Thursday, May 11, 2023

KEBAIKAN MENGHAPUS KEJELEKAN

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Dzarr RA, Nabi SAW bersabda :

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقْ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

”Takutlah kepada Allah di manapun engkau berada. Iringilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menghapuskan kejelekan. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” [HR Tirmidzi]

 

Catatan Alvers

 

Tak ada manusia yang terlepas dari kesalahan dan dosa tak terkecuali sahabat nabi. Seorang sahabat bernama Abul Yasar menceritakan kisahnya : “Suatu ketika ada seorang perempuan yang suaminya sedang diutus oleh Nabi SAW dalam suatu peperangan. Wanita itu berkata kepadanya: “Juallah kurmamu kepadaku dengan satu dirham”. Aku terpesona dengannya. Aku berkata : Di rumah ada kurma yang lebih bagus dari ini, ikutilah aku. Maka wanita itu masuk ke rumahku kemudian akupun senang kepadanya dan aku menciumnya. (Karena merasa bersalah) Aku datang kepada Abu Bakar untuk menceritakan kejadian itu. Abu bakar berkata :

اسْتُرْ عَلَى نَفْسِكَ وَتُبْ وَلَا تُخْبِرْ أَحَدًا

“Tutuplah aibmu dan bertaubatlah. Jangan kau ceritakan hal ini kepada siapapun”.

Aku tidak bersabar untuk mendatangai Umar dan meminta pendapatnya. Umar berkata )seperti perkataan Abu Bakar( “Tutuplah aibmu dan bertaubatlah. Jangan kau ceritakan hal ini kepada siapapun".  Aku tidak bersabar untuk mendatangi Rasul SAW dan menceritakan hal ini. Rasul SAW bersabda :

أَخُنْتَ رَجُلاً غاَزِياً فِي سَبِيْلِ اللهِ فِي أَهْلِهِ بِمِثْلِ هَذَا

Apakah kau mengkhianati orang yang berperang di jalan Allah dengan melakukan hal yang tidak senonoh kepada istrinya?

 

Abul Yasarpun menyesal hingga ia berandai-andai baru masuk islam saat itu dan iapun mengira bahwa dirinya akan masuk neraka. Rasul SAW menunduk lama hingga turun Surat Hud ayat 112 sampai ayat berikut :

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

Dan dirikanlah sholat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu bisa menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang menerima peringatan. [QS Hud : 114]

 

Rasul SAW membacakan ayat tersebut. Dan para sahabat bertanya : Apakah hal ini (kebaikan dapat menghapus kejelekan) berlaku secara khusus (untuk Abul Yasar) ataukah berlaku umum untuk semua orang? Rasul SAW menjawab : hal ini berlaku umum untuk semua orang. [HR Tirmidzi]   Hadits yang semisal ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan redaksi yang ringkas.

 

Dosa merupakan aib yang hendaknya tidak diceritakan kepada orang lain sebagaimana perkataan Abu bakar dan Umar pada kisah tadi. Rasulullah SAW bersabda :

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ

‘Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali orang-orang yang berbuat dosa dengan terang-terangan”.

Dan yang termasuk terang-terangan dalam berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut. Dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu. Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatan jeleknya itu, tetapi pada pagi harinya dia sendiri menyingkap perbuatannya yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.”  [HR Bukhari]

 

Selanjutnya hendaklah setiap orang yang melakukan dosa, ia melakukan kebaikan setelahnya karena perbuatan baik itu bisa menghapuskan (dosa kecil) dari perbuatan yang buruk. Kebaikan-kebaikan yang dilakukan seperti shalat dll akan menjadi pelebur dosa sebagaimana

Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabat : "Seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang kalian sehingga ia bisa mandi 5 kali dalam sehari, menurutmu apakah masih akan ada kotoran yang tersisa pada orang tersebut?” Para sahabat menjawab, 'Tidak akan ada kotoran yang tersisa sedikitpun.” Lalu Nabi bersabda :

فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا

“Itulah perumpamaan shalat 5 waktu, Allah akan menghapus dosa-dosa dengan shalat 5 waktu tersebut." [HR Bukhari]

 

Perbuatan baik itu bisa menghapuskan dosa kejelekan sebagaimana disebutkan dalam surat Hud Ayat 114 dan tegaskan lagi dalam hadits utama diatas. Namun yang perlu dicermati bahwa hal itu berlaku untuk dosa kecil saja mengingat dalam hadits lain berbunyi :

الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ

"Shalat 5 waktu, dari Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan dari Ramadlan ke Ramadlan berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya jika dosa-dosa besar dijauhi." [HR Muslim].

 

Apakah dosa besar itu? Ibnu Abbas RA berkata :

اَلْكَبَائِرُ كُلُّ ذَنْبٍ خَتَمَهُ اللهُ بِنَارٍ أَوْ غَضَبٍ أَوْ عَذَابٍ

Dosa-dosa besar adalah setiap dosa yang (pelakunya) diancam oleh Allah dengan neraka, murka atau siksa. [Al-Hidayah ila bulughin Nihayah]

Seperti syirik yang merupakan “Akbarul kaba’ir” (dosa terbesar di antara dosa-dosa besar), membunuh, makan riba, zina, durhaka kepada orang tua, sumpah palsu, menuduh zina kepada wanita baik-baik, persaksian palsu, lari dari medan perang, makan harta anak yatim, terus-terusan minum khamr dan semisalnya. Terkadang dosa itu kecil namun karena dilakukan terus menerus maka dosa tersebut menjadi besar, tanpa diiringi taubat dan berhenti dari melakukannya. [Al-Hidayah ila bulughin Nihayah] Ada seseorang bertanya : apakah benar dosa besar itu ada tujuh? Ibnu Abbas RA menjawab : Dosa besar itu hampir ada 700 (dalam riwayat lain 70) karena (dalam kaidah disebutkan) :

لَا صَغِيرَةَ مَعَ الْإِصْرَارِ وَلَا كَبِيرَةَ مَعَ الِاسْتِغْفَارِ

Tidak ada dosa kecil jika disertai melakukannya terus menurus, dan tidak ada dosa besar jika disertai dengan istighfar. [Tafsir Al-Kassyaf]

 

Namun demikian, bukan berarti kita boleh menganggap remeh dosa kecil. Para Ulama berkata : Melakukan dosa besar itu lebih ringan (resikonya) daripada meremehkan dosa kecil karena orang yang melakukan dosa besar itu kemungkinan akan segera kembali kepada Allah dan segera bertaubat. Adapun orang yang meremehkan dosa kecil maka jarang sekali ia akan berhenti dari perbuatan dosanya karena ia menganggapnya hal itu kecil dan bukan apa-apa. [Al-Madkhal ila tanmiyatil A’mal]

 

Maka sebenarnya satu dosa dinilai besar atau kecil itu dilihat dari dari perbuatan dan sanksinya namun jika dilihat bahwa setiap dosa itu berarti pelanggaran kepada Allah yang maha besar maka tidak ada dosa yang kecil. Bilal bin Sa’ad, Seorang Tabi’in berkata :

لَا تَنْظُرْ إِلَى صِغَرِ الْخَطِيئَةِ، وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى مَنْ عَصَيْتَ

“Janganlah melihat kepada kecilnya maksiat, tapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat. [Syu’abul Iman]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menjauhi dosa-dosa besar dan tidak meremehkan dosa-dosa kecil serta bersemangat untuk melakukan kebaikan secara istiqamah sehingga diri kita bersih dari noda-noda dosa dihadapan Allah SWT.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment