Friday, January 21, 2022

RIZKINYA GHOZALI

 



ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA, Rasul SAW bersabda :

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا

Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mengais rizki karena setiap jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rizkinya. [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Nama Ghozali menjadi trending topic di dunia maya lantaran dirinya menjual foto selfie dalam bentuk NFT di e-commerce OpenSea dengan nama Ghozali Everyday, volume perdagangan foto selfie-nya sudah tembus ek angka 277 Ethereum atau sekitar Rp 13,3 miliar, per 13 Januari 2022. Ia menjual foto selfie-nya selama lima tahun terakhir, sejak berusia 18 hingga 22 tahun sebagai produk NFT.

 

Nilai fantastis itu membuat warganet terkejut dan menyebut Ghozali sebagai pria yang sangat beruntung di tahun ini. Mahasiswa Udinus Semarang yang memiliki nama asli Sultan Gustaf Al Ghozali menjual foto selfie sebanyak 932 lewat Non Fungible Token (NFT). Disamping keberuntungan, Banyak yang menyebut rizki Ghozali itu didapat atas keistiqamahannya dalam melakukan selfie selama hampir lima tahun. [Liputan6 com]

 

Kita tidak perlu iri dengan keberuntungan ghozali karena Allah sudah mengatur rizki setiap orang bahkan setiap makhluknya. Allah SWT berfirman :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya. [QS Hud : 6]

 

Seandainya ada orang yang melakukan apa yang telah dilakukan oleh ghozali tersebut belum tentu hasilnya seperti itu karena usaha bisa ditiru namun rizki sudah ditentukan oleh Allah SWT sehingga usaha yang sama belum tentu mendatangkan rizki yang sama. Maka ada meme mengatakan “Jangan berharap kaya dengan foto selfie karena kamu bukan ghozali”.

 

Rizki setiap orang telah di atur jauh hari ketika berada didalam kandungan. Rasul SAW bersabda : “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes sperma (nuthfah) selama 40 hari, kemudian berubah menjadi segumpal darah (‘alaqah) selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama 40 hari”.

وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.

Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. [HR. Bukhari]

 

Jadi menurut hadits tersebut, rizki itu seperti ajal sama-sama sudah ditentukan kadarnya bahkan Rasul SAW bersabda :

لَوْ أَنَّ رَجُلا هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ ، كَهَرَبِهِ مِنَ الْمَوْتِ ، لأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ

 “Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mendapatinya sebagaimana kematian itu akan mendapatinya.” [HR Al-Baihaqi]

 

Syeikh Muhammad bin Abi Bakar Al-Ushfuri menceritakan bahwa Ibrahim bin Adham rahimahullah pada suatu hari keluar menuju tanah lapang, berhenti di suatu tempat dan menggelar kain untuk makan di atasnya. Tiba-tiba datanglah seekor burung gagak dengan paruhnya mengambil sepotong roti dari alas makanan, lalu terbang ke udara.

Ibrahim merasa heran atas kejadian itu, ia naiki kudanya untuk mengejar burung tadi hingga sampai ke pegunungan. Sesampainya di lokasi burung berada, Ibrahim melihat seorang laki-laki dalam keadaan terikat tali sambil berbaring. Ibrahimpun melepaskan ikatannya serta menanyakan keadaannya. Orang itu berkata, “Aku adalah pedagang. Datang perampok dan mengambil harta benda, mengikat, serta meletakkanku di tempat ini. Selama tujuh hari aku berada di sini. Setiap hari datang burung gagak itu sambil membawa roti duduk di atas dadaku terus mematahkan roti itu dengan paruhnya dan meletakkan dalam mulutku. Allah tidak membiarkanku kelaparan dalam hari-hari.” [Al-Mawaidh Al-Ushfuriyyah]

 

Maka seyogyanya kita selaku mukmin berikhtiyar dalam mencari rizki tanpa dihantui oleh perasaan khawatir yang berlebihan serta tidak panik yang menjadikan kita menghalalkan segala cara. Rasul SAW bersabda: Sesungguhnya ruh qudus (Jibril) membisikkan ke dalam batinku :

  لَنْ تَمُوْتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا  فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهِ فَإِنَّهُ لاَ يُدْرَكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ

“bahwa setiap jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rizkinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara mengais rizki. Jangan sampai tertundanya rizki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” [HR Baihaqi]

 

Setelah berikhtiyar secara maksimal maka hendaknya kita merasa puas akan hasil yang kita dapatkan dan tidak perlu membanding-bandingkan dengan rizki orang lain bahkan iri kepada rizki mereka. Umar bin Khathab RA pernah menulis surat kepada Abu Musa al-Asy'ari yang isisya :

وَاقْنَعْ بِرِزْقِكَ مِنَ الدُّنْيَا فَإِنَّ الرَّحْمَنَ فَضَّلَ بَعْضَ عِبَادِهِ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ

"Merasa cukuplah dengan rizkimu di dunia, sesungguhnya Allah yang maha pengasih telah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rizki" [Tafsir Ibnu Katsir]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu berikhtiyar dalam mengais rizki dengan cara yang baik lagi halal serta menerima hasilnya dengan lapang dada dan suka cita.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment