabarlah. Ketahuilah bahwa dengan keduanya engkau menerima ujian. [Al-Basha’ir Wad Dakha’ir]

 

Ya, kita diuji dengan 2 hal tersebut, kaya dan miskin, sukses dan gagal semua itu ujian. Bukan seperti ujaran kebanyakan orang, bahwa ujian hanya pada kemiskinan dan kegagalan saja. Allah SWT berfirman :

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً

“Kami (Allah) akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan”. [QS Al-Anbiya’ : 35].

 

Untuk mengantisipasi berputarnya roda kehidupan tersebut maka Baginda Rasulullah SAW bersabda :

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara, (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) masa hidupmu sebelum datang masa matimu.” [HR Al-Hakim]

 

Dan ketika seseorang terlanjur berada di dalam keterpurukan maka janganlah putus asa, tetaplah mengharap rahmat Allah SWT. Ibnu Athaillah as-Sakandari berkata :

مَعْصِيَةٌ أَوْرَثَتْ ذُلًّا وَافْتِقَارًا خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ أَوْرَثَتْ عِزًّا وَاسْتِكْبَارًا

“Satu maksiat yang dapat memunculkan kehinaan dan merasa membutuhkan rahmat Allah adalah lebih baik dibandingkan perbuatan taat yang medatangkan perasaan mulia dan sombong”. [Al-Hikam Al-Athaiyyah]

 

Dan tetaplah semangat, karena orang baik itu bukan orang yang tidak pernah bersalah sebab setiap manusia itu pasti pernah melakukan kesalahan. Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat.” [HR Ahmad]

 

Dan ketika seseorang sudah bertaubat dengan sebenar-benarnya maka Allah pasti akan memberikan ampunan-Nya. Lalu tetaplah berdoa, optimislah! karena permintaan iblis saja dikabulkan oleh Allah SWT.

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa mensyukuri nikmat-Nya dan bersabar atas segala musibah dan ujian yang menimpa.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Sunday, December 10, 2023

KATA SAMBUTAN JANGAN TINGALKAN SHALAT

 

KATA SAMBUTAN

BUKU “JANGAN TINGALKAN SHALAT”

 

الحمدُ للهِ الذي جعلَ الصلاةَ عمادَا لهذا الدِّينِ المتين, وكِتَاباً مَوقُوتَاً على عباده المؤمنينَ, وحثَّنا عليها في الذِّكرِ المُبينِ فَقالَ: حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الملك الحق المبين، وأشهد أن نبينا محمدا عبده ورسوله النَّاصِحُ الصَّادِقُ الوعد الأمينُ. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد خاتم الانبياء وإمام المرسلين  وعلى آله وأصحابه أجمعين وعلى التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين. وبعد.

Buku  dengan judul “Jangan Tinggalkan Shalat” merupakan karya terjemah dari Al-Maghfurlah KHM Badruddin Anwar. Buku ini merupakan terjemah dari kitab “Az-Zajr An Tark As-Shalat” karya Syeikh Zayni Dahlan.

Al-Maghfurlah KHM Badruddin Anwar semasa hidupnya sangat concern terhadap urusan shalat terutama shalat berjamaah. Semasa beliau mengasuh santri, beliau sendiri mengabsen para santri yang ikut shalat berjamaah sehingga beliau mengetahui siapa yang ikut shalat berjamaah dan siapa yang tidak.

Tidak berhenti di situ, beliau lalu memberikan punishment kepada para santri yang tidak ikut shalat berjamaah dengan berbagai macam cara seperti memanggil mereka untuk diberikan nasehat dan motivasi, menghukum mereka dengan berdiri, membaca burdah dan lain sebagainya.  

Pemilihan kitab “Az-Zajr An Tark As-Shalat” sebagai karya terjemahan beliau merupakan bukti pendukung bahwa beliau sangat memperhatikan urusan shalat berjamaah. Dan beliau menyatakan harapan dari karya buku terjemah ini yang dinyatakan dalam kata pengantar yaitu agar dapat menjadi pendorong dan pembangkit ke arah istiqomah dalam mendirikan shalat.

