بسم الله الرحمن
الرحيم
الحمد لله الذي
أخرجنا من الظلمات إلى النور، فأنزل إلينا النور مع النور وأرسل إلينا النور
بالنور، وأشهدُ أن لا إله الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدًا عبدُه ورسولُه ما
ترك نورًا إلا دلنا عليه ولا ترك ظلامًا إلا حذرنا منه. اللهم صل على سيدنا محمد الذي
الله رحمة للعالمين بشيرا ونذيرا وداعيا إلى الله بإذنه سراجا وهاجا وقمرا منيرا وعلى
آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد
Buku yang berada di tangan Anda sekarang ini merupakan
dokumentasi dari pengajian demi pengajian yang ada di Pondok Pesantren An-NUR 2
Malang. Kami menyambut baik atas terbitnya buku yang ditulis santri atas nama Ahmad
Basun Jaya ini yang berjudul “Bersama kyaiku menjadi buku”.
Seorang santri yang aktif mengaji selama
bertahun-tahun namun ia hanya mendengar saja tanpa mencatat keterangan dari guru
di setiap pengajian maka boleh jadi ia akan pulang dengan membawa ilmu yang di
dapat selama sebulan terakhir saja karena yang lainnya lupa.
Hal itu dikarenakan manusia punya tabiat
lupa “mahallul khata’ wan nisyan”. Maka dari itu Sayyidina Umar RA
memerintahkan untuk mencatat ilmu. Beliau berkata :
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah
ilmu dengan tulisan” [Mushannaf Ibni Abi Syaibah]
Menulis ilmu tidak hanya bermanfaat untuk kepentingan
pribadi penulis, namun juga akan bermanfaat untuk santri lain bahkan semua yang
membacanya. Boleh jadi tulisan ini dianggap hal yang biasa untuk saat ini namun
yakinlah kelak dikemudian hari tulisan ini akan menjadi luar biasa.
Maka dari itu semua santri haruslah mendokumnetasikan
ilmu yang ia dapat selama di pesantren dengan menulis. Apa jadinya jika santri
tidak mau menulis?. Apa
jadinya jika Zaid bin tsabit tidak menulis Al-Quran dalam mushaf al-Qur’an, Apa
jadinya jika Imam Bukhari dan Imam Muslim tidak menulis kitab-kitab hadits, Apa
jadinya jika Al-Fairuzabadi tidak menulis riwayat-riwayat dari Ibnu Abbas dalam
Tafsir Al-Miqbas, Apa jadinya jika Al-Buwaithi tidak menuliskan ilmu-ilmu fiqih
yang disampaikan oleh Imam Syafii dalam kitab Al-Umm, begitu pula para ulama lainnya.
Betapa sulitnya mendapatkan ilmu agama yang menjadi “way of life” dan
mempelajari ajaran agama Islam secara lengkap dan utuh tanpa adanya tulisan
para ulama terdahulu.
Semoga tulisan karya santri ini bisa menjadi
motivasi santri lain untuk menulis semua ilmu yang didapatkan selama mondok
sehingga ilmu pesantren tidak hanya dinikmati oleh santri namun juga bisa dinikmati
orang-orang di luar pesantren sehingga semakin banyak manfaatnya.
Bululawang, 22 Mei 2025
Dr. H. Fathul Bari, SS.,M.Ag
0 komentar:
Post a Comment