Saturday, December 27, 2025

MANTRA LUNAS

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Dari Sayyidah Aisyah RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ

Sesungguhnya seseorang jika ia berhutang, maka ia berbicara lalu (biasanya) ia berdusta, dan ia berjanji lalu (biasanya) mengingkari.” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

“Hutang Lunas Tidurpun Pulas Hatiku Ringan Napasku Lepas Semua Beban Selesai Tuntas Pikiran Tenang Rezeki Deras”. Ini adalah penggalan lirik viral di akhir desember 2025 ini. Lirik yang mewakili isi hati banyak orang yang selama ini terjerat hutang yang tak kunjung lunas. Maka lirik itu menjadi resolusi mereka di akhir tahun 2025 ini.

 

Ya demikianlah hutang. Ia akan menjadi beban dalam kehidupan. Dalam sebuah hadits disebutkan :

إيَّاكُمْ وَالدَّيْنَ، فَإِنَّهُ هَمٌّ بِاللَّيْلِ، وَمَذَلَّةٌ بِالنَّهَارِ

“Jauhilah oleh kalian hutang, karena sesungguhnya ia adalah kegelisahan di malam hari, dan kehinaan di siang hari.” [Al-Jami’ As-Shaghir]

 

Al-Munawi berkata : Hutang adalah kegelisahan di malam hari sebab orang yang berhutang sibuk memikirkan cara melunasinya dan mencari sebab-sebab untuk membayarnya, sehingga hilanglah kenikmatan tidurnya. Dan menjadi kehinaan di siang hari karena ia harus merendahkan diri di hadapan orang yang memberi hutang, memohon agar diberi tenggang waktu. Ini adalah peringatan keras agar tidak mudah-mudah berhutang, terutama bagi orang yang tidak memiliki harapan untuk bisa melunasinya. [Faidlul Qadir]

 

Dan Sayyidina Umar RA berkata :

إِيَّاكُمْ وَالدَّيْنِ فَإِنَّ أَوَّلَهُ هَمٌّ وَآخِرَهُ حَرَبٌ

“Jauhilah oleh kalian hutang, karena sesungguhnya awalnya adalah susah dan akhirnya adalah “harab”. [HR Malik] Kata “Harab” dengan Ra’ berharakat, artinya “salab” (penyitaan atau perampasan harta). [Al-Muntaqa]

 

Jika Hutang itu sudah lunas maka “Tidurpun Pulas Hatiku Ringan Napasku Lepas”. Dengan demikian hendaknya seseorang berfokus untuk melunasi hutang sesuai dengan temponya dan tidak dipalingkan dengan kebutuhan lain yang tidak mendesak apalagi dalam hal kemewahan atau bahkan untuk keperluan ibadah semisal sedekah. Imam Nawawi berkata :

الْأَصَحُّ تَحْرِيمُ صَدَقَتِهِ بِمَا يَحْتَاجُ إلَيْهِ ... لِدَيْنٍ لَا يَرْجُو لَهُ وَفَاءً

“Pendapat yang lebih shahih adalah haram hukumnya seseorang bersedekah dengan harta yang ia butuhkan ... untuk membayar hutang yang ia tidak memiliki harapan untuk melunasinya (sebab uangnya dibuat sedekah).” [Minhajut Thalibin]

 

Dengan demikian, sedekah itu hukumnya haram jika diambilkan dari harta yang semestinya dipakai untuk kewajiban melunasi hutang yang jatuh tempo dan tidak mampu dibayar. Ini semua untuk menjadikan melunasi hutang sebagai prioritas saat sudah jatuh tempo. Bahkan sebelum jatuh tempo hendaknya seseorang berusaha sesegera mungkin untuk melunasi agar terbebas dari efek berhutang.

 

Suatu ketika ada orang bertanya kepada Rasul SAW. Ia berkata : “Betapa seringnya Engkau berdoa meminta perlindungan dari hutang, (mengapa) ?” Beliau pun menjawab sebagaimana hadits utama, yaitu : “Sesungguhnya seseorang yang berhutang, jika dia berbicara lalu (biasanya) ia berdusta, dan ia berjanji lalu (biasanya) mengingkari.” [HR Bukhari]

 

“Semua Beban Selesai Tuntas Pikiran Tenang” Jika hutang sudah lunas. Sebab hutang itu tidak hanya urusan duniawi namun juga menjadi urusan akhirat. Muhammad bin Jahsy berkata : Kami pernah duduk bersama Rasul SAW, lalu beliau mengangkat kepalanya ke langit, kemudian meletakkan telapak tangannya di atas keningnya, lalu bersabda: “Subhanallah, betapa beratnya ancaman (yang baru saja) diturunkan !”. Kami diam dan kami takut (ada apa-apa). Keesokan harinya aku bertanya kepada beliau : ‘Wahai Rasulullah! Ancaman berat apakah yang turun (yang Anda sampaikan kemarin itu)? Lalu beliau bersabda :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ رَجُلًا قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ قُتِلَ ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ قُتِلَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ

“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam kekuasaanNya, seandainya seorang laki-laki mati syahid, lalu dihidupkan kembali, lalu dia mati syahid lagi, lalu dihidupkan kembali, lalu dia mati syahid lagi, lalu dihidupkan kembali, namun dia memiliki hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.” [HR. Ahmad]

 

“Mantra Lunas” itu bukanlah syair atau lagu akan tetapi doa memohon pertolongan kepada Allah agar di mudahkan untuk melunasi hutang. Imam Nawawi dalam Al-Adzkar menceritakan bahwa pada suatu hari, Rasul SAW masuk ke masjid. Ternyata beliau menemukan seorang laki-laki Anshar yang bernama Abu Umamah. Beliau bertanya :  “Hai Abu Umamah, kenapa engkau duduk di masjid di luar waktu shalat?” Abu Umamah menjawab, “(itu karena) Kesumpekan dan hutang-hutangku, ya Rasul.” Beliau bersabda : “Maukah aku ajarkan suatu bacaan yang jika kamu membacanya, Allah akan menghapuskan kesumpekanmu dan engkau mampu melunasi utang?” Umamah menjawab, “Tentu, ya Rasul.” Beliau melanjutkan, “Jika memasuki waktu pagi dan sore hari, maka bacalah:

    اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan debt collector. [HR Abu Dawud]

Abu Umamah berkata : Lalu aku melakukan hal itu dan Allah Ta’ala menghilangkan kesumpekan dan kesusahanku serta melunasi hutangku. . [HR Abu Dawud]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-bari membuka hati dan pikiran kita untuk tidak berhutang guna gaya hidup dan jika kita berhutang maka kita dapat memprioritaskan pelunasan hutang dari kebutuhan lainnya sehingga “Hutang Lunas Tidurpun Pulas Hatiku Ringan Napasku Lepas Semua Beban Selesai Tuntas Pikiran Tenang Rezeki Deras”.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

Jangan pelit berbagi ilmu. Sufyan Ats-sauri berkata : “Barang siapa pelit berbagi ilmu maka ia akan ditimpa satu dari tiga perkata : (1) lupa, (2) wafat tanpa manfaat dan (3) catatan ilmunya hilang”. [Al-Majmu’]

0 komentar:

Post a Comment