Sunday, April 24, 2016

BAHAGIA ITU SIMPEL

ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari al-Abbas bin Abdil Mutthalib RA bahwasannya ia mendengar Rasul SAW bersabda:
ذَاقَ طَعْمَ اْلإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِاْلإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً
Orang yang Ridlo ; Allah sebagai Rabnya, Islam sebagai agamanya dan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul utasan Allah SWT, ia akan merasakan “taste” iman. [HR Muslim]

Catatan Alvers

Dale Breckenridge Carnegie (1888 –1955) motivator dunia dari Amerika Serikat dan penulis buku spektakuler “How to Win Friends and Influence People” (Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain) yang di terjemahkan ke 37 bahasa. Ia mengatakan “Bukan apa yang anda miliki, atau siapa diri anda, atau dimana anda berada, atau apa yang anda lakukan yang membuat anda bahagia. Namun apa pemikiran anda.” Hal senada seperti ketika Viktor Frankl (1905 – 1997) seorang Penulis buku “Man’s Search for Meaning”, Seorang psikiater dari Austria yang menjadi korban Holocaust yang selamat, ia berkata “bukan dunia luar yang membuat anda merasa bahagia atau tidak; melainkan apa yang anda pikirkan dalam kepala anda”. Earl Nightingale (1921 – 1989) seorang penulis dari amerika dalam bukunya “The Strangest Secret” menulis bahwa “anda akan menjadi seperti yang anda pikirkan”, Andalah yang mengendalikan diri anda sendiri; sehingga jangan berikan kekuatan anda kepada orang lain.


Itu semua adalah pemikiran-pemikiran yang sunguh luar biasa dalam menuju kebahagiaan. Ditambah lagi Banyak artikel atau tulisan lainnya tentang cara mendapatkan bahagia yang biasanya diawali dengan “simple rule” untuk berbahagia. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, aturan dari siapa dan dari mana? Apakah sang penulis sudah sampai kepada titik kebahagiaan itu? Jangan sampai kita mengejar kebahagiaan, dengan cara-cara dari sumber yang tidak jelas sehingga kita tidak akan mencapainya. Sang motivator dunia Dale Carnegie sendiri ditemukan mati bunuh diri karena dia sendiri tidak mampu mengusir rasa cemas dan kekosongan jiwanya setelah menulis banyak karya yang memotivasi jutaan orang. Ini buktinya bahwa cara meraih kebahagiaan melalui teori-teori super adalah semu.

Untuk mencapai bahagia, Anak kecil berkata kapan menjadi dewasa. Pemuda berkata andai saja aku kembali kecil. Orang tua berkata andai saja masa muda kembali lagi. Orang yang telah menikah berkata andai saja aku kembali pada masa lajang. Orang yang lajang berkata andai saja aku telah menikah. Orang yang memiliki banyak anak berkata andai saja aku memiliki satu anak saja. Yang memiliki banyak anak berontak seraya berkata andai saja aku tidak memiliki anak.  Dan yang telah menikah dengan satu perempuan menginginkan menikah lagi untuk mencari kebahagiaan. Ya, semuanya mencari kebahagiaan akan tetapi ujung-ujungnye mereka kecewa karena kata “kebahagiaan” merupakan pepesan kosong. Bahagia bukanlah sebuah kata yang tiada makna dan hampa. Namun bahagia memiliki dimensi yang sangat luas, yaitu mencakup kebahagian di dunia dan di akhirat.

Kebahagiaan itu pada dasarnya simpel, sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas yaitu "ridlo” Ridlo adalah kerelaan, keikhlasan, puas, menerima dengan sepenuh hati atas apapun yang Allah berikan kepadanya. Orang yang Ridlo kepada Allah dengan segala takdirNya maka pastilah ia bahagia. ada kisah menarik tentang petani tua dan kehidupannya yang sangat sederhana. Ia hanya memiliki gubuk dari kayu, seorang istri, dua orang anak dan sebuah sepeda tua tua. Suatu ketika, ia pergi bersama anak dan istrinya naik sepeda ke sebuah taman. Sesampainya di taman tersebut, ia bermain bola bersama mereka. Ia tertawa riang bersama keluarganya. Tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki bermobil mewah menghampirinya, lalu ia berkata, "Saya perhatikan dari tadi Bapak kelihatannya bahagia sekali, kalau boleh saya tahu, apa pekerjaan Bapak?" Petani tua menjawab, saya hanya seorang petani kangkung". Lelaki tadi bertanya kembali, seberapa banyak kangkung yang Bapak jual setiap hari? Ia menjawab, "Rata-rata 30 ikat. satu ikatnya Rp 500,-". Lelaki tersebut kemudian bertanya, "Tidakkah bapak meminta pembiayaan dari Bank saja?" "Untuk apa?" jawab petani tua. "Supaya bapak bisa menambah modal pertanian bapak. Kalau bapak menjual lebih banyak, tentu bapak akan mendapatkan uang lebih banyak pula dan kehidupan bapak akan menjadi bahagia." Kata lelaki tersebut. Kemudian Petani tua dengan tenangnya menjawab: "Saya rasa saya tidak memerlukan hal itu Pak. Karena jika yang dituju adalah kebahagiaan, maka alhamdulillah hidup saya sudah bahagia." Jadi Alvers, Kebahagiaan hakiki tidak dapat dicapai hanya dengan mengendalikan pikiran saja tetapi lebih dari itu, bahkan yang terpenting adalah ridlo kepada Allah dan semua takdirNya serta selalu mengingat Allah.
أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
"Ingatlah bahwa hanya dengan dzikrullah hati menjadi tenang (bahagia)." [QS Ar-Ra’d: 28] Wallahu A’lam. Semoga kita sekeluarga menjadi orang yang bahagia dunia-akhirat

0 komentar:

Post a Comment