إنَّ اللّهَ أَوْحَىٰ إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّىٰ لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ علىٰ أَحَدٍ، وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَىٰ أَحَدٍ

"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk menyuruh kalian bersikap rendah hati, sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan dirinya di hadapan orang lain, dan tidak seorang pun yang berbuat aniaya terhadap orang lain." [HR Muslim]

أَرْفَعُ النَّاسِ قَدْرًا : مَنْ لاَ يَرَى قَدْرَهُ ، وَأَكْبَرُ النَّاسِ فَضْلاً : مَنْ لَا يَرَى فَضْلَهُ

“Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah melihat kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah melihat kemuliannya (merasa mulia).” [Syu’abul Iman]

الإخلاص فقد رؤية الإخلاص، فإن من شاهد في إخلاصه الإخلاص فقد احتاج إخلاصه إلى إخلاص

"Ikhlas itu tidak merasa ikhlas. Orang yang menetapkan keikhlasan dalam amal perbuatannya maka keihklasannya tersebut masih butuh keikhlasan (karena kurang ikhlas)." [Ihya’ Ulumuddin]

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." [HR Muslim]

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.

“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu.”[HR Ahmad]

Saturday, December 31, 2022

DOAKU DI AKHIR TAHUN

 


Ya Allah, Dosa kami bejibun

Dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun

Berbagai macam maksiat, telah kami timbun

Namun dengan ampunan-Mu yang senantiasa turun

Dan rahmat-Mu yang bertrilyun-trilyun

Ampuni dosa kami dan setiap hamba yang minta ampun

Sehingga dosa kami lenyap layaknya kayu bakar dilalap api unggun

 

Ya Allah, Jadikan kami sebagai pribadi yang anggun, tekun dan santun

Pribadi yang bermanfaat sepanjang kurun, dan menyejukkan seperti Embun

Semangat beribadah hingga setiap malam terbangun

 

Ya Allah, Anugerahkan kepada kami harta karun

Datangkan kepada kami rizki yang berduyun-duyun

Dari kecanggihan gadget hingga keindahan gaun

Dari mobil ferrari hingga datsun

Dari apartemen hingga sawah dan Kebun

 

Ya Allah, Alirkan rizki kami dengan deras seperti air terjun

Hingga kami bisa melunasi hutang Berapapun

Tabungan melimpah  bertalun-talun

Bisa buat haji dan umroh setiap tahun

 

Ya Allah, Jauhkan kami dari segala penyakit, dari penyakit ringan hingga menahun, dari influenza hingga Auto imun

Hindarkan kami dari berbagai mara bahaya; mulai makanan beracun, mantra dukun, hingga tabrakan beruntun

Jauhkan kami dari sifat sombong layaknya firaun, serakahnya Gadun dan pikiran kosong dan suka melamun.

 

Ya Allah, doa doa senantiasa kami susun

Dzikirpun kami rajut layaknya kain yang ditenun

Dengan asmamu ; Rahimun, ghafurun, syakurun

Jadikan di akhir hayat, kami sebagai kampiun

Wednesday, December 21, 2022

IBUMU IBUMU IBUMU

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Muawiyah bin Jahimah As-Salamy bahwasannya Ayahnya, Jahimah pernah meminta ijin untuk ikut berperang maka Nabi menanyakan keberadaan ibunya dan Beliau bersabda :

فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

“Berbuat baiklah kepadanya. Sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya”. [HR An-Nasa’i]

 

Catatan Alvers

 

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh. Lewati rintang untuk aku, anakmu. Ibuku sayang, masih terus berjalan. Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah. Seperti udara
Kasih yang engkau berikan
. Tak mampu ku membalas Ibu. Ibu…” Itulah lirik lagu yang begitu menyentuh dengan judul ibu yang dipopulerkan oleh iwan fals.

