Saturday, April 4, 2020

KEKUATAN DOA



ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” [HR Tirmidzi]

Catatan Alvers

Jika Allah ingin menampakkan betapa besar kekuatan-Nya maka Allah cukup mengirim makhluk-Nya yang kecil dan remeh untuk menaklukkan orang-orang yang merasa besar dan hebat. Lihatlah Raja Namrudz bin Kan’an, Orang pertama yang sombong “Jabbar” di muka bumi yang mengaku-ngaku menjadi tuhan dengan perkataannya “Akulah yang menghidupkan dan mematikan”. Bala tentaranya binasa karena gigitan jutaan nyamuk yang menyisakan tulang belulang mereka. Lalu khusus untun Namrudz, Allah mengutus seekor nyamuk saja untuk masuk ke kepalanya melalui lubang hidungnya dan nyamuk itu terus bertahan di kepala Namrud dan menyiksanya selama 400 tahun sehingga ia memukul-mukul kepalanya sendiri dengan “mathariq” (palu) sebagai balasan atas kedzalimannya selama 400 tahun. [As-Syaukani, Fathul Qadir]


Begitu pula Allah membinasakan kaum ‘Ad dengan Angin, Tsamud dengan suara, kaum Nabi nuh dengan air bah, Fira’un dan bala tentaranya dengan air laut. Allahu Akbar, Allah Maha besar. Segala yang besar dimuka bumi dihancurkannya dengan makhluk-Nya yang dianggap remeh. Dan sekarang, manusia yang mengklaim telah mencapai puncak dalam tekhnologi informasi dan menurut mereka tuhan-pun tidak akan mampu menghentikan kemajuan tersebut, dibinasakan oleh Allah dengan makhluk yang tak kasat mata karena berukuran super kecil yaitu 125 nanometer (0,125 mikrometer) [antaranews com]

Maka dari itu di samping kita berikhtiyar, maka jangan pernah meninggalkan doa karena sebagaimana hadits utama di atas bahwa doa memiliki pengaruh yang terbesar di sisi Allah. Mengapa demikian? Al-Mubarakfuri berkata :
لِأَنَّ فِيْهِ إِظْهَارَ الْفَقْرِ وَالْعَجْزِ وَالتَّذَلُّلِ وَالْاِعْتِرَافِ بِقُوَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ
Karena dalam doa terdapat kefakiran, kelemahan, kehinaan yang ditampakkan dan pengakuan akan kekuatan Allah dan ke-maha kuasaan-Nya. [Tuhfatul Ahwadzi]

Tekadang kita bingung dengan pertanyaan “Apa gunanya doa jika semuanya telah ditakdirkan”? Al-Ghazali menjawab : Ketahuilah bahwa termasuk bagian dari takdir adalah menolak bencana dengan doa karena doa merupakan sebab tertolaknya bencana dan datangnya rahmat Allah. Seperti tameng (perisai) menjadi sebab tertolaknya pedang (melukai tubuh) dan air menjadi sebab tumbuhnya tumbuh-tumbuhan. Mengakui adanya takdir tidak disyaratkan untuk meninggalkan pedang (ketika mau perang) karena Allah SWT berfirman :
وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ
 dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata [QS An-Nisa : 102]
Maka Allah yang menetapkan takdir, Allah juga menetapkan sebabnya. [Al-Adzkar]

Doa itu ibarat senjata, Baginda Nabi SAW bersabda :
الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ، وَعِمَادُ الدِّينِ، وَنُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Doa merupakan senjata orang yang beriman, tiang agama, dan cahaya langit dan bumi.” [HR Al-Hakim]

Mengapa demikian?  Al-Munawi berkata “karena doa itu bisa menolak bala’ dan mengatasinya seperti seseorang menolak musuhnya dengan pedang. Di hadapan bala’ bencana, doa seseorang memiliki tiga kondisi. (1) Doa lebih kuat dari bala’ maka doa bisa menolaknya. (2) Doa lebih lemah dari Bala’ maka seseorang tertimpa bala’ namun doa bisa meringankannya. (3) sama kuatnya, maka seseorang akan terhidar dari bala’ bencana”. [Faidlul Qadir]

Tidak hanya saat ini, doa itu juga bermanfaat di masa yang akan datang. Rasul SAW bersabda :
إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ ، فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللهِ بِالدُّعَاء
Sesungguhnya doa bermanfaat terhadap apa yang sudah diturunkan dan yang belum diturunkan. Hendaklah kalian berdoa wahai para hamba. [HR Tirmidzi]

Yakinlah bahwa doa yang dipanjatkan takkan sia-sia sebab Rasul SAW bersabda :
إنَّ رَبَّكُمْ حَيِيٌّ كَرِيمٌ، يَسْتَحِي مِنْ عَبْدِهِ أن يَرْفَعَ إلَيْهِ يَدَيْهِ فيَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“Sesungguhnya Rabb kalian Maha Pemalu dan Mulia. Ia merasa malu dari hamba-Nya jika ia (berdo’a) mengangkat tangan kepada-Nya dengan mengembalikannya dalam keadaan kosong.”[HR Ibnu Majah]

Sufyan bin Uyainah r.a. berkata: Janganlah salah seorang dari kalian terhalang dari doanya akibat merasa hina karena dosa yang diketahuinya karena sejelek-jeleknya makhluk yakni Iblis doanya juga dikabulkan oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an :
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
Iblis berkata : “Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguhan”. [QS Al-A’raf : 14-15]

Perbanyaklah doa sebab Rasul SAW bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا
Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpan untuknya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal. [HR Ahmad]
Dalam lanjutan hadits, kemudian para sahabat berkata : “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Maka Nabi SAW bersabda : “Allah akan lebh banyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” [HR Ahmad]

Jangan lupakan sholawat karena ‘Umar RA berkata :
إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَىْءٌ حَتَّى تُصَلِّىَ عَلَى نَبِيِّكَ -صلى الله عليه وسلم-
Sesungguhnya doa itu diam antara langit dan bumi, tidak naik ke atas hingga engkau bershalawat kepada Nabimu SAW.” [HR Tirmidzi]

Dan yang terpenting lagi jangan lupa adab berdoa. Imam Nawawi mengutip sepuluh adab berdoa dari keterangan imam Ghazali yaitu : (1) menunggu waktu-waktu yang mulia. Seperti hari Arafah, bulan Ramadan, hari Jumat, akhir sepertiga malam, dan waktu sahur. (2) menggunakan keadaan-keadaan yang mulia untuk berdoa seperti ketika sujud, turunnya hujan. (3). menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan dan mengusap wajah setelah berdoa. (4) merendahkan suara antara pelan dan keras. (5) Tidak merepotkan diri dengan doa yang sajak. Lebih baiknya mencukupkan diri dengan doa-doa ma’tsurat. (6) merendahkan diri, khusyuk dan takut. (7) Yakin akan dikabulkan. (8) bersungguh-sungguh dalam meminta dan mengulang-ngulangi doanya tiga kali. (9) mengawali doa dengan dzikir. (10) yang terpenting adalah bertobat, mengembalikan (barang-barang hasil) kedzaliman dan menghadap kepada Allah SWT. [Al-Adzkar]

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk terus berdzikir dan berdoa dengan penuh rendah hati dan taubat sehingga Allah mengangkat virus corona dan wabah lainnya dari kaum muslimin di muka bumi ini.

Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!

NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang  lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]

0 komentar:

Post a Comment