إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Saturday, September 2, 2023

SMP (SETELAH MAKAN PULANG)

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Syuraih Al-Khuza’i, Rasul SAW bersabda:

لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقِيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ

Tidak halal bagi seorang muslim menetap di rumah saudaranya sehingga ia membuat pemilik rumah berdosa” [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Memuliakan tamu merupakan cerminan kemuliaan dan keimanan seseorang. Nabi SAW bersabda : “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”[HR Muslim] Nabi Ibrahim adalah orang pertama yang menyuguhi tamu dengan makanan dan beliau digelari sebagai “Abud-Dlifan” (Bapaknya para tamu). Allah SWT berfirman : “Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salam”. Ibrahim menjawab: “Salam (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal”.

فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ

“Maka Ibrahim pergi dengan cepat menemui istrinya, kemudian datang dengan membawa (daging) anak sapi yang gemuk. Lalu dihidangkannya kepada tamu-tamu tersebut. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan”. [QS ad-Dzariyat: 24 – 27]

 

Dalam ayat tersebut dipahami bahwa Nabi Ibrahim selalu siap sedia makanan untuk tamu sehingga dengan cepat bisa memberikan hidangan untuk tamunya. Rasul SAW bersabda :

إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا تَزَالُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَتْ مَائِدَتُهُ مَوْضُوعَةً

Sesungguhnya para malaikat mendoakan salah seorang di antara kalian selama suguhan tamunya ditata diatas meja. [HR Thabrani]

 

Maka hendaknya seorang tuan rumah menyegerakan diri untuk memberikan hidangan kepada tamunya dan ini merupakan sunnah. Hatim Al-'Asham berkata:

اَلْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا فِي خَمْسَةٍ فَإِنَّهَا مِنْ سُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلم

“Tergesa-gesa adalah berasal dari setan, kecuali dalam lima perkara, Maka itu termasuk sunnah Nabi SAW”.

yaitu; (1) Menyuguhkan makanan kepada tamu (2) Mengurus jenazah (3) Menikahkan gadis, (4) Melunasi hutang, dan (5) bertaubat dari dosa. [Ihya Ulumuddin]

 

Maka janganlah menunda lama mengeluarkan hidangan tamu jika sudah siap. Imam Ghazali menceritakan bahwa dahulu terdapat seseorang yang mengudang saudaranya untuk datang ke rumahnya namun ia tidak juga mengeluarkan makanan untuk tamunya. Pemilik rumah melarang tamunya pergi hingga sore hari, sehingga sang tamu merasa kelaparan hingga ia hampir stress.  Pemilik rumah hendak menghiburnya, Ia mengambil Alat musik “oud” (semacam gitar) dan ia berkata :

بِحَيَاتِي أَيُّ صَوْتٍ تَشْتَهِي أَنْ أُسْمِعَكَ؟

Demi hidupku, suara (lagu) apa yang ingin kau dengarkan?

Maka sang tamu menjawab : “Suara Gorengan”. [Ihya Ulumuddin]

 

Jika pemilik rumah dianjurkan untuk mempercepat dalam menghidangkan makanan kepada tamunya maka disisi lain tamu juga dianjurkan untuk segera bubar dari tempat hidangan setelah selesai menyantap hidangan tersebut. Hal ini sering diistilahkan dengan sebutan “SMP” yaitu kepanjangan dari “Setelah Makan Pulang”.  

 

Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW menikah dengan Zainab binti Jahsy, beliau mengadakan pesta walimah dengan mengundang orang-orang dan mereka pun menikmati makanan yang dihidangkan. Setelah itu, mereka pun keluar pergi, kecuali beberapa orang saja. Mereka berlama-lama duduk di situ. Maka beliau beranjak dan keluar, lalu Anas bin Malik yang meriwayatkan hadits ini ikut keluar bersama beliau agar orang-orang itu juga ikut keluar. Kemudian beliau berjalan, dan Anas juga ikut berjalan hingga sampai di ambang pintu rumah Aisyah. Lalu Beliau mengira, bahwa mereka yang duduk tadi telah keluar, maka beliau kembali lagi dan Anas juga ikut kembali hingga beliau sampai di tempat Zainab, ternyata orang-orang itu masih ada di tempat semula dan belum beranjak pergi. Akhirnya Belkiau kembali lagi dan anas juga ikut kembali bersamanya, ketika sampai di ambang pintu Aisyah, beliau menduga bahwa mereka pasti sudah pergi, maka beliau kembali lagi dan disertai sahabat Anas, dan ternyata orang-orang itu telah pergi. Lalu turunlah ayat hijab yang diantaranya berbunyi :

فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ

Dan apabila kalian telah selesai makan maka keluarlah (pergilah) kalian tanpa asyik memperpanjang obrolan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi dan Nabi malu kepada kalian (untuk menyuruh kalian keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. [QS Al-Ahzab : 53]

 

Sebagai tamu, hendaklah seseorang tidak merepotkan tuan rumah dengan berlama-lama menginap. Nabi SAW bersabda dalam hadits utama di atas : “Tidak halal bagi seorang muslim menetap di rumah saudaranya sehingga ia membuatnya berdosa”.

Para sahabat bertanya: “Wahai, Rasulullah! Bagaimana ia membuatnya berdosa?” Nabi SAW menjawab:

يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَ لَا شَيْءَ لَهُ يَقْرِيْهِ بِهِ

“Ia (tamu tersebut) menetap padanya, hingga tuan rumah tidak mempunyai sesuatu untuk disuguhkan kepadanya” [HR Muslim]

 

Tamu yang berlama-lama akan menyebabkan pemilik rumah melakukan dosa, juga disebabkan hal lain. Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata : Pemilik rumah menjadi berdosa dengan menggunjing tamunya karena lamanya ia bertamu (menginap), atau ia menyakiti tamunya, atau ia berprasangka buruk pada tamunya. Hal ini berlaku jika lamanya tamu menetap itu bukan permintaan tuan rumahnya. Jika tuan rumah yang menghendaki maka hal itu tidaklah dimakruhkan. [Fathul Bari]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita untuk memuliakan tamu sesuai dengan kemampuan dan bijaksana ketika menjadi tamu dengan tidak berlama-lama dan menyulitkan pemilik rumah.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]


Friday, September 1, 2023

MANFAAT NASAB

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:

وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

“Barangsiapa yang lamban amalnya, maka nasabnya tidak bisa mengejarnya” [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Nasab merupakan suatu kelebihan yang banyak dicari orang sehingga ia menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam mencari pasangan. Tidak hanya sekarang, tapi sejak dulu kala sehingga Rasul SAW sejak 14 abad silam bersabda : Li maliha (karena hartanya), Li hasabiha (karena nasabnya), Li jamaliha (karena parasnya), dan Li diniha (karena agamanya). [HR Bukhari]

 

Nasab atau keturunan yang dimaksud di sini adalah nasab yang mulia. Menjelaskan hal ini, Imam Ghazali berkata :

وَشَرَفُ النَّسَبِ مِنْ ثَلَاثِ جِهَاتٍ جِهَةِ النُّبُوَّةِ وَجِهَةِ الْعِلْمِ وَجِهَةِ الصَّلَاحِ الْمَشْهُورِ وَلَا عِبْرَةَ بِالْاِنْتِسَابِ إِلَى عُظَمَاءِ الدُّنْيَا وَالظَّلَمَةِ

Kemuliaan nasab itu ditinjau dari 3 sisi. Pertama, sisi nasab kenabian (Nasab sampai kepada Rasulullah SAW). Kedua, Sisi Keilmuan (nasab kepada para ulama). Ketiga, Sisi ke-shalihan yang masyhur (nasab kepada orang-orang shalih yang terkenal).  Adapun Nasab kepada para pembesar dunia dan para penguasa yang dhalim maka itu tidak diakui (meskipun sering kali dibanggakan). [Asnal Mathalib]

 

Banyak orang mencari nasab karena nasab diyakini bisa memperbaiki nasib. Nasab bisa mendatangkan hal-hal positif sebagaimana sabda Rasul SAW :

تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ

"Pelajarilah nasab kalian, sesuatu yang dapat membantu kalian untuk menyambung tali persaudaraan. Karena menyambung persaudaraan dapat menambah kasih sayang dalam keluarga, menambah harta dan dapat menambah usia. [HR Turmudzi]

 

Nasab mulia merupakan satu kehormatan sehingga karenanya seseorang bisa terhindar dari kejelekan orang lain. Hal ini sebagaimana dialami oleh Nabi Syu’aib AS. Kaumnya berkata :

وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ

“... Kalaulah bukan karena (kemuliaan) keluarga besarmu tentulah kami telah melempari-mu dengan batu, dan kau bukanlah orang mulia di hadapan kami." [QS Hud : 91]

 

Namun demikian, Rasul melarang kita untuk membangga-banggakan nasab. Beliau bersabda :

إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَفَخْرَهَا بِالْآبَاءِ إِنَّمَا هُوَ مُؤْمِنٌ تَقِيٌّ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ النَّاسُ كُلُّهُمْ بَنُو آدَمَ وَآدَمُ خُلِقَ مِنْ تُرَابٍ

Sungguh Allah telah menghilangkan kesombongan dan kebanggaan Jahiliyah terhadap nenek moyang. Sungguh seseorang itu ada yang beriman dan bertakwa, dan ada yang berdosa dan celaka. Mereka semua adalah sama-sama keturunan Adam dan Adam diciptakan dari tanah.” [HR Tirmidzi].

 

Al-Khatthabi menjelaskan : “Manusia itu terdiri dari 2 golongan. (1) Golongan orang yang beriman dan bertakwa maka ia adalah golongan terbaik dan utama meskipun ia tidak memiliki nasab mulia dalam kaumnya dan (2) golongan pendosa dan celaka maka ia adalah golongan yang hina meskipun ia memiliki nasab yang mulia dan tinggi. [Aunul Ma’bud]

 

Dan Rasul SAW telah memberikan teladan. Beliau adalah pemilik nasab mulia bahkan beliaulah sumber segala nasab yang luhur karena beliau adalah manusia terbaik di muka bumi namun beliau tidak menyombongkan diri dengan status tersebut. Beliau bersabda :

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ وَلَا فَخْرَ

Aku adalah pimpinan anak Adam dan aku tidaklah sombong (dengan ucapan tersebut). [Ibnu Majah]

 

Allah swt menyuruh beliau agar memperingatkan orang-orang terdekat dengan nasab beliau agar tidak mencukupkan diri dengan nasab yang mulia. Allah SWT berfirman :

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat [QS Asy-Syu’ara’ : 124]

 

Maka beliaupun memberikan peringatan tersebut. Beliau bersabda : “Wahai orang Quraisy ..., Wahai Bani ‘Abdi Manaf ..., Wahai ‘Abbas bin ‘Abdul Muthollib ..., Wahai Shafiyah bibi Rasulullah, selamatkanlah diri kalian sendiri karena aku tidak dapat menolong kalian sedikit pun dari (adzab) Allah. Wahai Fatimah puteri Muhammad, mintalah padaku apa yang engkau mau dari hartaku, sesungguhnya aku tidak dapat menolongmu sedikit pun dari Allah.” [HR Bukhari].

 

Imam Nawawi berkata :

فَيَنْبَغِي أَلَّا يَتَّكِلَ عَلَى شَرَفِ النَّسَبِ وَفَضِيْلَةِ الْآباَءِ وَيُقَصِّرُ فِي الْعَمَلِ

Maka hendaknya seseorang tidak mengandalkan kemuliaan nasab dan keutamaan nenek moyangnya namun ia sembrono dalam beramal. [Syarah Muslim]

 

Imam Ghazali memberikan analoginya, beliau berkata :

مَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يَنْجُو بِتَقْوَى أَبِيهِ كَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يَشْبَعُ بِأَكْلِ أَبِيهِ، وَيَرْوَى بِشُرْبِ أَبِيهِ، وَيَصِيرُ عَالِمًا بِعِلْمِ أَبِيهِ، وَيَصِلُ إِلَى الْكَعْبَةِ وَيَرَاهَا بِمَشْيِ أَبِيهِ.