 

Dalam ajaran Islam, berbakti kepada ayah dan ibu bukan hanya sebagai bentuk balas jasa namun berbakti kepada mereka merupakan satu pekerti yang telah ditetapkan kewajibannya.  Allah SWT berfirman :   

وَقَضى رَبُّكَ أَلّا تَعبُدوا إِلّا إِيّاهُ وَبِالوالِدَينِ إِحسانًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. [QS Al-Isra : 23]

 

Sehingga kewajiban ini juga tetap berlaku meskipun kedua orang tua adalah orang yang musyrik, menyekutukan Allah SWT. Sang anak tetap diwajibkan berbuat baik kepada keduanya, meskipun sang anak tidak boleh menuruti perintah orang tua yang mengajaknya syirik. Allah SWT berfirman :   

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. [QS Al-Ankabut : 8]

 

Asma binti Abu bakar RA, berkata : “Ibuku menemuiku saat itu dia masih musyrik pada zaman Rasul SAW lalu aku meminta pendapat beliau”. Aku bertanya : "Ibuku membenci (agama islam), apakah aku harus menjalin hubungan dengan ibuku?" Beliau menjawab:

نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ

"Ya, sambunglah silaturrahim dengan ibumu". [HR Bukhari]

 

Perilaku berbakti telah dicontohkan sejak dari zaman dahulu oleh para Nabi. Allah SWT mengisahkan Nabi AS Yahya :

وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا

dan Dia (Yahya) sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. [ QS Maryam : 14]

 

Nabi Nuh AS sangat sayang kepada orangtuanya sehingga beliau mendoakan mereka :

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.  [QS Nuh : 28]

 

Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua itu berlaku terlebih kepada ibu.

Suatu ketika ada seorang laki-laki datang dan bertanya :

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ

"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?"

 

Lalu beliau menjawab :

أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ

'Ibumu, lalu Ibumu, lalu Ibumu, kemudian bapakmu, kemudian orang yang terdekat denganmu dan seterusnya.[HR Muslim]

 

Hadits tersebut menunjukkan bahwa berbakti kepada ibu merupakan ¾ kebaktian. [Tafsir Al-Qurtubi] Menurut para ulama hal ini disebabkan karena ibu lebih banyak jerih payahnya, lebih menyayangi, lebih banyak melayani, lebih banyak menerima kesulitan ketika hamil, melahirkan, menyusui, mendidik, merawat ketika sakit dan seterusnya. Al-Harits Al-Muhasibi menukil ijma’ ulama mengenai keberadaan ibu yang lebih diutamakan dalam kebaktian daripada ayah. [Fathul Bari]

 

Berbakti kepada ibu dicontohkan oleh Nabi Isa AS dimana ucapannya diabadikan oleh Allah SWT :

وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

dan (Allah menjadikan aku) berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku sebagai seorang yang sombong lagi celaka. [QS Maryam : 32]

 

Berbakti kepada ibu juga dicontohkan oleh para sahabat nabi. Diantaranya adalah Abu Hurairah, beliau yang meriwayatkan hadits “Ibumu, lalu Ibumu, lalu Ibumu, kemudian bapakmu” di atas. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa ketika Abu Hurairah RA keluar dan masuk rumah untuk mengunjungi ibunya setelah mengucap salam ia mendoakan ibunya :

رَحِمَكِ اللهُ كَمَا رَبَّيْتَنِي صَغِيْرًا

Semoga Allah menyayangimu sebagaimana engkau mendidikku sewaktu aku kecil.

 

Lalu ibunya mendoakan balik :

رَحِمَكَ اللهُ كَمَا بَرَرْتَنِي كَبِيْرًا

Semoga Allah menyayangimu sebagaimana engkau berbakti kepadaku sewaktu engkau dewasa. [Adabul Mufrad]

 

Ada juga sahabat Nabi yang lain. Di suatu malam, sang ibu meminta air minum lalu Ibnu Mas’ud RA bergegas mengambilkannya namun ketika ia hendak memberikan air minum tersebut ternyata ia menemukan sang ibu dalam keadaan tertidur. Lalu Iapun menunggu ibunya terbangun hingga pagi tiba (ia tidak membangunkan sang ibu, namun menunggu hingga sang ibu terbangun dengan sendirinya). [Ibnul Jawzi, Birrul Walidain]

