Monday, April 25, 2022

RAHASIA KESABARAN SUAMI

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdillah bin Zam’ah RA, Rasul SAW bersabda :

لَا يَجْلِدُ أَحَدُكُمْ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ الْيَوْمِ

“Janganlah seseorang di antara kalian memukul istrinya seperti memukul hamba sahaya kemudian ia menggaulinya di ujung malam”.  [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Wanita dikenal makhluk yang lebih cerewet dibanding pria. Dalam sehari saja wanita bisa berbicara 20 ribu kata, sedangkan pria hanya 7.000 kata. Apa alasannya? Penyebabnya adalah protein Foxp2 atau protein bahasa yang lebih banyak dimiliki Wanita pada manusia dan lebih banyak dimiliki oleh jantan pada tikus. [www liputan6 com]

 

Wanita yang cerewet dalam Bahasa arab disebut dengan “Mutasyaddiqah” yang berarti Wanita yang banyak bicara. Orang arab mengkategorikan Wanita yang cerewet termasuk salah satu dari enam kategori Wanita yang seyogyanya dijauhi dan tidak dijadikan sebagai istri. [Ihya Ulumuddin] Mengapa demikian? Karena istri yang cerewet termasuk ujian besar bagi suami dalam rumah tangganya. Imam Ghazali berkata :

وَالصَّبْرُ عَلَى لِسَانِ النِّسَاءِ مِمَّا يُمْتَحَنُ بِهِ الْأَوْلِيَاءُ

Bersabar atas ucapan istri adalah sebagian ujian dari para wali Allah [Ihya Ulumuddin]

Maka dari itu, hanya suami-suami pilihan yang bisa bertahan hidup berumah tangga dengan istri yang cerewet. Suami tersebut adalah para kekasih Allah ataupun orang yang bertakwa kepada Allah karena pria seperti meraka memiliki kesabaran tingkat tinggi.

Suatu Ketika ada seseorang menghadap kepada Al-Hasan Al-Bashri untuk mengadukan permasalahannya yaitu putrinya dipinang oleh banyak orang sehingga ia bingung siapakah yang akan ia terima. Lalu Al-Hasan Al-Bashri berkata :

مِمَّنْ يَتَّقِي اللهَ فَإِنْ أَحَبَّهَا أَكْرَمَهَا ، وَإِنْ أَبْغَضَهَا لَمْ يَظْلِمْهَا

(Nikahkanlah) dengan pria yang bertakwa (takut) kepada Allah karena jika si pria mencintai putrimu maka ia akan memuliakannya dan jika ia murka maka ia tidak akan menganiayanya. [Mauidhatul Mu’minin]

Memiliki istri yang cerewet beresiko menjadikan sang suami beruban lebih cepat. Di antara doa Ibnu Abbas RA adalah :

اللَّهُمَّ إنِّي أّعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ، وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ المَشِيبِ...

 “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang jahat; dan dari pasangan (istri) yang menjadikanku tua (beruban) sebelum waktunya. [HR. Thabrani]

Namun bagi anda yang sudah beristri dan ternyata sang istri cerewet maka ada baiknya anda mempelajari rahasia kesabaran para nabi dan salafu shalih dalam menghadapi istri yang cerewet. Adalah Nabi Yunus AS, Nabi yang diuji dengan istri yang cerewet. Sang istri mengomel-ngomel tidak hanya dihadapan suami ketika sendirian bahkan ketika ada banyak tamu namun Nabi Yunus tetap tak bergeming, ia diam saja. Para tamu yang menyaksikan hal ini sama terheran-heran dengan kesabarannya. Lalu Nabi Yunus memberitahukan rahasia kesabarannya menghadapi istri yang cerewet. Ia berkata : “Jangan kalian heran atas kesabaranku karena aku pernah berdoa kepada Allah swt”

مَا أَنْتَ مُعَاقِبٌ لِي بِهِ فِي الْآخِرَةِ فَعَجِّلْهُ لِي فِي الدُّنْيَا

“Dosa apapun yang menyebabkan engkau menimpakan siksa kepadaku di akhirat kelak maka aku mohon segerakanlah siksa tersebut untukku di dunia”

 Allah swt menjawab “Sesungguhnya hukumanmu adalah putri si fulan, yang engkau nikahi nantinya.”

Lalu aku menikahi putri tersebut dan akupun bersabar atas kejadian yang kalian lihat. [Ihya Ulumuddin]

Ujian yang sama menimpa sayyidina Abu bakar. Orang yang sangat tegas dan keras kepada kebatilan sehingga dijululi “al-Faruq” sang pembeda antara yang haq dan yang bathil. Orang yang sangat ditakuti oleh orang kafir bahkan ditakuti oleh setan sampai-sampai Rasul SAW bersabda kepadanya :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ قَطُّ سَالِكًا فَجًّا إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ

 "Demi ِAlah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada satu setan pun yang berjumpa denganmu pada suatu lorong melainkan dia akan mencari lorong lain yang tidak kamu lalui." [HR Bukhari]

 

Namun dibalik itu semua, Sayyidina Umar RA adalah suami yang bersabar atas prilaku istrinya. Dikisahkan oleh Imam Abul Laits As-Samarqandi bahwa suatu Ketika seorang laki-laki datang kepada beliau hendak mengadukan kelakuan buruk istrinya. Sesampainya di rumah beliau, laki-laki itu mendengar istri beliau sedang memarahinya, sementara beliau diam saja. Akhirnya laki-laki itu mengurungkan niatnya lalu berpaling untuk Kembali pulang dengan bergumam  ”Jika keadaan Amirul Mu’minin saja seperti ini, bagaimana dengan diriku?”. Mengetahui ada tamu yang berpaling, Beliau segera keluar dan memanggilnya, ”Apa keperluanmu?” Tamu itu menjawab : “Wahai Amirul Mu’minin, sebenarnya aku datang untuk mengadukan perilaku istriku ternyata hal yang sama terjadi pada istrimu dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang.”

Mendengar perkataannya, Sayyidina Umar memberikan nasehat : ”Aku memaafkan perbuatan buruk istriku karena aku mengingat jasa-jasa kebaikannya. Yaitu,

 أَوَّلهُاَ أَنَّهَا سِتْرٌ بَيْنِي وَبَيْنَ النَّارِ فَيَسْكُنَ بِهَا قَلْبِي عَنِ الْحَرَامِ

Pertama, karena ia bisa menjadi pelindungku dari api neraka sekiranya hatiku tenang untuk tidak melakukan tindakan haram (zina) dengan keberadaannya di sisiku.

وَالثَّانِي أَنَّهَا خَازِنَةٌ لِي إِذَا خَرَجْتُ مِنْ مَنْزِلِي وَتَكوُنُ حَافِظَةً لِمَالِي

Kedua, Ia menjaga rumah dan hartaku saat aku pergi keluar.

وَالثَّالِثُ أَنَّهَا قُصَارَةٌ لِي تَغْسِلُ ثِيَابِي

Ketiga, dialah orang mencucikan pakaian-pakaianku

وَالرَّابِعُ أَنَّهَا ظِئْرٌ لِوَلَدِي

Keempat, dialah yang menyusui anakku

وَالْخَامِسُ أَنَّهَا خَبَّازَةٌ وَطَبَّاخَةٌ لِي

Kelima dialah yang membuatkan roti dan memasak makanan untukku.

Mendengar keterangan tersebut, lelaki itupun berkata :

إِنَّ لِي مِثْلَ مَا لَكَ فَمَا تَجَاوَزْتَ عَنْهَا فَأَتَجَاوَزُ

Sesungguhnya aku memiliki permasalahan yang sama dengan permasalahanmu, maka jika engkau bisa memaafkan istrimu pastinya aku juga akan memaafkan istriku. [Tanbihul Ghafilin]

 

Betapa banyak peran istri untuk suami dan keluarga yang harus disadari oleh para suami sehingga mereka bisa memaklumi dan memaafkan kesalahannya. Janganlah menjadi suami yang mendzalimi istri di siang hari namun di malam hari ia bercinta dengannya sebagaimana diungkapkan oleh Rasul SAW dalam hadits utama di atas.

 

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk memuliakan istri dalam kondisi senang maupun benci dan tidak mudah melupakan peran dan jasanya kepada kita selaku suami.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

 

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

 

 

0 komentar:

Post a Comment