ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA, Rasul SAW bersabda:
إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ أَنْسَى
كَمَا تَنْسَوْنَ فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي
Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti
kalian. Aku bisa saja lupa sebagaimana kalian semua bisa lupa. Maka jika aku
lupa, ingatkanlah aku. [HR Bukhari]
Catatan
Alvers
Rasul
SAW adalah manusia yang sempurna dan paripurna. Kesempurnaan beliau tercermin
dalam akhlak yang membuat Sang Khalik-pun memujinya. Allah SWT berfirman :
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan
Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. [QS Al-Qalam: 4].
Kesempurnaan
beliau ini semakin nampak dengan keberadaan jati diri beliau sebagai manusia
biasa dengan keterbatasannya, bukan selayaknya malaikat yang penuh dengan kekuatan
dan kelebihan yang tak dimiliki manusia. Orang-orang yang melupakan hal ini
akan salah dalam menilai beliau sebagaimana yang dilakukan oleh orang Yahudi dan nasrani. Mereka memperolok-olok Nabi
Muhammad SAW. Menurut mereka bagaimana bisa seorang Nabi yang berperang bisa
mengalami kekalahan? Bagaimana bisa Nabi menikah?
Menjawab
hal ini, Imam Al-Baqilani membalikkan pertanyaan mereka : “Adakah juga seorang
Tuhan tapi disalib ?!. lalu beliau berkata : “Allahu akbar! Kalian menyucikan para
pendeta kalian dari menikah dan berketurunan, kemudian menuduh tuhan kalian
telah menikah dengan Maryam dan berkuturunan Isa?!” [Tarikh Baghdad]
Jika
Nabi Muhammad SAW adalah seorang malaikat maka menjalankan ibadah apapun bahkan
menghadapi musuh saat peperangan menjadi hal yang ringan dan biasa saja. Tak
perlu keluar tenaga, keringat bahkan tak akan meneteskan darah hingga
mempertaruhkan nyawa dalam sengitnya peperangan. Namun sekali lagi yang
ditekankan bahwa beliau adalah manusia yang membutuhkan makan dan minum bahkan
pernah lupa sebagaimana hadits utama di atas.
Hadits
tersebut dilatarbalakangi kejadian dimana saat itu Rasulullah SAW melaksanakan
shalat (dhuhur atau ashar) namun beliau setelah mendapat dua reka’at kemudian
salam. Singkat cerita, setelah beliau diingatkan akan hal itu maka beliau menambah
dua rekaat lalu melakukan sujud sahwi. Kemudian beliau bersabda dengan hadits
di atas.
Kejaidan
lupa tersebut merupakan sifat basyariah (kemanusiaan) dari Nabi SAW. Kelupaan
beliau memberikan fakta bahwa beliau adalah manusia dan bukanlah malaikat.
Allah-pun memerintahkan beliau :
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى
إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Katakanlah:
sesungguhnya aku (Muhammad) ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa... [QS
Al-Kahfi: 110]
Layaknya
orang biasa, Rasul Saw makan, minum, beristri, bekerja bahkan juga pergi ke
pasar, Allah SWT berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ
“Kami tidak mengutus
rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di
pasar-pasar.” [QS al-Furqan: 20]
Bahkan
Ibnu ‘Abbas RA menemuikan beliau mendengkur dalam tidur beliau. Ibnu ‘Abbas RA
berkata :
نَامَ حَتَّى سَمِعْتُ غَطِيطَهُ ـ أَوْ
خَطِيطَهُ
Beliau
tidur hingga aku mendengar dengkurannya [HR Bukhari]
Maka
dari itulah al-Bushiri berkata dalam burdahnya :
فمبلغ العلم فيه أنه بشر :: وأنه خير خلق الله
كلهم
Puncak
dari pengetahuan adalah bahwasannya Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia
dan beliau adalah makhluk terbaik dari semua makhluk Allah swt.
Syaikh
Muhammad Abu al-Mawahib al-Syadzili berkata: "Pernah terjadi perdebatan
antara aku dan seseorang seseorang di masjid Jami’Al-Azhar tentang syi’ir Imam
Bushiri tersebut. orang itu berkata kepadaku. "Itu gak ada dalilnya!."
Maka kujawab: "Itu sudah Ijma Ulama." Namun orang masih bersikeras. Maka,
tiba-tiba aku melihat baginda Nabi saw bersama Abu Bakar dan Umar berada di
sisi mimbar Jami’ al-Azhar. Rasulullah berkata : "Selamat datang kekasih
kita." Kemudian beliau berkata kepada para sahabatnya: "Tahukah kalian apa yang terjadi saat
ini?" Mereka menjawab: "Tidak
wahai Rasulullah."Beliau bersabda: "Sesungguhnya Fulan yang celaka
itu meyakini bahwa Malaikat lebih baik daripada diriku." Para sahabat
berkata :
لا يا رسول الله ما على وجه الأرض أفضل منك
"Tidak
wahai Rasulullah, Tidak ada satupun di muka bumi ini makhlukyang lebih baik daripada engkau."
Rasulullah
berkata : "Bagaimana keadaan Fulan yang celaka yang tidak bernyawa itu?
Meskipun bernyawa, ia akan hidup dalam keadaan terhina, terasingkan, terhimpit,
lemah ingatannya baik di dunia dan maupun akhirat, sebab ia meyakini bahwa
Ijma' tidak bersepakat atas kelebihanku?! Ketahuilah bahwa melencengnya
Muktazilah terhadap Ahlus Sunnah tidak sedikitpun mampu merusak Ijma'!
[Thabaqat al-kubra Lis Sya’rani]
Di
sisi kemuliaan beliau inilah, pernah suatu ketika seorang badui hendak menemui
Nabi SAW. Namun saat melihat wibawa beliau, ia ketakutan sehingga beliau
bersabda :
هَوِّنْ عَلَيْكَ فَإِنِّي لَسْتُ بِمَلِكٍ
إِنَّمَا أَنَا ابْنُ امْرَأَةٍ تَأْكُلُ الْقَدِيدَ
“jangan
takut. Aku hanyalah putera seorang perempuan yang makan (daging) dendeng di
Makkah.”[ Ibnu majah]
Dari
sisi kemuliaan ini pula yang membuat lupa sayyidina Umar RA, Ketika Rasul
wafat, Ia bersumpah bahwa Nabi SAW tidaklah (bisa) wafat. Sayyidina Abu Bakar
RA mengingatkannya :
أَلَا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ
اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ وَقَالَ إِنَّكَ
مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Ingatlah, Barangsiapa menyembah Muhammad SAW
maka Muhammad telah wafat, dan barangsiapa menyembah Allah maka Allah Maha
hidup dan tidak akan mati. Allah Berfirman : Sesungguhnya Engkau (Nabi Muhammad
SAW) akan mati dan merekapun akan mati. [QS az-Zumar : 30] Wallahu A’lam.
Semoga Allah Al-Bari membuka hati untuk senantiasa menjadikan Beliau SAW
sebagai uswah hasanah dalam setiap sendi kehidupan kita.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi
oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak.
*Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas
perkataan orang lain tanpa menisbatkan
kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah
tercela [Imam Abdullah Alhaddad]
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata
Jasmani
Ayo Mondok! Nggak Mondok Nggak Keren!
0 komentar:
Post a Comment