 

Demikianlah, Islam memposisikan ibu pada posisi yang mulia bahkan surga berada di bawah telapak kakinya sebagaimana hadits utama di atas. Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa berbakti kepada kedua orang tua utamanya ibu. Semoga ibu kita semua diberi kesehatan, panjang umur dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Tuesday, December 20, 2022

MENOLONG ITU LUAR BIASA

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:

وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

Dan Allah  akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya. [HR Muslim]

 

Catatan Alvers

 

Femi Otedola (miliarder dari Nigeria) dalam sebuah wawancara telepon, ditanya oleh presenter radio, "Tuan, apa yang dapat Anda ingat yang membuat Anda menjadi pria paling bahagia dalam hidup?" Femi berkata: "Saya telah melalui empat tahap kebahagiaan dalam hidup dan akhirnya saya mengerti arti kebahagiaan sejati".Tahap pertama adalah mengumpulkan kekayaan dan sarana. Tetapi pada tahap ini saya tidak mendapatkan kebahagiaan yang saya inginkan. Tahap kedua, saya mengumpulkan barang-barang berharga. Saya menyadari bahwa hal ini bersifat sementara dan kilau barang berharga tidak bertahan lama. Tahap ketiga, tatkala mendapatkan proyek besar. Saat itu saya memegang 95% pasokan solar di Nigeria dan Afrika. Saya juga pemilik kapal terbesar di Afrika dan Asia. Sampai di sini saya tidak mendapatkan kebahagiaan yang saya bayangkan.

Tahap keempat adalah saat teman saya meminta saya untuk membelikan kursi roda untuk beberapa anak cacat. Hanya sekitar 200 anak. Atas permintaan teman, saya langsung membeli kursi roda. Teman itu bersikeras agar saya pergi bersamanya dan menyerahkan kursi roda kepada anak-anak. Saya bersiap dan pergi bersamanya. Di sana saya memberikan kursi roda ini kepada anak-anak ini dengan tangan saya sendiri. Saya melihat pancaran kebahagiaan yang aneh di wajah anak-anak ini. Saya melihat mereka semua duduk di kursi roda, bergerak dan bersenang-senang.“Seolah-olah mereka tiba di tempat piknik di mana mereka berbagi kemenangan jackpot", ujarnya.

"Saya merasakan sukacita nyata di dalam diri saya. Ketika saya memutuskan untuk pergi, salah satu anak memegang kaki saya. Saya mencoba membebaskan kaki saya dengan lembut, tetapi anak itu menatap wajah saya dan memegang kaki saya dengan erat. “Saya membungkuk dan bertanya kepada anak itu: "Apakah Anda membutuhkan sesuatu yang lain?" “Jawaban yang diberikan anak ini kepada saya tidak hanya membuat saya bahagia, tetapi juga mengubah sikap saya terhadap kehidupan sepenuhnya. Anak ini berkata: "Saya ingin mengingat wajah Anda, sehingga ketika saya bertemu Anda di surga, saya akan dapat mengenali Anda dan berterima kasih sekali lagi.’” [gurusiana id]

Dalam ajaran Islam, menolong orang lain dalam hal kebaikan merupakan satu kewajiban. Allah SWT berfirman :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa. Dan janganlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. [QS. Al-Ma’idah: 2]

 

Bahkan menolong orang lain adalah perilaku terpuji yang sangat disukai oleh Allah SAW. Suatu ketika ada seorang laki-laki bertanya:

وَأَيُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟

“Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?

