Wednesday, June 28, 2023

ICON KELUARGA SABAR

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA, Rasul SAW bersabda :

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ فَمَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberi harta kepada orang yang Dia cintai dan orang yang Dia tidak cintai, dan (Allah) tidak memberi agama (keimanan) kecuali hanya kepada siapa yang Dia cintai. Barang siapa yang diberi agama (keimanan) oleh allah maka sungguh Allah mencintainya. [HR Ahmad]

 

Catatan Alvers

 

Dalam ritual haji dan idul Adha, kita diingatkan kepada satu keluarga yang menjadi suri tauladan. Siapakah itu? Allah SWT berfirman :

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya. [QS Al-Mumtahanah : 4]

 

Nabi Ibrahim menjadi teladan dalam kesabaran dalam penantian memiliki anak. Dalam munajatnya, beliau berdoa :

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Ya Tuhanku, karuniakanlah kepadaku sebagian dari anak-anak yang shalih. [QS As-Shaffat : 100]

 

Doa ini terealisasi setelah penantian panjang hingga usia Nabi Ibrahim menginjak 85 tahun. Itupun bukan dilahirkan dari istri (pertama)nya, sarah. Namun dari hajar, seorang budak yang diberikan sarah untuk dinikahi Nabi Ibrahim dengan harapan agar ia memiliki keturunan. Dan 13 tahun setelah kelahiran ismail, barulah sarah memiliki anak yang bernama ishaq. [Al-Bidayah Wan Nihayah]

 

Kesabaran juga diteladankan oleh siti hajar yaitu sabar dalam menjalani kehidupan berkeluarga.  Imam Bukhari dalam shahih Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata : Suatu ketika Nabi Ibrahim pergi dengan hajar berserta anak bayinya, Isma'il. Sesampainya di mekkah, Ibrahim menempatkan keduanya dekat Baitullah (Ka'bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung al-masjidil Haram. Waktu itu di Makkah tidak ada seorangpun yang tinggal di sana dan tidak ada pula air. Ibrahim menempatkan keduanya disana dan meninggalkan semacam karung berisi kurma dan kantung/geriba berisi air. Kemudian Ibrahim pergi untuk meninggalkan keduanya. Maka Ibu Isma'il mengikutinya seraya berkata; "Wahai Ibrahim, kamu mau pergi kemana?. Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada sesuatu apapun ini". Ibu Isma'il terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya ibu Isma'il bertanya;

أَاللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا

"Apakah Allah yang memerintahkan kamu atas semuanya ini?".

Ibrahim menjawab: "Ya". Ibu Isma'il berkata;

إِذَنْ لَا يُضَيِّعُنَا

"Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami".

 

Kemudian ibu Isma'il kembali dan Ibrahim melanjutkan perjalanannya hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan orang-orang tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadap ke arah Ka'bah lalu mengangkat kedua tangannya [Shahih Bukhari] seraya berdo'a  :

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.  [QS Ibrahim : 37].

 

Bahkan Nabi Ibrahim, Istri dan anak, keluarga ini menjadi icon kesabaran menjalani perintah Allah SWT dan tidak terbuai oleh rayuan setan yang ingin menjauhkannya dari Allah. Ka’b mengisahkan kepada Abu Hurairah RA dan kisah ini diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim bahwasannya ketika setan mengetahui rencana Nabi Ibrahim menyembelih putranya (Disini disebutkan Ishaq), maka setan bersumpah : “Demi Allah, jika sekarang aku tidak menggoda keluarga Ibrahim maka aku tidak akan bisa menggoda seseorang dari keluarga Ibrahim selamanya”.

 

Untuk melancarkan aksinya, setan menyamar menjadi orang yang dikenali keluarga Nabi Ibrahim. Pertama setan  mendatangi istrinya (Dalam riwayat ini disebutkan sarah). Setan bertanya : “Hendak kemanakah Ibrahim pagi-pagi pergi bersama anaknya?”. Istrinya menjawab : “Ia pergi karena ada satu keperluan”. Setan berkata : “Tidak, demi Allah. Ia pergi karena hendak menyembelih putranya”. Istrinya menjawab : “Tidaklah mungkin seorang bapak akan menyembelih putranya sendiri. Memangnya ada apa?”. Setan berkata : “Ibrahim mengira tuhannya menyuruh untuk melakukan hal itu”. Istrinya menjawab : “Kalau demikian, baguslah ia mentaati perintah tuhannya”.

 

Setelah gagal menggoda istrinya, Setan bergegas menuju putranya. Setan bertanya : “Hendak kemanakah ayahmu pagi-pagi pergi?”. Putranya menjawab : “Ia pergi bersamaku karena ada satu keperluan”. Setan berkata : “Tidak, demi Allah. Ia pergi karena hendak menyembelihmu”. Putranya menjawab : “Tidaklah mungkin ayahku menyembelihku. Memangnya ada apa?”. Setan berkata : “Ia mengira tuhannya menyuruh untuk melakukan hal itu”. Putranya menjawab : “Demi Allah, Kalau demikian sudah semestinya ia mentaati perintah tuhannya”.

 

Setelah gagal menggoda putranya, Setan bergegas menuju Ibrahim secara langsung. Setan bertanya : “Hendak kemanakah engkau pagi-pagi pergi bersama anakmu?”. Ibrahim menjawab : “ada satu keperluan”. Setan berkata : “Tidak, demi Allah. Engkau tidak pergi melainkan hendak menyembelih anakmu”. Ibrahim menjawab : “Memangnya ada apa?”. Setan berkata : “Engkau mengira tuhanmu menyuruhmu untuk melakukan hal itu”. Ibrahim menjawab : “Demi Allah, Jika Allah memerintahku demikian niscaya akan aku melakukannya”.

 

Setelah Nabi ibrahim berusaha menyembelih putranya maka Allah membebaskannya dan menggatikanya dengan seekor domba besar. Nabi Ibrahim berkata : “berdirilah wahai anakku, Allah telah membebaskanmu dan telah mewahyukan bahwa engkau memiliki satu permintaan yang pasti dikabulkan”. Putranya berkata : “Ya Allah, Aku memohon kepadamu agar memenuhi doaku” yaitu : 

أَيُّمَا عَبْدٍ لَقِيَكَ مِنَ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ لَا يُشْرِكُ بِكَ شَيْئًا فَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ

siapa saja yang menghadap kepada-Mu baik orang-orang terdahulu maupun orang-orang yang akan datang kemudian, yang mana mereka tidak menyekutukan-Mu dengan apapaun maka masukkanlah ia ke dalam surga. [Al-Mustadrak Alas Shahihayn]

 

Tidaklah bisa bersabar menjalani ujian berat kecuali orang yang beriman kepada Allah. Maka hendaknya kita berusaha sabar dalam menjalani ujian hidup ini dan hendaknya kita merenungkan sabda Nabi SAW pada hadits uatam di atas yaitu : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberi harta kepada orang yang Dia cintai dan orang yang Dia tidak cintai, dan (Allah) tidak memberi agama (keimanan) kecuali hanya kepada siapa yang Dia cintai. Barang siapa yang diberi agama (keimanan) oleh allah maka sungguh Allah mencintainya”. [HR Ahmad]

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa beriman dan bersabar sesuai yang diteladankan oleh keluarga Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

 NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

0 komentar:

Post a Comment