Saturday, December 18, 2021

MAGER



ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Anas bin Malik  RA, Rasul SAW bersabda :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, tindihan hutang dan penindasan orang.” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Dalam bahasa pergaulan sehari-hari kita sering dengar istilah mager. Apa itu mager? Mager adalah akronim (singkatan) dari malas gerak. Kata mager biasanya digunakan sebagai kata penolakan dengan alasan tertentu seperti tidak tertarik, tidak semangat atau sedang lelah. Kata mager identik dengan bermalas-malasan. [kumparan com]

 

Mager atau bermalas-malasan adalah perbuatan tercela bahkan Rasul SAW meminta perlindungan kepada Allah dari bermalas-malasan sebagaimana dalam hadits utama di atas, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegalauan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, tindihan hutang dan penindasan orang.” [HR Bukhari]

 

Al-Munawi berkata :

التَّثاقُل والتَّراخي عمَّا ينبغي مع القُدْرة، أو هو عدم انبعاث النَّفس لفعل الخير

malas adalah merasa berat dan menunda-nunda sesuatu yang sebaiknya dikerjakan disertai kemampuan untuk melakukannya, atau malas adalah tidak adanya motivasi hati untuk melakukan kebaikan. [Faidlul Qadir]

 

Mager bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Di antara faktor internalnya adalah bosan. Bosan bisa menjadikan seseorang badmood melakukan suatu kebaikan. Maka ketika kita bosan melakukan sesuatu, alihkan kepada aktifitas bermanfaat yang lain dan janganlah menuruti diri untuk bermalas-malasan.  Abdullah Ibnu Abbas, Keponakan Nabi SAW yang bergelar turjumanul qur’an (penafsir qur’an) ketika ia bosan dengan mempelajari ilmu kalam maka ia berkata :

 هَاتُوا دِيْوَانَ الشُّعَرَاءِ

“Ambilkan buku kumpulan syair dari para penyair” [Ta’limul Muta’allim]

Dalam sebuah maqalah disebutkan :

الطِّبَاعُ مَجْبُولَةٌ عَلَى حُبِّ الْمُتَجَدَّدِ

“Tabiat manusia itu senang terhadap hal yang baru”.

Maka melakukan satu hal secara terus menerus akan berpotensi menyebabkan bosan karena tabiat manusia senang kepada hal-hal yang baru. Jika sudah bosan maka pekerjaan kecil akan terasa berat dan akhirnya tidak mampu dilakukan, maka bagaimana dengan pekerjaan yang berat. Di sinilah kita ketahui beratnya istiqomah dan oleh karena itu istiqomah berpahala besar. Supaya tidak memberatkan maka Rasul SAW bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ

”Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” [HR Muslim]

Suatu ketika diceritakan kepada Rasulullah SAW tentang orang-orang yang sangat semangat sekali dalam beribadah,  maka beliau berkata,

تِلْكَ ضَرَاوَةُ الْإِسْلَامِ وَشِرَّتُهُ ؛ وَلِكُلِّ ضَرَاوَةٍ شِرَّةٌ ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ ، فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى اقْتِصَادٍ وَسُنَّةٍ : فَلِأُمٍّ مَا هُوَ ، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى الْمَعَاصِي : فَذَلِكَ الْهَالِكُ

"Itulah puncak semangat (pengamalan) Islam dan kesungguhannya. Setiap setiap semangat akan mencapai puncaknya, dan setiap puncaknya akan ada masa kemalasan. Barangsiapa yang waktu malasnya dalam batas wajar dan tetap dalam sunnah, maka dia telah menempuh jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang kemalasannya melakukan kemaksiatan, maka itulah yang celaka.’ [HR Ahmad]

 

Malas juga akibat dari tidak adanya motivasi hati untuk melakukan kebaikan. Dan malas yang demikian seperti yang terjadi pada diri orang-orang munafik. Allah SWT berfirman :

وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ

Tatkala orang-orang munafik hendak sholat maka mereka mendirikannya dengan bermalas-malasan, mereka suka memamerkan amal mereka kepada manusia. [QS An-Nisa : 142]

Al-Baghawi berkata : orang-orang munafik merasa berat karena mereka tidak mengharap pahala dari sholat yang mereka kerjakan, mereka juga tidak takut hukuman karena meninggalkannya. [Tafsir Al-Baghawi]

الذَمُّ واقعٌ علَى الْكُفْرِ الَّذِي يَبْعَثُ عَلَى الكَسَل، فَإٍنَّ الكُفْرَ مُكْسِلٌ، وَاْلِإيْمَاُن مُنشِّط

 Celaan ditujukan kepada kekufuran karena kekufuran menjadi pemicu kemalasan, karena sesungguhnya kekufuran bisa menjadikan malas dan iman bisa menjadikan semangat. [Tafsir Al-Baghawi]

 

Malas juga dikarenakan banyak makan dan minum. Syeikh Az-Zarnuji berkata : 

وَقَدْ َيَتَوَّلُد الْكَسَلُ مِنْ كَثْرَةِ الْبَلْغَمِ وَالرُّطُوبَاتِ

“Malas itu bisa jadi timbul akibat banyaknya lendir dahak atau cairan cairan lain”. [Ta’limul Muta’allim]

Selanjutnya menurut beliau bahwa banyaknya dahak itu dipicu oleh terlalu banyak makan. Maka untuk mengurangi dahak itu sendiri bisa dilakukan dengan cara mengurangi makan. Begitu pula makan roti kering dan buah anggur kering dapat juga menghilangkan dahak. Begitu pula bersiwak.

Adapun faktor eksternalnya adalah setan karena malas itu juga merupakan tipu daya setan. Rasulullah bersabda:

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ

“Setan mengikat tiga tali ikatan di atas tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur”.

 

Setan mengencangkan ikatan tersebut (sambil berkata): Malam masih panjang maka tidurlah. Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan. Jika kemudian dia berwudhu maka lepaslah tali yang kedua, dan jika ia mendirikan shalat lepaslah satu tali ikatan, dan pada pagi harinya ia akan merasakan semangat dan jiwa yang tentram. Namun bila dia tidak melakukan  itu, maka pagi itu jiwanya tidak tentram dan ia merasa malas.” [HR Bukhari]

 

Malas mengakibatkan seseorang menunda-nunda satu pekerjaan. Ibnu Umar RA berkata :

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Jika kau berada di sore hari maka janganlah kau menunggu pagi. Dan jika kau berada di pagi hari maka janganlah kau menunggu sore. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.” [Shahih Bukhari]

 

Ternyata tidak hanya dalam agama islam malas membahayakan, namun dari sisi medis juga demikian. Dalam sebuah survei kedokteran. Khaled Saad Al-Najjar mengungkapkan bahwa kemalasan lebih berbahaya daripada merokok. Kesimpulan ini didapatkan setelah dilakukan survey terhadap penduduk Hong Kong yang meninggal dalam usia lebih dari 35 tahun pada 1998. Survei menunjukkan bahwa kemalasan untuk beraktivitas fisik menyebabkan kematian lebih dari 6.400 orang per tahun. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan lebih dari 5.700 orang yang meninggal akibat merokok. [republika co id] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu istiqomah dalam beramal kebaikan dan menjauhi rasa malas dan bermalas-malasan.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

0 komentar:

Post a Comment