Barang siapa yang menyangka bahwa ia akan selamat karena ketaqwaan ayahnya maka sama halnya ia menyangka akan menjadi kenyang sebab ayahnya makan, merasakan segarnya badan sebab ayahnya minum, menjadi alim sebab ilmu yang dimiliki ayahnya, dan mencapai ka’bah serta melihatnya langsung sebab ayahnya pergi kesana. [Ihya Ulumuddin]

 

Maka nasab mulia tidak akan berguna jika seseorang tidak beramal shalih sendiri. Lihatlah, tatkala Nabi Nuh (sang ayah) ingin menyelamatkan anaknya (Kan’an) dan iapun menagih janji kepada Allah yang akan menyelamatkan keluarganya. Nabi Nuh berkata :

رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ

"Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjimu adalah benar ... " [QS Hud : 45]

Lalu Allah SWT menjawab :

يَانُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ

"Hai Nuh, sesungguhnya dia (kan’an) bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. [QS Hud : 46]

 

Maka nasab yang mulia akan sia-sia jika seseorang tidak beramal shalih, sebagaimana hadits utama di atas. Penyair dalam bahar mutaqarib berkata :

وَمَا يَنْفَعُ الْأَصْلُ مِنْ هَاشِمٍ * إِذَا كَانَتِ النَّفْسُ مِنْ بَاهِلَةْ

Percuma punya nenek moyang dari Bani Hasyim jika (kelakuan) dirinya dari Bani Bahilah (Nama Qabilah yang terkenal paling jelek di kalangan Arab) [Tafsir Ruhul Ma’any]

 

Namun jika seseorang yang bernasab mulia dan ia juga beramal shalih maka nasabnya akan menjadi sarana untuk mendapatkan derajat yang lebih tinggi. Ibnu Abbas RA berkata :

إِنَّ اللهَ لَيَرْفَعُ ذُرِّيَّةَ الْمُؤْمِنِ فِي دَرَجَتِهِ، وَإِنْ كاَنُوا دُوْنَهُ فِي الْعَمَلِ، لِتَقِرَّ بِهِمْ عَيْنُهُ

Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat keturunan dari seorang mukmin kepada derajatnya (yang lebih tinggi) meskipun keturunannya itu memiliki amal yang lebih sedikit atau rendah. Hal ini supaya ia bahagia dengan berkumpul bersama anak cucunya. [Tafsir Ibni Katsir]

Lantas ia membaca (ayat yang menjadi dasar perkataannya) yaitu :

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka ... [QS At-Thur : 21]

 

Jadi nasab yang mulia akan menambah kemuliaan bagi orang yang berprilaku mulia. Maka dari itu Nabi SAW memuji Nabi Yusuf secara khusus dengan sabdaNya :

الْكَرِيمُ ابْنُ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِمْ السَّلَام

Yang mulia, putra Yang mulia, putra Yang mulia, putra Yang mulia, Yakni Yusuf putra Nabi Ya’kub, putra Ishaq, putra Ibrahim Alayhimus Salam. [HR Bukhari]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita untuk tidak membangga-banggakan nasab yang mulia, karena yang menjadikan mulia seseorang di sisi Allah adalah ketaqwaannya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Monday, August 28, 2023

PETIR BERTASBIH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Azzubair RA bahwasannya Rasul SAW ketika melihat petir dan mendengar guruh, beliau meninggalkan obrolan lalu membaca :

سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ

“Mahasuci Allah yang mana petir bertasbih dengan memuji kepada-Nya, dan para malaikat takut kepada-Nya”. [HR Malik]

 

Catatan Alvers

 

Viral foto Menara Jam Makkah berada di kompleks gedung pencakar langit Abraj al-Bait, yang berada di depan Masjidil Haram tersambar petir (22/08/2023(. Puncak Menara Jam Makkah itu memiliki 800 batang penangkal petir dan 200 konduktor. [cekfakta tempo co] Foto Petir juga pernah viral menimpa Menara Eiffel di Paris dan gedung One World Trade Centre di amerika juga [hipwee.com] bahkan gedung Empire State di New York disambar petir 100 kali setiap tahun. [Cnbcindonesia com]

 

Meskipun petir terlihat indah ketika tertangkap kamera seorang fotografer pada kejadian di atas namun di satu sisi lain petir merupakan pemandangan yang menakutkan atau dalam bahasa Arab diistilahkan dengan “Khauf”. Allah SWT berfirman :

وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan... [QS Ar-Rum : 24]

 