 

Rasul SAW pun menjawab:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا

Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kegembiraan kepada seorang mukmin, menghilangkan salah satu kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. [HR Thabrani]

 

Dari besarnya pahala menolong orang lain, tidak hanya secara langsung namun menolong orang lain secara tidak langsung seperti menemani orang lain untuk mendatangi hajatnya itupun pahalanya sangat besar. Bagaimana tidak, baginda Rasul SAW bersabda :

وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا

Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada beri’tikaf (berdiam diri untuk ibadah) di masjid Nabawi selama sebulan.” [HR Thabrani]

 

Orang yang mau menolong orang lain sudah bisa merasakan balasannya di kehidupan dunia ini. Dalam hadits utama di atas, Rasul SAW bersabda : “Allah  akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya. [HR Muslim] Orang bijak mengatakan “Kemurahan hati adalah bahasa yang bisa didengar oleh orang tuli dan dilihat oleh orang buta” [gurusiana id]

 

Dan di akhirat kelak, orang yang mau menolong orang lain akan mendapatkan pahala yang lebih besar lagi, Rasul SAW bersabda :

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. [HR Muslim]

 

Namun yang menjadi catatan bahwa balasan dunia boleh jadi berlaku secara umum. Adapun pahala akhirat hanya dikhususkan untuk orang yang beriman saja. Baginda Rasul SAW bersabda :

إِنَّ الْكَافِرَ إِذَا عَمِلَ حَسَنَةً أُطْعِمَ بِهَا طُعْمَةً مِنَ الدُّنْيَا وَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَإِنَّ اللَّهَ يَدَّخِرُ لَهُ حَسَنَاتِهِ فِي الْآخِرَةِ وَيُعْقِبُهُ رِزْقًا فِي الدُّنْيَا عَلَى طَاعَتِهِ

“Sesungguhnya orang kafir jika berbuat baik maka ia akan dibalas di dunia, adapun orang beriman jika berbuat baik maka pasti Allah simpankan untuknya kebaikan di akhirat dan memberikan rizki di dunia sebagai balasan ketaatan.” [HR Muslim]

 

Akan tetapi jika pelaku kebaikan yang non muslim tadi masuk islam, maka amal baiknya yang dahulu seperti bersedekah, menolong orang lain maka akan tetap didapatkan pahalanya di akhirat kelak. Hakim bin Hizam bertanya : "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu tentang beberapa kebaikan seperti sedekah, atau pembebasan budak, atau silaturrahim, yang pernah aku lakukan zaman Jahiliyah dulu? Apakah aku mendapatkan pahala darinya?" Rasulullah SAW menjawab :

أَسْلَمْتَ عَلَى مَا أَسْلَفْتَ مِنْ خَيْرٍ

"Kau masuk Islam dengan (mendapatkan semua pahala dari) kebaikan yang telah kau lakukan dahulu." [HR Muslim]

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menolong orang lain dengan tanpa pamrih dan hanya mengharap balasan dari Allah SWT semata.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Monday, December 19, 2022

SIAPA MENANAM MENUAI

 

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abu Shirmah RA, Rasul SAW bersabda:

مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اَلله, وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا شَقَّ اَللَّهُ عَلَيْهِ 

"Barangsiapa yang menecelakai seorang muslim lainnya, maka Allahpun akan menjadikannya celaka, barangsiapa yang menyusahkan muslim lainnya maka Allahpun akan menyusahkannya." [HR Abu Dawud]

 

Catatan Alvers

 

Syeikh Muhammad Farid dalam bukunya yang berujudul “Fannu Idaratil Mawaqif” mengisahkan seorang raja zaman dahulu memanggil tiga menterinya untuk menghadap. Raja memberikan perintah agar setiap mereka mengambil karung besar yang disediakan lalu mengisinya dengan berbagai buah-buahan yang terbaik dari kebun yang ada dikawasan istana raja. Sang raja melarang mereka untuk meminta bantuan dari orang lain untuk mengerjakan tugas tersebut.

 

Pada hari pertama pasca menerima tugas yang mereka anggap aneh dan tak biasa itu, masing-masing menteri tersebut memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam melaksanakan tugasnya. Menteri pertama dengan semangatnya ia melakukan tugas tersebut dengan baik. Ia memilih buah-buahan yang baik dan segar dan memenuhi karungnya dengan harapan bisa menjadikan rajanya senang kepada hasil kerjanya.