Maka dari itu kita pahami secara implisit bahwa dalam pemilihan kitab sebagai karya terjemah bukan atas dasar ketenaran suatu kitab atau kehebatan dan keindahannya namun beliau memilih kitab untuk diterjemah atas dasar dibutuhkannya materi kandungan satu kitab atau “anfa’u” (yang lebih bermanfaat) dan atas dasar bantu membantu (Ta’awanu alal birri wat taqwa) sebagaimana beliau tegaskan dalam kata pengantar.

Dengan demikian seakan-akan beliau mengingatkan kepada kita bahwa yang orang terbaik bukanlah orang yang memiliki jabatan tinggi, sawah yang luas, rekening dengan sederet digit ataupun prestasi yang wah, namun ia adalah “Anfa’uhum Lin Nas” orang yang paling banyak memberikan manfaat kepada sesama. Dan dengan niatan menolong maka beliau mengajarkan agar dalam setiap aktifitas yang kita kerjakan agar senantiasa diniati untuk menolong orang lain agar kita mendapat pertolongan dari Allah SWT “Wallahu Fi Awnil Abdi Ma Kanal Abdu Fi Awni Akhihi”.

Dengan memahami latar belakang ini maka kita tidak lagi memandang karya terjemah ini sebagai karya kitab yang kecil namun sebaliknya kita akan memahami bahwa dibalik buku yang kecil ini ada niat yang besar dan mulia dari beliau sebagaimana hadits Nabi SAW menyatakan bahwa satu amal itu tergantung kepada niatnya.

Selanjutnya kami memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada tim dan semua yang berpastisipasi dalam penerbitan ulang buku terjemah yang disertai dengan kitab asal serta tahqiqnya. Semoga hal ini menjadi suatu usaha mulia yang bisa menghidupkan kembali ruh dan nilai-nilai teladan yang telah diajarkan oleh Al-Maghfurlah KHM Badruddin di masyarakat pada umumnya dan kalangan para santri pada khususnya.

Semoga ini semua menjadi “ilmin yuntafa’u bih” yang akan terus mengalir pahalanya kepada semua yang turut andil dalam penerbitan buku ini terutama kepada Al-Maghfurlah KHM Badruddin dan Syeikh Zayni Dahlan. Amin.

Bululawang, 11 Desember 2023

 

Dr.H.Fathul Bari, SS.,M.Ag

Tuesday, November 21, 2023

KETIKA CINTA DITOLAK

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash RA, Rasul SAW bersabda :

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Allah telah mencatat takdir semua makhluk pada masa 50 tahun sebelum ia menciptakan langit dan bumi [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Misteri di bukit Gunung Japura, Bandung, akhirnya tersibak. Ssoal jasad wanita yang ditemukan membusuk. Ternyata itu adalah Jasad wanita yang bernama AYK (47) pada 5 Oktober 2023. AYK tewas ditangan kekasihnya HS (32). Motifnya adalah ajakan nikah yang ditolak korban setelah berpacaran selama 4 bulan. Dengan alasan anak dari pada korban masih belum bisa menerima ayah baru. [detik com] Di Jakarta Pusat pada tahun 2022 silam juga terjadi pembunuhan oleh A (22) yang membunuh korban AW (20) dengan motif yang sama yaaitu sakit Hati karena Cinta Ditolak.[KOMPAS com] Di surabaya juga. Karena Cinta Ditolak Pisaupun Bertindak. Remaja 18 tahun nekat membunuh SM karena cintanya bertepuk sebelah tangan. [detik com]

 

Allah SWT menjadikan Rasul SAW sebagai teladan yang baik untuk kita, ummatnya. Allah SWT berfirman :

لَّقَد كَانَ لَكُم فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian.... [QS Al-Ahzab : 21].

Selaku contoh, maka seharusnya beliau adalah sejenis dengan kita, yang mencontohnya sehingga kita lebih mudah dalam meneladani uswahnya. Kita adalah manusia dan beliaupun juga manusia. Allah berfirman :

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ

Katakanlah: sesungguhnya aku (Muhammad) ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, hanya saja aku medapatkan wahyu bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa... [QS Al-Kahfi: 110]

 

Beliau menjadi contoh dalam semua urusan tak terkecuali dalam urusan ketika cinta ditolak. Memang pernah manusia mulia seperti beliau ditolak cintanya? Ya benar, tidak hanya Anda yang pernah ditolak cintanya, beliau juga pernah mengalaminya bahkan pernah lamaran beliau ditolak dua kali dari wanita yang sama.

 

Suatu ketika Abu Usaiyd As-Sa’idi mendatangkan seorang wanita atas perintah beliau lalu wanita itu singgah di “Ujum” (sebuah rumah indah) milik Bani Sa'idah. Lalu Rasul masuk ke rumah tersebut untuk menemuinya dan beliau menemukannya senantiasa menundukkan kepalanya. Ketika beliau menyapanya maka tak disangka-sangka wanita itu berkata :

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ

"Aku berlindung kepada Allah darimu."

Lalu Beliau menjawab:

قَدْ أَعَذْتُكِ مِنِّي

"Sungguh Aku melindungimu dariku."

Mendengar hal ini para sahabat berkata kepada wanita itu;

هَذَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ لِيَخْطُبَكِ

"Tahukah kamu siapakah orang ini?"

Wanita itu menjawab; "Tidak." Para sahabat berkata; "Beliau adalah Rasulullah SAW, beliau hendak melamarmu." Wanita itu berkata :

كُنْتُ أَنَا أَشْقَى مِنْ ذَلِكَ

"Aduhai celakanya Aku kalau demikian." [HR Bukhari]

 

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa wanita itu tertipu oleh rekayasa para wanita yang ingin menggagalkannya menjadi istri Nabi SAW. Para wanita berbisik “Jika kamu ingin beruntung hidup di sisi Nabi maka bacalah taawwudz ketika Nabi masuk ke kamarmu”. Dan setelah Nabi mendengar fitnah mereka maka Nabi bersabda :

إِنَّهُنَّ صَوَاحِبُ يُوْسُفَ وَكَيْدُهُنَّ عَظِيْمٌ

Mereka itu seperti Wanita-wanita yang memfitnah nabi yusuf. sungguh tipu muslihat para wanita itu besar. [Thabaqat Al-Kubra]

 

Dan setelah kejadian itu rasul SAW berkumpul bersama para sahabat di Saqifah Bani Sai’dah (dekat Masjid Nabawi) seperti biasa, mengobrol dan meminum minuman. Rasul SAW tidak marah-marah karena habis ditolak cintanya, tidak merasa terhina, beliau biasa-biasa saja.

 

Pada kesempatan lain disebutkan bahwa suatu ketika Rasul SAW mendatangi rumah yang terdapat di kebun kurma. Disana terdapat Wanita dari kabilah Al-Jawniyyah yaitu Umaimah (nama panggilan dari Asma’) binti An-Nu'man bin Syarahil yang saat itu ditemani pembantunya. Lalu Nabi SAW melamar dan menikahinya namun wanita itu menjawab :

وَهَلْ تَهَبُ الْمَلِكَةُ نَفْسَهَا لِلسُّوقَةِ

"Apakah seorang ratu akan menyerahkan dirinya kepada seorang rakyat jelata?"

 

Karena wanita itu menolak beliau maka beliau keluar dari rumah tersebut dan berkata kepada seorang sahabat yang mengikuti beliau :  

يَا أَبَا أُسَيْدٍ اكْسُهَا رَازِقِيَّتَيْنِ وَأَلْحِقْهَا بِأَهْلِهَا

"Wahai Abu Usaid, pakaikanlah dua helai pakaian dari bahan katun dan kembalikanlah ia kepada keluarganya." [HR Bukhari]

 

Pada kejadian ini, Rasul SAW tidak marah-marah bahkan memaksa wanita itu untuk menerima lamarannya. Beliau legawa, berbesar hati atas kejadian tersebut bahkan belaiu memberikan hadiah berupa dua helai baju kepada wanita tersebut dan meminta sahabat untuk mengantar pulang ke rumah orang tuanya.