Seorang pemuda berusia 24 tahun tewas saat bermain bola di Lapangan Desa di Kabupaten Malang. Korban tewas akibat tersambar petir  dengan bekas terbakar yang cukup parah bagian dada hingga kaos kakinya berwarna hitam. (2022). [Republika co id] Tidak hanya di ruang terbuka, petir juga menyerang orang yang berada di dalam kamar rumahnya sebagaimana terjadi di kota Subulussalam, Aceh. (2023) [tribunnews com] bahkan dilaporkan 11 orang tewas dan banyak lainnya luka-luka, karena tersambar petir saat beramai-ramai selfie di tengah hujan di puncak menara pengintai di kawasan wisata Benteng Amer, India (2021) [bbc com] dan ada catatan menarik dari Guiness Book of Records. seorang petugas penjaga taman nasional di Amerika Serikat yang bernama Roy Sullivan pernah tersambar petir sebanyak tujuh kali dalam rentang waktu 1942-1983. Dan Ia meninggal dunia di usia 71 tahun karena sambaran petir yang ketujuhkalinya. [Cnbcindonesia com] Allah SWT berfirman :

يَجْعَلُوْنَ اَصَابِعَهُمْ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ

Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. [QS al-Baqarah : 19]

 

Dalam ilmu fisika, petir terjadi berawal dari penguapan air permukaan Bumi, seperti danau, sungai, laut, kolam, dalam bentuk gas lalu membentuk awan cumulonimbus atau awan badai yang besar dan padat. Selama badai terjadi, udara saling bertabrakan dan bergesekan dengan butiran air juga kristal es yang kemudian menciptakan muatan listrik statis bermuatan negatif dan positif. Makin lama, potensi listrik yang bermuatan positif dan negatif di awan, terpisah satu sama lain. Di mana muatan positif, bergerak ke bagian atas. Sementara muatan negatif turun ke bawah dan ia akan mencari muatan listrik positif di bawahnya sehingga terbentuklah loncatan elektron berupa lidah api yang kita kenal sebagai petir. [Kompas com]

 

Ya memang demikian petir dijelaskan dalam Ilmu Alam namun dalam Ilmu Agama petir merupakan hakikat yang berbeda dan ini tidak banyak diketahui oleh manusia. Allah SWT berfirman :

وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ :: يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

... tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Mereka hanya mengetahui yang Dzahir-dzahir (saja) dari kehidupan dunia ... [QS Ar-Rum : 6-7]

 

Suatu ketika orang-orang yahudi mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya: Wahai Abal-Qasim, ceritakan kepada kami apakah ra’du (petir) itu! beliau menjawab:

مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مخاريق مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ

Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan ia membawa cambuk dari api yang menggiring awan sesuai dengan kehendak Allah.

 

Mereka bertanya lagi: Lalu dari mana asal suara (halilintar) yang kita dengar itu? Beliau menjawab:

زَجْرُهُ بِالسَّحَابِ إِذَا زَجَرَهُ حَتَّى يَنْتَهِيَ إِلَى حَيْثُ أُمِرَ

Itu adalah hentakan malaikat ketika menggiring awan ke satu tempat sesuai dengan perintah Allah.

Lalu mereka berkata: Engkau benar. [HR Turmudzi] Hadits ini dinilai oleh Imam Turmudzi sebagai hasan gharib, dan albani (ulama wahabi) menilainya sebagai hadits shahih. [hdith com]

 

Lebih jelasnya, Ibnu Abbas RA berkata :

إِنَّ الرَّعْدَ مَلَكٌ يَنْعِقُ بِالْغَيْثِ كَمَا يَنْعِقُ الرَّاعِي بِغَنَمِهِ

Sesungguhnya petir adalah (suara) malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya [Adabul Mufrad]

 

Bahkan dalam al-Qur’an terdapat satu surat yang bernama Ar-Ra’d (yang artinya petir, surat ke-13) yang di dalamnya menyebut kata “Ar-Ra’d” yaitu :

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ

Dan petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki... [QS Ar-Ra’d : 13]

 

Ayat ini turun berkenaan dengan orang menolak dakwah ketika Rasul SAW mengirim sahabat untuk berdakwah kepadanya, ia berkata : “Siapa Rasulullah itu? Apa Allah itu? Apakah ia berasal dari emaskah atau dari perak atau dari tembaga?.” Tiba-tiba ada petir menyambarnya sehingga memecahkan tulang tengkoraknya. demikianlah mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Allah sangat keras siksa-Nya. [Tafsir Jalalain].

 

Dalam QS Ar-Rum : 24 di atas, petir tidak hanya menimbulkan ketakutan namun juga menimbulkan harapan. Dan orang-orang dulu memahaminya sebagai harapan akan turunnya hujan sebagaimana dikatakan oleh Imam Suyuthi :

(وَطَمَعًا) لِلْمُقِيْمِ فِي الْمَطَرِ

(Petir mendatangkan harapan) bagi orang yang berdiam diri di rumah, berupa akan turunnya hujan [Tafsir Jalalain]

 

Namun di era teknologi ini, boleh jadi petir itu menjadi harapan sebagai sumber energi altrenatif. Bagaimana tidak? Menurut National Geographic, petir menyambar dari langit ke permukaan bumi dalam setiap detiknya sebanyak 100 petir. Setiap sambaran petir mengandung energi listrik berkekuatan setara 1 miliar volt. [Cnbcindonesia com] Sementara menurut keterangan weather(.)gov, jumlah rata-rata sambaran petir di seluruh dunia per harinya mencapai 8,6 Juta, sedangkan setiap sambaran petir diperkirakan memiliki sekitar 300 juta Volt dan sekitar 30.000 Ampere. [Gesainstech com] jika semua energi petir dapat disimpan maka bisa digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik pada 3,4 juta rumah selama setahun. [Klikhijau com] Namun hal itu terkendala dengan keberadaan petir itu sendiri yang mana datangnya tidak menentu dan sulit dikira kapan waktu dan tempatnya. [Gesainstech com] Inikah makna tasbihnya petir?.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk takut kepada adzab Allah SWT terlebih ketika melihat fenomena alam yang menjadi tanda kebesaran-Nya.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Friday, August 25, 2023

SIAPAPUN BISA DITUDUH

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Shafiyyah binti Huyay RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا

Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Dan Aku khawatir kalau-kalau setan membisikkan suatu kejelekan ke dalam hati kalian. [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Tiada seorangpun yang bisa terbebas dari tuduhan kejelekan. Tuduhan itu bukan semata melihat siapa objeknya, orang baik apakah orang jelek namun tuduhan itu terjadi karena orang-orang yang menuduh. Mereka menuduh karena boleh jadi mereka punya kepentingan tertentu dan boleh jadi mereka terhasud oleh manusia bahkan oleh setan dan boleh jadi karena satu hukuman karma.

 

Dalam Shahih Bukhari dikisahkan mengenai seorang yang hidup di zaman bani Isra’il yang bernama Juraij. Ia seorang ahli ibadah namun ia dituduh oleh seorang wanita yang barusan melahirkan bahwa sang bayi adalah hasil zina dengan Juraij. Orang-orang pun terhasud dengan tuduhan tersebut, mereka mencaci maki juraij bahkan mereka membakar tempat ibadahnya. Melihat fitnah ini, Juraij lalu sholat dan kemudian bertanya kepada sang bayi, siapakah ayahmu? Sang bayi menjawab : “Ayahku adalah seorang penggembala”. Mengetahui hal ini, massa kemudian sadar bahwa mereka telah salah menuduh juarij. Mereka meminta maaf dan berjanji akan membangunkan tempat ibadahnya dengan emas namun juraij meminta dikembalikan dengan batu bata dari tanah seperti semula. Ternyata Juraij terkena hukuman karma dari ibunya yang sakit hati karena juraij tidak menjawab ketika dipanggil. Ibunya berdoa :

اللَّهُمَّ لَا تُمِتْهُ حَتَّى تُرِيَهُ وُجُوهَ الْمُومِسَاتِ

Ya Allah, jangan Engau matikan ia sehingga engkau perlihatkan kepadanya wajah wanita pelacur. [HR Bukhari]

 

Nabi Yusuf juga pernah dituduh mencuri. Hal ini disinggung dalam firman Allah SWT :

قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ

Mereka berkata: "Jika ia mencuri, maka sesungguhnya saudaranya (yaitu Nabi Yusuf) juga pernah mencuri sebelum itu". [QS Yusuf : 77]

 