Mentri kedua, ia segera memenuhi karungnya dengan buah-buahan seadanya yang sebagian besar buah-buahan yang jelek, hanya bagian atas saja yang ia isi dengan buah-buahan yang baik. Ia beranggapan bahwa sang raja tidak akan memeriksa semua isi karungnya. Adapun Mentri ketiga maka ia tidak memilah dan memilih buah-buahan dengan anggapan yang penting karungnya penuh dan ia segera selesai dari tugasnya yang ia anggap tidak penting itu. Iapun mengisinya dengan rerumputan, dedaunan lalu ia tutup rapat-rapat dengan anggapan raja tidak akan memeriksa isinya. Yang terpenting baginya ia telah memenuhi karungnya dan terlihat sudah melaksanakan tugas dari sang raja.

 

Pada hari berikutnya, raja memanggil ketiga mentri tadi dengan membawa karungnya. Setelah mereka datang, benarlah raja tidak memeriksa satu persatu isi karungnya namun raja memerintahkan ketiga mentri tadi beserta masing masing karungnya dimasukkan ke sel secara terpisah dalam kurun waktu tiga bulan. Raja menyuruh pengawal untuk menjaga masing masing sel agar dalam kurun waktu tersebut tidak ada yang mengunjunginya dan tidak ada yang mengirimi mereka makanan apapun.

Mendengar perintah tersebut, mentri pertama menanggapinya dengan tenang karena ia memiliki banyak persediaan makanan berupa buah-buahan yang baik dalam karungnya. Mentri kedua panik, karena sebagian besar isi dalam karungnya berupa buah-buahan yang rusak dan tak layak dimakan sehingga harus menahan lapar berkepanjangan. Dan mentri ketiga lebih panik lagi, bagaimana tidak, ia harus memakan rerumputan dan dedaunan yang ia kumpulkan dalam karungnya selama waktu tersebut. [mawdoo3 com]

Kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap orang akan mendapatkan hasil yang setimpal dengan perbuatannya. Jika perbuatannya baik maka ia akan mendapatkan kebaikannya dan sebaliknya jika perbuatannya jelek maka ia akan mendapatkan kejelekannya sendiri. Demikianlah, sehingga ada pepatah mengatakan :

مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ

Barang siapa yang menanam maka ia akan menuainya.

Sebagaimana dalam hadits utama di atas, Rasul SAW bersabda : "Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah akan menyusahkan dia." [HR Abu Dawud]

Dan sebaliknya, Rasul SAW juga bersabda :

وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan kesulitan maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. [HR Muslim]

 

Senada dengan hal itu di dalam Al-Quran disebutkan dalam QS An-Nisa : 123, QS Yunus : 27, QS Ar-Rahman : 60 dan lainnya. Allah SWT juga berfirman :

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى

Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga). [QS An-Najm : 31]

Ada juga peribahasa lainnya, yaitu :

يَدَاكَ أَوْكَتَا وَفُوْكَ نَفَخَ

Kedua tanganmu mengikatnya dengan kencang dan mulutmu meniup.

Peribahasa ini berawal dari kisah seorang pemuda yang hendak menyeberang sungai. Karena tidak pandai berenang maka orang-orang memberinya semacam balon yang terbuat dari kulit. Orang-orang menyuruhnya agar meniup balon itu lalu mengikatnya rapat-rapat. Ternyata pemuda itu meniup dengan asal-asalan dan mengikatnyapun tidak dengan rapat. Ketika ia menyeberang sungai maka ia hampir tenggelam karena balon yang dibawanya kempes karena udaranya keluar semua akibat talinya longgar. Iapun berteriak minta tolong dan orang-orang disekitar mengingatkan kembali nasehat yang telah mereka sampaikan dan mereka hendak menyadarkan bahwa apa yang terjadi adalah hasil perbuatannya sendiri. [al-sharq com]

 

Wallahu A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk beramal dengan sungguh-sungguh karena semua amalan akan kembali kepada kita sendiri.

 

Salam Satu Hadits

Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

 

Pondok Pesantren Wisata

AN-NUR 2 Malang Jatim

Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata

Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

 

NB.

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]