Wednesday, May 21, 2025

Kata Pengantar Buku bersama kyaiku

 

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي أخرجنا من الظلمات إلى النور، فأنزل إلينا النور مع النور وأرسل إلينا النور بالنور، وأشهدُ أن لا إله الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدًا عبدُه ورسولُه ما ترك نورًا إلا دلنا عليه ولا ترك ظلامًا إلا حذرنا منه. اللهم صل على سيدنا محمد الذي الله رحمة للعالمين بشيرا ونذيرا وداعيا إلى الله بإذنه سراجا وهاجا وقمرا منيرا وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد

 

Buku yang berada di tangan Anda sekarang ini merupakan dokumentasi dari pengajian demi pengajian yang ada di Pondok Pesantren An-NUR 2 Malang. Kami menyambut baik atas terbitnya buku yang ditulis santri atas nama Ahmad Basun Jaya ini yang berjudul “Bersama kyaiku menjadi buku”.

Seorang santri yang aktif mengaji selama bertahun-tahun namun ia hanya mendengar saja tanpa mencatat keterangan dari guru di setiap pengajian maka boleh jadi ia akan pulang dengan membawa ilmu yang di dapat selama sebulan terakhir saja karena yang lainnya lupa.

Hal itu dikarenakan manusia punya tabiat lupa “mahallul khata’ wan nisyan”. Maka dari itu Sayyidina Umar RA memerintahkan untuk mencatat ilmu. Beliau berkata :

قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ

“Ikatlah ilmu dengan tulisan” [Mushannaf Ibni Abi Syaibah]

 

Menulis ilmu tidak hanya bermanfaat untuk kepentingan pribadi penulis, namun juga akan bermanfaat untuk santri lain bahkan semua yang membacanya. Boleh jadi tulisan ini dianggap hal yang biasa untuk saat ini namun yakinlah kelak dikemudian hari tulisan ini akan menjadi luar biasa.

Maka dari itu semua santri haruslah mendokumnetasikan ilmu yang ia dapat selama di pesantren dengan menulis. Apa jadinya jika santri tidak mau menulis?. Apa jadinya jika Zaid bin tsabit tidak menulis Al-Quran dalam mushaf al-Qur’an, Apa jadinya jika Imam Bukhari dan Imam Muslim tidak menulis kitab-kitab hadits, Apa jadinya jika Al-Fairuzabadi tidak menulis riwayat-riwayat dari Ibnu Abbas dalam Tafsir Al-Miqbas, Apa jadinya jika Al-Buwaithi tidak menuliskan ilmu-ilmu fiqih yang disampaikan oleh Imam Syafii dalam kitab Al-Umm, begitu pula para ulama lainnya. Betapa sulitnya mendapatkan ilmu agama yang menjadi “way of life” dan mempelajari ajaran agama Islam secara lengkap dan utuh tanpa adanya tulisan para ulama terdahulu.

Semoga tulisan karya santri ini bisa menjadi motivasi santri lain untuk menulis semua ilmu yang didapatkan selama mondok sehingga ilmu pesantren tidak hanya dinikmati oleh santri namun juga bisa dinikmati orang-orang di luar pesantren sehingga semakin banyak manfaatnya.

 

Bululawang, 22 Mei 2025

Dr. H. Fathul Bari, SS.,M.Ag

0 komentar:

Post a Comment