Friday, February 9, 2018

PERTOLONGAN SELAIN ALLAH?




ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Abbas RA, Suatu ketika Aku berada di belakang Nabi SAW dan beliau bersabda dalam hadits yang panjang. Diantara isinya adalah :
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ
Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. [HR Turmudzi]

Catatan Alvers

Hadits utama di atas jamak dipahami secara letterlijk sebagai larangan meminta pertolongan kepada selain Allah sehingga mereka yang berpaham demikian akan memandang sinis kepada mereka yang meminta pertolongan kepada wali atau orang yang shalih atau mendatangi kuburan mereka.

Jika kita hanya boleh meminta pertolongan kepada Allah saja karena Allah saja yang memberi pertolongan dan kita tidak boleh menjadikan selain Allah sebagai pertolongan, lantas bagaimana dengan firman Allah berikut :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. [QS Al-Baqarah : 45]


Begitu pula hadits berikut
إِنَّ الشَّمْسَ تَدْنُو يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا بِآدَمَ ثُمَّ بِمُوسَى ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Matahari akan didekatkan pada hari kiamat hingga keringat akan mencapai ketinggian setengah telinga. Ketika kondisi mereka demikian maka orang-orang memohon pertolongan kepada nabi Adam, Nabi Musa, kemudian Nabi Muhammad   [HR Bukhari]

Bukankah shalat dan sabar serta para Nabi itu makhluk selain Allah?. Mereka akan menjawab : sabar dan shalat serta para mabi itu menjadi perantara (sarana/sebab atau semacamnya) untuk mendapat pertolongan Allah.

Jika Allah saja yang menunjukkan ke jalan yang benar dan tidak ada selain-Nya, maka bagaimana dengan firman Allah berikut :
وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. [QS As-Syura: 52]

Bukankah nabi itu adalah makhluk selain Allah?. Mereka akan menjawab : nabi itu menjadi perantara (sarana) untuk mendapat petunjuk Allah.

Jika Allah saja yang menganugerahi anak, lantas bagaimana dengan firman Allah berikut :
قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا
Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci."
[QS Maryam : 19]

Bukankah malaikat jibril itu adalah makhluk selain Allah?. Mereka akan menjawab : malaikat jibril itu menjadi perantara (sarana) untuk mendapat keturunan.

Jika Allah yang memberikan rizki, lantas bagaimana dengan firman Allah berikut :
وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُمْ مِنْهُ
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah rizki mereka dari harta itu (sekedarnya). [QS An-Nisa : 8]

Bukankah keluarga (manusia) adalah makhluk selain Allah?. Mereka akan menjawab : keluarga (manusia) itu menjadi perantara (sarana) untuk mendapat rizki.

Jika Allah yang menciptakan makhluk, lantas bagaimana dengan firman Allah berikut yang mengisahkan ucapan Nabi Isa AS :
أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ
aku akan menciptakan sesuatu berbentuk burung dari tanah untuk kalian kemudian aku akan meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah [ QS Ali Imran : 49]

Bukankah Nabi Isa AS adalah makhluk selain Allah?. Mereka akan menjawab : Nabi Isa AS itu menjadi perantara (sarana) untuk menciptakan burung karena semua atas izin Allah.

Jika Allah yang mematikan makhluk, lantas bagaimana dengan firman Allah berikut :
قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ
Katakanlah: Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu...[QS As-Sajdah :11]

Bukankah malaikat maut adalah makhluk selain Allah?. Mereka akan menjawab : Malaikat maut itu menjadi perantara (sarana) untuk mematikan atas izin Allah.

Jika mereka memahami demikian lantas mengapa mereka mengkafirkan orang-orang yang meminta pertolongan kepada wali atau orang yang shalih atau mendatangi kuburan mereka. bukankah itu semua itu bentuk perantara/sarana/sebab sebagaimana hal di atas? Bukankah orang-orang itu juga meyakini bahwa semua pertolongan pada hakikatnya dari Allah saja sebagaimana mereka memahami semua masalah di atas? Bukankah perantara itu secara umum juga difirmankan oleh Allah SWT :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya.” [QS Al-Maidah: 35]

Bukankah firman Allah itu umum mencakup semua hal yang menjadi perantara dan sebab kepada Allah, Lantas mengapa mereka terus memilah-milah dan membeda-bedakan hal di atas?

Bukankah perantara itu juga disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW? Seperti hadits berikut : Utsman bin Hunaif berkata, “Ada seorang lelaki tuna netra datang menemui Nabi SAW dan meminta beliau untuk mendoakannya agar dapat melihat kembali. Pada saat itu Rasulullah SAW memberikan dua pilihan kepadanya, yaitu didoakan sembuh atau bersabar dengan kebutaannya tersebut namun lelaki tadi bersikeras minta didoakan agar dapat melihat kembali. Rasulullah SAW kemudian memerintahkannya untuk berwudlu dengan baik lalu membaca doa berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى لِيَ اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ
"Ya Allah aku meminta kepada Mu dan menghadap kepada Mu dengan perantara Nabi Mu, Muhammad, Nabi membawa rahmat. Aku menghadap kepada Tuhanku dengan perantaramu (Muhammad) untuk hajatku ini agar dikabulkan untukku. Ya Allah berilah syafaat kepada Muhammad untukku" [HR Tirmidzi]

Dalam doa “Ya Allah aku meminta kepada Mu dan menghadap kepada Mu dengan perantara Nabi-Mu” bukankah Rasul mengajarkan meminta pertolongan Allah dengan perantara beliau atau lazimnya dikenal dengan wasilah atau tawassul.  Ataukah mereka berpaham hanya mereka yang boleh menafsirkan karena hanya kelompoknya yang benar dan kelompok diluar mereka pasti salah?  Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari menjadikan kita sebagai orang-orang yang berwawasan luas dan tidak mudah menyalahkan amalan orang lain terlebih mengkafirkan. Semoga Allah membukakan pintu hati mereka supaya mereka lebih lunak terhadap sesama muslim sehingga benar-benar tercipta islam yang rahmatan lil alamin.

Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari. SS., M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jawa Timur Indonesia

Artikel di atas bisa anda dapatkan versi bukunya (lengkap harakat dan referensinya) dalam
BUKU ONE DAY ONE HADITH
sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat). SINGKAT karena  Didesain sekali duduk bisa selesai baca satu judul ::PADAT karena  Tidak bertele-tele dan  AKURAT karena disertai referensinya

ONE DAY#1 *INDAHNYA HIDUP BERSAMA RASUL SAW* ISBN : 9786027404434
ONE DAY#2 *MOTIVASI BAHAGIA DARI RASUL SAW* ISBN : 9786026037909
ONE DAY#3 *TAMAN INDAH MUSTHAFA SAW* ISBN : 9786026037923
(Pre Order) ONE DAY#4 *TAFAKKUR ZAMAN NOW*, ISBN: 978-602-60379-5-4
Bisa dapat harga promo dan kirim via tiki/JNE silahkan hub. Ust. Muadz 08121674-2626

Umrah Ramadhan 13 Hari bersama Pesantren Wisata An-Nur 2, Tanggal : 10 Mei 2018 Hotel Mekkah : Azka, Madinah : Elaf An-Nakhl, Pesawat Saudia hanya 31.5 Juta*. Seat terbatas. Hub. SMS Center : 08121-686-1111

0 komentar:

Post a Comment