 

Dalam riwayat Al-Husain ibnu Walid An-Naisaburi bahwasannya Rasul SAW telah menikahi wanita bernama Umaimah di atas namun ketika Beliau mengulurkan tangan untuk menyentuhnya maka wanita itu menunjukkan ekspresi tidak suka kepada Nabi sehingga Nabi keluar dan menyuruh Abu Usayd mengembalikan ke rumah orangtuanya sebagaimana hadits di atas. [HR Bukhari]

 

Nabi SAW juga pernah meminang puteri Abu Thalib yaitu (Fakhitah) Ummu Hani’ pada zaman jahiliyah, disaat itu Ummu hani juga dipinang oleh Hubayrah bin Abi Wahab. Abu Thalib memilih Hubayrah sebagai menantu. Nabi Saw saat itu mempertanyakan alasan menerima Hubairah dan menolak beliau. Abu Thalib menjawab :

يا ابن أَخِي إِنَّا قَدْ صَاهَرْنَا إِلَيْهِمْ، وَالْكَرِيمُ يُكَافِئُ الْكَرِيمَ

Wahai keponakanku, Sesungguhnya kami menyambung hubungan dengan mereka. Dan orang yang mulia setara dengan orang yang mulia. [Al-Ishabah Fi Ma’rifatis Shahabat]

 

Selang beberapa lama, keduanya bercerai karena Islam memisahkan di antara mereka. (karena Ummu Hani’ masuk islam saat Fathu Makkah sementara Hubairah tidak dan suaminya itu pun melarikan diri ke Najran). Lalu pada kesempatan ini, Nabi meminang untuk yang kedua kalinya. Namun lagi-lagi ia menolak dan berkata :

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي قَدْ كَبِرْتُ وَلِي عِيَالٌ

Wahai Utusan Allah, Aku ini sudah tua dan memiliki banyak anak. [HR Muslim]

Dan dalam riwayat lain ia berkata :

وَاللهِ إِنِّي كُنْتُ لَأُحِبُّكَ فِي الجْاَهِلِيَّةِ فَكَيْفَ فِي الْإِسْلَامِ! وَلَكِنِّي اِمْرَأَةٌ مُصْبِيَّةٌ فَأَكْرَهُ أَنْ يُؤْذُوْكَ

 

Demi Allah, Aku mencintaimu pada masa jahiliyyah maka bagaimana (bertambahnya cintaku padamu) setelah aku masuk Islam? Namun Aku adalah wanita yang memiliki banyak anak kecil karenanya aku khawatir mereka akan membebanimu. [Al-Ishabah Fi Ma’rifatis Shahabat]

 

Dalam riwayat lain, Ummu hani berkata : “Ya Rasulullah, Sungguh engkau adalah orang yang lebih aku cintai melebihi dari pendengaranku, penglihatanku sementara kewajiban istri kepada suami itu amatlah besar. Dan aku khawatir aku menyia-nyiakan kewajiban itu”. [Al-Ishabah Fi Ma’rifatis Shahabat]

 

Cinta yang ditolak tidak menjadikan beliau benci dan mencaci-maki bahkan sebaliknya beliau malah memujinya. Rasul Saw bersabda :

خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْمَطَايَا نِسَاءُ قُرَيْشٍ. أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ

Ummu Hani adalah wanita terbaik yang mengendarai kendaraan, Dia adalah wanita bagsawan quraiys, wanita yang sangat menyayangi anak di masa kecilnya dan wanita yang sangat memperhatikan hak-hak suaminya. [At-Thabaqat Al-Kubra]

 

Subhanallah, betapa mulia akhlak beliau, Mari kita teladani respon beliau ketika cinta ditolak. Hendaknya kita yakin bahwa jodoh itu di tangan Allah sehingga kita tidak bisa memaksakan kehendak. Karena semua itu telah ditentukan Allah yang maha Kuasa sebagaimana dalam haddits utama di atas. Hal ini dipertegas dalam khutbah nikah antara Sayyidah fatimah dan Sayyidina Ali, Nabi SAW bersabda :

وَلَا يَجْتَمِعُ اثْنَانِ وَلَا يَفْتَرِقَانِ إِلَّا بِقَضَاءٍ وَقَدَرٍ وَكِتَابٍ مِنَ اللهِ قَدْ سَبَقَ

