Tuesday, October 3, 2023

AKHLAK AL-QUR’AN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Sa’d bin Hisyam bin ‘Amir (tabi’in), Aisyah RA berkata :

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Akhlaknya Nabi adalah Al-Qur’an. [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Ar-Razi meriwayatkan dalam tafsir Mafatihul Ghaib bahwa ada seseorang dari kalangan pembesar Yahudi datang kepada Umar pada masa kekhilifahannya. Ia berkata :

أَخْبِرْنِي عَنْ أَخْلَاقِ رَسُوْلِكُمْ

“Ceritakan kepadaku mengenai akhlak rasulmu”.

Umar berkata : “Tanyakanlah hal itu kepada Bilal, karena ia lebih tahu daripada aku”. Berangkatlah Yahudi tadi menemui Bilal dan ia berkata : “Ceritakan kepadaku mengenai akhlak rasulmu” Bilal berkata : “Tanyakanlah hal itu kepada Fathimah, karena ia lebih tahu daripada aku”. Berangkatlah Yahudi tadi menemui Fathimah dan ia berkata : “Ceritakan kepadaku mengenai akhlak rasulmu” Fathimah berkata : “Tanyakanlah hal itu kepada Ali, karena ia lebih tahu daripada aku”. Berangkatlah Yahudi tadi menemui Ali dan ia berkata : “Ceritakan kepadaku mengenai akhlak rasulmu” Ali berkata : “Ceritakanlah kepadaku mengenai keindahan harta dunia sehingga aku akan menceritakan kepadamu mengenai akhlak rasul”. Si Yahudi tadi menjawab : “Itu bukanlah hal yang mudah”. Ali berkata : “Engkau tidak mampu menceritakan keindahan dunia padahal Allah bersaksi bahwa dunia itu kecil sekira Allah berfirman” :

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ

“Katakanlah, harta dunia itu sedikit” [QS An-Nisa: 77]

“Maka bagaimana aku bisa menceritakan akhlak Nabi yang mana Allah bersaksi bahwa beliau adalah pribadi yang agung sekira Allah SWT berfirman” :   

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Sungguh Engkau berada diatas akhlak yang agung” [QS Al-Qalam : 4]

 

Dalam riwayat lain disebutkan. Abud Darda’ bertanya kepada Aisyah mengenai Akhlak Nabi SAW. Aisyah menjawab :

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ، يَغْضَبُ لِغَضَبِهِ، وَيَرْضَى لِرِضَاهُ

Akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Beliau marah karena murkanya Al-qur’an dan beliau ridla karena ridlanya Al-qur’an. [HR Thabrani]

 

Al-Hafidz Ibnu Rajab menjelaskan : Bahwasannya Nabi SAW itu beradab dengan adab Al-qur’an, Beliau ber-akhlak dengan akhlak Al-qur’an. Apa saja yang dipuji oleh Al-qur’an maka disitu terdapat ridla beliau dan apa yang dicela oleh Al-qur’an maka disitu terdapat murka beliau. [Jami’ul Ulum Wal Hikam]

 

Imam Nawawi menjelaskan perkataan Aisyah bahwasannya akhlaknya Nabi adalah al-Qur’an. Imam Nawawi berkata :

اَلْعَمَلُ بِهِ وَالْوُقُوْفُ عِنْدَ حُدُوْدِهِ وَالتَّأَدُّبُ بِآدَابِهِ وَالْاِعْتِبَارُ بِأَمْثَالِهِ وَقِصَصِهِ وَتَدَبُّرُهُ وَحُسْنُ تِلَاوَتِهِ

Beliau mengamalkan isi Al-Qur’an, memperhatikan hukum-hukumnya, beradab dengan adabnya, mengambil pelajaran dari metafor dan kisah-kisah di dalamnya, serta merenungkan maknanya dan membaguskan bacaannya. [Syarah Muslim]

 

Ada pertanyaan yang sama diajukan kepada Aisyah. Sa’d bin Hisyam bin ‘Amir bertanya kepada Aisyah mengenai Akhlak Nabi SAW. Aisyah menjawab :

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَا تَقْرَأُ الْقُرْآنَ قَوْلَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Tidakkah engkau membaca al-Quran firman Allah Azza wajalla “Sungguh engkau berada pada akhlak yang agung”

Aku ingin melakukan “Tabattul” (beribadah dengan sungguh-sungguh hingga tidak menikah). Aisyah berkata : Jangan lakukan hal itu. Tidakkah engkau membaca firman Allah “Sungguh terdapat tauladan yang baik dalam diri Rasulillah untuk kalian”. Beliau menikah dan memiliki anak.  [HR Ahmad]

 

Dan jawaban Aisyah lebih jelas terdapat dalam riwayat berikut. Yazib bin Babanus bertanya kepada Aisyah mengenai Akhlak Nabi SAW. Aisyah menjawab : Bacalah Al-Qur’an Surat Al-Mukminun. Iapun membacanya hingga sampai pada ayat yang ke sepuluh. Ketika sampai di ayat tersebut maka Aisyah berkata :

هَكَذَا كَانَ خُلُقُهُ

Seperti itulah Akhlak beliau. [HR Baihaqi]

 

Berikut adalah terjemah Al-Qur’an Surat Al-Mukminun ayat ke satu hingga yang ke sepuluh. 1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, 3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. 7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. 8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. 9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. 10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi(Surga Firdaus).

 

10 ayat tersebut memiliki keistimewaan sebagaimana diriwayatkan dalam tafsir Ibnu Katsir dari Umar bin Khattab RA, Rasul SAW bersabda :

لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ عَشْرُ آيَاتٍ مَنْ أَقَامَهُنَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ

 Telah diturunkan kepadaku 10 ayat. Barangsiapa yang mengamalkannya maka ia akan masuk surga. (Lalu beliau membaca QS Al-Mukminun ayat 1-10) [Tafsir Al-Qur’anil Adzim]

 

Kalau boleh saya simpulkan bahwa dalam ayat tersebut terdapat 3 dimensi utama dalam akhlakul karimah. Pertama, akhlak kepada Tuhan, Allah yaitu melakukan shalat dengan khusu’ dan menjaganya. Kedua, akhlak kepada diri sendiri yaitu menjaga kemaluan dan menjauhi hal yang tidak berguna. Ketiga akhlak kepada orang lain yaitu membantu mereka dengan memberi zakat dan tidak mencelakai orang lain dengan menunaikan amanat dan tidak berkhianat.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk meneladani akhlak Nabi SAW baik akhlak kepada Allah, akhlak kepada diri sendiri maupun akhlak kepada orang lain.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment