ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Anas RA, Rasul SAW bersabda :
بَابَانِ مُعَجَّلَانِ عُقُوْبَتُهُمَا فِى الدُّنْيَا اَلْبَغْيُ وَالْعُقُوْقُ
“Ada dua pintu yang
balasannya disegerakan di dunia yaitu perbuatan dzalim dan durhaka.” [HR al-Hakim]
Catatan
Alvers
Viral
video seorang pria dengan arogan meludahi kasir wanita di salah satu swalayan
di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Rabu (24/12/2025). Ia tidak
terima ditegur oleh kasir lantaran menyerobot antrean ketika hendak membayar
belanjaan. Belakangan terungkap bahwa pria tersebut adalah seorang dosen di
Universitas Islam Makassar (UIM). [Kompas com] Buntut aksi arogannya ia resmi
dipecat secara tidak hormat oleh Rektor karena tindakannya dinilai melanggar
etika berat dan mencoreng nama baik institusi. Dosen bergelar Doktor ini juga
terancam pidana setelah korban melaporkan dugaan penghinaan tersebut ke Polsek
Tamalanrea. [Metrotvnews com] Ia adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
diperbantukan sebagai dosen dan telah mengabdi kurang lebih 20 tahun di Kampus
UIM Makassar. bahkan sudah mendapatkan penghargaan dari Presiden dalam
pengabdiannya yang cukup lama itu. [Kompas com] Kejadian tersebut memberikan
pelajaran kepada kita bahwa ternyata prestasi dan penghargaan tidak menghalangi
jatuhnya karma karena perbuatan dzalim kepada orang lain.
Kasus
meludahi orang lain seperti di atas mengingatkan penulis pada kejadian yang
menipa Nabi SAW. Pelakunya adalah Uqbah bin Abi Muayth yang digelari sebagai
“Asyqal Qawm” (orang yang paling celaka dari kaum quraisy) karena menyakiti
Nabi SAW. [Syarah Muslim] dan dalam riwayat lain disebut ayahnya yaitu Abi
Muayth. [Subulul Huda War Rasyad Lis Shalihy] Berikut kisahnya bersama
bestinya, Ubayy bin Khalaf. keduanya adalah sahabat karib dan Ibnu Abbas
berkata :
وَهُمَا الْخَلِيْلَانِ فِي جَهَنَّمَ
Keduanya
adalah sahabat karib di neraka Jahannam. [Tafsir Fathul Qadir]
Imam
Syawkany meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA : Bahwa Abu Muayt dahulu duduk bersama
Nabi SAW di Mekah tanpa menyakitinya, karena ia seorang yang lembut. Sedangkan
orang-orang Quraisy lainnya bila duduk bersama Nabi SAW mereka menyakitinya.
Abu Muayt memiliki seorang sahabat karib yang sedang bepergian ke Syam. Maka
(sepulanya sahabatnya itu) orang-orang Quraisy berkata: “Abu Muayt telah masuk
Islam.” Sahabat karibnya itu kembali dari Syam pada malam hari. Ia bertanya
kepada istrinya: “Bagaimana keadaan Muhammad dengan apa yang ia bawa?” Istrinya
menjawab: “Semakin keras urusannya.” Ia bertanya lagi: “Bagaimana dengan
sahabat karibku Abu Muayt?” Istrinya menjawab: “Ia telah masuk Islam.” Maka ia
pun melewati malam dengan penuh kegelisahan.
Ketika
pagi tiba, Abu Muayt mendatanginya dan memberi tahiyyat (penghormatan). Namun
sahabatnya tidak menjawab tahiyyat itu. Abu Muayt berkata: “Mengapa engkau
tidak menjawab tahiyyat ku?” Sahabatnya menjawab: “Bagaimana aku akan menjawab
tahiyyatmu, sedangkan engkau telah masuk Islam?” Abu Muayt berkata: “Apakah
benar Quraisy mengatakan demikian?” Sahabatnya menjawab: “Ya.” [Tafsir Fathul
Qadir]
Abu
Muayt berkata : "Tidak, demi Allah aku tidak masuk Islam. Tetapi ada
seorang lelaki (Muhammad SAW) masuk ke rumahku, ia enggan makan dari makananku
kecuali aku membaca syahadat. Aku malu bila ia keluar dari rumahku sebelum
makan, maka aku pun membaca syahadat."
Sahabatnya berkata: "Aku tidak akan ridha kepadamu hingga engkau mendatanginya
lalu meludah ke wajahnya." Dalam riwayat lain disebutkan:
تَأْتِيْهِ فِي مَجْلِسِهِ فَتَبْزُقْ فِي وَجْهِهِ
وَتَشْتِمْهُ بِأَخْبَثِ مَا تَعْلَمُ مِنَ الشَّتْمِ
“Engkau
mendatanginya di tempat duduknya, lalu meludahi wajahnya dan mencacinya dengan
seburuk-buruk cacian yang engkau ketahui."
Maka
ia pun melakukannya dan Rasul tidak membalas selain mengusap wajah beliau dari
ludah itu. Dan dalam riwayat lain ketika ‘Uqbah meludah ke wajah Nabi SAW,
ludah itu kembali mengenai wajahnya sendiri sehingga ia terkena penyakit belang
(barash). Kemudian beliau menoleh kepadanya dan bersabda: “Jika aku mendapati
engkau di luar pegunungan Mekah, niscaya aku akan memenggal lehermu dengan
sabar (pelan-pelan).” [Subulul Huda]
Imam
Syawkany melanjutkan kisahnya : Ketika datang hari Badar, dan orang-orang Quraisy
keluar, ia enggan untuk ikut. Maka sahabat-sahabatnya berkata kepadanya:
“Keluarlah bersama kami.” Ia menjawab: “Orang itu (Muhammad) telah berjanji,
jika ia mendapati aku di luar pegunungan Mekah, ia akan memenggal leherku
dengan sabar.” Mereka berkata: “Engkau memiliki unta merah yang tidak dapat
terkejar. Jika terjadi kekalahan, engkau bisa lari di atasnya.” Maka ia pun
keluar bersama mereka. Ketika Allah mengalahkan kaum musyrikin, untanya membawa
lari dirinya ke tanah yang berbatu, lalu Rasul SAW menangkapnya sebagai tawanan
bersama tujuh puluh orang Quraisy. Kemudian Abu Muayt dihadapkan kepada Nabi
SAW. Ia berkata: “Apakah engkau akan membunuhku di antara mereka semua?” Beliau
menjawab: “Ya, karena engkau telah meludah ke wajahku.” Maka Allah menurunkan
ayat tentang Abu Muayt:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ
يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا . يَاوَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ
أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا . لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ
جَاءَنِي ...
“Dan (ingatlah)
hari ketika orang yang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata: ‘Aduhai,
kiranya dahulu aku mengambil jalan bersama Rasul’. Oh, celaka aku! Sekiranya
(dahulu) aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman setia. Sungguh, dia
benar-benar telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika telah datang
kepadaku... [QS al-Furqan: 27–29] [Tafsir Fathul Qadir]
Kalau
Uqbah bin Abi Muayth digelari sebagai “Asyqa al-Qawm” (orang yang paling celaka
dari kaum quraisy) maka masih ada Asyqa yang lain. Rasul SAW memberikan gelar
kepada pembunuh unta Nabi Nuh sebagai “Asyqal Awwalin” (orang yang paling
celaka dari umat terdahulu) dan orang yang memukul kepada Sayyidina Ali KW
(pembunuhnya) sebagai sebagai “Asyqal Akhirin” (orang yang paling celaka dari
umat terakhir) [Lihat Al-Mu’jam Al-Kabir HR Thabrani]
Dari kejadian
di atas maka kita ketahui bahwa balasan dari perbuatan dzalim itu tidak hanya
di akhirat akan tetapi di dunia sudah dibalaskan oleh Allah. Hal ini sesuai
dengan hadits utama di mana Rasul SAW bersabda : “Ada dua pintu yang balasannya
disegerakan di dunia yaitu perbuatan dzalim dan durhaka.” [HR Bukhari]
Wallahu
A’lam. Semoga Allah Al-bari membuka hati dan pikiran kita untuk tidak berlaku
dzalim kepada orang lain betapapun kita lebih besar darinya karena Allah yang akan
membalas setiap kedzaliman di dunia dan di akhirat nanti.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
Jangan pelit berbagi ilmu. Sufyan Ats-sauri berkata :
“Barang siapa pelit berbagi ilmu maka ia akan ditimpa satu dari tiga perkata :
(1) lupa, (2) wafat tanpa manfaat dan (3) catatan ilmunya hilang”. [Al-Majmu’]






0 komentar:
Post a Comment