Tidaklah dua orang berkumpul (dalam tali pernikahan) dan bercerai melainkan itu semua karena ketetapan, takdir dan kepastian dari Allah yang telah terdahulu. [I’anatut Thalibin]

 

Apalagi kita tidak mengetahui apakah ia baik atau buruk untuk kita. Allah SWT berfirman : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS Al-Baqarah : 216]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa belajar dan meniru dari sikap beliau. Allah menjauhkan kita dari pikiran “cinta ditolak dukun bertindak, bahkan piasu bertindak” sebagaimana berita yang marak terjadi.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Monday, November 20, 2023

MAHKOTA TERMAHAL DUNIA

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Muadz Al-Juhany RA, Rasul SAW bersabda :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa yang membaca Al-qur’an dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota pada Hari Kiamat.” [HR Abu Dawud]

 

Catatan Alvers

 

Para raja dan ratu biasanya memiliki mahkota yang diwariskan secara turun temurun dari pemimpin kerajaan sebelumnya. Mahkota kerap menjadi lambang kejayaan sebuah kerajaan. Terdapat 10 mahkota termahal di dunia, diantaranya adalah mahkota perial State Crown. Mahkota milik Ratu Elizabeth II ini terbuat dari emas dan dihiasi dengan 2.868 berlian, 17 safir, 11 zamrud, 269 mutiara, dan 4 rubi termasuk Black Prince's Ruby, Stuart Sapphire 104 karat, dan berlian Cullinan II 105,6 karat. diperkirakan mahkota itu bernilai 5,7 miliar Dolar AS atau mencapai Rp 91 triliun. [fimela com]

 

Namun demikian ternyata ada mahkota yang jauh lebih mahal dari mahkota perial state crown itu. Milik siapakah mahkota itu? Mahkota termahal itu dimiliki oleh orang tua yang mempunyai anak penghafal dan pengamal Al-Qur’an sebagaimana hadits utama di atas disebutkan :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ

“Orang yang membaca Al-qur’an dan mengamalkan isinya” [HR Abu Dawud]

Dalam Al-Mustadrak disebutkan :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَتَعَلَّمَهُ وَعَمِلَ بِهِ

“Orang yang membaca Al-qur’an, mempelajarinya dan mengamalkan isinya” [HR Al-Hakim]

 

Dalam Al-Mu’jam Al-Kabir disebutkan :

وَمَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَأَحْكَمَهُ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ

“Orang yang membaca Al-qur’an lalu ia menekuninya dan mengamalkan isinya” [HR Thabrani]

Dari beberapa redaksi hadits ini, Ibnu Hajar Al-Makki berkata :

أَيْ حَفِظَهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ

Yang dimaksud dengan membaca Al-Qur’an disini adalah menghafalnya di luar kepala. [Awnul Ma’bud]

 

Mahkota itu kelak akan dipakaikan kepada kedua orangtuanya di hari kiamat. Mahkota itu begitu indah, bahkan Nabi SAW bersabda :

ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيه

“Mahkota tersebut kilauannya lebih indah daripada cahaya matahari di rumah-rumah dunia.” [HR Abu Dawud]

 

Dan dalam Al-Mu’jam Al-Kabir disebutkan :

ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ هَذَا الْقَمَرِ

“Mahkota tersebut kilauannya lebih indah daripada rembulan ini.” [HR Thabrani]

 

Tidak hanya mahkota, kedua orang tua juga diberikan perhiasan yang sangat mahal. Dalam Musnad Ahmad disebutkan :

وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا

Dipakaikanlah dua perhiasan kepada kedua orangtuanya yang tidak bisa dibayar harganya oleh semua penduduk dunia (karena saking mahalnya). [HR Ahmad]

Dalam Al-Mustadrak disebutkan :

وَيُكْسَى وَالِدَيْهِ حُلَّتَانِ لاَ يُقَوَّمُ بِهِمَا الدُّنْيَا

Kedua orang tuanya dipakaikan dua perhiasan yang tidak bisa dibayar dengan dunia ini. [HR. Hakim].

 

Bahkan di dalam Al-Mu’jam Al-kabir disebutkan :

كُسِيَا حُلَّةً خَيْرًا مَنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Dipakaikanlah perhiasan kepada kedua orang tuanya yang lebih mahal dari dunia dan isinya. [HR Thabrani]

 

Lalu kedua orang tua yang beruntung itu bertanya-tanya :

أَنَّى لَنَا هَذَا وَمَا بَلَغَتْهُ أَعْمَالُنَا؟

Darimanakah kami mendapatkan perhiasan ini semua, padahal amal kami tidaklah sampai untuk mendapatkannya? [Syu’abul Iman]

Maka dijawablah pertanyaan itu :

إِنَّ وَلَدَكُمَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ

Sesungguhnya kalian mendapatkan kemuliaan ini karena anak kalian membaca Al-Qur’an. [Syu’abul Iman]

 

Dan dalam Al-Mu’jam Al-Awsath disebutkan :

بِتَعْلِيْمِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ

Sesungguhnya kalian mendapatkan kemuliaan ini karena kalian telah mengajarkan Al-Qur’an kepada anak kalian. [HR Thabrani]

 

Jika kedua orang tua mendapatkan kemuliaan sedemikian rupa sebab anak mereka yang menghafal Al-Qur’an lantas bagaimana kemuliaan yang diperoleh sang anak itu sendiri? Tentulah sangatlah tinggi kemuliaannya. Nabi SAW bersabda :

فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا؟

“Maka bagaimana persangkaan kalian dengan orang (anak) yang melakukan perkara tersebut (menghafal Al-Qur’an)?” [HR Abu Dawud]

 

Sudah barang tentu mereka akan mendapatkan balasan pahala yang lebih besar. Baginda Nabi SAW Bersabda : Pada hari kiamat nanti ketika keluar dari kuburan, Al-Qur’an akan menemui orang-orang yang dahulu sibuk membacanya dengan menjelma sebagai seorang laki-laki yang wajahnya pucat pasi (mirip seperti keadaan orang yang begadang semalaman membaca Al-Qur’an ketika di dunia). Lalu Qur’an bertanya : “Apakah engkau mengenali aku?” Pembaca Quran menjawab: “Aku tidak mengenalimu”. Lalu Qur’an berkata : “Aku adalah Al-Qur’an, temanmu (semasa di dunia) yang telah membuatmu lapar di siang hari dan begadang di malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapatkan laba dari perdagangannya. Dan Sesungguhnya engkau pada hari ini mendapatkan pahala dari setiap perdagangan (yang telah engkau lakukan, yaitu membaca Al-Qur’an)”.

فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِينِهِ وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ

Maka diberikanlah kerajaan di tangan kanannya (pembaca Al-Qur'an) itu dan keabadian di tangan kirinya, serta diletakkan mahkota keagungan. [HR Ahmad]

Dalam riwayat lain :

وَيُعْطَى الْحُسْنَ بِيَمِيْنِهِ وَالْخُلْدَ بِيَسَارِهِ

Dan diberikanlah ketampanan di tangan kanannya dan keabadian di tangan kirinya. [Ittihaful Khiyarah]

 

 

وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ

serta diletakkan mahkota keagungan di atas kepalanya. [HR Ahmad]

Dan dalam riwayat lain disebutkan :

فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ

Lalu dipakaikanlah ia dengan Mahkota kemuliaan. [HR Turmudzi]

 

Dalam riwayat ini, Al-Qur’an berkata lagi : “Wahai tuhanku, mohon tambahkanlah perhiasannya.”

فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ

Lalu dipakaikanlah ia dengan perhiasan kemuliaan. [HR Turmudzi]

 

Lalu Al-Qur’an berkata lagi : “berilah keridloan kepadanya, maka Allah memberikan ridlo kepadanya” dan dikatakan kepadanya :

اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً

Bacalah (Al-Qur’an) dan naiklah (ke derajat surga yang lebih tinggi) dan dengan setiap satu ayat yang engkau baca maka engkau akan ditambahi satu kebaikan. [HR Turmudzi]

 

Subhanallah, betapa mulia balasan Allah kepada ahlu Quran dan orang tua mereka.

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa membaca, mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya serta mengajarkan dan mengarahkan anak-anak kita kepada Al-Qur’an.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]