Tuesday, September 2, 2025

PERINGATAN HAUL

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Rasul SAW bersabda :

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, mereka itulah orang yang paling cerdas.” [HR Ibnu Majah]

 

Catatan Alvers

 

Orang yang paling cerdas menurut Nabi SAW bukanlah orang yang juara olimpiade sains tingkat nasional bahkan dunia tetapi orang yang paling cerdas sebagaimana hadits utama itu adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya.” [HR Ibnu Majah] dan Rasul SAW memerintahkan kita untuk banyak mengingat kematian. Beliau bersabda :

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ: الْمَوْتَ

“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. [HR Thabrani]

 

Mengingat kematian itu akan mendatangkan berbagai manfaat di antaranya Nabi SAW bersabda : Tidaklah mengingat kematian, orang yang sedang berada dalam kesusahan hidup, kecuali hal itu akan bisa meringankan kesusahannya. Dan tidaklah mengingat kematian, orang yang sedang berada dalam kelapangan (senang), kecuali ia akan bisa membatasi kebahagiaannya itu (sehingga tidak membuatnya lalai).” [HR Thabrani]

 

Dalam tradisi NU, memperingati wafatnya seorang ulama atau tokoh lazimnya disebut dengan Haul. Kata “Haul” itu sendiri terdapat dalam hadits riwayat Imam Baihaqi. Beliau menulis dalam kitab Dala’ilun Nubuwwah, satu bab mengenai keutamaan Syuhada Uhud dan menziarahi kuburannya. Beliau meriwayatkan hadits :

قَدْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُورُهُمْ فِي كُلِّ حَوْلٍ

Sungguh Rasul SAW mengunjungi mereka (Syuhada Uhud) setiap tahun. [HR Baihaqi]

Dalam lanjutannya disebutkan :

Lalu Abu Bakar melakukan hal itu setiap tahun, Lalu Umar bin Khattab, Lalu utsman. Dan Fathimah putri Rasul SAW mendatangi mereka (kubur Syuhada Uhud). [HR Baihaqi]

 

Secara bahasa haul itu sendiri artinya setahun sehingga acara peringatan wafatnya seseorang atau haul itu diadakan setiap setahun sekali. Acara haul biasanya berisi beberapa kegiatan diantaranya: (1) ziarah kubur, (2) pembacaan quran atau sekedar surat yasin,  dzikir dan tahlil, (3) Tausiyah memuat kisah-kisah jasa dan kebaikan tokoh yang diperingati haulnya dan (4) sedekah makanan atau lainnya. Berikut perincian dasar hukumnya.

 

Pertama, Ziarah kubur. Hal ini diperintahkan oleh Rasul SAW karena beliau bersabda:

نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian”. [HR Muslim]

Dan Rasul SAW menjelaskan manfaatnya dalam sabdanya :

فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ

karena ziarah kubur itu dapat mengingatkan kalian kepada kematian. [HR Muslim]

Dan beliau juga bersabda :

أَنَّهَا تُرِقُّ الْقُلُوبَ وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ فَزُورُوهَا

Karena ziarah kubur itu bisa melembutkan hati, menjadikan mata berlinang air mata maka lakukanlah ziarah kubur. [HR Ahmad]

 

Kedua, pembacaan quran atau surat yasin, dzikir dan tahlil. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan Ulama, namun Ibnu Hajar Al-Haitami menukil pendapat yang menyatakan :

مَذْهَبُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ أَنَّ لِلْإِنْسَانِ أَنْ يَجْعَلَ ثَوَابَ عَمَلِهِ وَصَلَاتَهُ لِغَيْرِهِ وَيَصِلُهُ وَعَلَيْهِ

Menurut madzhab ahlus sunnah wal jama’ah bahwasannya seseorang boleh memberikan pahala amal baiknya dan shalatnya kepada orang lain dan akan sampai kepadanya. [tuhfatul Muhtaj]

 

Di antara ulama yang mengatakan tidak sampainya pahala amal kebaikan kepada mayit adalah Ibnu Abdis salam. Dan  Imam Qurtubi dalam kitabnya “At-Tadzkirah (Bi Ahwalil Mauta wal Akhirah)” menceritakan bahwa setelah wafatnya, Ibnu Abdis salam di dalam satu mimpi menyatakan : “Memang hal itu saya katakan ketika (semasa hidup) di dunia,

وَالآنَ بَانَ لِي أَنَّ ثَوَابَ الْقِرَاءَةِ يَصِلُ إِلَى الْمَيِّتِ

Dan sekarang telah jelas bagiku bahwa pahala bacaan qur’an itu sampai kepada orang yang sudah meninggal. [I’anatut Thalibin]

 

(3) Tausiyah yang di dalamnya menceritakan kebaikan dan jasa-jasa dari tokoh yang diperingati haulnya dan pengetahuan agama islam lainnya. Nabi SAW bersabda :

اُذْكُرُوا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ وَكُفُّوا عَنْ مَسَاوِئِهِمْ

“Ceritakanlah kebaikan orang-orang yang telah wafat di antara kalian dan tahanlah diri kalian untuk menyebut keburukan mereka” [HR Tirmidzi]

Qadli Iyadl menukil perkataan Imam Abu Hanifah :

الْحِكَايَاتُ عَنِ الْعُلَمَاءِ وَمَحَاسِنُهُمْ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ الْفِقْهِ، لِأَنَّهَا آدَابُ الْقَوْمِ

Kisah-kisah tentang ulama dan kebaikan-kebaikan mereka lebih aku sukai daripada (kebanyakan membahas) fiqh, karena itu adalah adab-adab kaum (salafus shalih). [Tartibul Madarik wa Taqribul Masalik]

Dan Al-Junaid Al-Baghdadi berkata : “Cerita-cerita (Ulama) adalah bala tentara dari bala tentaranya Allah yang bisa menguatkan fisik para murid”. [Azharur Riyadl] Dan Sufyan Ibnu Uyainah berkata :

عِنْدَ ذِكْرِ الصَّالِحِيْنَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ

Tatkala diceritakan orang-orang shalih maka turunlah rahmat. [Hilyatul Awliya’]

Tentunya kisah-kisah itu bisa menjadi teladan dan motivasi bagi para jamaah yang hadir untuk meneladani kebaikan-kebaikan sang tokoh atau orang shalih yang diperingati haulnya.

 

(4) sedekah makanan atau lainnya yang diatas namakan untuk orang yang meninggal. Itu semua akan sampai pahalanya. Syeikh Said Al-Hadlrami As-Syafi’i berkata :

اَلصَّدَقَةُ يَصِلُ نَفْسُ ثَوَابِهَا لِلْمُتَصَدَّقِ عَنْهُ إِجْمَاعًا، وَكَأَنَّهُ هُوَ الْمُتَصَدِّقُ، وَيُثَابُ الْمُتَصَدِّقُ ثَوَابَ الْبِرِّ، لَا عَلَى الصَّدَقَةِ.

“Sedekah itu pahalanya sendiri sampai kepada orang yang diniatkan sedekah untuknya menurut ijmā‘ (kesepakatan ulama), seakan-akan dialah yang bersedekah. Sedangkan orang yang mengeluarkan sedekah mendapat pahala birr (berbuat baik/berbakti), bukan pahala sedekah itu sendiri.” [Busyral Karim]

 

Dalam hadits diriwayatkan bahwa dahulu terdapat seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW :

إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا

“Sesunguhnya Ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan aku menduga seandainya ia dapat berwasiat, tentu ia akan bersedekah. Apakah ia akan mendapat pahala jika aku bersedekah atas namanya?”

Maka beliau menjawab, “Iya” [HR Muslim]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa mengingat kematian dan saat menghadiri acara peringatan haul maka kita tersadar bahwa kalau sekarang mereka para tokoh dan ulama yang mulia wafat maka satu saat nanti kita juga akan wafat sehingga kita mempersiapkan bekal wafat kita.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani

Ayo Mondok! Mondok itu Keren!

WA Auto Respon :  0858-2222-1979

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

0 komentar:

Post a Comment