Nabi yusuf menjadi korban tuduhan akibat modus bibinya yang mengasuhnya ketika beliau masih kecil pasca sang ibunda wafat. Selang beberapa tahun kemudian, ketika Yusuf tumbuh bertambah besar, maka Ya'qub rindu dan hendak mengambil Yusuf dari bibinya. Setelah mengetahui rencana tersebut sang bibi membuat jebakan, ia mengenakan ikat pinggang warisan Nabi Ishaq di dalam baju nabi Yusuf kecil. Lalu ia berpura-pura merasa kehilangan ikat pinggang, dan ia memerintahkan kepada semua orang untuk mencari siapa orang yang mengambilnya. Dan setelah pencarian, orang-orang menemukan ikat pinggang itu ada pada Yusuf. Maka sang bibi berkata: “Demi Allah, sesungguhnya Yusuf sejak sekarang telah menjadi milikku, aku menguasainya sepenuhnya menurut apa yang aku kehendaki”. Ketika Sang Ayah, Ya'qub datang berkunjung kepada bibi Yusuf dan Sang bibi menceritakan peristiwa itu, maka Ya'qub berkata :

إِنْ كَانَ فَعَلَ ذَلِكَ فَهُوَ سَلَمٌ لَكَ

“Jika Yusuf berbuat demikian (mencuri), maka Yusuf menjadi tawananmu”.

Maka Yusuf kecil hidup bersama sang bibi lebih lama hingga sang bibi meninggal dunia. Setelah itu barulah Yusuf kembali kepada ayahnya. [Hasyiyah As-Shawy Ala Tafsir Al-Jalalain]

 

Rasul SAW sendiri merasa tidak terbebas dari tuduhan sehingga beliau mengantisipasinya. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Shafiyyah binti Huyay RA. ketika Nabi SAW sedang berI'tikaf di malam hari, Shafiyyah, Istir beliau mendatangi ke masjid untuk satu keperluan. Sesudah itu beliau hendak mengantarnya pulang. Tiba-tiba lewat dua orang laki-laki Anshar dan tatkala mereka melihat beliau, mereka kemudian mempercepat langkahnya. Lalu beliau berkata kepada mereka :

عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ

Berjalanlah kalian seperti biasa. Ini adalah (istriku) Shafiyah binti Huyay.

 

Mereka menjawab; “Subhanallah, ya Rasulullah!” [HR Bukhari]

Dalam Riwayat lain, Mereka berkata :

يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلْ نَظُنُّ بِكَ إِلَّا خَيْرًا

Ya Rasulallah, Kami tidak akan menyangka kepadamu kecuali dengan persangkaan yang baik. [Fathul Bari]

 

Lalu menjelaskan alasannya, Beliau bersabda dengan hadits utama di atas yaitu : “Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Dan Aku khawatir kalau-kalau setan membisikkan suatu kejelekan ke dalam hati kalian berdua.”  [HR Bukhari]

 

Mengomentari hadits ini, Syeikh ibnu Hajar al-Asqalani berkata :

إِنَّ اللهَ جَعَلَ لِلشَّيْطَانِ قُوَّةً عَلَى التَّوَصُّلِ إِلَى بَاطِنِ الْإِنْسَانِ

Sesungguhnya Allah memberikan kekuatan kepada setan untuk bisa masuk ke dalam bathin manusia. [Fathul Bari]

 

Maka dari itu Rasul SAW mengajarkan kepada kita untuk mengantisipasi agar orang lain tidak menuduh kita berbuat jelek, atau agar orang lain tidak prasangka jelek. Sayyidina Umar RA berkata :

مَنْ عَرَضَ نَفْسَهُ لِلتُّهْمَةِ فَلَا يَلُوْمَنَّ مَنْ أَسَاءَ بِهِ الظَّنَّ

Barang siapa yang menjadikan dirinya sebagai sasaran persangkaan maka janganlah ia mencela orang yang berprasangka buruk kepadanya. [Kasyful Khafa’]

 

Lihatlah siapa yang lebih baik dan suci dari Nabi SAW. Tiada yang lebih baik dan suci dari beliau namun beliau tidak membiarkan celah sedikitpun agar orang lain terhasut oleh setan sehingga mereka berprasangka jelek. Lalu siapa kita ini? Mari kita lebih berhati-hati dalam bersikap dan berucap dan lakukan antisipasi. Bukan masalah kita, namun hal ini agar kita membantu orang lain supaya tidak berprasangka jelek dan hal itu adalah kejelekan buat mereka.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk lebih berhati-hati dalam bersikap dan berucap dan bisa melakukan antisipasi agar orang lain tidak berprasangka jelek kepada kita.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]